Halaman

Sabtu, 26 Agustus 2017

Masjid Nakhoda Kalkuta, India


Masjid Nakhoda di Kalkuta, Negara bagian West Bengal India.

Masjid Nakhoda adalah masjid tua di kota Kalkuta, India. Sesuai dengan namanya masjid ini memang dibangun oleh Abdur Rahim Osman yang seorang pengusaha perkapalan dan pengiriman barang antar benua di awal abad ke 20 yang lalu. Pembangunannya dimulai pada tanggal 11 September 1926 dan menghabiskan dana sebesar satu juta lima ratus Rupee.

Selain pengusaha, Abdur Rahim Osman juga merupakan pemimpin sekelompok kecil Jemaah muslim Suni dari Kutch yang tinggal di Kalkuta. Kutch adalah nama sebuah distrik di negara bagian Gujarat, India bagian barat berbatasan langsung dengan Pakistan.

Nakhoda Masjid নাখোদা মসজিদ
Jacquaria Street, Rabindra Sarani
Chowringhee North, Bow Barracks
Kolkata, West Bengal 700073
India



Sejak dibangun hingga saat ini, masjid Nakhoda merupakan masjid terbesar di kota Kalkuta, Besarnya ukuran masjid ini hingga mampu menampung 10.000 jemaah sholat sekaligus. Lokasinya yang berada di pusat kota di ruas jalan Jacquaria berdekatan dengan pertigaan jalan antara jalan Chitpore Road dan jalan Mahatma Gandhi Road, membuat masjid ini senantiasa ramai dikunjungi Jemaah maupun wisatawan.

Pemilihan lokasi serta arsitektur masjid Nakhoda ini memang cukup menarik. Bangunannya terdiri dari empat lantai, sebagian besar dari lantai dasarnya yang menghadap ke jalan raya dipergunakan sebagai pertokoan dan lantai diatasnya yang difungsikan sebagai masjid, di Indonesia masjid seperti ini, salah satunya terkenal dengan nama "Masjid Kota" di kota kecamatan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, Masjid Madinah Al-Mubarokah Sampit namanya atau lebih dikenal dengan nama “Masjid Kota”.

Secara keseluruhan bangunan masjid ini dirancang dengan meniru bangunan “Maosoleum Kaisar Akbar” atau bangunan makam Kaisar Akbar, salah satu Kaisar termashur dari Kekaisaran Islam Mughal yang pernah berkuasa hampir di seluruh wilayah jazirah India saat ini. Kemasyuran Kaisar Mughal satu ini bahkan menginspirasi Bolywood memproduksi sinetron televisi berlatar belakang kehidupan sang Kaisar dan sempat booming di salah satu stasiun tv swasta di Indonesia.
Sudut bangunan Masjid Nakhoda, bagian bawahnya dijadikan pertokoan

Kaisar Akbar bernama asli Abu’l-Fath Jalaludin Muhammad Akbar I atau dikenal juga dengan nama Shahanshah Akbar e-azam atau Kaisar Akbar yang Agung (lahir 15 Oktober 1542 – wafat 27 Oktober 1605) merupakan cucu dari Zaheeruddin Muhammad Babur, pendiri dinasti Mughal, pada ahir masa pemerintahan Kaisar Akbar, wilayah kekuasaannya sudah meluas hingga ke sebagian besar wilayah utara dan tengah India saat ini. Saat beliau wafat jenazahnya dimakamkan di sebuah Maosoleum di Sikandra, Agra, Negara bagian Uthar Pradesh, India.

Di masa kekuasaannya beliau memang memberikan perhatian lebih terhadap dunia arsitektur, seni dan budaya, wajar bila sejak masa pemerintahannya arsitektur dinasti Mughal mencuat ke dunia internasional dan menjadi salah satu warisan seni arsitektur dunia hingga saat ini dan pengaruhnya begitu kuat pada seni arsitektur Islam.

Maosoleoum nya di Sikandra memang dibangun begitu indah dengan torehan karya seni bagaikan sebuah istana, menjadikannya sebagai salah satu warisan arsitektur menawan di India hingga saat ini. Sangat wajar bila kemudian Abdur Rahim Osman, sang saudagar muslim di Kalkuta itu kemudian terinspirasi untuk membangun masjid di Kalkuta dengan menjiplak bangunan makam Sang Kaisar.

Masjid Nakhoda di latar belakang diantara kesibukan warga Kalkuta,

Meski dibangun dengan meniru bangunan Maosoleum tentu saja bagian dalam masjid Kalkuta ini tidak ada kuburannnya, karena memang dibangun sebagai masjid. Secara umum bangunan masjid Nakhoda sebagian besar memang menampilkan bentuk dari Maosoleum Kaisar Akbar termasuk warna merahnya yang tampak cerah dan meriah itu.

Bangunan dari dinasti Mughal dapat dikenali dari beberapa pernik khas diantaranya adalah bentuk kubah nya yang selalu berbentuk seperti bawang, terdapat begitu banyak menara, selalu saja terdapat balkoni dibagian bawah kubah menara, begitu banyak lengkungan digunakan pada pertemuan antar pilar serta bangunan yang tinggi besar dan bagian beranda yang dibuat begitu tinggi, biasa dikenal dengan nama Iwan.

Batuan alami yang digunakan untuk membangun Iwan (gapura) masjid nakhoda ini terbuat dari batu granit yang didatangkan langsung dari daerah Tolepur, sedangkan warna merah pada tembok dinding bangunan dari era Mughal ini kebanyakan karena memang menggunakan batu alam bewarna merah (red stone). Meskipun beberapa bagian Masjid Nakhoda ini menggunakan pewarna cat pada temboknya.

Sudut bangunan masjid Nakhoda yang bagian bawahnya digunakan sebagai pertokoan.

Masjid Nakhoda di Kalkuta ini tidak saja bangunannya yang begitu besar dan terdiri dari empat lantai namun juga ditambah lagi dengan area pelataran tengah yang tedapat diantara Iwan dan bangunan masjidnya. Ukiran ukiran rumit termasuk penggunaan Muqornas yakni ukiran pada bagian bawah lengkungan dan kubah yang berbentuk seperti stalaktit bertebaran di masjid ini.

Bangunannya dilengkapi dengan tiga kubah besar dan dua menara setinggi 151 kaki ditambah lagi dengan 25 bentuk menara yang lebih kecil berukuran antara 100 kaki hingga 117 kaki. Bangunan masjid ini akan tampak lebih indah lagi pada peringatan hari hari besar Islam karena dihias sedemikian rupa dengan aneka lampu lampu hias yang menarik.

Pertokoan di sekitar masjid ini menyediakan beraneka ragam dagangan khas muslim India dan salah satu yang menjadi pavorit wisatawan adalah Attar yakni minyak wangi alami yang disuling dari beraneka bunga. Kini, Masjid dengan mayoritas bewarna merah ini menjadi salah satu objek wisata menarik di Kalkuta, India, terlebih lagi dengan usianya yang cukup tua menjadikannya salah satu warisan budaya di kota pelabuhan terkemuka di India tersebut.***

Baca Juga

Masjid Taj Mahal
Masjid Jami Delhi
Masjid Jami’ Cheraman, Masjid Pertama di India

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA