Masjid Juma Derbent di Republik Dagestan, merupakan masjid tertua di Rusia |
Masjid Juma Derbent | Derbent Juma Mosque | Derbentskaya
Dzhuma Mechet' | Дербентская Джума Мечеть adalah masjid tua di kota Derbent di
wilayah otonomi Republik Dagestan, Federasi Rusia. Masjid Derbent juga
merupakan masjid tertua di wilayah Dagestan sekaligus tertua di wilayah
pegunungan kaukasus utara dan Rusia. Pertama kali dibangun tahun 733 (115 Hijriah)
pada saat kota Derbent berada di bawah kekuasaan Islam.
Selain masjid Juma, kota Derbent juga memiliki
beberapa masjid masjid tua lainnya seperti Masjid Kyrhlyar dari abad ke 17,
Masjid Bala dan Masjid Chertebe yang dibangun di abad ke 18, termasuk juga
bangunan madrasah yang berasal dari abad ke 15.
Masjid Juma terletak di tengah tengah wilayah kota lama
Derbent, yang telah menjadi ikon dari arsitektur kota kuno ini. Di dalam komplek masjid ini juga
terdapat bangunan madrasah dan beberapa rumah rumah tua yang dulunya merupakan rumah para
ulama tinggal.
Derbentskaya Dzhuma Mechet' | Дербентская Джума Мечеть
7 магал, д. 10, Derbent, Dagestan Republits,
Rusia, 368600
djumamechet.ru
+7 872 404-63-68
Tentang Kota Derbent
Derbent adalah salah satu kota
tertua di wilayah Republik Dagestan, Rusia. Kota yang memiliki sejarah panjang
Islam di pegunungan Kaukasus. Sejarah panjang kota Derbent berkaitan dengan
misi Islam yang berhasil menaklukkan Iran pada abad ke-7 masehi.
Derbent merupakan kota terbesar kedua di
Republik Dagestan, lokasi kota ini berada di tepian laut Kaspia dan berbatasan
langsung dengan republic Azerbaijan disebelah selatan. wilayah kota ini
merupakan gerbang antara laut Kaspia dengan pegunungan Kaukasus menjadikan kota
ini sebagai laluan selama berabad abad.
Kota Derbent juga disebut sebut sebagai kota
tertua di Rusia berdasarkan temuan temuan terdokumentasi dari abad ke 8 sebelum
masehi. Dan karena lokasi strategisnya sejarah kota ini penuh dengan pergantian
kekuasaan diantara Persia, Arab, Mongol, Timurid, Shirvan dan kerajaan kerajaan
Iran dan berahir di tangan Rusia melalui perjanjian Gulistan antara Iran dan Rusia di tahun 1813.
Sejarah Masjid Juma
Derbent
Kekuatan Islam dimasa khulafaurrasyidin
berhasil menguasai kota Derbent di tahun 654 dibawah komando Arab military
leader Maslama Ibn Abd-al-Malik dan menyebut kota ini sebagai Bab al-Abwab seiring
dengan keberhasil pasukan islam menaklukkan seluruh wilayah Persia.
Segera setelah itu, kota Derbent berubah
menjadi kota penting di wilayah tersebut dan agama Islam mulai berkembang
dikota ini dan wilayah sekitarnya. Dari sini wilayah Islam meluas hingga ke
wilayah Kaukasus timur laut termasuk Turki, Azerbaijan dan Rusia.
Pada tahun 733, tujuh masjid
dibangun di wilayah ini. Salah satunya adalah Masjid Juma, masjid tertua yang
hingga saat ini masih berdiri kokoh. Masjid Juma yang dibangun pada 115 Hijriah
atau 733-734 masehi dan merupakan masjid terbesar dan
berfungsi sebagai masjid utama sekaligus merupakan bangunan terbesar di wilayah
tersebut pada saat itu.
Bangunannya yang kokoh dan besar dan banyak ruangan, membuat masjid ini sempat di ubah menjadi penjara di masa Uni Soviet berkuasa. |
Bangunan masjid ini berukuran panjang 68 m (timur
– barat) dan lebar 28 m (utara-selatan) sedangkan tinggi kubah utamanya mencapai
17 m. dilengkapi dengan gedung madrasah dan bangunan bangunan rumah tempat
tinggal para ulama di sekitar masjid.
Khalifah Harun Ar-Rasyid dari Dinasti Abasiyah (763-809)
pernah tinggal di Derbent dan menjadikan kota ini memiliki reputasi yang sangat
disegani sebagai pusat budaya dan perdagagangan. merujuk kepada sejarawan arab
saat itu penduduk kota ini melampaui 50 ribu jiwa dan merupakan kota terbesar di
Kaukasus di abad ke 9 masehi.
Kekuasaan khalifah Islam bertahan di wilayah
ini hingga lebih dari dua abad dan mulai melemah di penghujung abad ke 9. Kota
Derbent menjadi pusat kekuasaan Ke-Emiran yang kemudian kekuasaan atas wilayah
ini silih berganti sampai ahirnya menjadi wilayah Rusia di tahun 1813.
Mihrab dan mimbar masjid juma derbent |
Masjid Juma Derben pernah mengalami restorasi
ditahun 1368-1369 untuk
memulihkan kondisinya akibat kerusakan karena gempa bumi oleh Baku
Tazhuddin. kemudian perluasan
dilaksanakan dan perbaikan keseluruhan komplek masjid ini pernah dilaksanakan
tahun 1815.
Hingga 1300 tahun setelah
berdirinya masyarakat masih bisa menikmati struktur asli dari masjid ini.
sayangnya, perubahan politik menjadi sejarah kelam fungsi masjid sebagai tempat
ibadah, pada tahun 1930 ketika Uni Soviet (USSR) menguasai wilayah ini.
Pemerintah Soviet yang komunis
menjalankan kampanye anti agama. Pada tahun 1938, polisi rahasia Soviet (NKVD)
menanggalkan semua atribut keislaman di Masjid Juma dan menjadikan masjid
sebagai penjara kota hingga tahun 1943.
Salah satu ruang diantara lorong lorong di dalam masjid juma Derbent |
Namun, pada 1943 pemerintah
Soviet mulai membuat keputusan lunak, dengan mengembalikan masjid tersebut kepada ummat Islam dan membolehkan
umat Islam menjadikan kembali Masjid Juma sebagaimana mestinya.
Saat ini, Masjid Djuma tetap
berdiri dengan arsitektur aslinya dengan taman dan pohon rindang di lokasi
masjid. Empat pohon besar berada disamping bangunan bermenara dan kubah ini. Jasa
Masjid ini luar biasa besar dalam melahirkan ulama-ulama muslim yang
mendakwahkan Islam ke wilayah Rusia dan Kaukasia.
Restorasi
Keseluruhan komplek masjid ini beserta kawasan
kota tua derbent telah direstorasi oleh pemerintah federal Rusia di tahun 2015
yang lalu. restorasi terhadap masjid tertua di Kaukasus utara ini selesai pada
tanggal 15 Juli 2015. Proses restorasi tesebut dilakukan untuk memulihkan
kondisi masjid ini dan bangunan disekitarnya dengan tetap menjada ke asliannya.
proyek restorasi tersebut dilakukan dalam rangkaian peringatan hari jadi kota
Derbent yang ke 2000 tahun.
Tempat wudhu nya yang unik |
Tidak hanya Komplek Masjid Juma Derbent yang di
restorasi namun termasuk juga benteng Naryn-Kala dan kawasan disekitarnya termasuk jaringan jalan
raya tua di sekitarnya sepanjang sekitar 20 Km. Restorasi tersebut melibatkan
para ahli dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia (Russian Academy of
Sciences) para arkeolog serta
sejarawan terkemuka.
Pemerintah Rusia menganggarkan 616.3 juta rubles dari anggaran belanja federal untuk proses restorasi
kawasan bersejarah ini, dengan tujuan utamanya tentu saja adalah untuk
mengkonservasi bangunan bangunan dan pendukungnya yang telah menjadi cagar
budaya nasional Rusia.
------------------------------------------------------------------
🌎 gudang
informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
🌎 informasi
dunia Islam.
------------------------------------------------------------------
Baca Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA