|
MASJID TUA DUISI salah satu
masjid tua di Georgia, pertama kali dibangun tahun 1901, direstorasi oleh
pemerintah Turki tahun 2021 yang lalu. [foto: tika.gov.tr]. |
Sejarah Islam di Georgia
Masa Emirat Tbilisi
Islam telah sampai ke Georgia
bagian timur pada tahun 645 dimasa kekuasan Khalifah Usman Bin Affan. Pada
tahun 735, Marwan bin Muhammad (744 – 750) mengadakan penyerangan dan berhasil
menaklukkan sebagian besar daerah Georgia. Marwan mengendalikan kota Tbilisi
dan menetapkan emir Arab yang dikonfirmasi oleh Khalifah di Baghdad atau
Ostikan Arminīya.
Pada masa emirat Tbilisi, wilayah
tersebut berkembang menjadi pusat perdagangan antara dunia Islam diselatan dan
Eropa di Utara. Tbilisi juga berfungsi sebagai daerah penyangga berhadapan
dengan kekuasaan Kekaisaran Romawi Timur dan Bangsa Khazar. Dari waktu ke
waktu, penduduk Tbilisi mulai berganti agama menjadi Islam.
Masa Dinasti Timuriyah
Antara tahun 1386 dan 1404, Timur
Lenk dari Mongolia menyerbu Georgia. Timur Lenk (nama aslinya Timur namun
dibaca Taimur) berhasil menaklukkan wilayah yang begitu luas dari dari Asia
Tengah hingga Anatolia. Pada penyerangan pertama dari setidaknya tujuh kali penyerangan
ke Tbilisi, balatentara Timur Lenk Menjarah Tbilisi dan menangkap raja Bagrat V
pada tahun 1386.
Pada akhir 1401, Timur Lenk menginvasi
Kaukasus sekali lagi. Raja Georgia mengutus saudaranya untuk untuk bernegosiasi
dengan Timur Lenk dengan beberapa penawaran bagi penghentian serangan. Timur Lenk
menerima tawaran raja Georgia, menghentikan penyerangan dengan imbalan sejumlah
balatentara Georgia yang bergabung ke Timur Lenk. Timur Lenk memanfaatkan
situasi itu untuk peluang lebih leluasa mempersiapkan diri menghadapi dinasti
Usmaniyah dilain waktu dengan kekuatan yang lebih besar.
|
Masjid Agung Batumi ibukota
wilayah otonom Ajaria, sudah berdiri sejak 1866. Dibangun oleh keluarga Aslan
Beg, terkenal sebagai "Masjid Jami' ditengah" karena dulunya lokasi
masjid ini berada diantara dua masjid lainnya di kota tersebut. Dua masjid lainnya yang dimaksud kini sudah
tidak ada.[foto; iosminaret] |
Dinasti Safawiyah dan
Kesultanan Utsmaniyah
Dinasti Islam Safawiyah (Persia)
dan Dinasti Islam Utsmaniyah (Turki) telah terlibat dalam konflik
berkepanjangan terkait kendali dan pengaruh atas daerah Kaukasus. Dari awal
abad ke-16 hingga paruh kedua abad ke 18, dinasti Safawiyah harus menghadapi
beberapa kerajaan dan kepangeranan independen di Georgia karena status Georgia
yang belum disatukan.
Safawiyah sebagian besar
mengendalikan daerah timur (kerajaan Kartli dan Kakheti) dan selatan (kerajaan
Samtskhe-Saatabago), sementara Georgia Barat dikendalikan oleh Utsmaniyah. Kerajaan-kerajaan
independen ini menjadi negara bawahan Persia setelah tahun 1503.
Pada 29 Mei 1555, Safawiyah dan
Utsmaniyah menandatangani perjanjian Amsya setelah perang Usmaniyah-Safawiyah
(1532-1555) yang membagi Kaukasus Selatan menjadi dua: Georgia bagian Barat dan
daerah barat Georgia bagian Selatan jatuh pada tangan Utsmaniyah. Sementara
Georgia bagian Timur (terdiri dari kerajaan Kartli & Kakheti) dan sebagian
besar wilayah timur Georgia bagian Selatan dikendalikan oleh Safawiyah.
Pada tahun 1703, raja Vakhtang VI
menjadi penguasa kerajaan Kartli. Ia kemudian memeluk agama Islam pada tahun
1716 dan ditetapkan sebagai raja Kartli oleh penguasa Safawiyah, namun setelah
raja Vakhtang kemudian diperintahkan untuk menghentikan semua operasi militer,
raja Vakhtang berubah sikap merapat ke Kekaisaran Rusia. Walau begitu, Rusia
gagal untuk mengirimkan bantuan militer yang dijanjikan kepada raja Vakhtang. Selama
beberapa abad, raja-raja dan aristokrat Georgia masuk Islam dan menjabat
sebagai abdi dalem Dinasti Safawi, Afsharid, dan Khajar Persia, yang memerintah
mereka.
|
Muslim di Batumi sedang melaksanakan sholat berjamaah di masjid darurat berupa bangunan besar beratap tanpa dinding, hal ini terjadi karena kapasitas masjid yang ada sudah lama tidak memadai untuk menampung jemaah. Pembangunan masjid baru di Batumi masih menemui berbagai kendala perizinan. [foto: Aljazeera]. |
Demografi
Ada dua kelompok besar Muslim di
Georgia. Etnis Muslim Sunni Hanafi terkonsentrasi di Republik Otonom Ajaria
ditepian laut hitam berbatasan dengan Turki. Kelompok ini merupakan etnis asli
Georgia, dengan jumlah muslim diwilayah ini mencapai 115 ribu jiwa atau sekitar
30% dari muslim Georgia.
Sedangkan etnis Muslim Azerbaijan
didominasi oleh Muslim Syi'ah Ithna Ashariyah (Imam Dua Belas) yang
terkonsentrasi di perbatasan dengan Armenia dan Azerbaijan. Sementara itu
muslim Chechen tinggal di Pankisi Gorge merupakan muslim suni namun sebagaian
beraliran sufi Naqsabandiah.
Selain dari itu, ada pula
minoritas penganut Islam yang termasuk dalam kelompok etnis Kaukasus Selatan lain-nya,
seperti muslim Ossetia, Armenia, dan Yunani Pontus (dibagi antara Kaukasus
Yunani dan Urum berbahasa Turki), semuanya keturunan penganut Kristen Ortodoks
yang memeuk Islam pada masa Usmaniyah.
Banyak Muslim Georgia yang kemudian
disebut sebagai 'orang oran Usmani' setelah Ekspedisi Kaukasus dipimpin oleh Lala
Mustafa Pasha yang berakhir pada penaklukan wilayah Georgia oleh Usmaniyah pada
tahun 1570-an, yang sebenarnya mempunyai leluhur dari etnis Armenia dan Yunani
Pontus dari daerah Anatolia timur laut yang menjadi mualaf, salah satu contoh
yang paling terkenal adalah Reşid Mehmed Pasha yang memainkan peran penting
dalam Perang Kemerdekaan Yunani 1822-1833.
|
Masjid Abu Bakar di Duisi ditengah musim salju yang membeku [foto dari google user Yusuf Khangoshvili] |
Deportasi Muslim Geogia dimasa
Uni Soviet
Muslim etnis Turki Meskhetia juga
merupakan kelompok sufi, mereka tadinya adalah penduduk asli wilayah Meskheti
yang berbatasan dengan Turki. Mereka dideportasi ke Asia tengah antara 15-25
November 1944 oleh penguasa Uni Soviet Joseph Stalin lalu menetap di
Kazakhstan, Kyrgistan dan Uzbekistan.
Dari 120.000 jiwa yang
dideportasi paksa menggunakan truk truk pengangkut ternak, 10.000 diantaranya
meninggal selama deportasi. Dimasa kini mereka tersebar diberbagai negara
negara pecahan Uni Soviet, setidaknya saat ini ada sekitar 500.000 hingga
700.000 jiwa keturunan mereka hidup di wilayah Azerbaijan dan Asia tengah
lainnya.
Pada bulan April 2013 pemerintah
Turki kemudian menawarkan bantuan kepada pemerintah Georgia untuk pemulangan diaspora
etnis Meskhetia tersebut dari berbagai negara untuk Kembali ke kampung halaman
mereka di Georgia. [tamat]***
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Georgia
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Georgia
https://khazanah.republika.co.id/berita/qdxyic320/islam-di-georgia-minoritas-yang-dituntut-loyal-taati-negara
https://en.wikipedia.org/wiki/Georgian%E2%80%93Ossetian_conflict
https://khazanah.republika.co.id/berita/ps9ket313/georgia-akui-islam-sebagai-agama-resmi
https://islam.ru/en/content/news/turkey-will-assist-georgia-process-repatriation-meskhetians-muslims
https://islam.ru/en/content/news/turkey-restore-ottoman-mosque-georgia
https://www.tika.gov.tr/en/news/tika_renovated_the_duisi_mosque_in_georgia-64973
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA