Halaman

Minggu, 25 Juni 2023

Masjid Nurani Kota Bekasi

Masjid Raya Nurani atau Masjid Nurani di Kranji, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Nama Masjid satu ini memang cukup menarik perhatian dan tak biasa. Masjid Nurani begitu namanya. Bangunan megah nya terlihat jelas dari arah jembatan Keranji Bekasi. Masjid dengan rancangan modern ini berada di ruas jalan I Gusti Ngurah Rai, Kranji, Bekasi Barat.
 
Masjid dengan Kubah tunggal di atap bangunan utamanya ditambah dengan Menara yang juga berupa Menara tunggal. Keseluruhan ekterior masjid ini hanya menggunakan satu warna saja.
 
Masjid Raya Nurani
RT.001/RW.010, Kranji, Bekasi Barat, Bekasi City, West Java 17135
 

 
Pembangunan Masjid Nurani
 
Masjid Nurani dibangun oleh Ir. H Soeharto (Namanya sama dengan nama presiden Indonesia kedua, Soeharto) pada tahun 2013. Merujuk rekaman streetview google map ditahun 2015 masjid Nurani ini sudah menampakkan bentuknya meski area tamannya belum selesai.
 
Merujuk kepada bekasikota.go.id Izin rencana tapak di badan pelayanan perizinan terpadu (BPPT) Kota Bekasi pada tanggal 3 Januari 2013 dengan nomor izin 653/1/BPPT/I/2013 diajukan oleh IR. H. Soeharto untuk masjid Nurani yang beralamat di Jl. I Gusti Ngurah Rai RT 008/010 Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.
 
Beberapa detil Masjid Nurani.

Arsitektur Masjid Nurani
 
Dibangun dalam gaya masjid modern yang memadukan berbagai unsur seni arsitektur Islam dengan kubah tunggal yang cukup besar dan satu Menara bundar tunggal. Bangunan masjid ini terdiri dari dua lantai. Lantai dasar dipergunakan sebagai ruang pertemuan yang dapat dipergunakan untuk acara acara pernikahan dan lainnya.
 
Kantor pengelola dan fasilitas pendukung lainnya termasuk tempat wudhu dan toilet juga ditempatkan di lantai dasar. Ruang sholat berada di lantai dua, dihubungkan dengan tangga besar dari pelataran depan bangunan dengan beranda yang cukup luas.

Interior Masjid Nurani.
 
Ruang sholat masjid ini cukup nyaman dengan hamparan karpet merahnya yang empuk. Empat pilar bundar berukuran besar bewarna coklat menopang struktur atapnya yang didominasi oleh kubah utama dengan warna keemasan. Di sisi bawah kubah ditempatkan jejeran jendela jendela kaca sebagai sumber cahaya matahari di siang hari.
 
Mihrab masjid ini penataannya sangat apik meski tidak berkesan glamor dan megah. Penataan cahaya diruangan mihrab ini cukup menarik, cahaya matahari dari luar ruang sekedar berpendar di belakang mihrab tanpa menyilaukan dan menampilkan efek cukup menarik.
 
Penerapan rancangan mihrab seperti ini cukup menarik dibandingkan dengan memberi bukaan lebar (jendela) dibagian mihrab yang acapcali sangat mengganggu dengan backlightnya saat dipotret. Sebaris kaligrafi bewarna emas menghias interior masjid sisi tembok paling atas.(bujanglanang.blogspot.com).
 
Dari pintu utama Masjid Nurani.

Lengkungan beranda, Menara dan fasad depan Masjid Nurani.

Beranda Masjid Nurani.

Masjid Nurani Kota Bekasi, saat dalam tahap pembangunan, atas: tahun 2015, dan bawah; tahun 2013.

Referensi
 
http://bekasikota.go.id/files/fck/16(2).pdf
https://bujanglanang.blogspot.com/2016/10/masjid-nurani-kranji-bekasi.html

Sabtu, 24 Juni 2023

Masjid Abdallah Masjid Pertama di Republik Kuba

Masjid Abdallah / Mezquita Abdallah di kawasan kota tua Havana, merupakan masjid pertama di Republik Kuba, sebelumnya bangunan ini merupakan museum yang menyimpan kendaraan kuno [foto: cascacultureblog.wordpress.com].

Masjid Abdalah adalah masjid pertama dan (saat tulisan ini dimuat merupakan) masjid satu satunya di Republik Kuba, lokasinya berada di Kawasan Habana Vieja quarter, Kawasan kota tua Havana (Old Havana) provinsi La Habama, diresmikan penggunaannya pada tanggal 17 Juni 2015 / Ramadhan 1436 Hijriah.
 
Masjid Abdallah, dalam bahasa setempat disebut Mezquita Abdallah, berada di ruas jalan oficio di Kawasan kota tua Havana berseberangan dengan bangunan Casa Del Arabes. Merupakan bangunan peninggalan masa Kolonial yang di alihfungsi menjadi masjid atas izin resmi pemerintah Kuba. Berbagai media di Havana menyebutkan  bahwa pembangunannya disokong oleh pemerintah Saudi Arabia. Bangunan berdenah segi empat bagian dari jejeran bangunan pertokoan tua di Kawasan tersebut.
 
Mosque Abdallah (Mezquita Addallah)
Edificio CUPET (Cuba Petroleo), 154 Oficios, La Habana, Cuba
https://goo.gl/maps/zkZuY9hrgt145GX99
 
 
 
Nyaris tidak ada yang di-ubah dari bentuk bangunan aslinya kecuali perombakan dibagian interiornya dan penambahan satu bangunan Menara di sebelah luar. Ketika masuk ke dalam ruangan baru ditemukan suasana masjid pada umumnya. Ruangan utama masjid Abdallah cukup besar dibagi dua dengan partisi movable sebagai pemisah area sholat Jemaah perempuan dan laki laki.
 
Dindingnya dihias dengan kaligrafi  berukuran besar, lantainya ditutup dengan hamparan karpet, tiang tiang bewarna hijau menyangga struktur atap masjid, ruang sholat dilengkapi dengan mihrab berukir indah menjadi vocal point ruangan. Didalam ruangan juga dilengkapi dengan rak rak buku menyediakan Al-Qur’an berbahasa Arab dan Spanyol.

Masjid Abdallah (kiri) sebelum diubah menjadi masjid. Kanan: setelah di ubah menjadi masjid. [foto driangkum dari habanaradio.cu].
 
Bekas Museum Kendaraan Kuno
 
Sebelum di alihfungsi menajdi masjid, bangunan yang kini ditempati oleh Masjid Abdallah adalah museum kendaran Kuno yang menyimpan berbagai koleksi kendaraan kendaraan kuno baik mobil maupun sepeda motor.
 
Di sana, mobil-mobil yang terkait dengan sejarah Kuba dipamerkan, mobil milik presiden, artis terkenal, martir revolusi, antara lain yang terkenal kuno dan menarik, seperti truk pemadam kebakaran yang digunakan pada awal abad ke-20, hingga sepeda motor dan lampu lalu lintas tua, dari berbagai periode dan gaya yang berbeda.
 
Menara kecil Masjid Abdallah, menjadi ciri utama yang menandakan bahwa gedung ini merupakan bangunan masjid, selain tulisan kecil disamping pintu utama-nya. [foto: Derek Hill].

Peran Saudi Arabia dan Turki
 
Berbagai media menyebut pembangunan masjid Abdallah didanai oleh pemerintah Saudi Arabia namun media lainnya menyebutkan pembangunannya didanai oleh pemerintah Turki. Maklumlah karena kedua pemerintah negara tersebut yang memang sudah sejak lama melakukan pendekatan kepada pemerintah Kuba untuk mendapatkan izin pembangunan masjid bagi muslim Kuba.
 
Ditahun 2014 diketahui bahwa pemerintah Turki mengumumkan sudah mendapat izin untuk membangun masjid di Havana. Bangunan masjid tersebut direncanakan akan meniru Masjid Ortakoy di Istanbul dan akan selesai tahun 2015 bersamaan dengan pembangunan Masjid di Haiti yang juga didanai oleh pemerintah Turki.
 
Masjid Abdallah (sebelah kiri) masjid pertama di Kuba, bangunan alihfungsi dari bekas museum kendaraan kuno di ruas jalan Oficia berseberangan dengan gedung Casa de Las Arabes yang sebelumnya difungsikan sebagai masjid hanya untuk pelaksanaan Sholat Jum'at bagi muslim migran dan korp diplomatik di Havana. [foto: C Castor].

Pemerintah Turki menyatakan bahwa sebenarnya pemerintah Kuba sudah memberikan persetujuan bagi pembangunan masjid tersebut sejak beberapa tahun sebelumnya namun rencana pembangunannya oleh pemerintah Kuba sendiri, hanya saja tampaknya kondisi ekonomi negara tersebut belum memungkinkan untuk menjalankan rencana tersebut.
 
Selain Turki, pemerintah Saudi arabia yang merupakan negara Islam pertama yang membuka hubungan diplomatik dengan Kuba sejak tahun 1956, juga mengumumkan rencana yang serupa. 

Berbagai pemberitaan tahun 2002 disebutkan Saudi Saudi Arabia Fund for Development (SFD) mengumumkan peninjauan pelaksanaan proyek rehabilitasi sistim air bersih di wilayah Kuba Tengah sekaligus meninjau proyek King Salman Mossque di Havana senilai $9,3 juta dollar.
 
Lalu, dari dua negara itu siapa sebenarnya yang medanai pembentukan Masjid Abdallah?

Pada 2 April 2021, duta besar Republik Indonesia untuk Republik Kuba, Nana Yuliana, berkunjung dan beramah tamah dengan pengurus dan Jemaah Masjid Abdallah Havana. [foto: kemlu.go.id].

 
Jemaah Masjid Abdallah
 
Masjid Abdallah terbuka untuk semua muslim dari berbagai kalangan. Sebagaimana masjid pada umumnya, masjid Abdallah terbuka untuk pelaksanaan sholat wajib lima waktu, sholat Jum’at dan dua sholat hari raya. Jemaah yang hadir dari berbagai kalangan dari berbagai negara dari Arab, Afrika Utara, India, Asia.
 
Dan juga begitu indahnya disana juga ada muslim asli Kuba yang ahirnya dizinkan tampil dimuka umum setelah selama beberapa dekade menjalankan ibadah secara diam diam dan tertutup. Diantara para Jemaah terdapat wisatawan, pelajar dan mahasiswa dari berbagai negara yang sedang menuntut ilmu di Kuba.

Sholat jum’at disini penuh sesak, maklumlah karena ini masjid resmi satu satunya di Kuba, Cukup mengharukan bahwa diantara para Jemaah sholat jum’at di masjid ini datang dari berbagai kota di Kuba yang menempuh perjalanan berjam jam ke masjid ini dari kampung halaman mereka untuk mengukuti sholat jum’at berjamaah di masjid pertama dan satu satunya di Kuba ini.
 
Interior Masjid Abdallah [foto: indah nuria Savitri].

Azan dan Makanan Halal
 
Cukup menarik bahwa masjid Adallah ini dizinkan untuk menyuarakan azan disetiap waktu sholat. Dan setiap selesai sholat Jum’at, masjid ini juga menyediakan makanan halal, menjadikannya satu satunya yang menyediakan itu di Havana.
 
Casa de Los Arabes
 
Casa de Los Arabes adalah sebuah rumah besar milik seorang pengusaha muslim arab di Old Havana yang dibangun tahun 1940-an dibangun dalam gaya andaluasia. Bangunan rumah tersebut kemudian menjadi museum dan restoran. Namum kemudian difungsikan sebagai masjid hanya untuk penyelenggaraan sholat jum’at berjamaah. 
 
Masjid Abdallah dengan plakat nama masjid sekaligus peringatan pembangunannya. [foto: wikipedia].

Pemerintah Qatar yang mengucurkan dana sebesar US$40.000 untuk meremodeling bangunan tersebut menjadi masjid yang awalnya hanya dibuka untuk penyelenggaraan sholat Jum’at bagi kalangan terbatas yakni muslim korp diplomatik serta muslim migran lainnya dan tertutup untuk umum.
 
Hal tersebut dilakukan karena sebelum angin perubahan berhembus di Havana, pemerintah komunis Kuba melarang semua aktivitas keagamaan. Muslim Kuba dan pemeluk agama lainnya melaksanakan aktivitas ke-agaman mereka secara tertutup dan sama sekali tak memiliki ruang untuk menunjukkan identitas ke-agamaan mereka dimuka umum. Barulah saat terjadi perubahan kebijakan pemerintah yang membuka keran bagi aktivitas ke-agamaan, muslim Kuba mulai turut menyemarakkan sholat Jum’at di Casa de Los Arabes.
 
Seiring dengan diresmikannya Masjid Abdallah, bangunan Casa de Los Arabes dikembalikan fungsinya sebagai Museum Imigran Arab saja. Dan aktivitas peribadatan dialihkan seluruhnya ke Masjid Abdallah yang lokasinya tepat berseberangan dengan Bangunan Casa de Los Arabes.***
 
Referensi
 
https://teguhtimur.com/2019/11/03/gudang-tua-itu-sudah-menjadi-masjid/
https://en.wikipedia.org/wiki/Abdallah_Mosque
https://www.middleeastmonitor.com/20220920-saudi-arabia-to-fund-mosque-in-cuba/
https://www.middleeastmonitor.com/20220920-saudi-arabia-to-fund-mosque-in-cuba/
https://www.newsweek.com/2017/01/06/why-cubas-muslim-population-growing-535773.html
https://sacredfootsteps.com/2018/02/14/travelogue-mosques-havana/
http://islam.ru/en/content/news/turkey-granted-permission-build-first-mosque-cuba
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/14/05/07/n56rib-masjid-pertama-turki-segera-berdiri-di-kuba
http://www.darulihsan.com/index.php/news/news/item/5729-cuba%E2%80%99s-first-mosque
http://jafrianews.com/2014/05/04/cubas-first-mosque-approved/

Minggu, 18 Juni 2023

Islam di Meksiko [bagian 2]

Masjid Suraya di Torreón di sebelah utara Meksiko diwilayah perbatasan dengan Amerika Serikat, berdiri ditahun 1989 merupakan ‘bangunan’ masjid pertama yang berdiri di Meksiko. {foto captured street view 2019]

Sejarah Islam di Meksiko

Sejarah masuknya Islam dan perkembangannya di Meksiko dapat di runut dari peran Mark Watson (Omar Watson) yang merupakan orang meksiko asli yang kemudian menjadi mualaf, kemudian Aureliano Perez alias Emir Nafia yang memimpin sekelompok da’i Spanyol untuk berdakwah di Amerika Latin di era 1990-an dan Para imigran dari Negara Negara timur tengah yang tinggal ataupun menjadi warga Negara Meksiko. Berikut ini ulasan singkatnya.
 
1. Omar Watson (Mark Watson)
 
Mark Watson adalah orang asli Meksiko kelahiran Inggris, ia memeluk Islam di Orlando Florida (AS) tahun 1988 lalu mengganti namanya menjadi Omar Watson. Sekembalinya ke Meksiko, ia mulai berda’wah dan menggagas pembentukan Islamic Center yang kemudian dikenal sebagai MCM-Muslim Center de Mexico, menghimpun muslim yang ada meksiko untuk sholat berjamaah.
 
Kedutaan Besar Pakistan yang kemudian mempersilahkan Omar Watson untuk menggunakan salah satu ruang di kedutaan Pakistan yang biasa dipakai sebagai tempat sholat jum’at berjamaah ditahun 1990, untuk digunakan oleh Omar Watson memberikan bimbingan kepada para mualaf di malam hari, saat itu jemaahnya baru sebanyak 35 muslim dan muslimah.
 
Ditahun 1993, saat jemaah kajian rutin sudah bertambah banyak, kedutaan Pakistan dan kedutaan beberapa Negara Islam di Mexico city meminta kepada walikota Mexico city untuk menyediakan lahan bagi muslim Meksiko untuk membangun masjid. Walikota setuju namun sangat disayangkan karena kemudian beberapa alasan menghambat kemungkinan bagus tersebut menjadi kenyataan.
 
Pada Desember 1995 Islamic Center Meksiko secara resmi diakui oleh pemerintah. Sholat lima waktu berjamaah mulai dilaksanakan secara rutin di Meksiko. Islam mulai berkembang dan secara cepat menyebar keseantero Meksiko. Begitu banyak stasiun TV dan Radio yang membicarakan tentang Islam.
 
Mezquita Al Farouk - Centro Cultural Islamicó del Norte di Monterrey. [foto: ismail allaam].

Islamic Center pun mulai melebarkan sayap membuka ruang ruang untuk sholat berjamaah di banyak tempat di Mexico, Buku buku dan artikel Islam mulai
diterjemahkan ke bahasa Spanyol dan diterbitkan. Dan di tahun ini juga, 8 orang mahasiswa muslim di kirim ke Madinah belajar ke Universitas Islam Madinah.
 
Kantor dan ruang sholat yang mereka sewa 15ribu dolar pertahun mulai tak sanggup menampung aktivitas jemaah yang ada dan ditahun, Islamic Center Mexico sudah membeli lahan untuk bangunan Islamic Center yang permanen, 80 Km di luar kota Mexico City dikemdian hari dikenal sebagai Masjid Dar Es Salam.
 
Pengelola Islamic Center berusaha mengirimkan para da’i ke berbagai penjuru negeri, membuka dan mendirikan beberapa cabang di berbagai kota besar Mexico, menginisiasi dan mengelola masjid di berbagai daerah termasuk diantaranya di Monterrey - Nuevo Leon, Torreon – Coahuila, Guadalajara – Jalisco dan San Cristobal de las Casa – Chiapas.
 
Organisasi tersebut juga telah menempatkan para da’inya di lebih dari 20 kota utama di Meksoko dan mendirikan mushola di Cuidad Obregon, Sonora. Termasuk mempelajari kemungkinan membantu menyewakan rumah bagi pendeta yang menjadi mualaf, meski kemudian MCM masih terkendala dengan sumber pendanaan.
 
2. Aureliano Perez (Muhammad Nafia)
 
Pada pertengahan tahun 1990-an, serombongan Muslim dari Spanyol berangkat menuju kawasan Amerika Latin untuk berdakwah. Mereka dipimpin oleh Muhammad Nafia alia Aureliano Perez. Kelompok ini merupakan komunitas murabitun Spanyol yang berbasis di Granada Spanyol. Mereka tiba di Negara bagian Chiapas tak lama setelah meletusnya pemberontakan Zapatista. Lalu membentuk komunitas muslim di San Cristóbal.
 
Mezquita de Polanco (Centro Educativo de la Comunidad Musulmana) satu dari empat masjid yang menempati Gedung komersil di di kota Mexico City. [foto: AMalik Ahmad]

Saat pecahnya pemberontakan Zapatista
[Ejército Zapatista de Liberación Nacional – EZLN] yang dimulai tahun 1994, Aureliano Perez kemudian menawarkan kepada kaum Zapatista untuk berjuang bersama di bawah Komandan Marcos, sebagai sekutu ideologi-agama. Marcos enggan untuk menjalin pakta yang agak ‘aneh’ ini.
 
Namun demikian, Aureliano Perez dan tim-nya menemukan fakta lain bahwa suku Tzotzil yang merupakan bagian besar dari anggota Zapatista dan mereka ternyata cukup terbuka menerima dakwah Islam. Kondisi itu memudahkan Aureliano Perez berdakwah disana ditengah suku Tzotzil dan suku Maya.
 
Kini di San Cristobal, suku India Maya-Muslim sudah dapat menjalankan aktivitas ke-Islaman mereka secara terbuka, sekaligus juga memperbaiki status sosial dan kehidupan mereka. Diantara mereka ada yang membuka restoran Piza dan menjadi tukang kayu. Orang orang berpakaian muslim dan muslimlah diantara mereka bukan lagi hal yang aneh dan langka. Banyak kalangan melihat mereka sebagai pekerja keras dan rendah hati. Aureliano Peres atau Muhammad Nafia kini dikenal sebagai Emir Nafia, telah dianggap sebagai pemimpin spiritual bagi muslim Maya.
 
3. Muslim Pendatang
 
Imigran muslim dari berbagai Negara Islam ditengarai merupakan kelompok pertama kaum muslimin di Meksiko. Saat ini di negara tersebut memang banyak terdapat imigran Timur Tengah. Mereka berasal dari Lebanon, Maroko, Mesir, dan Suriah. Meski sejauh ini belum ada data kongkrit tentang jumlah dan kapan mereka mulai hadir di Meksiko. Namun demikian diketahui dengan pasti bahwa di Torreón di Negara bagian Coahuila wilayah utara Meksiko sudah terdapat komunitas muslim sekitar 35 orang ditahun 1983.
 
Mereka merupakan keturunan dari para imigran muslim yang tinggal disana. Dibawah pimpinan Hassan Zain Chamut mereka kemudian memprakarsai berdirinya bangunan masjid ditahun 1986 dan selesai tahun 1989. Pembangunan masjid tersebut disponsori oleh Elias Serhan Selim yang sekaligus membayar arsitek Zain Chamut untuk merancang-nya.
 
Musalah Al Ajirah (Centro Salafi de Mexico) salah satu pusat keislaman yang dikelola oleh kelompok muslim salafi menempati Gedung komersil di pusat kota Mexico city. [foto: Muhammad Al Meksiki Ruiz]

Masjid tersebut kini dikenal dengan sebagai Masjid Suraya diambil dari nama mendiang adik perempuan Elias Serhan Selim, dan merupakan bangunan masjid pertama yang dibangun di wilayah Meksiko. Meskipun masjid ini berafiliasi syiah dari Suriah namun terbuka untuk semua kalangan muslim.
 
Keturunan muslim migran di Meksiko ini turut memainkan peran penting dalam perkembangan Islam di Meksiko. Sebagian dari mereka membentuk  komunitas muslim berdasarkan Negara asal atau Negara asal orang tua mereka dan kemudian mulai merintis pembangunan masjid yang terbuka bagi semua kaum muslimin.
 
Ditahun 1999 Theresa Velcamp dosen dari Georgetown University melakukan penelitian di Meksiko dan diketahui sedikit informasi terkait muslim pendatang di Meksiko. Menurut dia, imigran asal Suriah dan Lebanon merupakan komunitas imigran terbesar dengan estimasi 200 ribu jiwa. Selain itu, umat Muslim kebanyakan tinggal di kota-kota besar seperti Mexico City, Monterey, Guadalajara, Ciudad Obregon, dan Chiapas.
 
Kisah Dalam Buku
 
Adalah sebuah buku karya Pascual Almazan berjudul Un hereje y Un Musulman yang mengisahkan seorang Muslim bernama Yusof bin Alabaz, menjadi petunjuk tentang kedatangan Islam pertama kali ke negara ini. Berdasarkan buku tersebut, Yusof hidup pada abad ke-16. Dia tinggal di Andalusia namun selamat dari serbuan balasan kaum Nasrani di sana. Yusof lantas melarikan diri ke Maroko.
 
Akan tetapi, di tengah perjalanan, dia ditawan oleh perompak yang kemudian membawanya ke Meksiko. Karena takut dijadikan budak, dia pun berusaha berhasil melarikan diri. Setelah itu, beberapa tahun kemudian Yusof tinggal di sebuah kawasan bernama Veracruz dan menyebarkan agama Islam kepada penduduk setempat. Dari situlah, agama Islam berkembang ke seluruh wilayah negeri.
 
Hanya saja kisah dalam buku itu sejauh ini tak didukung dengan fakta fakta kongkrit dilapangan. Tinggalan tinggalan arkeologis Islam yang pernah ditemukan di Meksiko merujuk pada era paska perang dunia kedua, belum ditemukan yang berasal dari era sebelum itu apalagi sejak masa keruntuhan islam Andalusia tahun 1492.
 
Referensi
 
http://www.yobserver.com/culture-and-society/1001022.html [diarsipkan 24 Okt 2010]
http://www.islam.com.mx/islam/cuerpoparts.html [diarsipkan 24 Okt 2010]
http://www.modusaceh.com/html/read/mozaik_ramadhan/2865/islam_bersemi_di_meksiko.html/ [diarsipkan 24 Okt 2010]
http://www.islam.com.mx/islam/cuerpoparts.html (diarsipkan 11 Nov 2010]
http://es.wikipedia.org/wiki/Mezquita_Dar_as_Salam 12 Nov 2010
https://id.wikipedia.org/wiki/Meksiko#Sejarah
https://www.islamawareness.net/LatinAmerica/mexico1.html
https://maseeh1.tripod.com/advices7/id196.htm
http://aboutislam.net/muslim-issues/america/islam-gaining-foothold-in-maya-lands/
https://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Mexico
https://en.wikipedia.org/wiki/Suraya_Mosque
https://en.wikipedia.org/wiki/Mud%C3%A9jar

Sabtu, 17 Juni 2023

Islam di Meksiko [bagian 1]

Masjid Imam Malik di San Cristóbal de las Casas, Negara Bagian Chiapas, merupakan bangunan masjid terbesar di Meksiko. [foto: Shamyl Perez] 

Meksiko terletak di benua Amerika, lokasinya berbatasan dengan Amerika Serikat disebelah utara dan negara negara Karibia disbelah selatan. Sisi baratnya menghadap ke Samudera Pasifik sedangkan sisi timurnya sebagian menghadap ke teluk Meksiko sedangkan sisi timur bagian selatannya menghadap ke laut Karibia.
 
Meksiko adalah negara yang didominasi penganut Kristen, dengan penganut Islam sangat minoritas. Namun demikian karena system ketatanegaraan Meksiko yang sekuler, umat Islam dan penganut agama lainnya memiliki kebebasan menjalankan dan menyebarkan agama serta membangun tempat ibadah di negara tersebut.
 
Berdasarkan sensus tahun 202 penduduk Meksiko sekitar 126 juta jiwa. Hal yang cukup menarik bahwa menurut data Pew Research Center, populasi Muslim di Meksiko terus mengalami peningkatan, 60.000 jiwa pada tahun 1990, lalu naik menjadi 111.000 jiwa pada tahun 2010, dan diperkirakan menjadi 126.000 pada tahun 2030.
 
Data yang sangat berbeda dikeluarkan oleh Institut Statistik dan Geografi Nasional (INEGI) tahun 2010, yang menyebutkan hanya ada 2.500 jiwa yang mengidentifikasi Islam sebagai agama mereka. Kebanyakan Muslim adalah warga negara asing dan mayoritas adalah Sunni. 

Organisasi Islam di Meksiko
 
Saat ini, sebagian besar organisasi Islam Meksiko berfokus pada kegiatan dakwah ditingkatan akar rumput, yang dianggap paling efektif di tingkat komunitas.
 
Centro Cultural Islámico de México (CCIM)
 
Centro Cultural Islámico de México (CCIM) sebuah organisasi Sunni yang dipimpin oleh Omar Weston, seorang mualaf Meksiko kelahiran Inggris yang masuk Islam di Orlando Florida Amerika Serikat, telah lama aktif di beberapa kota besar di Meksiko utara dan tengah.

Al-Hikmah Centre atau Instituto de Lengua y Cultura Árabe Al Hikmah di kota metropolitan Mexico City [street view 2022]
 
CCIM mendapatkan pengakuan dari pemerintah pada desember 1995. Dan telah memiliki Masjid dan pusat ke-Islaman di berbagai kota di Meksiko. Di negara bagian Morelos, CCIM telah membangun Komplek Masjid dan pusat rekreasi, pembelajaran dan konferensi, yang disebut Dar as Salaam, yang juga mengoperasikan Hotel Oasis, sebuah hotel yang menawarkan liburan halal bagi wisatawan Muslim dan akomodasi bagi non-Muslim yang bersimpati kepada Islam. Komplek tersebut mulai dibangun sekitar tahun 2010.
 
CCIM telah memiliki beberapa masjid dan pusat ke-islaman diberbagai kota di Meksiko, diantanya di Monterrey - Nuevo Leon, Torreon – Coahuila, Guadalajara – Jalisco, dan San Cristobal de las Casa – Chiapas. Selain itu CCIM telah membentuk dan menjalin hubungan dengan mushola mushola yang ada di 20 kota di Meksiko.
 
Tarekat Sufi Nur Ashki Jerrahi
 
Selain CCIM, ada cabang Tarekat Sufi Nur Ashki Jerrahi di Mexico City yang sering bertentangan dengan komunitas Muslim tradisionalis dan dipimpin oleh dua wanita, Shaykha Fatima Fariha dan Shaykha Amina Teslima.

Centro Salafi de México
 
Ada juga organisasi kecil Salafi (Centro Salafi de México) yang dipimpin oleh Muhammad Abdullah Ruiz (mantan wakil Omar Weston di CCIM) dan pusat pendidikan yang dikelola terutama oleh Muslim dari Mesir dan Timur Tengah, el "Centro Educativo de la Comunidad Musulmana en México" (dijalankan oleh Said Louahabi), dan pusat al hikmah dijalankan oleh Isa Rojas seorang mualaf Meksiko yang belajar studi Islam di Universitas Medina, semuanya berada di ibu kota Meksiko.
 
Masjid Al Kautsar di San Cristobal de las Casas, Chiapas, Meksiko [street view 2019]
 
Pada awalnya CCIM yang dipimpin oleh Muhammad Ruiz ditutup, hingga dibuka kembali pada tahun 1998 karena dukungan dari kedutaan Arab Saudi, kemudian dari buku tahun 2011 yang berisi klaim oleh Muhammad Ruiz, ia mengklaim bahwa anggota aktif di Mexico City sekitar 200 orang. anggota, yang setengahnya adalah mualaf Meksiko. Jumlah ini tidak termasuk para Sufi, Muslim dari organisasi lain, dan non-praktisi.
 
Muhammad Ruiz Al Meksiki, direktur umum Salafi Center of Mexico (CSM), memperkirakan bahwa pada tahun 2015, ada sekitar 10.000 Muslim di Meksiko.
 
Comunidad Islámica en México (CIM)
 
Comunidad Islámica en México atau Komunitas Islam Meksiko didirikan dan dipimpin oleh Muhammad Nafia (nama sebelum mualaf adalah Aureliano Pérez). Muhammad Nafia dan kelompoknya berasal dari kelompok muslim murabitun Spanyol yang datang ke Meksiko sebagai bagian gerakan dakwah Comunidad Islámica en España yang berbasis di Granada Spanyol.
 
CIM cukup berhasil dalam dakwahnya di Negara bagian Chiapas dengan sikap terbuka dari penduduk asli disana terhadap dakwah Islam. Pada tahun 2015, banyak penduduk asli Maya dan lebih dari 700 suku Tzotzil telah masuk Islam. Mereka mendirikan komunitas muslim di San Cristobal dan Muhammad Nafia sebagai emir nya.
 
Dar es Salaam Centre yang dikelola Centro Cultural Islámico de México Tequesquitengo, merupakan satu komplek yang cukup luas dilengkapi pusat kajian Islam, Masjid serta pusat rekseasi, lokasinya yang berada diketinggian menghadirkan pemandangan danau yang berada dibawahnya cukup menawan. [foto captured Wikipedia 2010].

Kemiskinan terstruktur dan kerasnya perbedaan status sosial terhadap suku pribumi sejak masa penjajahan Spanyol hingga ke masa silih bergantinya penguasa disana menjadi titik awal ketertarikan pribumi Chiapas kepada ajaran Islam yang mengajarkan kesetaraan sesama manusia.
 
Salah satu ciri keberhasilan dakwah di wilayah ini ditandai dengan mudahnya menemukan orang orang berpakaian muslim dan muslimah disana, sesuatu yang langka dan terlihat sangat aneh dimasa lalu menjumpai perempuan berjilbab disana, kini menjadi pemandangan biasa.
 
Namun citra negatif terhadap murabitun membuat kelompok ini dicurigai oleh pemerintah. Presiden Vicente Fox menyuarakan keprihatinan tentang pengaruh fundamentalisme dan kemungkinan hubungannya dengan Zapatista dan organisasi teroris Basque Euskadi Ta Askatasuna (ETA) di Spanyol.
 
Tetapi tampaknya para mualaf tidak tertarik pada ekstremisme politik, mereka lebih menyibukkan diri dengan belajar dan menjalankan Islam dengan baik. Namun demikian saat ini, sebagian besar Muslim Maya telah meninggalkan Murabitun dan menjalin hubungan dengan CCIM yang beraliran sunni. Mereka membangun Masjid Al-Kausar di San Cristobal de las Casas.
 
Masjid Masjid di Meksiko
 
Masjid Suraya adalah masjid pertama yang dibangun Meksiko, sedangkan Masjid Imam Malik merupakan bangunan masjid terbesar di Meksiko saat ini. Masjid masjid di Meksiko tidak semuanya merupakan bangunan masjid yang berdiri sendiri, sebagian masjid di perkotaan menempati ruang di gedung komersil di pusat kota. Beberapa masjid di daerah masih berupa bangunan rumah biasa. Insya Allah beberapa bangunan masjid tersebut akan kami ulas sedikit lebih detil di posting berikutnya.
 
Sentuhan seni Mudejar di dua bangunan peninggalan masa colonial Spanyol di Meksiko.

Pengaruh Arsitektur Islam di Meksiko
 
Gaya arsitektur Islam begitu banyak ditemukan di bangunan bangunan Kolonial di Meksiko. Penjajah Spanyol membuat bangunan di Meksiko dengan membawa pengaruh seni Islam yang pernah menguasai Spanyol dalam rentang waktu yang cukup  lama. Seperti contoh misalnya corak seni Mudejar dengan mudah ditemukan di bangunan air mancur Chiapa de Corzo di Chiapas yang dikenal secara lokal sebagai "La Corona" atau "La Pila" dibangun oleh para biarawan Dominikan Spanyol selama era Kolonial abad keenam belas. Bangunan lainnya di Meksiko yang khas Mudejar adalah Kios Morisco atau biasa disebut Kios Moor di Colonia Santa María la Ribera dibuat oleh José Ramón Ibarrola.
 
Mudejar adalah sebutan untuk muslim yang tetap tinggal di semenanjung Iberia (Spanyol) selatan setelah wilayah itu direbut kembali oleh Kristen Eropa. Mereka disebut kaum Mudejar dengan karya seninya yang sangat kental pengaruh Islam. Karya seni mudejar kemudian banyak diadopsi dalam seni bina bangunan Spanyol. [bersambung ke bagian 2].

Minggu, 11 Juni 2023

Islam di Kanada [bagian 3]

Al-Raschid Mosque Fort Edmonton Park, Alberta, merupakan masjid pertama yang berdiri di wilayah Kanada. [foto: wikipedia]

Organisa
si Islam di Kanada
 
Komunitas Muslim Kanada di wakili dalam beberapa organisasi berikut ini beberapa diantaranya: 
  • The Canadian Islamic Congress (Kongres Islam Kanada)
  • The Ahlul Bayt Assembly of Canada (Dewan Ahlul Bait Kanada)
  • The Muslim Association of Canada (MAC) – Asosiaso Muslim Kanada, yang berakar dari ideologi Islam Tradisional dengan fokus kepada palikasi dinamis dalam kontek kehidupan sosio dan politik kekinian Kanada.
  • The Canadian Council on American-Islamic Relations (CAIR-CAN), organisasi hak hak sipil muslim kanada, yang kemudian menyuarakan advokasi bagi komunitas muslim.
  • The Muslim Canadian Congress (MCC) – Kongres Muslim Kanada, sebuah kelompok sekuler yang didirikan oleh Tarek Fatah,
  • The Canadian Muslim Union – Serikat Muslim Kanada, kelompok liberal yang merupakan pecahan dari MCC.
  • The Ahmadiyya Muslim Community Canada
  • Islamic Society of North America (ISNA) – Masyarakat Islam Amerika Utara, dan
  • The Islamic Circle of North America (ICNA) – Lingkar Islam Amerika Utara. 
Dua organisasi yang disebut belakangan merupakan organisasi muslim terbesar di Amerika Utara. Aspek utama dari komunitas muslim Kanada adalah begitu banyaknya serikat muslim di berbagai kota, sebagai kontol adalah Dewan Muslim Kota Montreal, Dewan Muslim Toronto yang menangani berbagai persoalan terkait dengan komunitas muslim di kota tersebut dan mereka pun mendukung Asosiasi Muslim secara nasional.
 
Masjid An-Noor di New Foundland Kanada [foto: wikipedia]

Sebagian besar dari organsasi tersebut bukanlah organisasi akar rumput tapi merupakan organisasi payung bagi begitu banyak organisasi dibawahnya dan menjadi koordinator diantara masing masing organisasi di daerah. Kecuali MAC. Hanya ada beberapa saja dari organisasi tersebut  yang memegang peranan penting diantara komunitas muslim Kanada karena komunitas muslim disana tersebar dalam berbagai latar belakang, ada sekitar 60 kelompok etnis dan budaya yang secara berkelanjutan berupaya memenuhi kebutuhan anggotanya masing masing.
 
Acara acara yang diselenggarakan mahasiswa muslim pada umumnya sukses berjalan dengan baik dengan sokongan penuh dari organisasi Islam disana termasuk aven tahunan bertajuk MuslimFest dan Reviving the Islamic Spirit conference, yang menjadi even Islami terbesar di Kanada.

Tiga orang muslim Kanada yang masuk dalam jajaran parlemen maupun kabinet Kanada. Dari kiri ke kanan: Rahim Nizar Jaffer, Wajid Khan dan Maryam Monsef.
 
Pesohor Muslim Kanada
 
Muslim Kanada juga aktif di dunia politik, setidaknya tiga muslim Kanada yang pernah menjadi anggota Parlemen kanada, mereka adalah: 
  • Rahim Nizar Jaffer (masa jabatan 1997–2008); muslim Kanada pertama yang terpilih sebagai anggota parlemen Kanada. Muslim kelahiran Kampala Uganda pada 15 December 1971.
  • Wajid Khan (masa jabatan 2004–2008). Muslim kelahiran Lahore, India, 24 April 1946.
  • Maryam Monsef - muslimah pertama yang terpilih sebagai anggota kabinet Kanada di tahun 2015. Ia adalah muslim pertama menduduki jabatan Menteri Insitusi Demokratik sekaligus menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut. Kelahiran Mashhad, Iran pada 7 Nopember 1984. 
Di bulan Mei 2010, Kanada memberikan status kewarganegaraan kehormatan kepada Aga Khan, pemimpin bagi 20 juta muslim Ismaili diseluruh dunia. Aga Khan menjadi muslim pertama dan tokoh agama kedua yang mendapat anugerah kewarganegaraan kehormatan Kanada setelah Dalai Lama.***

Referensi

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/03/02/m097or-produk-syariah-kian-digemari-di-kanada
https://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Canada
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Canadian_Muslims#:~:text=Rahim%20Jaffer%20%2D%20Conservative%20MP%20for,)%3B%20first%20Muslim%20Cabinet%20Minister.
https://www.nccm.ca/nccm-praises-appointment-of-first-ever-muslim-federal-cabinet-minister/
https://www.theguardian.com/world/2015/oct/22/canada-new-parliament-most-diverse-ever
https://www.ctvnews.ca/politics/trudeau-names-canada-s-first-representative-on-combating-islamophobia-1.6247509
https://www.islamchannel.tv/blog-posts/islam-the-fastest-growing-religion-in-canada  
https://newcanadianmedia.ca/islam-now-second-most-popular-religion-in-canada/
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_mosques_in_Canada

-------------------------------ooOOOoo-------------------------------------

Baca Juga
 
Sejarah Islam di Kanada                                 
Masjid Innuvik, Masjid ke 4 di Kutub Utara
Tiga Masjid di Kutub Utara
Masjid 4000 kilometer

Sabtu, 10 Juni 2023

Islam di Kanada [bagian 2]

Midnight Sun mosque atau Masjid Matahari di tengah malam di Inuvik, wilayah kutub utara di Kanada. Bangunan Masjid ini tidak dibangun ditempat ini tapi dibuat utuh di kota Winiipeg, Manitoba lalu diangkut ke tempat ini sejauh 4000km. [foto: wikipedia]

Kebebasan Beragama di Kanada
 
Piagam hak asasi dan kebebasan Kanada menjadim kebebasan beragama sehingga muslim di Kanada secara hukum tidak akan menghadapi diskriminasi. Di dalam bagian 2(a) Piagam tersebut secara tegas menyebutkan, pemakaian jilbab diizinkan di sekolah dan tempat kerja, meskipun wilayah Quebec telah memutuskan bahwa niqab atau burka tidak diterima di sekolah atau fasilitas medis dengan provinsi lain yang mempertimbangkan larangan serupa.
 
Hari raya keagamaan dan pantangan makanan juga dihormati, tetapi di luar daerah perkotaan besar mungkin sulit menemukan makanan halal. Juga seringkali sulit untuk menerapkan aturan Islam terhadap riba.
 
Muslim di beberapa bagian Kanada telah meminta pengadilan perselisihan keluarga untuk mengawasi kasus-kasus keluarga kecil tetapi dihadapkan pada tentangan keras dari kelompok tradisional dan kelompok Muslim liberal, yang melabeli permintaan tersebut sebagai langkah menuju penerapan Hukum 'Syariah'.
 
Usulan ini ditentang oleh Kongres Muslim Kanada, Dewan Perempuan Muslim Kanada dan kelompok perempuan non-Muslim. Mengingat masalah publisitas, Muslim di Kanada telah memilih untuk menghentikan masalah ini.
 
Gatineau Mosque di Queebec Kanada. [foto: wikipedia]

Pada bulan Desember 2011 Jason Kenney, Menteri Imigrasi, Kewarganegaraan, dan Multikulturalisme Kanada, mengumumkan bahwa wanita akan diminta untuk tidak menutupi wajah mereka selama upacara kewarganegaraan.
 
Statistik keluarga
 
Menurut laporan The Vancouver Sun, hasil perkawinan antara Muslim dan non-Muslim adalah sebagai berikut:
 
Sekitar 77% anak Kanada yang dibesarkan oleh ibu Muslim dan ayah non-Muslim tidak menganggap diri mereka Muslim, sementara 99% yang dibesarkan oleh orang tua Muslim berkomitmen pada agama, ungkap sebuah studi demografi Muslim dari Statistics Canada di Ottawa.
 
Angka-angka ini mendukung mengapa Islam melarang perkawinan campuran dan perempuan muslimah tidak diperbolehkan menikah dengan laki-laki non-Muslim karena perkawinan campuran menghilangkan garis keturunan Islam.
 
Studi lebih lanjut menambahkan bahwa hanya 4% wanita Muslim kelahiran asing di Kanada yang melakukan perkawinan campuran. Tapi Muslim generasi kedua biasa melakukan perkawinan campur karena hampir 40% dari keluarga Muslim kelahiran Kanada terdiri dari istri Muslim dan suami non-Muslim.
 
Ummah Masjid & Community Centre di Halifax, Nova Scotia  [foto: wikipedia]

Profesor sejarah Islam Universitas Simon Fraser William Cleveland mengatakan bahwa wanita Muslim imigran dari Timur Tengah jarang menikah dengan non-Muslim daripada Muslim kelahiran Kanada dari tempat-tempat seperti Asia dan Afrika.
 
Produk Syariah Kian Digemari di Kanada
   
Meningkatnya jumlah populasi muslim di Kanada berdampak pada meningkatnya permintaan pasar pada produk ekonomi syariah. Muslim di Kanada mulai beralih ke produk yang sesuai dengan prinsip Islam untuk pengelolaan dana pensiun dan investasi.
 
Kesadaran akan syariat semakin terbentuk dimasyarakat muslim Kanada sehingga mulai tumbuh kecenderungan memilih produk syariah sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan menghindari untuk berkontribusi membiayai perusahaan yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.
 
Pembiayaan syariah di Kanada sebagian besar bergerak dibidang pertambangan, kehutanan dan teknologi. Bank dan institusi keuangan Islam tidak akan menerima atau menyediakan dana bagi apapun yang melibatkan alkohol, perjudian, pornografi, tembakau, senjata dan daging babi. [bersambung ke bagian 3]

-------------------------------ooOOOoo------------------------------------- 

Baca Juga
 
Sejarah Islam di Kanada                                 
Masjid Innuvik, Masjid ke 4 di Kutub Utara
Tiga Masjid di Kutub Utara
Masjid 4000 kilometer