Masjid
Abu Bakar Siddiq R.A.merupakan salah satu dari tiga masjid tua bersejarah yang “tempatnya
berdiri” berhubungan erat dengan sejarah awal perkembangan risalah Islam di
kota Madinah. Lokasi masjid Abu Bakar Assidik berada di sisi barat daya Masjid
Nabawi. Pelataran Masjid Nabawi setelah perluasan hanya berjarak beberapa meter
dari masjid ini.
Lokasi
Masjid Abu Bakar Assidiq ini sangat berdekatan dengan Masjid Ghamama dan Masjid Ali. Hanya terpaut sekitar
40 meter dari Masjid Ghamama dan pada saat pemerintah Arab Saudi
meluncurkan proyek perluasan Masjid Nabawi, tiga masjid ini sempat menjadi buah
bibir karena disebut sebut akan dibongkar untuk keperluan proyek perluasan
Masjid Nabawi. Namun saat proyek perluasan berlangsung, pemerintah Arab Saudi
justru merenovasi masjid masjid bersejarah ini.
Masjid
Abu Bakr Siddeeq RA
Al Haram,
Madinah 42311, Arab Saudi
Renovasi
yang dilakukan pemerintah Saudi lebih kepada perbaikan masjid dengan tetap
mempertahankan bentuk aslinya serta melakukan penataan kawasan disekitar masjid
ini sehingga tampak lebih apik serta disinkronkan dengan kawasan Masjid Nabawi.
Keseluruhan kawasan disekitar tiga masjid ini dirapikan dengan dilapis dengan
lantai batu dari berbagai jenis ditambah dengan bangku bangku dari batu dan
penanaman pepohonan pelindung.
Pada
saat proses renovasi masjid masjid ini ditutup termasuk masjid Abu Bakar
Assidiq, dan kemudian dibuka lagi untuk umum setelah renovasi dan proyek
penataan selesai dilaksanakan. Namun demikian tidak seperti Masjid Al-Ghamamah
yang pintunya selalu dibuka sehingga Jemaah bisa masuk ke dalam masjid, Masjid
Abu Bakar ini pintunya tidak pernah dibuka untuk umum.
Masjid Abu Bakar Siddiq di latar depan, di belakang sebelah kanan adalah masjid Al-Ghamamah, jauh di belakangnya sebelah kiri atas foto adalah sisi paling selatan pelataran Masjid Nabawi. |
Beberapa
Jemaah yang datang kesana dan sepertinya memang berniat untuk sholat di masjid
ini tampak melakukan ibadah shoat sunnat di depan pintu masjid. Tiga masjid
bersejarah ini memang tidak lagi menyelenggarakan sholat lima waktu, karena
sudah dialihkan ke Masjid Nabawi yang kini sudah begitu dekat terutama setelah
proyek perluasan.
Sejarah Masjid Abu Bakar
Siddiq
Ada
dua versi tentang latar belakang sejarah Masjid Abu Bakar, versi pertama
menyebutkan bahwa di lokasi masjid ini, Khalifah Abu Bakar Siddiq semasa
hidupnya pernah menyelenggarakan sholat Hari Raya bersama Rosululah dan muslim
terdahulu. Versi kedua menyebutkan bahwa dilokasi tempat masjid ini berdiri
dulunya merupakan rumah kediaman Abu Bakar Siddiq. R.A. Bisa jadi kedua
peristiwa tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya.
Karena tidak lagi difungsikan sebagai tempat ibadah, pintunya pun selelu terkunci, masjid Abu Bakar Siddiq ini kini lebih sebagai tugu peringatan sejarah dari tempatnya berdiri. |
Karena
latar belakang sejarah tersebutlah, masjid ini dibangun di lokasi ini. Kemudian
dibangun sebuah masjid untuk megenang sejarah tersebut oleh Khalifah Umar Bin
Abdul Aziz sekitar tahun ke 50H. Masjid tersebut kemudian dibangun ulang dalam
bentuknya sekarang oleh Sultan Mahmud Khan al-Utsmani (Sultan Mahmud II, wafat
tahun 1255 H/ 1839M).
Bangunan
masjid dari masa Sultan Mahmud Khan Al-Usmani tersebut kemudian direnovasi oleh
Raja Fahd tahun 1411H tanpa mengubah bentuk aslinya. Luas Masjid Abu Bakar Siddiq
ini berukuran 19.5 x 15 m, lebih kecil dibandingkan dengan Masjid Al-Ghamamah.
Karena
tidak difungsikan sebagai tempat ibadah dan pintunya pun selalu terkunci,
Masjid Abu Bakar Siddiq ini kini lebih sebagai sebuah bangunan prasasti
pengingat sejarah masa lampau. Meski bangunannya terawatt dengan baik, beberapa
bagian masjid terutama pada bagian pintu terdapat banyak sekali coretan coretan
baik dengan hurup arab maupun dengan hurup latin. Entahlah apa tujuan dari
orang orang pelaku pencoretan tersebut.
Gaya Byzantium (Romawi Timur) sangat kental pada bentuk kubah tunggalnya. |
Arsitektur Masjid Abu Bakar Siddiq
Masjid
Abu Bakar Siddiq dibangun dalam gaya klasik era awal Usmaniyah. Terdiri dari
dua bangunan yakni bangunan masjid dengan kubah besar haya Byzantium di
atapnya, ditambah dengan satu menara degan satu balkoni berukiran qurnis dan
ujung menara nya dibuat lancip seperti lazimnya masjid masjid Usmani. Menara
ini dibangun disi utara menempel dengan bangunan masjid. Fasad depannya dilapis
dengan batu batu alam hitam.
Ada
dua pintu akses di masjid ini yang sedikit masuk ke dalam tembok bangunan
membentuk sebuah ceruk berlengkung yang tak terlalu dalam. Dua pintu ini dibuat
senada, terbuat dari bahan kayu tanpa ornamen. Pintu utama berada ditengah
dengan bukaan yang berukuran lebih besar, dibagian atasnya terdapat tulisan
nama masjid ini dalam aksara arab.***
Detail bagian atas pintu utama Masjid Abu Bakar Siddiq. |
Batu batu basal pada fasad depan Masjid Abu Bakar Assidiq yang tampak sudah begitu tua termakan waktu. |
------------------------------------------------------------------
🌎 gudang informasi masjid di
Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
Baca Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA