Halaman

Minggu, 20 Agustus 2017

Masjid Tengku Ampuan Jemaah, Selangor, Malaysia

Masjid Diraja Tengku Ampuan Jemaah, Shah Alam (foto Safwan abd rahman)

Masjid Tengku Ampuan Jemaah Adalah masjid megah di Malaysia. Masjid ini berada di Bukit Jelutong, Section U8 dekat dengan Shah Alam, Malaysia. Masjid Ampuan Jemaah merupakan Masjid Negeri atau masjid resmi yang kedua bagi Negeri Selangor setelah Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah di wilayah section 14 yang juga dikenal dengan Masjid Biru Selangor.

Masjid Tengku Ampuan Jemaah mulai dibangun tahun 2010 dimulai dengan upacara peletakan batu pertama dan penentuan arah kiblat masjid, dan selesai dibangun tahun 2013 dan diresmikan oleh Sultan Selangor, Sultan Sharafuddin Idris Shah pada tanggal 17 Maret 2013. Upacara peresmian tersebut juga dihadiri oleh Menteri Besar Selangor, Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim.

Masjid Diraja Tengku Ampuan Jemaah
Bukit Jelutong, 40150 Shah Alam, Selangor, Malaysia



Pada saat upacara peresmian masjid ini, Sultan Selangor mengeluarkan titah Sultan kepada pengurus masjid ini untuk senantiasa memikul tanggung jawab yang diamanahkan, senantiasa bersikap amanah, berwibawa dan professional serta dapat bekerjasama antara satu sama lain dengan erat dalam menjalankan program untuk memakmurkan masjid ini. Beliau juga mengharapkan agar masjid ini menjadi tempat bagi ummat Islam di kawasan tersebut bersatu padu dengan semangat persaudaraan yang kukuh dan teguh.

Masjid ini kadangkala juga disebut dengan nama Masjid Bukit Jelutong merujuk kepada lokasinya berdirinya. Jelutong sendiri merupakan nama pohon, dalam bahasa Indonesia-nya adalah Pohon Jelutung.

Pembangunan masjid ini ditangani oleh oleh Sime Darby Properties bekerjasama dengan Bukit Jelutong.Construction menghabiskan dana sekitar RM 25,5 juta Ringgit Malaysia. Biaya pembangunan masjid ini merupakan sumbangan dari Sime Darby Property dan keluarga Kesultanan Selangor melalui Dana Wakaf Almarhum Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah yang masing-masing menyumbangkan RM 6 juta Ringgit Malaysa.

Megah dengan rancangan ala masjid Timur Tengah dilengkapi dengan satu kubah besar dan empat menara di masing masing empat penjuru bangunannya.

Turut menyumbangkan dana untuk pembangunan masjid ini dari penduduk Bukit Jelutong melalui kutipan dana wakaf sebanyak RM 2,5 Juta Ringgit Malaysia dan dana sumbangan dari Kerajaan negeri Selangor RM 11 Juta Ringgit Malaysia.

Rancangan masjid ini bergaya masjid masjid Timur Tengah dilengkapi dengan empat menara di masing masing empat penjuru bangunannya. Berdiri diatas lahan seluas 2.07 hektar masjid ini mampu menampung kira kira sebanyak 4000 jemaah sekaligus.

Masjid Negeri Selangor yang kedua ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung termasuk di dalamnya adalah aula serbaguna, ruang ruang kuliah, taman bermain bagi anak anak, perpustakaan dan berbagai fasilitas penunjang lain-nya.

Interior Masjid Diraja Tengku Ampuan Jemaah

Nama masjid ini mengabadikan mendiang Permaisuri Tengku Ampuan Jemaah yang merupakan permaisuri dari Sultan Selangor, mendiang Sultan Sir Hisamuddin Alam Shah. Karena Sultan Hisamuddin Alam Shah juga merupakan Raja Malaysia (Yang Dipertuan Agong yang kedua) dengan sendirinya mendiang Tengku Ampuan Jemaah juga merupakan Ratu Malaysia (Raja Permaisuri Agong) yang kedua.

Sekilas Tentang Sistem Pemerintahan Malaysia

Seperti anda baca di alenia sebelumnya, peresmian Masjid ini dihadiri juga oleh Menteri Besar Selangor, lalu jabatan apakah Menteri Besar Tersebut. Menteri Besar adalah pejabat pemangku pemerintahan sehari hari di wilayah Kesultanan. Untuk memahami hal tersebut, ada baiknya kita sedikit memahami tentang system pemerintahan di Malaysia.

Perlu diketahui bahwa, Malaysia merupakan sebuah Negara berbentuk Kerjaan Federasi yang terdiri dari 12 Kesultanan atau Negeri ditambah dengan 3 Provinsi dan beberapa wilayah persekutuan. Masing masing 12 Kesultanan (Negeri) tersebut dipimpin oleh Sultan dan pemerintahan sehari hari-nya ditangani oleh seorang Menteri Besar yang dipilih melalui Pemilu.

Masjid Diraja Tengku Ampuan Jemaah di malam hari.

Tiga wilayah provinsinya (Sabah, Serawak dan Malaka) di pimpin oleh seorang Gubernur yang dipilih melalui pemilu, tiga wilayah ini bukan Kesultanan sehingga tidak memiliki Sultan, termasuk wilayah Malaka yang kesultanannya sudah dibubarkan oleh Penjajah Belanda semada Belanda menjajah wilayah tersebut, sedangkan wilayah persekutuan merupakan wilayah federal yang merupakan wilayah khusus dan dibawahi langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, Salah satu wilayah persekutuan di Malaysia adalah wilayah kota Kuala Lumpur dan Putrajaya.

Kepala Negara Malaysia sebagai sebuah Federasi adalah Raja Malaysia bergelar “Yang Dipertuan Agong” dijabat dan dipilih secara bergiliran diantara12 Sultan dari 12 Kesultanan yang membentuk Kerajaan Federasi Malaysia. Gubernur dan kepala wilayah persekutuan tidak memiliki hak pilih dan dipilih untuk jabatan ini, meskipun hadir sebagai peninjau dalam proses pemilihan tersebut. Sedangkan kepala pemerintahan Negara dipimpin oleh seorang “Perdana Menteri” yang dipilih melalui pemilu atau dalam bahasa Malaysia disebut “Pilihan Raya”. (dari berbagai sumber)

Baca Juga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA