Berdiri megah ditengah laut teluk
kendari, Masjid Al-Alam pada saat air pasang masjid ini benar benar tampak
seolah olah terapung diatas laut teluk Kendari. Rancang bangunnya mengingatkan
kita kepada bangunan bangunan megah dunia. Perhatikan empat menara di empat
penjuru masjid yang mirip dengan menara Burj Al-Arab di Jumeirah-Dubai, Uni
Emirat Arab, sedangkan fasad masjid ini mengingatkan kita pada Masjid
Tuanku Mizan Zainal Abidin atau juga terkenal dengan sebutan masjid besi di
Putrajaya, ibukota (baru) Malaysia.
Masjid Al-Alam kini menjadi Ikon
baru kota Kendari dan Provinsi Sulawesi Tenggara, dan menjadi salah satu objek
wisata pavorit warga di kota itu. Kehadiran masjid ini menambah deretan masjid
masjid megah di Kendari setelah Masjid Raya Al-kautsar Kendari dan Masjid Raya
Kendari atau biasa juga dikenal dengan nama Masjid Raya Kota lama yang sudah
berdiri terlebih dahulu.
Masjid Al-Alam diperkiirakan
mampu menampung hingga 10.000 Jemaah sekaligus dengan asumsi dilantai satu
mampu menampung lebih dari 5000 jemaah ditambah lantai dua dan lantai tiga yang
diperkirakan masing masing mampu menampung lebih dari 2000 jemaah sekaligus.
Untuk menampung kendaraan Jemaah, masjid Al-Alam dilengkapi dengan lahan parkir
yang mampu menampung hingga 700 kendaraan roda empat.
Tentang Al-Alam
Secara harfiah, Al-Alam berasal
dari bahasa arab yang berari alam semesta, namun masyarakat akan langsung
mengaitkan nama masjid ini dengan nama inisiator pembangunannya, Gubernur ke 7
Sulawesi Tenggara, Nur Alam. Masjid Al-Alam atau lebih dikenal juga sebagai
Masjid Terapung Al-Alam adalah masjid megah yang dibangun ditengah laut teluk
Kendari, kota Kendari, provinsi Sulawesi Tenggara. Tak tanggung tanggung,
lokasi masjid ini dibangun sejauh 1,6 kilometer dari bibir pantai kota Kendari.
Dari kejauhan bangunan masjid ini
tampak mengapung di permukaan laut teluk Kendari, dengan posisinya yang
demikian itu yang menjadikannya disebut sebagai masjid terapung. Meskipun
sebenatnya tidak benar benar mengapung di atas air laut melainkan berdiri
diatas tiang tiang panyanggah beton bertulang yang ditancapkan ke dasar laut.
Dari segi tata letaknya masjid
terapung Al-Alam kota Kendari ini memang bartu satu satunya di Indonesia dan di
dunia yang dibangun begitu jauh di tengah laut. Meskipun masjid masjid yang
serupa ini sudah begitu banyak dibangun di Indonesia dan di dunia, dan seolah
menjadi trend baru dalam pembangunan masjid saat ini.
Masjid Al
Alam Kendari
Jalan Masjid Al-Alam, Teluk Kendari
Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
Indonesia
Sebelumnya di Indonesia sudah ada
beberapa bangunan Masjid Terapung, sebut saja daintaranya adalah Masjid Masjid
Raya Al-Munawaroh di Ternate, Masjid Amirul Mu’minin kota Makasar, dan lain
lain, sementara yang paling terkenal di luar negeri diantaranya adalah Masjid
Terapung Ar-Rahmah yang mengapung di laut merah kota Jeddah, Arab Saudi dan
Masjid
Hassan II, Casablanca - Maroko.yang seolah mengapung di samudera Atlantik
Utara.
Proyek Pembangunan Masjid Al-Alam
Proyek pembangunan Masjid
Terapung Al-Alam Kota Kendari ini mulai dibangun tahun 2010 yang lalu dan baru
selesai dan diresmikan delapan tahun kemudian di tahun 2018 yang lalu. Proses
pembangunan yang cukup lama dengan segala kendala dan masalahnya sendiri.
Sebuah mega project yang cukup ambisius, sempat menuai kontroversi dan
penolakan dari berbagai lapisan masyarakat.
Sejak awal pengumuman
pembangunannya, telah menuai berbagai komentar di masyarakat hingga para tokoh
di Kendari dan Sulawesi Tenggara termasuk nilai proyeknya yang diperkirakan
akan menghabiskan dana sebesar Rp. 230 Milyar Rupiah. Nilai sebegitu besar
dinilai akan lebih bermanfaat bila dimaksimalkan untuk kesejahteraan
masyarakat, ditambah lagi dengan keberatan dari para pemerhati dan penggiat
pelestarian lingkungan.
Interior Masjid Al-Alam, terang benderang dan lega. dari tiga lantai masjid ini, mampu menampung hingga 10 ribu jamaah. |
Proses pembangunannya dimulai
dengan pemancangan tiang pertama pada hari Selasa 17 Agustus 2010 dipimpin oleh
Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, dihadiri oleh Wakil Gubernur Sulawesi
Tenggara, Saleh Lasata, Walikota Kendari Ir Asrun, Wakil Ketua DPRD, La Pili, pejabat
muspida dan mantan Menteri Agama, Prof DR Said Agil Al Munawar.
Upacara pemancangan tiang pertama
itu bertepatan dengan tanggal 7 Romadhon, dan tanggal 7 tersebut dikait kaitkan
dengan jabatan Gubernur Nur Alam yang merupakan Gubernur Sulawesi Tenggara Ke
7.
Sumber pendanaan
DPRD bersama pemkab mengalokasikan
dana APBD sebesar 10 Miliar untuk keperluan pemancangan tiang penyanggah masjid
ini yang keseluruhannya mencapai 509 tiang yang akan ditancapkan di teluk
Kendari hingga kedalaman 30 meter. Tahap pertama di tahun 2010 dikerjakan
penancapan 37 tiang pancang.
Masjid Al-Alam nantinya akan dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung termasuk taman masjid yang kini sedang dalam proses reklamasi (terlihat di belakang masjid) dan sarana pendukung lainnya. |
Total waktu yang direncanakan
untuk menyelesaikan pembangunan masjid adalah empat tahun. Selain bangunan
masjid, sebuah jalan penghubung sejauh 1,6 Kilometer juga dibangun
menghubungkan daratan kota kendari ke kompleks masjid ini. Berbeda dengan
konstruksi masjid yang menggunakan tiang pancang, causeway atau jalan
penghubung ini dibangun dengan metoda menimbun laut atau reklamasi.
Adapun nilai proyek pembangunan
masjid ini memang cukup fantastis, sampai dengan saat diselenggarakannya Sholat
subuh perdana di masjid ini, pembangunannya telah menghabiskan dana sekitar Rp.
250 Milyar Rupiah, dan pada saat pertama kali digunakan, Gubernur Nur Alam
bahkan menyebut proyek tersebut menghabiskan dana hingga RP. 250 Milyar Rupiah
seluruhnya bersumber dari APBD provinsi Sulawesi Tenggara.
Prakarsa Gubernur Nur
Alam
Proyek pembangunan masjid ini di
prakarsai oleh Gubernur ke 7 provinsi Sulawesi Tenggara, Nur Alam, dimulai
dengan pemancangan tiang pertama pada peringatan hari kemerdekaan Republik
Indonesia, 17 Agustus 2010 yang lalu. Menjelang ahir masa jabatan Gubernur Nur
Alam masjid ini baru mencapai progress 75% namun sudah dapat digunakan untuk
peribadatan ditandai dengan penyelenggaraan sholat subuh berjamaah pertama yang
dihadiri Gubernur Nur Alam, pejabat daerah dan masyarakat muslim setempat pada
tanggal 28 Mei 2017.
Pembangunan masjid ini
dilanjutkan hingga selesai dan dresmikan oleh Pejabat Gubernur Sulawesi
Tenggara Teguh Setyabudi, pada hari Jumat 27 April 2018 bertepatan dengan ulang
tahun provinsi Sulawesi Tenggara ke 54. Peresmian tersebut juga ditandai dengan
penyelenggaraan sholat jum’at bersama di masjid Al-Alam. Upacara peresmian
tersebut turut dihadiri Ketua DPRD Sulawesi Tenggara, Abdurrahman Saleh yang
juga merupakan Ketua DPW PAN Sulawesi Tenggara, para pejabat dan masyarakat
muslim kota Kendari.
Letaknya yang tak lazim dan bangunan ma jidnya pun elok, menjadikan masjid ini sebagai salah satu objek wisata favorit warga. |
Objek wisata baru kota Kendari
Pembangunan di kompleks masjid
terapung ini masih dilanjutkan untuk dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan
prasarana pendukung. Termasuk didalamnya pembangunan taman di ulau reklamasi di
depan masjid, causeway atau jalan hubung di sisi selatan dan sarana sarana
pendukung lainnya.
Meski beberapa poin berbeda
dengan rencana awal, Masjid Terapung Al-Alam ini kini bediri begitu megah di
tengah tengah laut teluk Kendari dan menjadi Ikon baru kota Kendari dan
provinsi Sulawesi Tenggara. Selain menjadi tempat ibadah kompleks masjid ini
kini juga menjadi objek wisata baru bagi masyarakat Kendari dan sekitarnya.
Ruas jalan hubung ke masjid ini
yang cukup panjang, menjadi tempat pavorit warga untuk berolah raga atau
sekedar melepas lelah menikmati pemandangan laut teluk kendari dengan Masjid
Al-Alam sebagai Ikon nya. Setiap hari tempat ini selalu ramai dikunjungi warga
termasuk mereka yang datang untuk sekedar ber-selfie ria, di luar waktu
sholat.(dari berbagai sumber, data diolah).***
------------------------------------------------------------------
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara
dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
Baca Juga
Beautifully
BalasHapus