Halaman

Minggu, 06 Agustus 2017

Masjid Negeri Arau, Perlis

Masjid Negeri Arau, Perlis

Perlis atau negeri Perlis, merupakan negara bagian Malaysia yang berada di posisi paling utara semenanjung Malaya, sekaligus negeri dengan wilayah paling kecil di dalam Federasi Malaysia dengan luas keseluruhan hanya seluas 810 km persegi. Bila di Indonesia, luas tersebut lebih luas sedikit dibandingkan DKI Jakarta (664 km persegi) atau kira kira seperempat luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (3133 km persegi).

Hingga kini Negeri Perlis masih berbentuk kesultanan, bagian Kerajaan Federal Malaysia. Pada mulanya Perlis merupakan kerajaan bawahan dari Kesultanan Kedah, kemudian dicaplok oleh Negeri Siam (kini menjadi Thailand). Pencaplokan tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Kedah yang kemudian bahu membahu melakukan perlawanan atas penindasan Siam, menjadi awal terbentuknya Negeri Perlis yang di kemudian hari bergabung dengan 11 Negeri lainnya di semenanjung Malaya membentuk Negara Federasi Malaysia.

Tiap tiap negeri/kesultanan di Malaysia memiliki satu masjid Negeri yang menjadi masjid sentral di masing masing negeri, semacam masjid raya propinsi di Indonesia. Begitu pula dengan Negeri Perlis dengan Masjid Negeri Perlis. Masjid Negeri Perlis pertama kali dibangun tahun 1873 di masa pemerintahan Raja Syed Ahmad Jamalullail. Masjid lama tersebut kemudian digantikan dengan masjid baru di tahun 1973 dimasa pemerintahan Raja Syed Putra Jamalullail.

Masjid Negeri Arau
Jalan Besar Arau, Arau, 02600 Arau, Perlis, Malaysia



Sejarah Negeri Perlis

Seiring wafatnya Sultan Kedah, Sultan Dhiauddin Mukarram Shah, kesultanan Kedah mulai dibayangi sengketa dengan kerajaan Siam. Kerajaan Siam telah melakukan penyerangan dan menduduki Negeri Kedah dan jajahan-jajahannya pada tahun 1821. Meski berhasil mencaplok wilayah wilayah kedah di utara, kerajaan Siam tidak benar benar berkuasa di wilayah tersebut akibat dari sikap rakyat di negeri ini yang masih kukuh berpegang teguh kepada institusi Kesultanan Kedah.

Tindakan kekejaman oleh Siam ke atas penduduk di sini seperti menyiksa, membakar rumah dan bahan makanan serta merampas harta benda akhirnya mencetuskan perlawanan besar-besaran yang didukung oleh sukarelawan dari seluruh pelosok negeri-negeri Islam di Nusantara. Gelombang serangan dikomado oleh Tengku Muhammad Akib, Datuk Wan Mohamad Ali dan seorang ulama terkenal dari tanah Palembang, Assyahid Syeikh Abdul Samad Palembang pada tahun 1838. Serangan balik oleh rakyat Kedah ini bahkan bergerak jauh masuk ke wilayah Siam hingga ke Pattani, Hat Yai dan Singgora, tetapi akhirnya dipukul mundur oleh Siam dengan bantuan Inggeris yang bersikap dua muka ketika itu.

Kerasnya perlawanan rakyat memaksa kerajaan Siam mengubah sikap,.Raja Besar Siam saat itu, Raja Nag Klau (Rama III), akhirnya memanggil pulang gubernur Siam di Alor Ganu, Kedah yang semula dilantik membawahi Negeri Kedah dan diganti dengan mengangkat penguasa dari para pembersar setempat di penghujung tahun 1839.

Interior Masjid Negeri Arau

Perlantikan ini dilaksanakan setelah Negeri Kedah dan jajahannya dibaagi menjadi empat negeri yaitu Perlis, Setul, Kubang Pasu dan Kedah. Keempat-empat negeri ini dibawahi oleh masing masing gubernur. Bagi Negeri Perlis diangkat Raja Long Krok (Paduka Seri Maharaja Lela) sebagai gubernur dan Syed Hussin Jamalullail sebagai wakil gubernur. Dan momentum tersebut menjadi titik awal berdirinya Negeri Perlis dari statusnya semula sebagai jajahan menjadi sebuah Negeri yang memiliki pemerintahan sendiri. Upacara Penyerahan kekuasaan Negeri Perlis oleh kerajaan Siam kepada kerajaan Negeri Kedah diadakan di Balairung, Istana Kedah.

Masjid Negeri Perlis

Masjid Negeri Perlis terletak di Arau. Peletakan batu pertama pembangunannya dilaksanakan oleh Tuanku Syed Putra Ibni Almarhum Syed Hasan Jamalullail, pada tanggal 2 Safar 1392 Hijriah bertepatan dengan tanggal 18 Maret 1972 Miladiyah, bersamaan dengan hari ulangtahun beliau yang ke 54.

Peresmian masjid ini dilaksanakan pada tanggal 6 Safar 1396 Hijriah bertepatan dengan tanggal 6 Februari 1976 Miladiyah oleh Tuanku Syed Putra Ibni Almarhum Syed Hasan Jamalullail bersamaan dengan ulangtahun beliau yang ke-58, kira-kira empat tahun setelah upacara peletakan batu pertama pembangunannya. Sebelum pembangunan masjid ini selesai, Masjid Alwi yang terletak di Kangar merupakan masjid pertama yang pernah dijadikan sebagai Masjid Negeri bagi negeri Perlis.

Mimbar antik Masjid Negeri Arau, Perlis

Masjid ini berkonsepkan seni bina klasik Arab Moor (Maroko). Bercirikan atap yang datar dan kubahnya menjadi salah satu elemen yang dapat dilihat dari jauh. Kubah ini terletak pada ketinggian kira-kira 20 meter dari permukaan tanah. Bentuknya setengah bundar berwarna biru yang disesuaikan dengan warna dinding masjid.

Terdapat dua kubah kecil dibangun dibagian depan. Ujung menara masjidini dibangun dengan reka bentuk menyerupai bentuk kubah Masjid Negara di Kuala Lumpur berupa bentuk payung yang sedang kuncup. Dibagian dalam masjid ini dihias dengan kaligrafi Al-Qur’an pada tiang pintu mimbar, serta penggunaan warna warna emas sebagai warna kebesaran.***

Baca Juga


1 komentar:

  1. Thank you for another great post.Where else could anybody
    get that type of info in such a perfect wway of writing? I have
    a presentation next week, and I am on the look foor such information.

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA