Halaman

Selasa, 27 Agustus 2024

Masjid Muhammadan Warisan Muslim India di Kota Padang

Masjid Muhammadan Kota Padang (foto dari akun google huda putra)

Masjid Muhammadan merupakan salah satu masjid tertua di kota Padang setelah Masjid Raya Ganting (Gantiang). Lokasinya berada dikawasan yang oleh masyarakat Minangkabau dijuluki sebagai Kampung Keling di kawasan sehiliran Batang Arau di sekitar pelabuhan Muara tepatnya di Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, yang merupakan kawasan kota tua Kota Padang.
 
Masjid Muhammadan
Jl. Pasar Batipuh, Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat 25134
 
 
  
 
Julukan Kampung Keling terhadap kawasan tersebut karena dimasa lalu kawasan ini memang merupakan tempat bermukimnya komunitas muslim yang berasal dari wilayah Keling (Kalingga / Dravida / Tamil) di India Selatan. Bangunan masjid Muhammadan berdiri megah diantara jejeran bangunan pertokoan sekaligus tempat tinggal.
 
Posisi masjid tersebut tidak terlalu jauh dari Kelenteng See Hien Kiong yang juga merupakan salah satu bangunan bersejarah di kota Padang. Saat ini, selain digunakan untuk aktivitas ibadah umat Islam, masjid berlantai tiga ini menjadi salah satu daya tarik wisata terkenal di kawasan Kota Tua Padang dengan banyak bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda berdiri di sekitar masjid tersebut.
 
Masjid Muhammadan kota Padang, warisan masa lalu yang masih terjaga keaslian bangunan-nya hingga kini.

Sejarah Masjid Muhammadan
 
Masjid Muhammadan tercatat sebagai salah satu masjid tertua di Kota Padang selain Masjid Raya Ganting yang merupakan masjid tertua di kota itu. Masjid ini dibangun pada tahun 1843 oleh komunitas Muslim asal India.
 
Mereka kemungkinan datang bersama tentara Inggris dan membentuk pemumikan di dekat pelabuhan Muara yang saat itu menjadi pusat perniagaan.Tempat masjid ini berdiri oleh masyarakat Minangkabau dijuluki sebagai Kampung Keling.
 
Mihrab dan mimbar Masjid Muhammadan kota Padang (foto dari akun google @Ardi_ FQ)

Masjid ini pada awalnya terbuat dari kapur, pasir, dan gula. Pada awal abad ke-20, konstruksinya ditingkatkan menggunakan semen tanpa mengubah bentuk aslinya dan masih dipertahankan sesuai bentuk tersebut hingga saat ini.
 
Menurut dokumentasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPSB) setempat, terdapat inkripsi beraksara Jawi dalam bidang segi empat terbuat dari marmer bertuliskan angka "9-12-1343 H" (sekitar tahun 1924). Inkripsi ini diduga merupakan tanggal renovasi masjid dari bahan kayu menjadi tembok.
 
 
Hal tersebut sejalan dengan foto dokementasi foto tahun 1920-an koleksirijksmuseum Belanda yang menunjukkan bentuk masjid ini serupa dengan bentuknya saat ini, meskipun bangunan disekitarnya sudah mengalami perubahan.
 
Aktivitas Masjid Muhammadan kota Padang
 
Keberadaan masjid ini turut berperan dalam penyebaran agama Islam dan perjalanan sejarah Kota Padang. Pada 1964, masjid ini mulai menyelenggarakan kegiatan didikan subuh bagi anak-anak yang kelak bergulir menjadi program rutin tiap pekan di masjid-masjid Kota Padang. Jamaah Tabligh Sumatera Barat pertama kali bermarkas di masjid ini.
 
Arsitektur
 
Gaya masjid masjid India selatan terlihat sangat kental di Masjid Muhammadan kota Padang ini dengan ciri khas utamanya adalah menara dengan ukuran yang tidak terlalu besar dilengkapi dengan kubah bawang. Warna hijau dan putih mendominasi bagian serambi.
 
Tampak depan Masjid Muhammadan kota Padang (foto dari akun google @Rahmat Irfan Denas)

Fasad tersebut disangga oleh tujuh tiang, termasuk tiang ujung kiri dan kanan yang menyatu dengan sebuah bangunan berbentuk menara. Bagian atas salah satu menara sempat runtuh sepanjang satu meter akibat gempa bumi pada 2009, yang tak lama kemudian diperbaiki dengan bantuan dari Yayasan Satu Untuk Negeri tvOne.
 
Masjid ini memiliki denah berukuran lebar 15 meter dan panjang 25 meter. Bangunannya terdiri dari tiga lantai. Lantai dasar merupakan tempat sholat, sementara lantai dua dan tiga merupakan tempat istirahat yang juga digunakan untuk beberapa keperluan lain seperti memasak.
 
Di tempat sholat, tidak terlihat mimbar seperti umumnya masjid-masjid yang ada di Padang, melainkan hanya jendela berbentuk seperti mimbar dan ditutupi kain hijau berlambang bulan dan bintang.
 
Tradisi Serak Gulo
 
Tradisi Serak Gulo (Tebar Gula) adalah sebuah tradisi menebarkan gula yang dibungkus dengan kain warna warni dari atap masjid Muhammadan kepada masyarakat yang berkumpul di halaman masjid.
 
Tradisi Serak Gulo di Masjid Muhammadan Kota Padang tahun 2022 (foto dari akun google @ M.Hafiz Halim)

Tradisi ini diselenggarakan oleh warga muslim keturunan India di kota Padang sebagai bentuk penghormatan kepada Sahud Hamid yang dikenal sebagai tokoh penyebar Islam di India. Tradisi Serak Gulo merupakan pembuka Maulid Sahul Hamid yang diselenggarakan setiap 1 Jumadil Akhir, selama 10 hari.
 
Ritual ini dimulai dengan berdoa bersama. Sebelum ditebarkan, gula yang dibungkus kecil dengan kain berwarna-warni dimasukan ke dalam karung dan dibawa ke atas atap Masjid Muhamadan. Pada penyelenggaraan Serak Gulo hari Sabtu 21 Maret 2015, panitia menyiapkan sekitar 3 ton gula.  
 
Menurut panitia penyelenggara, tradisi ini berasal dari daerah Nagor India, dengan makna filosofis dari tradisi ini adalah memberikan ilmu dan kebaikan dengan simbol gula yang melambangkan betapa manisnya ilmu yang dibawa Sahud Hamid. 
 
Tradisi Serak Gulo di Masjid Muhammadan Kota Padang.

Tradisi ini hanya ada di tiga negara yakni di India, Singapura dan Indonesia. khusus di Indonesia tradisi ini hanya ada di Kota Padang dan kini sudah masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Tradisi ini juga telah menjadi kalender event Pariwisata Kota Padang.
 
Tradisi Ramadhan
 
Saat Ramadhan, Masjid Muhammadan menjalankan tradisi yang telah dilakukan turun temurun. Pengurus mendatangkan seorang hafiz (orang yang hafal Al Quran) untuk menjadi imam sholat tarawih setiap malamnya.
 
Sholat tarawih di masjid ini dilakukan sebanyak 20 rakaat dan tiga rakaat untuk slalat witir. Setiap malamnya, sang imam akan membaca satu jus ayat Al Quran saat shalat tarawih dan witir. Bacaan Imam bisa lebih dari satu juz bilamana hitungan hari Ramadhan kurang dari 30 hari.***
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 
Surau Lubuk Bauk Tanah Datar
Masjid Raya Bayur, Kabupaten Agam
Mesjid Nurul Iman kota Padang
Masjid Ganting - Padang
 
Referensi
 
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Muhammadan
https://pemilu.tempo.co/read/news/2015/03/21/242651816/Warga-Keturunan-India-Rayakan-Ritual-Serak-Gulo
https://pemilu.tempo.co/read/news/2015/03/21/242651816/Warga-Keturunan-India-Rayakan-Ritual-Serak-Gulo
https://travel.tempo.co/read/1849872/mengenal-kampung-keling-di-sumatera-barat-dan-masjid-muhammadan
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/238420-muhammadan--masjid-india-di-kampung-china

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA