Masjid An-Nur di Gaborone, Ibukota Botswana |
Botswana adalah satu satunya
negara yang pernah mencatatkan diri dalam sejarah sebagai negara yang ibukota
negaranya berada di luar negeri alias diluar wilayah negaranya, itu terjadi pada
saat negara ini masih dibawah jajahan Inggris sebagai ““British Protectorate of
Bechuanaland”, saat itu ibukota negara Botswana berada di Mafikeng, di Afrika
Selatan.
Setelah merdeka di tahun 1966, ke
unikan terus berlanjut, lagi lagi Botswana memiliki pengaturan yang unik dengan
Ibukota negaranya. Ibukota pemerintahan negara berpusat di kota Gaborone
sedangkan pusat sistim yudisialnya ditempatkan di kota Lobatse. Kota Gaborone
berada di sisi tenggara wilayah Botswana, sedangkan kota Lobatse terpaut 70km
ke selatan dari kota Gaborone
Botswana adalah negara yang wilayah-nya
terkunci di tengah tengah daratan Afrika bagian selatan. Secara geografis
Botswana bertetangga dengan Namibia di sebelah barat dan utara, batas kedua
negara ini benar benar berupa garis lurus yang membentang dari utara hingga ke
selatan, sisi utara Botswana juga berbatasan dengan satu jalur sempit wilayah
Namibia yang memanjang dari barat ke timur memisahkan Botswana dengan Angola
dan Zambia. Sisi timur laut Botswana berbatasan dengan Zimbabwe sedangkan sisi
tenggara dan selatannya berbatasan dengan Republik Afrika Selatan.
Kota Lobatse yang menjadi pusat
sistim yudisial negara Botswana memang memiliki sejarahnya sendiri sebagai kota
penting di Botswana. Lobatse merupakan wilayah pertama di Botwana yang memiliki
jalan ber-aspal, itupun hanya sepanjang 5 km membentang dari stasiun Lobatse
menuju ke gedung Pengadilan Tinggi, dan dibangun khusus untuk menyambut
kunjungan King George VI dan Queen Elizabeth di tahun 1947. Nyatanya, meskipun
negara ini merupakan bekas jajahan Inggris namun tidaklah semakmur seperti
kebanyakan negara negara yang senasip dengan nya.
Gedung pengadilan tinggi Botswana
memang berada di Lobatse sebagai ibukota sistem yudisial negara Botswana.
Lobatse juga menjadi pusat Departemen Survey Geologi, disnaa juga terdapat rumah
sakit jiwa serta Komisi Urusan Daging Botswana (Botswana Meat Commision),
komisi ini berawal dari “Loatse Abbatoir” yang dibangun oleh pemerintah kolonial
Inggris di tahun 1954. Kota Lobatse juga menjadi kota pertama di Botswana yang
memiliki Masjid sejak tahun 1967.
Urusan daging memang menjadi
penting di negara ini sebagai salah satu komoditi ekspornya ke berbagai negara
di Eropa. Sedangkan rumah sakit jiwa di Lobatse merupakan satu satunya rumah
sakit sejenis dinegara itu, kini Lobatse juga menjadi rumah bagi beberapa
industri. Penjara negara dan perusahaan pipa dan pengairan juga berpusat di
Lobatse sebagai perusahaan penyerap tenaga kerja terbesar di Botswana. Sampai ahirnya
ditemukan tambang intan dan tambang permata lainnya, ekspor daging masih
berperang sangat penting sebagai salah satu sumber penting devisa negara
Botswana.
Masjid An-Nur Gaborone |
Sebagi ibukota pemerintahan, Gaborone
merupakan ibukota dengan pertumbuhan penduduk paling pesat di Afrika.
Sayangnya, pertumbuhan ini juga diikuti cepatnya penyebaran HIV AIDS. Cukup
menarik bahwa Komunitas Muslim Botswana di Gaborone sering dilibatkan dalam kampanye
mencegah persebaran HIV AIDS.
Botswana merupakan negara
multietnis. Etnis Tswana, Kalanga, dan Basarwa, merupakan etnis utama negeri
Gurun Kalahari ini. Etnis-etnis lain dari Asia dan Eropa juga bisa ditemui di
sini, dengan jumlah yang sedikit.
Islam di Botswana Sejak 1882
Islam merupakan agama dengan
penganut minoritas di Botswana, mayoritas penduduk negara ini beragama Kristen
dan menganut kepercayaan asli setempat. Namun demikian, berdasarkan berbagai
laporan termasuk laporan dari kementrian luar negeri Amerika Serikat, kehidupan
antar ummat beragama di negara ini cukup kondusif dibandingkan dengan bagian
Afrika lainnya yang seringkali terjadi konflik.
Sensus tahun 2001 menunjukkan
jumlah muslim di Botswana hanya sekitar 5,000 jiwa atau kurang dari 1% dari
keseluruhan penduduk negara itu. Pada tahun 2010 populasi Muslim di Botswana
mencapai sekitar 8.000 jiwa dan diprediksi melonjak menjadi 10 ribu jiwa pada tahun
2020. Menurut James N Amanze dalam “Islam in Botswana During the Colonial
Period 1882-1966”, Islam masuk ke Botswana dibawa oleh para pedagang Muslim
India pada tahun 1882 dimasa kolonial Inggris.
Setelah berpindah ke beberapa
tempat, para pedagang Muslim India ini, kemudian menetap di Ramotswa sejak
1886. Kampung yang berjarak sekitar 33 kilometer dari Gaborone ini menjadi
perkampungan Muslim tertua di Botswana. Dari Ramotswa, Islam lalu menyebar ke
berbagai kota lain di negara dengan penduduk sekitar 1,6 juta jiwa itu.
Lantaran jumlah Muslim masih sedikit kala itu, Ramotswa selalu menjadi pusat
perayaan Idul Fitri dan Idul Adha hingga awal tahun 1960-an.
Bersambung ke bagian 2
------------------------------------------------------------------
Follow
& Like akun Instagram kami di @masjidinfo
🌎 gudang
informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
🌎 informasi
dunia Islam.
------------------------------------------------------------------
Baca Juga Artikel Islam di Afrika Lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA