Masjid Agung Stockholm dari arah taman Bjorn Tradgard. |
Masjid Agung Stockholm, Stockholm Grand Mosque,
Zayed bin Sultan Al Nahyan's Mosque, Bahasa Swedia disebut Zaid Ben Sultan Al Nahayans moské, lebih dikenal dengan nama Masjid
Stockholm, Stockholm Mosque ataupun Stockholms moské, adalah Masjid terbesar di kota Stockholm, ibukota Swedia. Dalam Bahasa
Swedia disebut dengan nama Stockholms stora moské. Lokasinya berada di Kapellgränd 10, bersebelahan dengan sebuah taman
berukuran kecil “Björns trädgård” namanya, di
distrik Södermalm kota Stockholm.
Disebut dengan nama Masjid Syekh Zayed
Bin Sultan Al Nahyan's karena memang pembangunan masjid ini didanai oleh
penguasa Uni Emirat Arab tersebut. Masjid Agung Stockholm diresmikan
tahun 2000 dan dikelola oleh Asosiasi Muslim Stockhold atau Association
in Stockholm dibawah pimpinan Sheikh
Hassan Moussa. Masjid Stockholm memainkan peran begitu penting sebagai titik pertemuan bagi populasi
muslim di negara tersebut. kehadirannya telah menarik perhatian muslim dari
berbagai penjuru wilayah negara tersebut.
Masjid
Agung Stockholm
Kapellgränd 10 116
25 Stockholm
Phone: +46(0)8 509 109 00
Homepage: www.ifstockholm.se
E-mail: info@stockholmsmoske.se
Berawal Dari Gedung Pembangkit Listrik
Menurut jauh ke belakang, bangunan yang kini
menjadi Masjid Agung Stockholm ini dulunya merupakan gedung pembangkin listrik
kota Stockholm yang dibangun tahun 1903. Hanya saja, ada satu hal yang teramat
menarik dari gedung ini adalah bahwa Ferdinand Boberg arsitek Swedia yang merancang masjid sejak
awal telah merancangnya seperti sebuah bangunan masjid.
Bangunanya dibuat tinggi kekar dan dengan
ruangan dalam yang sangat lega termasuk atapnya yang cukup tinggi, jendela
jendela berukuran besar dan yang paling menarik bahwa Orientasi bangunannya
mengarah ke kiblat. Usut punya usut ternyata Ferdinand Boberg memang memiliki ketertarikan
sendiri dengan bangunan masjid.
Meskipun secara umum bangunanya dirancang
dengan gaya Art Nouveau namun pengaruh gaya bangunan Maroko sangat kental
mempengaruhi rancangan Boberg setelah dia berkunjung ke Maroko, dan memang
dengan sengaja mengarahkan bangunan tersebut ke arah kiblat seperti layaknya
bangunan bangunan masjid besar yang dia lihat saat berkunjung ke Maroko.
Masjid yang di ubah dari sebuah gedung Pembangkit listrik kota Stockholm |
Berubah Menjadi Masjid
keinginan untuk membangun masjid di Ibukota
negara sudah menjadi bahan diskusi sejak lebih dari dua puluh tahun sebelum
ahirnya rencana itu benar benar terealisasi di tahun 2000. Dari hasil diskusi
ada beberapa pilihan gedung yang mungkin dapat di alihfungsi sebagai masjid
diantaranya adalah gedung Borgerskapets änkhus di Norrtull kemudian menyusul
beberapa tempat yang lain yakni Observatorielunden, Kristineberg, Skärholmen,
Tensta dan Jarlaplan.
Proposal pembangunan masjid dari Asosiasi
Muslim Stockholm direspon oleh dewan kota pada bulan Maret 1995, setelah
diskusi pertama dengan para tokoh muslim. Pada saat itu Dewan Kota Stockholm
menawarkan gedung Bekas Pembangkit Listrik Katarinastationen untuk di
alihfungsi sebagai masjid. Sesuatu yang tentu saja sangat menggembirakan bagi
muslim disana. Disusul kemudian gedung tersebut dijual oleh Dewan Kota
Stockholm kepada pihak Asosiasi Muslim Stockholm pada tahun 1996 dengan harga SEK
8 juta.
Namun meski izin dari pemerintah sudah
didapatkan, bangunan yang akan dialih fungsi sebagai masjid juga sudah
diperoleh, pembangunan masjid tidak dapat serta merta dilakukan akibat
serangkaian aksi protes dan penolakan dari berbagai pihak yang menentang
pembangunan masjid tersebut.
Di dalam Masjid Agung Stockholm |
Pembangunan Masjid atau Renovasi total terhadap
bangunan Pembangkit Listrik Katarinastationen untuk di ubah menjadi masjid baru
dapat dimulai pada tahun 1999, atau sekitar tiga tahun setelah pembelian gedung
tersebut secara resmi dilakukan. Proses pengerjaannya berjalan selama hampir
satu tahun, dan itupun sangat terbantu dengan bentuk asal bangunannya yang
memang sudah berstruktur seperti bangunan masjid.
Setelah diubah menjadi masjid, bangunan ini
tidaklah spektakuler pada bagian ekteriornya karena memang pemerintah kota
melarang pembuatan bangunan yang menyimpang terlalu jauh dari gaya arsitektur
kota yang sudah ada. Namun pada sentuhan Islami yang kental baru terlihat pada
interior bangunan.
Interior masjidnya dirancang dengan sentuhan
seni Islami, dilengkapi dengan sebuah lampu gantung Kristal berukuran besar
dalam suasana yang sejuk dan tenang. Masjid besar ini dapat menampung sekitar
2000 jemaah sekaligus dilengkapi dengan perpustakaan, gymnasium, toko buku, dapur,
rumah makan halal dan kantor pengurus.
Menara Masjid Agung Stockholm dan Menara Gereja Katarina Kyrka yang tampak harmonis dalam warna, kini menjadi salah satu pemandangan khas kota Stockholm. |
Masjid Agung Stockholm diresmikan setahun
kemudian atau tepatnya pada tanggal 8 Juni 2000. Pembangunan masjid ini didanai
dari hasil donasi dari individu individu kaum muslimin di Swedia dan dari luar
Swedia, dan penyumbang terbesar pembangunannya adalah Sheikh Zayed bin Sultan
Al Nahyan, pendiri sekaligus mantan kepala negara Uni Emirat Arab, yang namanya
kemudian di-abadi-kan menjadi nama masjid ini.
Pengunjung masjid ini diperkirakan mencapai 50
ribu Jemaah pertahun, dari jumlah tersebut sebagian besar adalah mereka yang
datang berkunjung sewaktu waktu termasuk para pelancong sedangkan dari Jemaah tetapnya
sendiri mencapai ribuan orang.***
Thanks for yоur marvelous posting! Ӏ certainly enjoyed reading іt, you might be a great author.
BalasHapusI will be suгe to bookmark your blog and mɑy come back from now on. Ӏ
want to encourage you to continue your great writing, havе a nice holiday weekend!