Masjid San Pedro Sula, Honduras. |
Honduras dikenal luas sebagai “a country of churces” atau “negara nya
gereja gereja” saking banyaknya gereja di negara yang seringkali disebut
sebagai Republic Banana (Republik pisang) tersebut. Penduduk Honduras memang mayoritas
beragama Kristen dan negara ini dikenal luas sebagai penghasil dan pengekspor
pisang terbesar di dunia.
Islam di Honduras merupakan salah satu agama dengan pemeluk minoritas
namun cukup berkembang dengan baik di negara dengan toleransi dan keberterimaan
yang cukup baik terhadap Islam. Menariknya lagi bahwa Honduras juga merupakan salah
satu negara di kawasan Karibia dengan komunitas arab paling besar, sekitar 25%
warga Honduras merupakan keturuan arab, meskipun sebagian besar dari mereka
menganut Kristen sejak pertama kali datang ke benua Amerika dari negara
asalnya.
Merujuk kepada laporan Pew forum tahun 2009, muslim di Honduras hanya
sekitar 11 ribu jiwa dari total penduduknya yang mendapai 9 juta jiwa. Muslim
di negara ini tersebar di beberapa kota di Honduras, muslim Honduras memiliki
satu Masjid yang cukup repsesentatif di Kota San Pedro Sula, kota terbesar
kedua di Honduras. Masjid ini merupakan masjid satu satunya di Honduras yang
dibangun dengan bentuk sebagaimana masjid yang kita kenal, lengkap dengan
sepasang menara dan kubah di atap bangunannya.
Islamic Centre of Honduras / Templo Islam
San Pedro Sula 21104, Honduras
FXR9+34 San Pedro Sula, Honduras
Selain masjid di San Pedro Sula ini masih ada masjid di kota Tegucigalpa
yang merupakan ibukota negara Honduras, hanya saja masjid di Tegucigalpa hanya
berupa bangunan biasa yang di ubah fungsi menjadi masjid tanpa mengubah bentuk
bangunan nya. Masjid di Tegucigalpa ini berukuran kecil, kira kira setara
dengan sebuah bangunan mushola di Indonesia. Anda dapat temukan video masjid
Tegucigalpa ini di posting Islam di Honduras bagian-2.
San Pedro Sula terpaut cukup jauh dari Tegucigalpa sebagai ibukota
negara. Jarak diantara keduanya sekitar 261 km atau butuh waktu sekitar lima
setengah jam berkendara ke arah barat laut dari kota Tegucigalpa. San Pedro
Sula lebih dekat ke wilayah pantai utara Honduras yang menghadap ke Laut
Karibia.
Masjid San Pedro Sula
Di aplikasi google map anda akan menemukan masjid ini ditandai dengan dua
nama, satu penanda dengan nama Islamic Center Honduras, satu penanda lagi
dengan nama Templo Islam. Masjid di San Pedri Sula ini dibangun sekitar tahun
2014 yang lalu. Berdirinya Masjid di San Pedro Sula ini mengahiri rekor
Honduras sebagai satu satunya negara Karibia dan Amerika latin yang tidak
memiliki masjid bagi warga muslim-nya selama beberapa tahun kebelakang.
Sholat berjamaah di Masjid San Pedro Sula. |
Selain daripada itu, masjid di San Pedro Sula ini juga merupakan satu
dari dua Masjid di wilayah Karibia dan Amerika Tengah yang dibangun dengan
arsitektur demikian, masjid dengan arsitektur yang mirip di Amerika tengah
lainnya adalah Masjid
Muhammad Ali Jinnah Memorial di St. Josep, Republik Trinidad & Tobago, meskipun
memang lebih megah dibandingkan Masjid di San Pedro Sula ini.
Tak pelak, kehadiran masjid di San Pedro Sula ini menghadirkan suasana bahagia
bagi muslim disana. Beberapa jemaahnya yang tersebar di berbagai daerah sekitar
San Pedro Sula rela berkendara cukup jauh untuk hadir di masjid ini setidaknya
sekali sepekan guna turut serta dalam sholat Jum’at berjemaah di masjid
kebanggaan mereka di San Pedro Sula ini.
Semangat Jemaah yang luar biasa
Dengan komunitas muslim yang tidak terlalu banyak dan tidak tinggal di
daerah yang sama, dengan sendirinya jemaah masjid San Pedro Sula ini pun
berdatangan dari berbagai daerah yang terpaut cukup jauh untuk berkumpul di
masjid ini sekali sepekan setiap hari jum’at. Momentum sekali sepekan tersebut
tidak saja untuk sholat Jum’at berjamaah namun sekaligus juga untuk
bersilaturrahmi dengan saudara saudara sesama muslim.
Khutbah di Masjid San Pedro Sula. |
Diantara mereka adalah Arnaldo Hernandez, seorang nelayan dari suku Garifuna,
yang tinggal di kota pantai La
Ceiba yang berada di tepi laut Karibia sekitar 190 km sebelah timur laut San
Pedro Sula, harus berkendara dari rumahnya selama lebih dari 3 jam untuk datang
ke Masjid ini. Arnaldo Hernandez adalah seorang mualaf sebelumnya dia memeluk
agama Kristen dan sudah memeluk Islam sejak 26 tahun lalu.
Kini beliau merupakan salah satu jemaah paling senior di masjid San
Pedro Sula ini sejak mereka belum memiliki bangunan masjid sebenarnya seperti
saat ini. Sebagai salah satu jemaah senior, Pak Hernandez ini menuturkan
bagaimana dulu mereka melaksanakan sholat berjamaah di masjid sementara tak
jauh dari Rumah Sakit di San Pedro Sula.
Semangat lainnya yang luar biasa ditunjukkan oleh seorang kolonel asli
Honduras, Kolonel Orlando Ajalla Gaños, yang rela menempuh perjalanan jauh dari Ibukota
Tegucigalpa ke San Pedro Sula untuk Sholat Jum’at. Pak Kolonel pada mulanya
mencari tahu dan belajar sendiri mengenai Islam sampai ahirnya beliau benar
benar mendapatkah hidayah dan memeluk Islam.
Susana jelang sholat di dalam Masjid San Pedro Sula. |
Masjid San Pedro Sula
Bangunan masjid San Pedro Sula ini berdiri diantara bangunan bangunan
lainnya, sehingga orientasi bangunannya memang tidak pas menghadap kiblat
karena mengikuti denah bangunan disekitarnya. Karenanya, untuk menyesuaikan
dengan arah kiblat, garis shaf di dalam masjid ini pun dimiringkan nyaris empat
puluh lima derajat terhadap arah bangunannya.
Ruang utama masjid tidak terlalu tinggi seperti halnya masjid masjid di
Indonesia dan negara negara Islam lainnya. Namun demikian rancangan interiornya
disesuaikan layaknya masjid masjid lainnya lengkap dengan karpet hijau, rak rak
kitab Suci Al-Qur’an dan dekorasi lainnya. Untuk meredam suhu udara Honduras
yang cukup panas, ruangan masjid ini dilengkapi dengan perangkat penyejuk
udara. Di ruang utama masjid juga dilengkapi dengan kursi plastik untuk jemaah
jemaah senior yang sudah tidak sanggup berdiri lama saat melaksanakan sholat.
Masjid juga dilengkapi dengan ruang shola khusus jemaah wanita, dan
ruangan ruangan penunjang lainnya termasuk ruang tempat berwudhu dan
sebagainya. Sama seperti di Indonesia di masjid ini pun disediakan kotak amal
untuk menampung donasi dari jemaah.
Imam Muhammad, Imam Masjid San Pedro Sula yang merupakan muslim asal Pakistan. |
Jumlah jemaahnya yang hanya puluhan orang, menjadi kekuatan tersendiri
karena mereka saling mengenal sangat dekat satu dengan lainnya dan kekompakan
yang terjalin luar biasa. Jemaah muslim masjid ini ada pertemuan setiap pekan
untuk makan malam bersama yang diselenggarakan oleh salah satu jemaahnya, Yusuf
yang berasal dari Pakstan dan memiliki beberapa pabrik di Honduras dan salah
satu orang terkaya di Honduras. Namun demikian, sejauh ini kami belum
mendapatkan informasi tentang bagaimana perjalanan sejarah pembangunan masjid
ini.
Jaminan Negara Bagi Kebebasan
Beragama
Meski menjadi minoritas, pemerintah Honduras mengizinkan masjid San
Pedro Sula ini menyuarakan azan keluar masjid melalui pengeras suara di
menaranya. Pemerintah setempat juga mengizinkan muslim disana untuk
meninggalkan pekerjaan mereka di setiap hari jum’at untuk menunaikan sholat jum’at
berjama’ah. Bahasa pengantar di masjid San Pedro Sula ini menggunakan bahasa
arab dan bahasa Spanyol.
Konstitusi Honduras melindungi kebebasan ber-agama di negara tersebut,
meskipun secara jelas konstitusi negaranya hanya mengakui Katholik Roma sebagai
agama resmi, sedangkan semua penganut agama lain nya di katagorikan sebagai
Asosiasi Agama dan memiliki hak dan keistimewaan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan Katholik Roma. Imam Muhammad, selaku imam di Masjid San
Pedro Sula ini juga mengakui bahwa tidak pernah ada masalah rasime dan
sebagainya terhadap muslim disana.***
------------------------------------------------------------------
🌎 gudang informasi masjid di
Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
Baca Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA