Masjid Et'hem Bey dipusat kota Tirana, Albania. |
Tirana adalah ibukota dari Republik
Albania, salah satu Negara dengan penduduk mayoritas muslim di Semenanjung
Balkan. Albania juga merupakan salah satu negara Eropa yang berpenduduk
mayoritas muslim. Selain nama sebuah Negara, Albania juga merupakan entitas
suku bangsa, etnis Albania tidak saja tinggal dan membentuk Negara Republik
Albania, tapi juga menjadi etnis mayoritas dari Republik Kosovo yang terbentuk
paska runtuhnya Federasi Yugoslavia.
Di pusat kota Tirana, terdapat sebuah
lapangan yang dikenal dengan Skanderbeg Square, nama lapangan ini dinisbatkan
kepada nama Pahlawan nasional Albania, Gjergj Kastriot Skanderbeg. Disekitar
lapangan ini berdiri bangunan bangunan penting termasuk Masjid tua Et'hem
Bej yang kini menjadi salah satu
landmark kota Tirana bersama dengan menara Jam setinggi 35 meter dan dibangun
tahun 1820 yang berdiri disebelahnya serta patung sang pahlawan Skanderbeg
ditengah tengah Lapangan Skanderbeg Square.
Et'hem Bej
Mosque
Sheshi Skënderbej, Tirana 1000, Albania
Masjid Et'hem Bey atau Et'hem Bey Mosque
atau dalam bahasa Albania disebut Xhamia
e Et'hem Beut (Masjid Jami Et'hem Bey) pertama kali dibangun tahun 1823 dan
kini telah ditetapkan sebagai salah satu Monumen Kebudayaan Nasional Albania.
Pembangunannya dimulai tahun 1789 oleh Molla Bey dan diselesaikan tahun 1823
oleh putranya yang bernama Haxhi Ethem Bey, yang juga merupakan cicit dari Sulejman
Pasha. Kemudian nama dari Haxhi Ethem Bey inilah yang kemudian menjadi nama
masjid ini.
Masjid Et'hem Bey di pusat kota Tirana
ini menjadi Simbol kembalinya kebebasan beragama di Albania, paska runtuhnya
rezim Uni Soviet. Selama beberapa decade, Albania merupakan bagian dari
Federasi rapuh Uni Soviet yang membuat kemerdekaan beragama di Negara itu
diberangus secara total, seluruh kegiatan perbadatan dilarang oleh penguasa,
masjid masjid ditutup paksa dari segala aktivitas peribadatan tak terkecuali
masjid Et'hem Bey ini. Masjid tua ini baru dibuka kembali tahun 1991 meskipun
tanpa izin dari pemerintah komunis yang berkuasa.
Pada tanggal 18 Januari 1991 sekitar
10,000 masa ummat Islam melakukan aksi pengambilalihan masjid Et'hem Bey dan
mempfungsikannya kembali sebagai masjid. Aparat kepolisian yang disiagakan oleh
penguasa komunis yang berkuasa saat itu, terkesan dengan sengaja melakukan
pembiaran dan tidak melakukan tindakan pencegahan apapun. Aksi tersebut menjadi
titik awal kembalinya kebebasan beragama di Albania.
Masjid Et'hem Bey memang memiliki
rancangan yang cukup unik, meskipun tidak berukuran besar sebagaimana masjid
masjid yang dibangun oleh Dinasti Usmaniyah, masjid tua ini memiliki ragam hias
yang langka. Ornamen hias baik diluar maupun di dalam masjid ini merupakan
ornament lukis tangan, bukan menggunakan keramik lukis seperti kebanyakan
masjid masjid tua warisan dinasti Usmaniyah lainnya.
Saat salju membekukan suasana di Tirana. |
Lukisan lukisan dindingnya nya banyak
menggunakan panorama alam termasuk lukisan pepohonan dan tanaman sulur hingga
air terjun dan jembatan, sesuatu yang sangat langka ditemukan digunakan sebagai
ornamen hias Islam terutama digunakan untuk masjid. Kini Masjid Et'hem Bey
menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Albania, Masjid ini terbuka untuk
kunjungan umum setiap hari terkecuali pada jam jam pelaksanaan sholat
berjamaah.
Masjid Et’hem
Bey dan Kota Tirana
Tirana sebagai sebuah kota relatif belum
terlalu tua dibandingkan kota kota Eropa lainnya, dibuka pertama kali tahun
1614 oleh Sulayman Pasha, Kota ini bergerak tumbuh di awal abad ke 18 namun
tidak menjadikannya sebagai sebuah kota penting karena kondisi geografisnya
yang terletak jauh di tengah tengah wilayah daratan Albania sampai kemudian
diproklamirkan sebagai ibukota Republik Albania di tahun 1920.
Masjid Et'hem Bey di malam hari. |
Adalah ahli tata kota dan juga arsitek
dari Italia yang kemudian merancang kota ini dilengkapi dengan Alun alun yang
dinamai dengan Skanderbeg Square, membangun buelevard berukuran besar, gedung
gedung pemerintahan, balai kota hingga bank nasional Albania. Kini Albania
tidak saja menjadi ibukota politik dan ekonomi Albania, kota ini telah menjelma
menjadi kota dengan penduduk terpadat di Albania (lebih dari 800 ribu jiwa).
Letak georgafisnya kini justru
menguntungkan sektor pariwisata karena berada diantara pegunungan Dajti dan
Laut Adriatik, wisatawan yang berkunjung ke Tirana dapat mengunjungi dua objek
wisata tersebut dengan waktu tempuh yang tidak terlalu jauh. Selain juga dapat
mengunjungi objek wisata di pusat kota termasuk masjid Et’hem Bey, Skanderbeg
square dengan patung Skanderbeg ditengahnya, Menara Jam disamping masjid,
Gedung Opera dan Teater Balet, Perpustakaan nasional dan Musium sejarah
nasional Albania.
Masjid Masjid
Albania Sepanjang Sejarah
Pembangunan Masjid di kota Tirana menjadi
sebuah keharusan dimasa kekuasaan Usmaniyah, kala itu Kota Tirana memiliki
setidaknya 27 Masjid bagi muslim di kota tersebut. Pada masa itu, membangun
masjid membutuhkan waktu yang cukup lama. Bangunan masjid dibangun dengan
perhatian penuh, selain bentuknya yang megah, juga dilengkapi dengan berbagai
ornamen indah yang rumit hingga ke pemilihan material yang tidak selalu
tersedia. Sejarawan menyebutkan bahwa lukisan dan ukiran di masjid ini bahkan
dikerjakan oleh para pelukis dan pengukir dari wilayah Dalmatia di Italia.
Pengerjaan ukiran dan lukisan dengan
tangan membutuhkan waktu bertahun tahun untuk menghasilkan sebuah karya seni
yang indah. Dan hasilnya memang masih dapat dinikmati hingga hari ini, termasuk
di dalamnya ukiran kayu, ukiran batu dan lukisan dinding dengan motif floral,
kolom kolom tiang berukir, lubang angin ventilasi, hingga aneka ornamen di
dalam maupun di luar masjid yang sangat langka.
salah satu sisi exteriro Masjid Et'hem Bey. |
Keindahan masjid ini telah menjadi
perhatian banyak tokoh sepanjang sejarah, mereka mencatatnya dalam catatan
perjalanan mereka saat berkunjunjung ke Tirana. Adalah seorang Konsul Prancis
di Shkodra bernama A. Degrand manakala berkunjung ke Tirana tahun 1901, menulis
dalam catatannya:
“Masjid Tirana
disesaki oleh aneka warna lukisan yang sangat indah dibawah terpaan cahaya
matahari siang hari di Tirana menghadirkan sensasi tersendiri, tidak ada kota
lain di Albania yang pernah saya lihat memiliki masjid dengan ukiran dan
lukisan seindah ini”
Sementara itu Edit Durham, yang
berkunjung ke Tirana di tahun 1904 Tirana mendeskripsikan kota itu sebagai “kota yang luar biasa bersih dengan
pemandangan masjidnya yang luar biasa. Masjid Tirana benar benar luar biasa
indah dengan lukisan yang aneka warna menarik dengan lukisan pemandangan yang
menakjubkan”.
Keseharian di masjid Et'hem Bey |
Manakala komunis menguasai Albania,
begitu banyak masjid dan bangunan islam lainnya yang dihancuran ataupun di alih
fungsi, dari 27 masjid yang ada di kota Tirana sedikit saja yang selamat dari
“Red Terror” atau Teror Merah, begitu sejarawan menyebut terror yang ditebarkan
oleh Pasukan Merah Soviet kepada Ummat Islam di Albania.
Di tahun 1967, Enver Hoxha, pimpinan
partai komunias yang berkuasa di Albania kala itu memproklamirkan Albania sebagai
Negara Atheis, dan melakukan serangkaian tindakan penutupan, alih fungsi hingga
pengancuran masjid masjid di seluruh Albania. Begitu banyak properti ummat
Islam yang diambil-alih secara paksa oleh pemerintah dan kemudian dihancurkan
dan diganti dengan bangunan lain atau untuk dialih fungsi.
Masjid Et'hem Bey di masa lalu, lapangan luas di depannya masih bertahan hingga kini, namun masjid besar yang berdiri di latar depan kini sudah tidak ada lagi, lenyap di masa Uni Soviet. |
Sebagai contoh adalah Gedung Opera dan
Teater Balet Tirana dulunya adalah Masjid Karapici Tirana. Sedangkan Sekolah
Constantine Kristoforidhi dulunya adalah Masjid Pasar Cham (market Cham
Mosque), Masjid Bashir di ubah menjadi sekolah Sami Frasher, Masjid Haji Jasës
di ubah menjadi gedung Rumah sakit Materiniteti Geraldine, Masjid Islam Alla di
ubah menjadi sekolah Jeronim Derada, dan masih banyak lagi.
Ketika kebebasan beragama telah kembali
di Negara tersebut, tidak mudah untuk mengembalikan lagi masjid masjid tersebut
ke fungsi aslinya. Beberapa diantaranya yang masih bertahan dari kehancuran
butuh dana tidak sedikit untuk sekedar mengembalikan-nya ke bentuk asli ataupun
membangunnya kembali sebagai sebuah masjid yang layak. Kini diKota Tirana
tersisa hanya delapan masjid yang masih berdiri setelah Negara itu membebaskan
diri dari cengkraman rezim komunis Uni Soviet,
Interior Masjid Et'hem Bey dengan ornamen lukis yang tak biasa. |
Bantuan
Pemerintah Turki
Di tahun 2014 pemerintah Republik Turki
selaku kelanjutan dari Dinasti Usmaniyah menggelontrorkan dana bagi upaya
restorasi masjid masjid tua peninggalan dinasti Usmaniyah di Albania termasuk
proyek restorasi Masjid Et’hem Bey. Upaya tersebut disampaikan oleh wakil
perdana Turki Emrullah Isler atas nama Turkish Cooperation and Coordination
Agency (TIKA) dalam kunjungannya ke Tirana.
Restorasi terhadap masjid Et’hem Bey
memakan waktu selama dua tahun untuk memulihkan kondisinya, mulai dari
memperbaiki kerusakan, keretakan hingga pemulihan berbagai ornamen dan ragam
hias masjid tersebut, sebagai bagian dari upaya pemulihan kondisi masjid
bersejarah tersebut.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA