Masjid Negeri Arau, Perlis |
Perlis atau negeri Perlis, merupakan negara bagian
Malaysia yang berada di posisi paling utara semenanjung Malaya, sekaligus
negeri dengan wilayah paling kecil di dalam Federasi Malaysia dengan luas
keseluruhan hanya seluas 810 km persegi. Bila di
Indonesia, luas tersebut lebih luas sedikit dibandingkan DKI Jakarta (664 km persegi) atau kira kira seperempat luas wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta (3133 km persegi).
Hingga kini Negeri Perlis masih berbentuk kesultanan,
bagian Kerajaan Federal Malaysia. Pada mulanya Perlis merupakan kerajaan
bawahan dari Kesultanan Kedah, kemudian dicaplok oleh Negeri Siam (kini menjadi
Thailand). Pencaplokan tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Kedah yang
kemudian bahu membahu melakukan perlawanan atas penindasan Siam, menjadi awal
terbentuknya Negeri Perlis yang di kemudian hari bergabung dengan 11 Negeri
lainnya di semenanjung Malaya membentuk Negara Federasi Malaysia.
Tiap tiap negeri/kesultanan di Malaysia memiliki satu
masjid Negeri yang menjadi masjid sentral di masing masing negeri, semacam
masjid raya propinsi di Indonesia. Begitu pula dengan Negeri Perlis dengan
Masjid Negeri Perlis. Masjid Negeri Perlis pertama kali dibangun tahun 1873 di masa pemerintahan
Raja Syed Ahmad
Jamalullail. Masjid lama tersebut kemudian digantikan dengan masjid baru
di tahun 1973 dimasa pemerintahan Raja
Syed Putra Jamalullail.
Masjid Negeri Arau
Jalan Besar Arau, Arau, 02600 Arau, Perlis, Malaysia
Sejarah Negeri Perlis
Seiring wafatnya Sultan Kedah, Sultan Dhiauddin Mukarram Shah, kesultanan Kedah mulai dibayangi sengketa dengan
kerajaan Siam. Kerajaan Siam telah melakukan
penyerangan dan
menduduki Negeri Kedah dan jajahan-jajahannya pada tahun 1821. Meski berhasil
mencaplok wilayah wilayah kedah di utara, kerajaan Siam tidak benar
benar berkuasa di wilayah tersebut akibat dari sikap rakyat di negeri ini yang masih
kukuh berpegang teguh kepada institusi Kesultanan
Kedah.
Tindakan kekejaman oleh Siam ke atas penduduk di sini
seperti menyiksa, membakar rumah dan bahan makanan serta merampas harta benda
akhirnya mencetuskan perlawanan besar-besaran
yang didukung oleh sukarelawan dari
seluruh pelosok negeri-negeri Islam di Nusantara. Gelombang
serangan dikomado oleh
Tengku Muhammad Akib, Datuk Wan Mohamad Ali dan seorang ulama terkenal dari
tanah Palembang, Assyahid Syeikh Abdul Samad Palembang
pada tahun 1838. Serangan balik oleh rakyat Kedah ini bahkan bergerak
jauh masuk ke wilayah Siam hingga ke Pattani, Hat Yai dan Singgora, tetapi akhirnya dipukul mundur oleh Siam dengan bantuan
Inggeris yang bersikap dua muka ketika itu.
Kerasnya perlawanan rakyat memaksa kerajaan Siam
mengubah sikap,.Raja
Besar Siam saat itu,
Raja Nag Klau (Rama III), akhirnya memanggil pulang gubernur Siam di Alor Ganu, Kedah yang semula dilantik membawahi Negeri Kedah dan diganti dengan
mengangkat penguasa dari para pembersar setempat di penghujung tahun 1839.
Interior Masjid Negeri Arau |
Perlantikan ini dilaksanakan setelah Negeri Kedah dan
jajahannya dibaagi menjadi
empat negeri yaitu Perlis,
Setul, Kubang Pasu dan Kedah. Keempat-empat negeri ini dibawahi oleh
masing masing gubernur. Bagi Negeri
Perlis diangkat Raja
Long Krok (Paduka Seri Maharaja Lela) sebagai gubernur dan Syed Hussin Jamalullail sebagai wakil
gubernur. Dan momentum tersebut menjadi titik awal berdirinya Negeri Perlis
dari statusnya semula sebagai jajahan menjadi sebuah Negeri yang memiliki
pemerintahan sendiri. Upacara
Penyerahan kekuasaan Negeri
Perlis oleh kerajaan Siam kepada kerajaan Negeri Kedah diadakan di Balairung, Istana Kedah.
Masjid
Negeri Perlis
Masjid Negeri Perlis terletak
di Arau. Peletakan batu pertama pembangunannya dilaksanakan oleh Tuanku Syed Putra Ibni
Almarhum Syed Hasan Jamalullail, pada tanggal 2
Safar 1392 Hijriah
bertepatan
dengan tanggal 18
Maret
1972 Miladiyah,
bersamaan dengan hari ulangtahun beliau yang ke 54.
Peresmian masjid ini dilaksanakan pada tanggal 6 Safar 1396 Hijriah bertepatan dengan
tanggal 6
Februari 1976 Miladiyah
oleh Tuanku Syed Putra Ibni Almarhum Syed Hasan Jamalullail bersamaan
dengan ulangtahun beliau yang ke-58,
kira-kira empat tahun setelah upacara peletakan batu pertama pembangunannya. Sebelum pembangunan
masjid ini selesai,
Masjid Alwi yang terletak di Kangar merupakan
masjid pertama yang pernah dijadikan sebagai Masjid Negeri bagi negeri Perlis.
Mimbar antik Masjid Negeri Arau, Perlis |
Masjid ini berkonsepkan seni bina klasik Arab Moor (Maroko). Bercirikan
atap yang datar dan
kubahnya menjadi salah satu elemen yang dapat dilihat dari jauh. Kubah ini
terletak pada ketinggian kira-kira 20 meter dari permukaan tanah. Bentuknya setengah
bundar berwarna
biru yang disesuaikan dengan warna dinding masjid.
Terdapat dua kubah kecil dibangun dibagian
depan. Ujung menara
masjidini dibangun dengan reka bentuk menyerupai bentuk kubah Masjid Negara di
Kuala Lumpur berupa bentuk payung yang sedang kuncup. Dibagian dalam masjid ini
dihias dengan kaligrafi Al-Qur’an pada tiang pintu mimbar, serta penggunaan
warna warna emas sebagai warna kebesaran.***
Baca Juga
Thank you for another great post.Where else could anybody
BalasHapusget that type of info in such a perfect wway of writing? I have
a presentation next week, and I am on the look foor such information.