Halaman

Minggu, 21 Juli 2019

Masjid Abu Bakar Siddiq .R.A – Madinah

Meskipun berhubungan dengan sejarah perkembangan Islam di masa Rosulullah, namun keberadaan bangunan masjid Abu Bakar Siddiq ini baru berdiri di masa pemerintahan Khalifah Ummar Bin Abdul Aziz. Jauh setelah Rosulullah wafat.

Masjid Abu Bakar Siddiq R.A.merupakan salah satu dari tiga masjid tua bersejarah yang “tempatnya berdiri” berhubungan erat dengan sejarah awal perkembangan risalah Islam di kota Madinah. Lokasi masjid Abu Bakar Assidik berada di sisi barat daya Masjid Nabawi. Pelataran Masjid Nabawi setelah perluasan hanya berjarak beberapa meter dari masjid ini.

Lokasi Masjid Abu Bakar Assidiq ini sangat berdekatan dengan Masjid Ghamama dan Masjid Ali. Hanya terpaut sekitar 40 meter dari Masjid Ghamama dan pada saat pemerintah Arab Saudi meluncurkan proyek perluasan Masjid Nabawi, tiga masjid ini sempat menjadi buah bibir karena disebut sebut akan dibongkar untuk keperluan proyek perluasan Masjid Nabawi. Namun saat proyek perluasan berlangsung, pemerintah Arab Saudi justru merenovasi masjid masjid bersejarah ini.

Masjid Abu Bakr Siddeeq RA
Al Haram, Madinah 42311, Arab Saudi



Renovasi yang dilakukan pemerintah Saudi lebih kepada perbaikan masjid dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya serta melakukan penataan kawasan disekitar masjid ini sehingga tampak lebih apik serta disinkronkan dengan kawasan Masjid Nabawi. Keseluruhan kawasan disekitar tiga masjid ini dirapikan dengan dilapis dengan lantai batu dari berbagai jenis ditambah dengan bangku bangku dari batu dan penanaman pepohonan pelindung.

Pada saat proses renovasi masjid masjid ini ditutup termasuk masjid Abu Bakar Assidiq, dan kemudian dibuka lagi untuk umum setelah renovasi dan proyek penataan selesai dilaksanakan. Namun demikian tidak seperti Masjid Al-Ghamamah yang pintunya selalu dibuka sehingga Jemaah bisa masuk ke dalam masjid, Masjid Abu Bakar ini pintunya tidak pernah dibuka untuk umum.

Masjid Abu Bakar Siddiq di latar depan, di belakang sebelah kanan adalah masjid Al-Ghamamah, jauh di belakangnya sebelah kiri atas foto adalah sisi paling selatan pelataran Masjid Nabawi. 
Beberapa Jemaah yang datang kesana dan sepertinya memang berniat untuk sholat di masjid ini tampak melakukan ibadah shoat sunnat di depan pintu masjid. Tiga masjid bersejarah ini memang tidak lagi menyelenggarakan sholat lima waktu, karena sudah dialihkan ke Masjid Nabawi yang kini sudah begitu dekat terutama setelah proyek perluasan.

Sejarah Masjid Abu Bakar Siddiq

Ada dua versi tentang latar belakang sejarah Masjid Abu Bakar, versi pertama menyebutkan bahwa di lokasi masjid ini, Khalifah Abu Bakar Siddiq semasa hidupnya pernah menyelenggarakan sholat Hari Raya bersama Rosululah dan muslim terdahulu. Versi kedua menyebutkan bahwa dilokasi tempat masjid ini berdiri dulunya merupakan rumah kediaman Abu Bakar Siddiq. R.A. Bisa jadi kedua peristiwa tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya.

Karena tidak lagi difungsikan sebagai tempat ibadah, pintunya pun selelu terkunci, masjid Abu Bakar Siddiq ini kini lebih sebagai tugu peringatan sejarah dari tempatnya berdiri.
Karena latar belakang sejarah tersebutlah, masjid ini dibangun di lokasi ini. Kemudian dibangun sebuah masjid untuk megenang sejarah tersebut oleh Khalifah Umar Bin Abdul Aziz sekitar tahun ke 50H. Masjid tersebut kemudian dibangun ulang dalam bentuknya sekarang oleh Sultan Mahmud Khan al-Utsmani (Sultan Mahmud II, wafat tahun 1255 H/ 1839M).

Bangunan masjid dari masa Sultan Mahmud Khan Al-Usmani tersebut kemudian direnovasi oleh Raja Fahd tahun 1411H tanpa mengubah bentuk aslinya. Luas Masjid Abu Bakar Siddiq ini berukuran 19.5 x 15 m, lebih kecil dibandingkan dengan Masjid Al-Ghamamah.

Karena tidak difungsikan sebagai tempat ibadah dan pintunya pun selalu terkunci, Masjid Abu Bakar Siddiq ini kini lebih sebagai sebuah bangunan prasasti pengingat sejarah masa lampau. Meski bangunannya terawatt dengan baik, beberapa bagian masjid terutama pada bagian pintu terdapat banyak sekali coretan coretan baik dengan hurup arab maupun dengan hurup latin. Entahlah apa tujuan dari orang orang pelaku pencoretan tersebut.

Gaya Byzantium (Romawi Timur) sangat kental pada bentuk kubah tunggalnya.

Arsitektur Masjid Abu Bakar Siddiq

Masjid Abu Bakar Siddiq dibangun dalam gaya klasik era awal Usmaniyah. Terdiri dari dua bangunan yakni bangunan masjid dengan kubah besar haya Byzantium di atapnya, ditambah dengan satu menara degan satu balkoni berukiran qurnis dan ujung menara nya dibuat lancip seperti lazimnya masjid masjid Usmani. Menara ini dibangun disi utara menempel dengan bangunan masjid. Fasad depannya dilapis dengan batu batu alam hitam.

Ada dua pintu akses di masjid ini yang sedikit masuk ke dalam tembok bangunan membentuk sebuah ceruk berlengkung yang tak terlalu dalam. Dua pintu ini dibuat senada, terbuat dari bahan kayu tanpa ornamen. Pintu utama berada ditengah dengan bukaan yang berukuran lebih besar, dibagian atasnya terdapat tulisan nama masjid ini dalam aksara arab.***

Detail bagian atas pintu utama Masjid Abu Bakar Siddiq.
Batu batu basal pada fasad depan Masjid Abu Bakar Assidiq yang tampak sudah begitu tua termakan waktu.

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA