Halaman

Minggu, 02 Juni 2019

Masjid San Pedro Sula, Honduras

Masjid San Pedro Sula, Honduras.

Honduras dikenal luas sebagai “a country of churces” atau “negara nya gereja gereja” saking banyaknya gereja di negara yang seringkali disebut sebagai Republic Banana (Republik pisang) tersebut. Penduduk Honduras memang mayoritas beragama Kristen dan negara ini dikenal luas sebagai penghasil dan pengekspor pisang terbesar di dunia.

Islam di Honduras merupakan salah satu agama dengan pemeluk minoritas namun cukup berkembang dengan baik di negara dengan toleransi dan keberterimaan yang cukup baik terhadap Islam. Menariknya lagi bahwa Honduras juga merupakan salah satu negara di kawasan Karibia dengan komunitas arab paling besar, sekitar 25% warga Honduras merupakan keturuan arab, meskipun sebagian besar dari mereka menganut Kristen sejak pertama kali datang ke benua Amerika dari negara asalnya.

Merujuk kepada laporan Pew forum tahun 2009, muslim di Honduras hanya sekitar 11 ribu jiwa dari total penduduknya yang mendapai 9 juta jiwa. Muslim di negara ini tersebar di beberapa kota di Honduras, muslim Honduras memiliki satu Masjid yang cukup repsesentatif di Kota San Pedro Sula, kota terbesar kedua di Honduras. Masjid ini merupakan masjid satu satunya di Honduras yang dibangun dengan bentuk sebagaimana masjid yang kita kenal, lengkap dengan sepasang menara dan kubah di atap bangunannya.

Islamic Centre of Honduras / Templo Islam
San Pedro Sula 21104, Honduras
FXR9+34 San Pedro Sula, Honduras


Selain masjid di San Pedro Sula ini masih ada masjid di kota Tegucigalpa yang merupakan ibukota negara Honduras, hanya saja masjid di Tegucigalpa hanya berupa bangunan biasa yang di ubah fungsi menjadi masjid tanpa mengubah bentuk bangunan nya. Masjid di Tegucigalpa ini berukuran kecil, kira kira setara dengan sebuah bangunan mushola di Indonesia. Anda dapat temukan video masjid Tegucigalpa ini di posting Islam di Honduras bagian-2.

San Pedro Sula terpaut cukup jauh dari Tegucigalpa sebagai ibukota negara. Jarak diantara keduanya sekitar 261 km atau butuh waktu sekitar lima setengah jam berkendara ke arah barat laut dari kota Tegucigalpa. San Pedro Sula lebih dekat ke wilayah pantai utara Honduras yang menghadap ke Laut Karibia.

Masjid San Pedro Sula

Di aplikasi google map anda akan menemukan masjid ini ditandai dengan dua nama, satu penanda dengan nama Islamic Center Honduras, satu penanda lagi dengan nama Templo Islam. Masjid di San Pedri Sula ini dibangun sekitar tahun 2014 yang lalu. Berdirinya Masjid di San Pedro Sula ini mengahiri rekor Honduras sebagai satu satunya negara Karibia dan Amerika latin yang tidak memiliki masjid bagi warga muslim-nya selama beberapa tahun kebelakang.

Sholat berjamaah di Masjid San Pedro Sula.
Selain daripada itu, masjid di San Pedro Sula ini juga merupakan satu dari dua Masjid di wilayah Karibia dan Amerika Tengah yang dibangun dengan arsitektur demikian, masjid dengan arsitektur yang mirip di Amerika tengah lainnya adalah Masjid Muhammad Ali Jinnah Memorial di St. Josep,  Republik Trinidad & Tobago, meskipun memang lebih megah dibandingkan Masjid di San Pedro Sula ini.

Tak pelak, kehadiran masjid di San Pedro Sula ini menghadirkan suasana bahagia bagi muslim disana. Beberapa jemaahnya yang tersebar di berbagai daerah sekitar San Pedro Sula rela berkendara cukup jauh untuk hadir di masjid ini setidaknya sekali sepekan guna turut serta dalam sholat Jum’at berjemaah di masjid kebanggaan mereka di San Pedro Sula ini.

Semangat Jemaah yang luar biasa

Dengan komunitas muslim yang tidak terlalu banyak dan tidak tinggal di daerah yang sama, dengan sendirinya jemaah masjid San Pedro Sula ini pun berdatangan dari berbagai daerah yang terpaut cukup jauh untuk berkumpul di masjid ini sekali sepekan setiap hari jum’at. Momentum sekali sepekan tersebut tidak saja untuk sholat Jum’at berjamaah namun sekaligus juga untuk bersilaturrahmi dengan saudara saudara sesama muslim.

Khutbah di Masjid San Pedro Sula.
Diantara mereka adalah Arnaldo Hernandez, seorang nelayan dari suku Garifuna, yang tinggal di kota pantai La Ceiba yang berada di tepi laut Karibia sekitar 190 km sebelah timur laut San Pedro Sula, harus berkendara dari rumahnya selama lebih dari 3 jam untuk datang ke Masjid ini. Arnaldo Hernandez adalah seorang mualaf sebelumnya dia memeluk agama Kristen dan sudah memeluk Islam sejak 26 tahun lalu.

Kini beliau merupakan salah satu jemaah paling senior di masjid San Pedro Sula ini sejak mereka belum memiliki bangunan masjid sebenarnya seperti saat ini. Sebagai salah satu jemaah senior, Pak Hernandez ini menuturkan bagaimana dulu mereka melaksanakan sholat berjamaah di masjid sementara tak jauh dari Rumah Sakit di San Pedro Sula.

Semangat lainnya yang luar biasa ditunjukkan oleh seorang kolonel asli Honduras, Kolonel Orlando Ajalla Gaños, yang rela menempuh perjalanan jauh dari Ibukota Tegucigalpa ke San Pedro Sula untuk Sholat Jum’at. Pak Kolonel pada mulanya mencari tahu dan belajar sendiri mengenai Islam sampai ahirnya beliau benar benar mendapatkah hidayah dan memeluk Islam.

Susana jelang sholat di dalam Masjid San Pedro Sula.

Masjid San Pedro Sula

Bangunan masjid San Pedro Sula ini berdiri diantara bangunan bangunan lainnya, sehingga orientasi bangunannya memang tidak pas menghadap kiblat karena mengikuti denah bangunan disekitarnya. Karenanya, untuk menyesuaikan dengan arah kiblat, garis shaf di dalam masjid ini pun dimiringkan nyaris empat puluh lima derajat terhadap arah bangunannya.

Ruang utama masjid tidak terlalu tinggi seperti halnya masjid masjid di Indonesia dan negara negara Islam lainnya. Namun demikian rancangan interiornya disesuaikan layaknya masjid masjid lainnya lengkap dengan karpet hijau, rak rak kitab Suci Al-Qur’an dan dekorasi lainnya. Untuk meredam suhu udara Honduras yang cukup panas, ruangan masjid ini dilengkapi dengan perangkat penyejuk udara. Di ruang utama masjid juga dilengkapi dengan kursi plastik untuk jemaah jemaah senior yang sudah tidak sanggup berdiri lama saat melaksanakan sholat.

Masjid juga dilengkapi dengan ruang shola khusus jemaah wanita, dan ruangan ruangan penunjang lainnya termasuk ruang tempat berwudhu dan sebagainya. Sama seperti di Indonesia di masjid ini pun disediakan kotak amal untuk menampung donasi dari jemaah.

Imam Muhammad, Imam Masjid San Pedro Sula yang merupakan muslim asal Pakistan.

Jumlah jemaahnya yang hanya puluhan orang, menjadi kekuatan tersendiri karena mereka saling mengenal sangat dekat satu dengan lainnya dan kekompakan yang terjalin luar biasa. Jemaah muslim masjid ini ada pertemuan setiap pekan untuk makan malam bersama yang diselenggarakan oleh salah satu jemaahnya, Yusuf yang berasal dari Pakstan dan memiliki beberapa pabrik di Honduras dan salah satu orang terkaya di Honduras. Namun demikian, sejauh ini kami belum mendapatkan informasi tentang bagaimana perjalanan sejarah pembangunan masjid ini.

Jaminan Negara Bagi Kebebasan Beragama

Meski menjadi minoritas, pemerintah Honduras mengizinkan masjid San Pedro Sula ini menyuarakan azan keluar masjid melalui pengeras suara di menaranya. Pemerintah setempat juga mengizinkan muslim disana untuk meninggalkan pekerjaan mereka di setiap hari jum’at untuk menunaikan sholat jum’at berjama’ah. Bahasa pengantar di masjid San Pedro Sula ini menggunakan bahasa arab dan bahasa Spanyol.

Konstitusi Honduras melindungi kebebasan ber-agama di negara tersebut, meskipun secara jelas konstitusi negaranya hanya mengakui Katholik Roma sebagai agama resmi, sedangkan semua penganut agama lain nya di katagorikan sebagai Asosiasi Agama dan memiliki hak dan keistimewaan yang lebih sedikit dibandingkan dengan Katholik Roma. Imam Muhammad, selaku imam di Masjid San Pedro Sula ini juga mengakui bahwa tidak pernah ada masalah rasime dan sebagainya terhadap muslim disana.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA