Masjid Kruszyniany merupakan satu dari dua masjid tertua di Polandia, Masjid yang lainnya adalah Masjid Bohiniki. |
Desa Kruszyniany merupakan salah satu desa tua di Republik
Polandia, sebuah desa yang memiliki warisan masa lalu yang masih bertahan
hingga kini. Desa ini merupakan satu dari dua desa Muslim Tatar di Polandia
bersama dengan Desa Bohiniki di wilayah Gmina Krynki yang berbatasan langsung
dengan Republik Belarusia.
Desa Kruszyniany memiliki
pertalian erat dengan desa Bohiniki karena sama sama dua Desa yang dibangun
oleh Muslim Tatar di masa lalu, wilayah tersebut merupakan pemberian dari
penguasa Polandia, King Jan III Sobieski, melalui traktad Grodno pada tanggal
12 Maret 1679, sebagai imbalan atas keikutsertaan mereka dalam perang melawan
Turki.
Wooden Mosque in Kruszyniany / Drewniany Meczet w
Kruszynianach
16-120 Krynki, Polandia
kruszyniany.com.pl
+48 502 543 871
Izin pembangunan masjid bagi kaum
muslimin di Polandia juga mendapatkan pengesahan dari Parlemen Warsawa di tahun
1556-1557 yang mengizinkan pembangunan masjid dengan izin dari Raja dan Uskup
di atas lahan yang diberikan oleh raja. Le,idoam di tahun 1768 memungkinkan
muslim disana membangun masjid diatas lahan pribadi maupun di atas lahan milik
kerajaan.
Sama seperti Desa Bohiniki, Desa
Kruszyniany juga memiliki sebuah masjid tua dari kayu dengan ukuran sedikit
lebih besar, dan dibandingkan dengan masjid desa Bohiniki, desa ini bahkan
lebih dekat ke perbatasan Polandia dengan Belarusia meski masih sama sama
berada di wilayah propinsi yang sama dengan desa Bohiniki.
Masjid Kruszyniany dibuat sekitar
abad 16-17 oleh seorang kapten kalvaleri Tartar, Murza Krzeczkowski. Walaupun memang
tidak ditemukan catatan resmi tentang kapan masjid ini dibangu. Masjid
Kruszniany pertama kali muncul dalam sebuah laporan sejarah di tahun 1829,
namun demikian laporan tersebut jelas menunjukkan bahwa masjid tersebut telah
ada disana jauh sebelum tahun tersebut.
Masjid tua dari abad ke 17 dan memang sejak awal dibangun dari bahan kayu dan bertahan hingga kini. |
Kini hanya dua keluarga Tatar
yang masih tingal di desa ini namun masjid ini merupakan tempat persinggahan
kaum Tatar untuk merayakan hari-hari besar agama Islam. Masjid yang bentuknya
tak berbeda jauh dari masjid Bohoniki ini juga sangat popular oleh penduduk non
muslim sebagai obyek wisata. Masjid Kruszyniany telah di syahkan sebagai cagar
budaya sejak tanggal 3 Nopember 1960 oleh pemerintah Polandia.
Sebuah pertanyaan menggelitik
tentang bentuk masjid masjid tua di Negara Negara Baltik yang hampir semuanya
dibangun seperti rumah rumah penduduk kebanyakan dan bahkan lebih mirip dengan
sebuah gereja dibandingkan dengan bangunan masjid, hal tersebut di duga karena
memang masjid masjid tersebut dibangun oleh para tukang yang beragama Kristen
Para tukang tersebut bahkan belum
pernah melihat masjid seumur hidup mereka, maka jadilah masjid yang mereka
bangun lebih mirip bangunan biasa yang mereka bangun dengan interior yang
sesuai untuk masjid serta arahnya yang mengarah ke kiblat. Dua Masjid tua di
Polandia ini ditambah dua Masjid tua di Belarusia dan tiga masjid tua di
Lithuania memiliki bentuk yang nyaris serupa karena memang dibangun di era yang
hampir bersamaan.
Mimbar dan mihrab di masjid Kruszyniany. |
Arsitektur Masjid Kruszyniany
Dibandingkan dengan Masjid
Bohiniki, masjid Kruszyniany ini memiliki bentuk yang mirip sebagai sebuah
masjid meski sama sama menggunakan bahan kayu sebagai material bangunannya. Ukuran bangunannya 10x13m, dilengkapi dua dua
pintu masuk terpisah untuk Jemaah wanita dan Jemaah pria.
Dua menara yang juga dibangun
dari kayu, berdiri mengapit sisi depan masjid ini ditambah dengan satu bentuk
menara berukuran kecil di atap masjid sedikit ke tengah. Keberadaan tiga menara
ini yang menjadi pembeda antara masjid ini dengan masjid masjid kayu lainnya di
Polandia, Belarusia dan Lithuania.
Masjid Krusziniany pertama kali
di renovasi tahun 1846 sebagaimana tertulis di salah satu dinding di ruang
sholat wanita, renovasi berikutnya dilakukan tahun 19000 dilakukan perbaikan
dibagian interior masjid, kemudian renovasi selanjutnya di tahun 1957 yang disebutkan
dalam dokumen konservasi merupakan renovasi perbaikan yang cukup besar.
bagian yang menonjol keluar bangunan masjid ini adalah mihrabnya. |
Renovasi berikutnya di tahun
1975-1976, dilanjutkan tahun 1992-1993 dilakukan perbaikan atap kubah dan
pengecatan bangunan masjid. Dan perbaikan paling ahir dilakukan di tahun 2014 dilakukan
perbaikan terhadap masjid ini akibat vandalisme dan juga terhadap pemakaman
kaum muslmin yang juga sama sama menjadi korban vandalisme.
Di bagian dalam masjid ini terdiri dari ruang sholat utama
di lantai dasar untuk Jemaah pria dan ruang sholat di area balkoni untuk Jemaah
wanita. Sebuah mimbar dari kayu berdiri kokoh di dalam masjid ini bersebelahan
dengan sebuah mihrab yang berbentuk sebagai sebuah ceruk berbentukss egi empat.
Sedangkan diisi luar bangunan, masjid ini dikeliingi oleh pagar dari susunan
batu alam setinggi sekitar 60cm.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA