Halaman

Minggu, 26 Mei 2019

Islam di Honduras (Bagian-2)


Islam di Honduras saat ini

Berdasarkan sensus tahun 2017 cukup mencengangkan bahwa penduduk Honduras yang mengaku tidak menganut agama tertentu atau atheis mencapai 21%, sedangkan mayoritas penduduknya menganut Protestan (39%), Katholik (37%), penganut agama lainnya termasuk muslim hanya 2% dan sisanya 1% tidak memberikan jawaban. Sehingga mayoritas atau tepatnya 76% penduduk Honduras merupakan penganut ajaran Kristen. Wajar bila Negara ini dikenal dengan Negara yang penuh dengan Gereja.

Berdasarkan data statistic, ummat Islam di Honduras ada sekitar 5000 hingga 6000 jiwa. Jumlah yang setara dengan 0,1% dari seluruh jumlah penduduk Negara tersebut. Jumlah tersebut memang sangat sedikit bahkan bila dibandingkan dengan komunitas arab dan keturunan arab yang ada di Honduras yang diperkirakan mencapai 50 ribu hingga 80 ribu jiwa, namun sebagian besar keturunan arab disana menganut agama nasrani sebagaimana orang tua mereka sejak pertama tiba di Honduras.

Jumlah tersebut memang angka perkiraan karena tidak ada sensus resmi yang mendata jumlah mereka. Dan dengan jumlah tersebut menempatkan Honduras sebagai Negara dengan penduduk keturunan arab arab terbesar di wilayah Karibia. Sebagian besar merupakan keturunan Arab Palestina yang menganut agama Ortodok, Katholik dan Kristen.

Masjid di Honduras

Muslim Honduras memiliki masjid di kawasan Colonia Prado Alto, di kota San Pedro Sula yang merupakan kota terbesar kedua di Honduras setelah Tegucigalpa. Masjid ini digunakan untuk menggelar berbagai aktifitas keagamaan. Menurut penjelasan pimpinan Fundacion Islamica de Honduras, Abd el Jawad Abd el Fatah, masjid ini didirikan sekitar tahun 2014 dan kerap dihadiri imigran Muslim dari Timur Tengah, Afrika, Indonesia, dan sebagainya.

Masjid di San Pedro Sula ini merupakan masjid satu satunya di Honduras yang dibangun dalam bentuk bangunan masjid yang biasa kenal lengkap dengan menara dan kubah dibagian atap bangunannya. Meskipun aslinya bangunan utama masjid ini sebelumnya adalah bekas bangunan pabrik yang kemudian di ubah fungsi dan bentuknya menjadi masjid. Masjid ini juga diizinkan oleh pemerintah Honduras untuk menyuarakan azan keluar masjid dari pengeras suara di menaranya.

Diketahui selain masjid ini ada masjid lainnya di kota Tegucigalpa yang menjadi pusat aktivitas ke-Islaman di ibukota Negara meski bangunannya belum dibangun semegah sebagaimana bangunan masjid yang kita kenal.

Masjid di Tegucigalpa merupakan sebuah bangunan rumah biasa yang kemudian di rombak dan dialihfungsi sebagai masjid dengan ukuran kecil, mirip seuah mushola di Indonesia, bangunan tersebut dibagi bagi menjadi beberapa ruang selain ruang sholat, ruang belajar dan ruang pendukung lainnya.

Sholat jemaah di masjid dan Islamic Center San Pendro Sula, Honduras.

Honduras Izinkan Umat Islam Jeda Bekerja untuk Shalat Jumat

Laman republika di tahun 2017 yang lalu merilis berita cukup menarik terkait dengan kebijakan pemerintah Honduras yang mengizinkan Umat Islam Honduras meninggalkan pekerjaan mereka untuk shalat Jumat. Mereka juga diizinkan mendirikan madrasah di ibu kota untuk belajar Alquran. Pengajarnya adalah sukarelawan yang memahami ajaran Islam dan bahasa Arab.

Asosiasi Islam Honduras memainkan peran penting dalam dakwah untuk meningkatkan kesadaran akan Islam dan menye barkan ajaran agama tersebut. Asosiasi tersebut mengonsentrasikan sebagian besar khutbahnya tentang orang-orang Honduras Afrika yang percaya bahwa sekutu mereka adalah Muslim.

Asosiasi juga bekerja dalam penerbitan buku dan majalah Islam yang dicetak dalam bahasa Spanyol dan Inggris. Umat Islam di Honduras sangat menyukai pengetahuan Islam, tapi untuk mendapatkannya mereka me merlukan dukungan dari organisasi Islam internasional.

Mereka dapat menegaskan identitas dan keyakinan sendiri di hadapan penduduk setempat. Muslim juga memi liki sumber daya untuk membangun masjid dan sekolah agama yang layak untuk dikunjungi.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga

Islam di Honduras (Bagian 1)

Honduras berada di Benua Amerika bagian tengah, menghadap ke laut Karibia.

Dimanakah Honduras?

Honduras adalah Negara berbentuk Republik yang berada di Karibia, Benua Amerika bagian tengah. Sebelah utara dan timurnya menghadap ke laut Karibia, sebelah selatan berbatasan dengan Nikaragua, disebelah baratnya berbatasan dengan Elsalvador dan sebagian kecil wilayahnya menghadap ke teluk Fonseca di Samudera Pasifik, sebuah teluk yang diapit oleh wilayah Negara Elsalvador dan Nikaragua.

Secara geografis wilayah Amerika tengah memang berada diantara Samudera Pasifik di sebelah barat dan Laut Karibia di sebelah timurnya. Wilayah ini terkenal dalam dongeng dongeng bajak laut Karibia dan namanya bertebaran dalam catatan para penjelajah Samudera sejak dahulu kala.

Honduras memiliki luas wilayah seluas 112.492 km2 atau kira kira 13% lebih kecil dari luas propinsi Kalimantan Timur (129.066,64 km2). Jumlah penduduknya mencapai 7,529,403 jiwa atau kira kira 13% lebih banyak dari jumlah penduduk propinsi Riau (6.657.900 jiwa – data 2018). Honduras beribukota di Tegucigalpa yang juga merupakan kota terbesar di Negara itu.

Uniknya bahwa Honduras dikenal sebagai Negara penghasil pisang terbesar di dunia sehingga dijuluki sebagai “Republik Pisang”. Bahasa Spanyol adalah bahasa resmi Honduras, karena memang sejak abad ke 16 Honduras menjadi wilayah jajahan Spanyol.

Seiring dengan silih bergantinya kekuasaan di wilayahnya, Honduras sempat tiga kali menyatakan kemerdekaannya. Pada tanggal 15 September 1821 Honduras mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol, kemudian pada tanggal 1 Juli 1823 mendeklarasikan kemerdekaan dari Emperium Meksiko Pertama, dan pada tanggal 5 November 1838 mendeklarasikan kemerdekaannya dari Negara Republik Federasi Amerika Tengah. Namun hari kemerdekaannya ditetapkan setiap tanggal 15 September.

Masjid dan Islamic Center di kota San Pedro Sula, Masjid terbesar dan satu satunya yang dibangun dalam bentuk bangunan masjid pada umumnya yang ada di Honduras.

Masuknya Islam ke Honduras

Sudah sejak lama wilayah Amerika Tengah (Karibia) menjadi tujuan imigran dari Timur Tengah dan benua Afrika. Faktor sikap toleran dari penduduk lokal dan terbukanya kesempatan memperbaiki taraf hidup menjadi alasan mereka datang kesini, selain beragam persoalan di dalam negeri asal mereka yang memaksa mereka harus meninggalkan Negara asalnya. Wajar bila kemudian wilayah Amerika Tengah ini bagaikan negeri kedua bagi para imigran tersebut.

Sejarah mencatat, imigran Arab dan Afrika adalah yang pertama datang ke Amerika jauh sebelum Christopher Columbus menemukan benua itu. Mereka adalah ummat Muslim yang menghindari represi dari kaum Nasrani setelah jatuhnya daulah Islamiah Andalusia (Spanyol). Setelah itu semakin deras arus kehadiran imigran asal Arab pada abad ke-19 dan ke-20. Alasan mereka karena adanya gejolak yang terjadi di tanah Arab, khususnya Palestina. Salah satu negara yang menjadi tujuan imigran itu adalah Honduras.

Honduras mulai menerima kehadiran gelombang imigran Arab sekitar tahun 1896 hingga 1918. Sebagian besar imigran itu warga keturunan Arab asal Palestina. Secara demografi, kebanyakan merupakan kaum Nasrani, namun terdapat pula umat beragama Islam. Namun mereka bisa cepat berbaur dengan warga lokal serta mulai menjalankan kehidupan baru.

Di Honduras, para imigran Arab itu menjalankan berbagai aktivitas. Ada yang menjadi politisi atau pegawai pemerintahan, tapi paling banyak terjun di dunia bisnis dan perdagangan. Diperkirakan jumlah mereka mencapai 100 hingga 200 ribu jiwa dari tujuh juta populasi penduduk. Hinduras pun tercatat sebagai negara dengan jumlah imigran Arab Palestina terbesar di kawasan Amerika Tengah sejajar dengan Amerika Serikat, Kanada dan Chile.

Jumlah imigran Arab Muslim sekitar 2.790 jiwa atau 0,04 persen dari populasi. Kendati tidak signifikan dari segi kuantitas, kehadiran mereka cukup memberi kontribusi dalam pembangunan bidang sosial, ekonomi, dan politik atau pun keagamaan.

Suasana haru di Masjid dan Islamic Center Tegucigalpa, saat seorang penduduk setempat mengucapkan kalimat dua kalimat sahadat menyatakan ke-Islaman-nya.

Organisasi Islam di Honduras

Sejak tahun 1984, umat Muslim memiliki wadah oragnisasi. Namanya Centro Islamico de Honduras yang berkedudukan di kota San Pedro Sula, pimpinan Yususf Amdani. Organisasi lainnya adalah Comunidad Islamica de Honduras di Cortez. Organisasi keagamaan ini semakin cepat akselerasi umat Muslim pada kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan.

Tujuan utama mendorong kesejahteraan di kalalangan imigran Arab dan Muslim. Sejumlah masjid didirikan. Organisasi juga menggiatkan aktifitas keagamaan. Antara lain kajian dan pemebelajaran Al Qur'an, diskusi agama, dan isu keumatan, pendidikan agama untuk anak-anak, bahasa Arab serta pembinaan sosial lainnya.

Banyak dibukanya perkebunan pisang melambangkan transformasi pembangunan sejak abad ke 19. Potensi besar ini pada akhirnya menarik perhatian para pelaku indstri pertanian, pedagang ataupun pekerja. Padagang Arab Muslim ikut berkontribusi dalam setiap tahapan perkembangan di sana.

Mereka mengawali dengan pembukaan sejumlah perusahaan. Sebagian lagi terjun langsung membuka perkebunan pisang atau menjadi pekerja di perkebunan. Komunitas imigran Arab dan Muslim menempati distrik La Lima, El Progresso, dan Puerto Cortez.

Kehidupan mereka sangat sederhana. Tiada kemewahan dalam soal materi, seperti rumah, pakaian atau perhiasan. Ketika pergi dari satu desa ke desa lain untuk menjual hasil perkebunan, mereka memilih tinggal di penginapan sederhana atau rumah-rumah penduduk. Faktor inilah yang menciptakan kedekatan dengan warga lokal.

Peribadatan di Masjid dan Islamic center San Pedro Sula, Honduras.

Para imigran ini tidak serta merta meninggalkan identitas tradisi dan budaya negara asal. Sebaliknya, mereka menjaga baik praktek tradisi nenek moyang. Ini bisa ditilik dari bentuk rumah yang bergaya Timur Tengah atau sejumlah komoditas dagang yang merupakan ciri khas produk asli Timur tengah, misalnya minyak wangi, obat tradisional Arab dan masih banyak lagi.

Di samping itu, para imigran tetap memperhatikan perkembangan yang terjadi di Palestina. Secara reguler, mereka membaca koran-koran dari Palestina. Beberapa pengusaha rutin membantu perjuangan saudara sebangsa dalam memperoleh hak-hak mereka. Mereka juga sudah terbiasa melaksanakan shalat jenazah untuk mengenang para syuhada Palestina.

Kaum imigran Arab semakin mendapat pengakuan di masyarakat. tak hanya kontribusi di sektor perekonomian, mereka juga melaksanakan progarm-program sosial dan pendidikan. Salah satunya dapat dilihat melalui sekolah yang dididrikan di pinggir kota San Pedro Sula. Sekolah ini menampung sekitar 300-an anak-anak kurang mampu di wilayah tersebut. (Bersambung ke bagian-2)

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Sabtu, 25 Mei 2019

Islam di Namibia

Namibia berada di pantai barat benua Afrika menghadap ke Samudera Atlantik

Dimanakah Negara Namibia

Republik Namibia adalah salah satu Negara di benua Afrika. Letaknya berada di pantai barat daya benua Afrika, menghadap ke samudera Atalantik. Di sebelah utara Namibia berbatasan dengan Angola dan Zambia, di sebelah timur berbatasan dengan Botswana, disebelah selatannya berbatasan dengan Republik Afrika Selatan sedangkan sebelah baratnya menghadap ke Samudera Atlantik.

Sejak tahun 1915 merupakan wilayah jajahan Republik Afrika Selatan. Namibia baru memperoleh kemerdekaan nya dari Republik Afrika Selatan pada tanggal 21 Maret 1990 menjadikannya sebagai salah satu Negara termuda di dunia. Ibu kotanya ialah Windhoek.

Luas wilayah daratan Namibia 825.419 km² atau kira kira 10% lebih luas dari seluruh daratan pulau Kalimantan (743.330 km²), sedangkan jumlah penduduk Namibia di tahun 2015 mencapai 2.280.700 jiwa atau sekitar 12% lebih sedikit dibandingkan dengan penduduk di provinsi Kalimantan Tengah tahun 2018 (2.605.300 jiwa). Bahasa resmi Namibia adalah bahasa Inggris


Islam di Namibia

Mayoritas penduduk Namibia beragama Kristen, muslim di Nambia merupakan minoritas dengan jumlah dibawah 1 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Negara itu. Namun demikian, Islam merupakan agama dengan penganut terbesar kedua di Namibia, selain penganut agama minoritas lainnya. Imam Ali di Windhoek Islamic Center di ibukota Negara Namibia, mengumpamakan muslim di Namibia seumpama sebutir apel diantara kumpulan buah pir.

Situs .islamonline.net menyebutkan angka statistic resmi dari pemerintah menyebutkan pemeluk Islam di Namibia mencapai 70.000 jiwa, angka yang sangat besar tentunya, namun jumlah tersebut dibantah oleh Imam Ali yang menyatakan bahwa muslim di Namibia belum sebanyak itu.

Menurut data dari Pewforum.org, ditahun 1990 Muslim di Namibia ada sekitar 4000 jiwa atau sekitar 0,3% dari total penduduk. Di tahun 2010 jumlah Muslim di Namibia meningkat menjadi sekitar 9000 jiwa setara dengan 0,4% dari total penduduk. Dan diperkirakan pada tahun 2030 muslim di Namibia akan meningkat hingga 12000 jiwa atau setara dengan 0,4%. Kebanyakan dari muslim Namibia berasal suku Namaqua meski juga di anut oleh 13 suku suku besar disana.

Republika menyebutkan bahwa di tahun 1990-an, Muslim Namibia masih sangat sedikit dan hanya beberapa keluarga. Muslim saat itu berasal dari Afrika Selatan. Setelah kemerdekaan, Muslim Namibia memperkirakan jumlah mereka sekitar 250 orang. Semakin terlihatnya eksistensi Muslim dan Pemerintah Namibia yang terbuka terhadap berbagai agama dinilai berdampak positif bagi perkembangan Islam di Namibia.

Bersama dengan Yudaisme, Budha dan penganut Baha’I, islam menjadi minoritas terbesar di Namibia, dengan gabungan semua penganut agama agama tersebut diperkirakan mencapai 1% dari seluruh penduduk Namibia. Namun demikian Islam memiliki perkembangan yang baik di Namibia.

Islamic Center Windoek, terbesar di Namibia.

Masuknya Islam ke Namibia

Besarnya penganut Islam yang berasal dari suku Namaqua dipercaya merupakan hasil kerja keras dakwah dari salah satu tokoh suku Namaqua yang juga merupakan tokoh politik ternama, Jacobs Salmaan Dhameer (Ya’kub Salman Damir). Beliau mengikrarkan ke-Islaman nya di tahun 1980.

Ke-Islaman Jacobs bermula saat beliau mengikuti konfrensi Islam di kota Maseru di Leshoto tahun 1980 dan bersahadat disana, menjadikan beliau sebagai muslim kulit hitam pertama di Namibia. Ketika kembali dari konfrensi tersebut ke kampung halamannya beliau mendakwahkan Islam di tengah kaum suku Namasqua di kampung halamannya, itu sebabnya mayoritas pemeluk Islam di Namibia berasal dari suku Namaqua.

Sampai dengan era awal 80-an Islam belumlah dikenal oleh mayoritas masyarakat Namibia, meskipun saat itu sudah ada satu kantung kecil penduduk muslim yang berasal dari Republik Afrika Selatan yang tinggal di wilayah selatan Namibia berbatasan dengan Negara tersebut, mereka tinggal di wilayah wilayah sepanjang pantai seperti di Walvis Bay, Lüderitz dan Swakopmund.

Islamic Center Soweto (The Soweto Islamic Center) adalah masjid pertama di Namibia, dibangun tahun 1986 di Katutura. Dan jumlah masjid di Namibia bertambah berkali kali lipat di tahun 2009 dengan jumlah mencapai 12 masjid di seluruh wilayah Namibia. Dari dua belas masjid tersebut, enam diantaranya dibangun di Windhoek, dua masjid di Katima Mulilo, satu masjid di Walvis Bay, dan tiga masjid di wilayah utara Namibia yang berbatasan dengan Angola, Oshikango.

Secara ke-organisasian Muslim Namibia telah memiliki Konsul Yudisial Islam Namibia (The Namibia Islamic Judicial Council) berada di kota Ondobe di wilayah Ohangwena. Namibia juga sudah memiliki Asosiasi Halal Namibia (NIHA - Namibia Islamic Halaal Association) yang merupakan badan sertifikasi halal tertua sekalis badan sertifikasi halal paling terkemuka di Namibia.

Masjid Quba di Windoek, berdekatan dengan Islamic Center Windoek. Masjid ini merupakan satu satunya masjid yang di kelolal oleh kelompok syi'ah di Namibia.
Asosiasi Halal Namibia (NIHA) telah mendapatkan pengakuan dari Badan Serifikasi halal Republik Afrika Selatan dan berbagai Negara Negara Islam. NIHA didirikan tahun 2001 dan sebelumnya dikenal dengan nama Asosiasi pemotongan hewan halal Namibia (Namibia Halaal Slaughterers Association). Badan halal ini yang melakukan sertifikasi halal terhadap berbagai outlet makanan di Namibia.

Peran Muslim Namibia di kancah nasional

Dengan komunitas yang baru mencapai 0,5 persen dari total populasi. nilai-nilai Islam yang mengatur pernikahan, sistem ekonomi yang adil, kesehatan, dan banyak aspek kehidupan lainnya tetap disuarakan Muslim Namibia. Dua lembaga berskala nasional seperti sudah disebutkan di awal tadi, menjadi indikasi eksistensi muslim di kancah nasional Negara Namibia.

Dalam sebuah wawancara di tahun 2017, Imam masjid Soweto Islamic Center, Syekh Abubakr Tjipanga, mengungkapkan, Soweto Islamic Center sendiri didirikan pada 1986. Saat itu hanya sekira 50 Muslim dan 10 Muslimah menjadi jamaah tetap masjid kecil di sana. Soweto Islamic Center memiliki hubungan erat dengan komunitas Muslim di berbagai wilayah, terutama dengan South Africa National Zakah Fund (SANZAF).

Selain menjadi imam masjid, Syekh Abubakr juga merupakan pengajar di University of Namibia, narasumber siaran radio Damara, Nama, dan konselor isu-isu sosial, seperti penanganan HIV/AIDS dan pernikahan. Baru sekitar 50 Muslim Namibia yang sudah berhaji dan 11 orang saat itu tengah belajar bahasa Arab dan syariah di Arab Saudi.

Sekira 500 Muslim Namibia dan Muslim pendatang biasanya akan berkumpul untuk shalat Jumat berjamaah di Windhoek Islamic Centre (WIC) di Sam Nujoma Avenue. WIC merupakan organisasi Islam induk di Namibia, Namibia Islamic Association, meski baru didirikan pada akhir 1999.

Tokoh muslim Namibia, Imam Masjid di Soweto Islamic Center.
Ada sekira 200 orang yang menjadi jamaah tetap masjid WIC. Selain masjid, WIC juga memiliki perpustakaan dan pusat pendidikan. Sebagian jamaah WIC ada yang belajar ke luar negeri, tak hanya untuk belajar Islam, tapi juga ilmu lainnya. Tak jauh dari WIC, terdapat Masjid Quba Windhoek yang merupakan satu-satunya masjid Syiah di Namibia.

Pascatragedi 9/11 di AS, Syekh Abubakr dan Shafi jadi sering mengisi ceramah Islam di radio dan diundang kedutaan negara asing untuk menjelaskan ajaran Islam. Mereka tidak keberatan melakukannya. Mereka sepakat terorisme justru merusak.

Meski tergolong baru, WIC juga menjalankan kegiatan sosial, seperti beasiswa pendidikan pelajar Muslim untuk belajar ke Afrika Selatan, Arab Saudi, Sudan, Malaysia, Mesir, dan perguruan tinggi lokal. Konseling penanganan HIV/AIDS dan persoalan kesehatan juga terus dijalankan.

Kegiatan amal, seperti pendistribusian pakaian dan makanan, juga dilakukan kepada komunitas fakir miskin. Komunitas Muslim di Walvis Bay, Oshakati, Oshikango, Ondangwa, Katima Mulilo, dan Keetmanshoop akhirnya menerapkan hal yang sama di daerah mereka.

Muslim Namibia juga ikut berkontribusi di sektor lain, misalnya, usaha padat karya, seperti penyedia makanan halal Bibi's Halaal Take Aways and Bakery dan Namibia Halaal Meat Market di Windhoek, makanan cepat saji halal Chicken Inn di Matima Mulilo, penyewaan kendaraan Sani 4X4 Rentals di Windhoek yang juga menyediakan kendaraan angkutan penumpang untuk jamaah shalat Jumat.

Belum ada hubungan formal antara komunitas Muslim dan agama mayoritas Kristen di Namibia. Selain karena ada sejumlah perbedaan, kurang baiknya infrakstruktur juga membuat kerja sama itu masih minim.

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca juga