Halaman

Sabtu, 23 September 2017

Masjid Sunan Bonang Rembang

Masjid Sunan Bonang di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Masjid Sunan Bonang adalah masjid yang dipercaya dibangun oleh Sunan Bonang. Sunan Bonang atau Maulana Makdum Ibrahim lahir pada tahun 1465 Masehi, salah satu dari sembilan Walisongo yang menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa khususnya pesisir timur pantai utara. Lebih tepatnya di Desa Bonang Kecamatan Lasem Rembang Jawa Tengah.

Masjid Sunan Bonang berada di desa Bonang yang terletak dalam wilayah Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang, masjid ini menjadi salah satu bukti dan peninggalan dari perjalanan dakwah Sunan Bonang di Rembang dan sekitarnya. Lokasi masjid ini saat ini sekitar 50 meter disebelah selatan makam Sunan Bonang.

Sebelum menjadi desa daerah ini merupakan sebuah hutan yang terkenal dengan sebutan Alas Kemuning. Di awal awal dibangunnya masjid ini, masyarakat setempat tidak menyebutnya masjid namun menyebut bangunan ini sebagai Omah Gede atau Rumah Besar karena bentuknya yang berupa sebuah bangunan berukuran besar. Masyatakat setempat kala itu merasa heran karena bangunan masjid ini disebut sebut berdiri secara tiba tiba ditengah hutan.

Masjid Sunan Bonang
Bonang, Lasem, Kabupaten Rembang
Jawa Tengah 59271. Indonesia


Bisa jadi karena memang sunan Bonang kala itu tinggal menyendiri di tengah hutan dan jauh dari masyarakat sekitar, sehingga tidak ada masyarakat yang mengetahui proses pembangunan masjid ini sampai kemudian mereka menemukan atau melihat bangunan tersebut pada saat sudah jadi, rampung atau sudah selesai sehingga terkesan terjadi dengan tiba tiba.

Dengan berdiriya sebuah masjid yang mereka sebut sebagai Omah Gede secara tiba tiba itu mereka menganggap terjadi karena karena kekramatan seorang wali kekasih Allah, menjadikan masyarakat sekitar menjadi heran, sebab dipandang sebagai kejadian yang aneh, sehingga masyarakat Bonang sangat ingin datang untuk melihat adanya masjid tersebut.

Namun demikian cerita tutur yang berkembang menyebutkan bahwa Sunan Bonang membangun masjid ini dalam waktu satu malam dan kekramatan beliau sehingga begitu banyak yang datang belajar dan berguru kepada beliau baik dari bangsa manusia maupun bangsa Jin.

Kala itu Sunan Bonang termasuk orang yang dituakan, sehingga rakyat disitu sangat tunduk dan menghormati akan kepribadian Kanjeng Sunan Bonang. Kesempatan yang baik itu beliau gunakan untuk bertabligh dan mengajarkan tentang maksud agama Islam. Mulai saat itulah para santri-santri berdatangan, baik mereka yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur atau Jawa Barat untuk berguru dan menimba ilmu dari Sunan Bonang.

Makam Sunan Bonang di Desa Bonang, Lasem

Keterbatasan sumber sumber tertulis terkait sejarah masjid ini, sehingga sampai saat ini belum diketahui dengan pasti tentang tarikh pendirian masjid ini. Sebagian besar sumber sejarah masjid ini beserta sejarah Sunan Bonang di Lasem berupa kisah tutur yang disampaikan turun temurun dari generasi ke generasi.

Makam Mbah Jejeruk

Masjid Sunan Bonang di Desa Bonang ini dipercaya sebagai masjid pertama yang dibuat oleh Sunan Bonang setelah beliau mendapatkan kewaliannya. Dari sekian banyak murid murid beliau yang datang dari berbagai penjuru Nusantara, salah satunya adalah Sultan Machmud, Raja Minangkabau (di provinsi Sumatera Barat) belajar agama di masjid ini, sampai beliau wafat. Oleh masyarakat Bonang, Sultan Machmud dimakamkan di daerahnya. Sekarang, makam itu lebih dikenal dengan sebutan makam Mbah Jejeruk.

Masjid Keramat

Masjid Sunan Bonang di kecamatan Lasem ini sudah beberapa kali dipugar, namun demikian sisa-sisa kekeramatannya masih terlihat. Sumur yang ada di samping masjid, dikabarkan masih asli. Di dekat masjid itupun ada makam yang dipercaya sebagai makam Mbah Sarido, imam masjid tersebut beserta keluarganya.

Menurut cerita, keangkeran masjid ini dapat dirasakan oleh sejumlah penduduk, sehingga tidak ada yang berani berbuat seenaknya sendiri. Kabarnya, seorang jemaah masjid pernah tidur di dalam masjid ini. Namun, ketika ia bangun, ia sudah berada di dekat salah satu makam yang ada di samping masjid. Berdasarkan penuturan masyarakat, jemaah masjid ini bukan hanya kalangan manusia. Konon, banyak pula bangsa jin yang menjalankan ibadahnya di masjid Sunan Bonang. Agaknya, mereka pun ingin mendapatkan karomah dari masjid ini.

Masjid Sunan Bonang

Menurut keterangan juru kunci makam Sunan Bonang, masjid ini memiliki dua bagian. Serambi depan direhab dengan arsitektur modern, untuk menampung jumlah jama'ah. Sedangkan bagian utama tetap dibiarkan asli tanpa perubahan. Namun tetap dirawat secara teratur.

Mimbar di Teras Masjid

Di teras masjid Sunan Bonang di Lasem, terdapat sebuah mimbar berukuran cukup besar dari kayu jati dan berukir indah. Menurut cerita, mimbar ini merupakan sumbangan dari seorang donator dari kabupaten Jepara untuk menggantikan mimbar lama di masjid Sunan Bonang.

Namun (masih menurut cerita) meskipun telah di ukur sedemikan rupa pada saat pembuatannya, dan di ukur berulang kali pada saat akan ditempatkan di tempatnya, mimbar baru ini ternyata tidak bisa masuk ke lokasinya di samping mihrab di dalam Masjid Sunan Bonang, itu sebabnya hingga kini mimbar baru tersebut diletakkan di teras masjid.

Mengenal Sunan Bonang

Nama lengkap Sunan Bonang adalah Raden Maulana Makdum Ibrahim beliau adalah putra dari Raden Rochmat (Sunan Ampel) dengan Ny. Ageng Manila (Dewi Tjondrowati) putri dari Raden Arya Tedja, salah satu tumenggung dari kerajaan Majapahit yang berkuasa di Tuban. Raden Makdum Ibrahim dilahirkan sekitar tahun 1465 M.

Raden Maulana Makdum Ibrahim sudah dikirim ayahnya untuk belajar ke Mesir sampai beliau berusia dewasa dan kembali ke tanah air. Beliau kemudian mengabdikan ilmunya di pondok pesantren yang dipimpin oleh ayahnya. Sampai kemudian beliau memulai memulai kehidupan baru dengan membuka hutan belantara Alas Kemuning yang kini dikenal dengan nama Desa Bonang.

Masjid Sunan Bonang

Di Alas Kemuning beliau membina pengajaran Islam kepada masyarakat setempat sampai kemudian nama beliau dikenal hingga ke berbagai daerah, santri berdatangan untuk berguru kepada beliau. Disebutkan juga bahwa beliau juga pernah belajara agama di kerajaan Samudera pasai di masa kejayaan Majapahit, itu sebabnya beliau juga dikenal sebagai tokoh yang mulai memasukkan pengaruh Islam di kalangan bangsawan Majapahit.

Raden Ibrahim Sunan Bonang menjadi Muballigh dan Imam di wilayah pesisir sebelah utara, mulai dari Lasem sampai Tuban. Disanalah Sunan Bonang mendirikan pondok-pondok sebagai tempat penggemblengan para santri dan muridnya. Sebagian riwayat mengatakan bahwa Sunan Bonang tidak menikah sampai beliau wafat, tetapi dalam riwayat lain menyebutkan bahwa R. Ibrahim Sunan Bonang menikah dengan Dewi Hirah putri dari R. Jaka Kandar serta mempunyai keturunan satu yang bernama Dewi Rukhil.

Dewi Rukhil menikah dengan Sunan Kudus Ja’far Shodiq. Dari pernikahan Ja’far Shodiq dengan Dewi Rukhil binti Sunan Bonang lahirlah R. Amir Khasan yang wafat di Karimunjawa dalam status jejaka. Raden Maulana Makdum Ibrahim Sunan Bonang wafat tahun 1525M, dalam usia kurang lebih 60 tahun, dimakamkan di rumah kediaman beliau (Ndalem) di desa Bonang Lasem. Setengah riwayat menyebutkan bahwa makam beliau terletak di Tuban, ada pula yang mengatakan di Madura.***

Baca Juga


2 komentar:

  1. I was very pleased to uncover this great site. I need to to thank you for your time for this particularly fantastic read!!
    I definitely appreciated every little bit of
    it and I have you bookmarked to look at new information in your
    site.

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA