Masjid Sunan Bonang di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. |
Masjid Sunan Bonang adalah masjid yang dipercaya dibangun oleh Sunan
Bonang. Sunan Bonang atau Maulana Makdum Ibrahim lahir
pada tahun 1465 Masehi, salah satu dari sembilan Walisongo yang menyebarkan
ajaran agama Islam di tanah Jawa khususnya pesisir timur pantai utara. Lebih
tepatnya di Desa Bonang Kecamatan Lasem Rembang Jawa Tengah.
Masjid Sunan Bonang berada di desa Bonang yang
terletak dalam wilayah Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang, masjid ini menjadi salah satu bukti dan
peninggalan dari perjalanan dakwah Sunan Bonang di Rembang dan sekitarnya.
Lokasi masjid ini saat ini sekitar 50 meter disebelah selatan makam Sunan
Bonang.
Sebelum menjadi desa daerah ini merupakan sebuah hutan yang terkenal
dengan sebutan Alas Kemuning. Di
awal awal dibangunnya masjid ini, masyarakat setempat tidak menyebutnya masjid
namun menyebut bangunan ini sebagai Omah Gede atau Rumah Besar karena bentuknya
yang berupa sebuah bangunan berukuran besar. Masyatakat setempat kala itu
merasa heran karena bangunan masjid ini disebut sebut berdiri secara tiba tiba
ditengah hutan.
Masjid
Sunan Bonang
Bonang, Lasem,
Kabupaten Rembang
Jawa Tengah 59271. Indonesia
Bisa jadi karena memang sunan Bonang kala itu tinggal menyendiri di
tengah hutan dan jauh dari masyarakat sekitar, sehingga tidak ada masyarakat
yang mengetahui proses pembangunan masjid ini sampai kemudian mereka menemukan
atau melihat bangunan tersebut pada saat sudah jadi, rampung atau sudah selesai
sehingga terkesan terjadi dengan tiba tiba.
Dengan berdiriya sebuah masjid yang mereka sebut sebagai Omah Gede secara tiba tiba
itu mereka menganggap terjadi karena karena kekramatan
seorang wali kekasih Allah, menjadikan masyarakat sekitar menjadi heran, sebab
dipandang sebagai kejadian yang aneh, sehingga masyarakat Bonang sangat ingin
datang untuk melihat adanya masjid tersebut.
Namun demikian cerita tutur yang berkembang menyebutkan bahwa Sunan
Bonang membangun masjid ini dalam waktu satu malam dan kekramatan beliau
sehingga begitu banyak yang datang belajar dan berguru kepada beliau baik dari
bangsa manusia maupun bangsa Jin.
Kala itu Sunan Bonang termasuk orang yang dituakan,
sehingga rakyat disitu sangat tunduk dan menghormati akan kepribadian Kanjeng
Sunan Bonang. Kesempatan yang baik itu beliau gunakan untuk bertabligh dan
mengajarkan tentang maksud agama Islam. Mulai saat itulah para
santri-santri berdatangan, baik mereka yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa
Timur atau Jawa Barat untuk berguru dan menimba ilmu dari Sunan Bonang.
Makam Sunan Bonang di Desa Bonang, Lasem |
Keterbatasan sumber sumber tertulis terkait sejarah masjid ini, sehingga
sampai saat ini belum diketahui dengan pasti tentang tarikh pendirian masjid
ini. Sebagian besar sumber sejarah masjid ini beserta sejarah Sunan Bonang di
Lasem berupa kisah tutur yang disampaikan turun temurun dari generasi ke
generasi.
Makam Mbah Jejeruk
Masjid Sunan Bonang di Desa Bonang ini dipercaya
sebagai masjid pertama yang dibuat oleh Sunan Bonang setelah beliau mendapatkan
kewaliannya. Dari sekian banyak
murid murid beliau yang datang dari berbagai penjuru Nusantara, salah satunya
adalah Sultan Machmud, Raja Minangkabau (di
provinsi Sumatera Barat) belajar agama di masjid ini,
sampai beliau wafat. Oleh masyarakat Bonang, Sultan Machmud dimakamkan di
daerahnya. Sekarang, makam itu lebih dikenal dengan sebutan makam Mbah Jejeruk.
Masjid Keramat
Masjid Sunan Bonang di kecamatan Lasem ini sudah beberapa kali dipugar,
namun demikian sisa-sisa kekeramatannya masih terlihat.
Sumur yang ada di samping masjid, dikabarkan masih asli. Di dekat masjid itupun
ada makam yang dipercaya sebagai makam Mbah Sarido, imam masjid tersebut
beserta keluarganya.
Menurut cerita,
keangkeran masjid ini dapat dirasakan oleh sejumlah penduduk, sehingga tidak
ada yang berani berbuat seenaknya sendiri. Kabarnya, seorang jemaah masjid
pernah tidur di dalam masjid ini. Namun, ketika ia bangun, ia sudah berada di
dekat salah satu makam yang ada di samping masjid. Berdasarkan penuturan
masyarakat, jemaah masjid ini bukan hanya kalangan manusia. Konon, banyak pula
bangsa jin yang menjalankan ibadahnya di masjid Sunan Bonang. Agaknya, mereka
pun ingin mendapatkan karomah dari masjid ini.
Masjid Sunan Bonang |
Menurut keterangan
juru kunci makam Sunan Bonang, masjid ini memiliki dua bagian. Serambi depan
direhab dengan arsitektur modern, untuk menampung jumlah jama'ah. Sedangkan bagian
utama tetap dibiarkan asli tanpa perubahan. Namun tetap dirawat secara teratur.
Mimbar di Teras Masjid
Di teras masjid Sunan Bonang di Lasem, terdapat sebuah mimbar berukuran
cukup besar dari kayu jati dan berukir indah. Menurut cerita, mimbar ini
merupakan sumbangan dari seorang donator dari kabupaten Jepara untuk
menggantikan mimbar lama di masjid Sunan Bonang.
Namun (masih menurut cerita) meskipun telah di ukur sedemikan rupa pada
saat pembuatannya, dan di ukur berulang kali pada saat akan ditempatkan di
tempatnya, mimbar baru ini ternyata tidak bisa masuk ke lokasinya di samping
mihrab di dalam Masjid Sunan Bonang, itu sebabnya hingga kini mimbar baru
tersebut diletakkan di teras masjid.
Mengenal Sunan Bonang
Nama lengkap Sunan
Bonang adalah Raden Maulana Makdum Ibrahim beliau adalah putra dari Raden Rochmat (Sunan Ampel) dengan Ny. Ageng Manila (Dewi Tjondrowati) putri dari Raden Arya Tedja, salah
satu tumenggung dari kerajaan Majapahit yang berkuasa di Tuban. Raden Makdum Ibrahim
dilahirkan sekitar tahun 1465 M.
Raden Maulana
Makdum Ibrahim sudah dikirim
ayahnya untuk belajar ke Mesir sampai beliau berusia dewasa dan kembali ke
tanah air. Beliau kemudian mengabdikan ilmunya di pondok pesantren yang
dipimpin oleh ayahnya. Sampai kemudian beliau memulai memulai kehidupan baru
dengan membuka hutan belantara Alas Kemuning yang kini dikenal dengan nama Desa
Bonang.
Masjid Sunan Bonang |
Di Alas Kemuning beliau membina pengajaran Islam kepada masyarakat
setempat sampai kemudian nama beliau dikenal hingga ke berbagai daerah, santri
berdatangan untuk berguru kepada beliau. Disebutkan juga bahwa beliau juga
pernah belajara agama di kerajaan Samudera pasai di masa kejayaan Majapahit,
itu sebabnya beliau juga dikenal sebagai tokoh yang mulai memasukkan pengaruh
Islam di kalangan bangsawan Majapahit.
Raden Ibrahim Sunan
Bonang menjadi Muballigh dan Imam di wilayah pesisir sebelah utara, mulai dari
Lasem sampai Tuban. Disanalah Sunan Bonang mendirikan pondok-pondok sebagai
tempat penggemblengan para santri dan muridnya. Sebagian riwayat mengatakan
bahwa Sunan Bonang tidak menikah sampai beliau wafat, tetapi dalam riwayat lain
menyebutkan bahwa R. Ibrahim Sunan Bonang menikah dengan Dewi Hirah putri dari
R. Jaka Kandar serta mempunyai keturunan satu yang bernama Dewi Rukhil.
Dewi Rukhil menikah
dengan Sunan Kudus Ja’far Shodiq. Dari pernikahan Ja’far Shodiq dengan Dewi
Rukhil binti Sunan Bonang lahirlah R. Amir Khasan yang wafat di Karimunjawa
dalam status jejaka. Raden Maulana Makdum Ibrahim Sunan Bonang wafat tahun 1525M, dalam usia kurang
lebih 60 tahun, dimakamkan di rumah kediaman beliau (Ndalem) di desa Bonang
Lasem. Setengah riwayat menyebutkan bahwa makam beliau terletak di Tuban, ada
pula yang mengatakan di Madura.***
Baca Juga
I was very pleased to uncover this great site. I need to to thank you for your time for this particularly fantastic read!!
BalasHapusI definitely appreciated every little bit of
it and I have you bookmarked to look at new information in your
site.
Soheh
BalasHapus