Halaman

Sabtu, 15 April 2017

Masjid Agung Stockholm, Swedia

Masjid Agung Stockholm dari arah taman Bjorn Tradgard.

Masjid Agung Stockholm, Stockholm Grand Mosque, Zayed bin Sultan Al Nahyan's Mosque, Bahasa Swedia disebut Zaid Ben Sultan Al Nahayans moské, lebih dikenal dengan nama Masjid Stockholm, Stockholm Mosque ataupun Stockholms moské, adalah Masjid terbesar di kota Stockholm, ibukota Swedia. Dalam Bahasa Swedia disebut dengan nama Stockholms stora moské. Lokasinya berada di Kapellgränd 10, bersebelahan dengan sebuah taman berukuran kecil “Björns trädgård” namanya, di distrik Södermalm kota Stockholm.

Disebut dengan nama Masjid Syekh Zayed Bin Sultan Al Nahyan's karena memang pembangunan masjid ini didanai oleh penguasa Uni Emirat Arab tersebut. Masjid Agung Stockholm diresmikan tahun 2000 dan dikelola oleh Asosiasi Muslim Stockhold atau Association in Stockholm dibawah pimpinan Sheikh Hassan Moussa. Masjid Stockholm memainkan peran begitu penting sebagai titik pertemuan bagi populasi muslim di negara tersebut. kehadirannya telah menarik perhatian muslim dari berbagai penjuru wilayah negara tersebut.

Masjid Agung Stockholm
Kapellgränd 10 116 25 Stockholm
Phone: +46(0)8 509 109 00
Homepage: www.ifstockholm.se



Berawal Dari Gedung Pembangkit Listrik

Menurut jauh ke belakang, bangunan yang kini menjadi Masjid Agung Stockholm ini dulunya merupakan gedung pembangkin listrik kota Stockholm yang dibangun tahun 1903. Hanya saja, ada satu hal yang teramat menarik dari gedung ini adalah bahwa Ferdinand Boberg arsitek Swedia yang merancang masjid sejak awal telah merancangnya seperti sebuah bangunan masjid.

Bangunanya dibuat tinggi kekar dan dengan ruangan dalam yang sangat lega termasuk atapnya yang cukup tinggi, jendela jendela berukuran besar dan yang paling menarik bahwa Orientasi bangunannya mengarah ke kiblat. Usut punya usut ternyata Ferdinand Boberg memang memiliki ketertarikan sendiri dengan bangunan masjid.

Meskipun secara umum bangunanya dirancang dengan gaya Art Nouveau namun pengaruh gaya bangunan Maroko sangat kental mempengaruhi rancangan Boberg setelah dia berkunjung ke Maroko, dan memang dengan sengaja mengarahkan bangunan tersebut ke arah kiblat seperti layaknya bangunan bangunan masjid besar yang dia lihat saat berkunjung ke Maroko.

Masjid yang di ubah dari sebuah gedung Pembangkit listrik kota Stockholm

Berubah Menjadi Masjid

keinginan untuk membangun masjid di Ibukota negara sudah menjadi bahan diskusi sejak lebih dari dua puluh tahun sebelum ahirnya rencana itu benar benar terealisasi di tahun 2000. Dari hasil diskusi ada beberapa pilihan gedung yang mungkin dapat di alihfungsi sebagai masjid diantaranya adalah gedung Borgerskapets änkhus di Norrtull kemudian menyusul beberapa tempat yang lain yakni Observatorielunden, Kristineberg, Skärholmen, Tensta dan Jarlaplan.

Proposal pembangunan masjid dari Asosiasi Muslim Stockholm direspon oleh dewan kota pada bulan Maret 1995, setelah diskusi pertama dengan para tokoh muslim. Pada saat itu Dewan Kota Stockholm menawarkan gedung Bekas Pembangkit Listrik Katarinastationen untuk di alihfungsi sebagai masjid. Sesuatu yang tentu saja sangat menggembirakan bagi muslim disana. Disusul kemudian gedung tersebut dijual oleh Dewan Kota Stockholm kepada pihak Asosiasi Muslim Stockholm pada tahun 1996 dengan harga SEK 8 juta.

Namun meski izin dari pemerintah sudah didapatkan, bangunan yang akan dialih fungsi sebagai masjid juga sudah diperoleh, pembangunan masjid tidak dapat serta merta dilakukan akibat serangkaian aksi protes dan penolakan dari berbagai pihak yang menentang pembangunan masjid tersebut.

Di dalam Masjid Agung Stockholm

Pembangunan Masjid atau Renovasi total terhadap bangunan Pembangkit Listrik Katarinastationen untuk di ubah menjadi masjid baru dapat dimulai pada tahun 1999, atau sekitar tiga tahun setelah pembelian gedung tersebut secara resmi dilakukan. Proses pengerjaannya berjalan selama hampir satu tahun, dan itupun sangat terbantu dengan bentuk asal bangunannya yang memang sudah berstruktur seperti bangunan masjid.

Setelah diubah menjadi masjid, bangunan ini tidaklah spektakuler pada bagian ekteriornya karena memang pemerintah kota melarang pembuatan bangunan yang menyimpang terlalu jauh dari gaya arsitektur kota yang sudah ada. Namun pada sentuhan Islami yang kental baru terlihat pada interior bangunan.

Interior masjidnya dirancang dengan sentuhan seni Islami, dilengkapi dengan sebuah lampu gantung Kristal berukuran besar dalam suasana yang sejuk dan tenang. Masjid besar ini dapat menampung sekitar 2000 jemaah sekaligus dilengkapi dengan perpustakaan, gymnasium, toko buku, dapur, rumah makan halal dan kantor pengurus.

Menara Masjid Agung Stockholm dan Menara Gereja Katarina Kyrka yang tampak harmonis dalam warna, kini menjadi salah satu pemandangan khas kota Stockholm.

Masjid Agung Stockholm diresmikan setahun kemudian atau tepatnya pada tanggal 8 Juni 2000. Pembangunan masjid ini didanai dari hasil donasi dari individu individu kaum muslimin di Swedia dan dari luar Swedia, dan penyumbang terbesar pembangunannya adalah Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pendiri sekaligus mantan kepala negara Uni Emirat Arab, yang namanya kemudian di-abadi-kan menjadi nama masjid ini.

Pengunjung masjid ini diperkirakan mencapai 50 ribu Jemaah pertahun, dari jumlah tersebut sebagian besar adalah mereka yang datang berkunjung sewaktu waktu termasuk para pelancong sedangkan dari Jemaah tetapnya sendiri mencapai ribuan orang.***

1 komentar:

  1. Thanks for yоur marvelous posting! Ӏ certainly enjoyed reading іt, you might be a great author.
    I will be suгe to bookmark your blog and mɑy come back from now on. Ӏ
    want to encourage you to continue your great writing, havе a nice holiday weekend!

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA