Zanzibar adalah
sebuah pulau yang terletak di lepas pantai timur benua Afrika, secara
administratif pulau ini merupakan bagian dari Republik Tanzania dengan status
Semi Otonom. Dengan statusnya itu, Zanzibar memiliki pemerintahan sendiri yang
dipimpin oleh seorang presiden. Islam di
Zanzibar merupakan agama terbesar di Negara bagian itu, sangat berbeda
dengan wilayah Negara Tanzania lainnya yang berada di daratan utama benua
Afrika.
Berbeda dengan
wilayah daratan Tanzania, mayoritas penduduk Zanzibar beragama Islam dengan
segala tradisi dan budayanya. Kehidupan keseharian di Zanzibar tidak jauh
berbeda dengan wilayah dengan penduduk mayoritas muslim di belahan dunia
lainnya. Sektor Pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan negara bagian ini dengan
menawarkan keindahan panorama-nya.
Masjid Pertama dan Tertua di Zanzibar
Masjid Kizimkazi berada di ujung
selatan pulau Zanzibar di Tanzania dan merupakan salah satu masjid tertua di pantai timur benua Afrika.
Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Kizimkazi meskipun sebenarnya berada di
wilayah Dimbani bukan di Kizimkazi yang terpaut jarak hingga tiga mil. Hanya
saja nama kedua nama tempat tersebut sama sama menggunakan nama Kizimkazi
sebagai nama depan desanya yakni Kizimkazi
Dimbani dan
Kizimkazi Mtendeni.
Kizimkazi Dimbani Mosque
Kizimkazi Dimbani, Zanzibar, Tanzania
Merujuk kepada
inskripsi berpola Kufik yang ada dimasjid ini diperkirakan masjid ini dibangun
tahun 1107 oleh pemukim disana yang berasal dari wilayah Shiraz atas perintah dari Sheikh Said bin Abi
Amran Mfaume Al Hassan bin Muhammad.
Meskipun inskripsi
dan sebagian besar elemen dekorasi pahatan batu di masjid ini masih asli berasal dari
periode pembangunannya namun bangunan yang kini berdiri merupakan bangunan yang
dibangun ulang pada abad ke 18 yang lalu tepatnya antara tahun 1772-1773.
Cukup menarik bahwa masjid ini sedikit terdapat sentuhan seni bangunan
Persia karena memang Islam masuk ke Zanzibar dibawa oleh para pedagang muslim
dari Persia dan dari Arabia yang terpisah sejauh 5633 km jauhnya disebelah
utara dari Zanzibar. Selain sentuhan seni Persia masjid ini juga ditemukan
sentuhan seni Swahili.
Mihrab dan dinding sisi kiblat Masjid Kizimkazi. terlihat sederhana, dengan ornamen yang sulit untuk dibaca. |
Sebagian besar
bangunan masjid yang kini berdiri, tidak tampak layaknya sebagai bangunan tua dengan adanya bagian tembok dinding baru di sisi
timur dan atap seng gelombang yang digunakan sebagai atap nya.
Namun dibagian luar masjid terdapat beberapa makam
tua dengan beberapa inskripsi yang menunjukkan bahwa mereka adalah para tokoh muslim yang
dimakamkan disana, diantaranya yang paling dikenal luas adalah Sheikh Ali bin
Omar, seorang ulama yang hanya memiliki satu kaki dan satu tangan. Beberapa
makam tersebut dihias dengan pilar dan salah satunya di beri atap.
Di halaman depan
masjid ini terpampang satu papan pengumuman status masjid ini sebagai benda
cagar budaya dari Departemen arsip, Musium dan Purbakala Zanzibar yang juga
berisi penjelasan singkat tentang masjid ini. papan pengumuman tersebut
menjelaskan bahwa :
. . . . . “Hasil
dari penggalian menunjukkan bahwa Masjid Kizimkazi ini merupakan masjid tertua
di Zanzibar yang masih berfungsi sebagaimana mestinya hingga kini, pembangunan
kembali masjid ini di abad ke 18 menggunakan pondasi dari bangunan masjid asli dan
tembok dinding utara merupakan elemen asli dari bangunan pertama yang masih
berdiri. Dikemudian hari diketahui dari inscripsi kufik yang ada di sisi kiri
mihrab diketahui bahwa bangunan pertama masjid ini dibangun tahun 500H atau
bertepatan dengan tahun 1107 Miladiyah. Inskripsi tersebut merupakan peringatan
pembangunan kembali bangunan masjid tersebut oleh Sheikh Abu Musa Al-Hassan Bin
Muhammad.
ornamen di dinding sisi kiblat Masjid Kizimkazi. |
Sementara itu,
inskripsi yang lain yang berdekatan (disebelah kanan mihrab) ditulis dengan
hurup arab dan menyebutkan angka tahun 1184Hijriah atau bertepatan dengan tahun
1770 Miladiyah saat bangunan masjid ini dibangun kembali. Di sebelah luar
masjid terdapat sebuah sumur yang digali untuk kepentingan jemaah untuk
berwudhu.
Disekitar masjid
ini juga terdapat beberapa makam para Syarif atau mereka yang merupakan
keluarga Nabi Muhammad S.A.W, termasuk Sheikh Ali Umar, Sayyid Abdullah Said
Bin Sharif, maulana Bin Muhammad dan putri nya Mfaume Ali Umar sang penjaga
drum kota.” . . . .
Restorasi Masjid Kizimkazi
Ditahun 2008 Kedutaan besar Amerika Serikat di Tanzania mengucurkan dana
bantuan untuk restorasi tiga masjid tua di Tanzania termasuk Masjid Kizimkazi.
Bantuan tahun 2008 tersebut digunakan untuk memperbaiki dan merestorasi atap
masjid, langit langit masjid, pintu dan jendela termasuk juga bagian mihrab
masjid. Restorasi tersebut juga memperbaiki jaringan listrik masjid, perbaikan
penerangan listrik di dalam masjid, penambahan kipas angin, pengecatan dan
penggantian karpet masjid.
Masjid Kizimkazi di usianya yang sudah kuno masih difungsikan sebagai
pusat aktivitas warga muslim disana. Beberapa bagian masjid ini memang telah
mengalami kerusakan karena kurang perawatan. Beberapa bagian rusak dan bocor
karena cuaca dan usia termasuk atap dibagian mihrab bahkan bagian dalam masjid
juga mengalami kerusakan karena menjadi sarang burung dan kelelawar
Penjelasan tentang masjid kizimkazi di halaman masjid. |
Bantuan restorasi masjid ini diharapkan dapat membantu meningkatkan
sector pariwisata disana, mengingat desa tempat masjid ini berada memang
merupakan titik keberangkatan bagi wisatawan yang ingin menikwati wisata lumba
lumba sekaligus memperkenalkan wisatawan kepada kekayaan budaya Negara itu.
Restorasi masjid Kizimkazi ini berbarengan dengan proyek restorasi dua
masjid kuno Tanzania lainnya yang berada di pulau Pemba yang salah satunya
adalah masjid di Shumba, yang juga dibangun pertama kali di pertengahan abad ke
17 hingga awal abad ke 18, yang semuanya direstorasi dengan bantuan dari
kedutaan besar Amerika Serikat.
Besarnya kecintaan kepada masjid bagi muslim disana mengemuka pada saat
staf kedubes Amerika berkunjung kesana untuk berdialog dengan warga, sebelum
masjid ini di restorasi. Masyarakat sempat mengeluhkan sulitnya kehidupan
mereka termasuk sulitnya untuk mendapatkan air bersih.
Namun pada saat staf kedutaan menawarkan pilihan mana yang harus
didahulukan, antara pengadaan air bersih dengan restorasi masjid, warga dan
tokoh muslim setempat menyatakan mereka lebih memilih untuk dibantu memperbaiki
(restorasi) masjid yang menjadi pusat aktivitas warga muslim disana. Ghirah
yang luar biasa, ditengah kehidupan yang sulit. Semoga Allah senantiasa
melimpahkan rahmat nya kepada saudara saudara muslim kita disana.
🌎 gudang
informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
Baca Juga Artikel
Masjid di Wilayah Tetangga Zanzibar