Berdiri megah di tengah kampung Gelgel, Klungkung, Bali, Masjid Nurul Huda merupakan masjid pertama yang dibangun di pulau Bali sejak abad ke 14. |
Rumah Pertama Muslim Bali
Gegel adalah sebuah desa di
kecamatan Klungkung, kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Desa ini memiliki
keistimewaan tersendiri mengingat faktor sejarahnya yang cukup panjang. Sejarah
yang berhubungan dengan perjalanan masuknya Islam ke Pulau Bali. Salah satu
keistimewaan desa ini adalah adanya aturan setempat yang mengharuskan kepada
desa disana dari kalangan ummat Islam.
Inilah permukiman muslim tertua di
pulau Bali. Dari sinilah sejarah komunitas Islam di Pulau Dewata bermula. Di
desa yang berjarak sekitar enampuluh kilometer arah timur Denpasar ini pula
banyak jejak-jejak penyebaran Islam masih terlihat hingga kini. Saat ini
setidaknya ada sekitar 280 kepala keluarga atau sekitar 700 jiwa yang hidup di
desa itu.
Masjid Nurul
Huda Gelgel
Jl. Waturenggong desa Gelgel
Kec. Klungkung, Kabupaten
Klungkung
Provinsi Bali
Memasuki kampung Islam Gelgel
jika dari arah selatan (Denpasar), kita akan melewati perempatan yang di tengah-tengahnya
berdiri patung prajurit Kerajaan Gelgel tempo dulu. Dari perempatan tersebut,
kita bisa langsung melihat menara masjid Nurul Huda yang terkenal di Kampung
Gelgel.
Nama-nama masyarakat Kampung
Gelgel dulunya masih membawa nama-nama khas Bali seperti: Wayan, Made, Nyoman
atau Ketut. Tetapi seiring perjalanan jaman, nama-nama Bali tidak dipakai lagi
dan diganti nama-nama modern yang berbau Islami.
Sebagai permukiman muslim,
Kampung Gelgel punya tradisi beda dengan daerah lain di Bali —yang didominasi
para kerabat yang beragama Hindu. Di bulan-bulan tertentu, Kampung Gelgel
menggelar pentas seni “ Rodatan”, sebuah pentas musik Islami yang dimainkan
warga sekitar.
Masjid Nurul Huda Gelgel denga menaranya yang menjulang tinggi |
Di kampung ini, bisa dijumpai masjid
tertua di Bali. Nurul Huda, demikian nama masjid itu. Tempat ibadah itu berdiri
megah di tengah-tengah Kampung Gelgel. Di halaman masjid yang cikal-bakalnya
dibangun sekitar abad ke-14 ini, terdapat sebuah menara tua tegak menjulang
setinggi 17 meter.
Diantara yang menarik dari masjid
ini adalah mimbar masjidnya yang terbuat dari kayu jati dan dihias dengan
ukiran mutif daun dan tumbuh tumbuhan yang merupakan salah satu ciri dari seni
Islami yang melarang penggunaan gambar mahluk bernyawa. Bentuk mimbar di masjid
ini memiliki banyak kemiripan dengan mimbar mimbar kuno yang ada di masjid
masjid kuni di pulau Jawa seperti contoh mimbar kuni di Masjid Sendang Dhuwue
dan masjid Mantingan.
Di mimbar ini juga terdapat
inskripsi yang menjelaskan renovasi masjid ini di tahun 1280 Hijriah bertepatan
dengan tahun 1863 Miladiyah. Dari inskripsi tersebut dapat diketahui prbaikan
masjid ini diakukan pada tanggal 7 Juli 1280H / 1863M. meskipun tidak diketahui
secara pasti kapan masjid ini pertama kali dibangun namun dipastikan bahwa
masjid ini telah berdiri disana jauh sebelum tahun 1863M.
Catatan perbaikan masjid ditahun 1860 |
Sejarah Islam Kampung Gelgel
Islam sudah menyebar di Gelgel
sejak lama. Sejarah itu berawal saat Raja Gelgel, Ketut Dalem Klesir,
berkunjung ke Majapahit disekitar abad ke 14 Miladiyah atau sekitar tahun 1357M
untuk menghadiri pertemuan raja raja Nusantara di Ibukota Majapahit. Saat
pulang ke Klungkung, Ketut Dalem dikawal empatpuluh prajurit muslim dari
Majapahit.
Sesampai di pulau Bali Ke-40
pengawal tersebut diizinkan oleh Raja bali untuk menetap, tanpa mendirikan
kerajaan tersendiri seperti halnya kerajaan Islam di pantai utara Pulau Jawa
pada masa kejayaan Majapahit. Para pengawal muslim itu hanya bertindak
sebagai abdi dalam kerajaan Gelgel menempati satu pemukiman dan membangun
sebuah masjid yang diberi nama Masjid Nurul Huda Gelgel, yang kini merupakan
tempat ibadan umat Islam tertua di Pulau Dewata. Saat pertama kali dibangun
masih sangat sederhana beratap alang-alang dengan tiang dari pohon kelapa.
Fasad depan Masjid Nurul Huda Gelgel. |
Sejak berdiri Masjid Nurul Huda
dari zaman Kerajaan Gelgel telah mengalami beberapa tahapan
renovasi dan rehab, sampai akhirnya pada tahun 1989 M bertepatan dengan tahun
1409 H. Masjid Nurul Huda dibangun ulang dengan konstruksi beton berlantai
II, dan bagian atapnya masih tetap mempertahankan bentuk aslinya. Dan renovasi
terakhir dilakukan pada Tahun 2010 M /Tahun 1431 H.
Sejak awal berdiri dimasa kerajaan
Gelgel, Masjid ini bernama “Masjid Nurul Huda” yang berarti “cahaya petunjuk” sampai
sekarang belum berganti nama, dan jenis tipologi masjid ini adalah “Masjid
Bersejarah” meskipun bukti-bukti sejarah hampir tidak bisa dipertahankan karena
termakan usia, namun diyakini Masjid inilah yang pertama kali dibangun di Bali
seiring dengan masuknya Islam pertama ke Bali.
Kelompok para prajurit Muslim
dari Majapahit inilah yang disebut sebagai moyang keturunan masyarakat Islam
Kampung Gelgel yang ada sekarang ini. Mereka inilah penyebar Islam pertama di
Bali. Mereka tak hanya berdiam di Gelgel. Sebagian ada yang tinggal di Kampung
Lebah, Kusamba, serta Kampung Toyapakeh di Nusa Penida.***
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA