Hamad
Bin Khalifa Civilisation Center
Nama resmi masjid terbesar di Denmark ini adalah Hamad Bin Khalifa
Civilisation Center, secara harfiah berarti “Pusat Peradaban Hamad Bin Khalifa”,
aslinya adalah Masjid Agung dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya.
Digunakannya nama petinggi negara Qatar sebagai nama dari masjid ini karena
memang sumber dana pembangunannya di danai oleh pemerintah Qatar.
Terwujudnya pusat ke-Islaman ini telah begitu lama dinanti nanti oleh
muslim Denmark. Penolakan keras terjadi sejak rencana pembangunannya digulirkan
termasuk penolakan dari para elit politik terutama dari Partai Rakyat Denmark
(DPP) dengan kebijakan anti immigran-nya. Ditambah lagi dengan masalah
penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh salah satu media di negara itu dan
membangkitkan aksi protes keras dari berbagai negara memiliki andil pada
tegangnya hubungan pemeluk agama minoritas dan mayoritas di Denmark.
Hamad Bin Khalifa
Civilisation Center
Vingelodden 1, 2200 København N, Denmark
situs resmi: hbkcc.dk
telp: +45 70 60 55 45
Kerasnya penolakan terhadap pembangunan masjid ini bahkan tercermin pada
saat upacara peresmian pembukaan masjid tersebut yang nyaris tanpa kehadiran
dari para petinggi partai dan pejabat tinggi di negara tersebut. Meskipun
demikian dengan keluarnya izin pembangunannya secara resmi pemerintah dan
masyarakat Denmark telah menerima kehadiran masjid pertama tersebut.
Masjid Agung Denmark ini merupakan Masjid terbesar di Denmark sekaligus
sebagai bangunan pertama yang dibangun sebagai masjid sebenarnya di negara itu,
sekaligus juga menara berukuran kecil yang dibangun di halaman depan masjid ini
merupakan menara masjid pertama yang berdiri di salah satu negara Skandinavia
tersebut.
Masjid Pertama Denmark Ahirnya Berdiri
Setelah melewati masa pertikaian politik selama bertahun tahun serta
serangkaian aksi protest bertajuk “not
in my backyard” sebagai bentuk penolakan pembangunan masjid di negara
itu sekalipun harus dibangun di halaman belakang, Muslim Copenhagen
ahirnya mendapatkan apa yang selama ini di-impikan
selama bertahun tahun dan diresmikan pembukaanya pada hari Kamis tanggal 19
Juni 2014. Pendanaan pembangunannya mencapai 150 juta kroner
(€20.1 juta Euro, atau$27.2
juta dolar Amerika)
Masjid Agung Covenhagen, gedung utamanya yang berada di sebelah kiri ditambah dengan gedung kedua yang disebelah kanan dengan tulisan besar "Hamam Bin Khalifa Civilisation Center. |
Sepetak lahan seluas 6,700 m2
(72,118 kaki2)
yang berada diantara gedung dealer mobil dan gedung pergudangan di kawasan
berpenduduk dengan pendapatan rendah di pinggiran kota Covenhagen, menjadi
simbol penerimaan masyarakat mayoritas disana bagi sebuah masjid yang sangat
dibutuhkan oleh sekitar 200 ribu muslim Denmark.
Di dalam komplek tersebut terdiri dari sebuah bangunan masjid lengkap
dengan menaranya yang kecil dan ramping, pusat kebudayaan Islam, stasiun televisi,
pusat kebugaran, pusat kepemudaan dan rumah jompo. Menara masjid ini sangat
mungil, tingginya hanya 20 meter dengan ornamen bulan sabit dipuncaknya. Ruang
utama masjid dapat menampung sekitar 900 jemaah sekaligus ditambah dengan area
balkoni dapat menampung sekitar 600 jemaah khusus wanita.
Tidak banyak tokoh politik Denmark yang hadir dalam upacara peresmian
masjid ini pada hari Kamis tersebut, menimbulkan persepsi media tentang sikap skeptis
dari para politisi negara itu, terutama sejak diketahui bahwa pendaan
pembangunan masjid tersebut berasal dari Negara Kaya Minyak Qatar yang dianggap
bermasalah dengan HAM dan dituding melakukan tindakan kurang terpuji dalam
upaya menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepakbola tahun 2022.
Suasana saat peresmian masjid |
Dalam peresemian tersebut, Pemerintah Qatar diwakili oleh satu delegasi
yang dipimpin oleh menteri urusan agama Qatar, H E Dr Ghaith bin Mubarak Al
Kuwari. Dalam sambutannya beliau menggambarkan
upacara peresmian masjid tersebut sebagai upaya untuk mencatatkan dalam sejarah
tentang pertalian antara Denmark dengan Dunia Islam.
Beliau juga menyatakan bahwa pemerintah Qatar berupaya berkontribusi,
melibatkan diri dalam inisiatif positif bagi dialog antar budaya dan peradaban
serta saling pengertian antar manusia, Pemerintah Qatar dengan senang hati
mendukung pembangunan kompleks masjid tersebut dan berhadap akan menjadi
jembatan untuk saling pengertian antara rakyat Denmark dan Dunia Islam.
Sementara pimpinan Konsul Muslim Denmark dalam sambutannya mengatakan
bahwa peresmian masjid tersebut sebagai sebuah “quantum leap” dalam sejarah
muslim di Denmark dan sejarah hubungan muslim
Denmark dengan dunia Islam secara keseluruhan. Beliau juga memanjatkan do’a
bagi pemerintah dan rakyat Qatar. Al-Hamad juga menyerahkan sebuah souvenir
kenang kenangan untuk disampaikan kepada Ayah dari Emir Qatar yang merupakan
pendonor pembangunan masjid tersebut.
Interior Masjid Agung Covenhagen |
Turut hadir salam upacara peresmian tersebut, Duta besar Qatar untuk
Belanda, Kahlid bin Fahad Al Khater, para pejabat senior kementerian dari Qatar
dan Denmark, pelajar dan mahasiswa, alim ulama dan Jemaah muslim Denmark. Dan
seluruh rangkaian acara peresmian tersebut diliput dan disiarkan secara
langsung oleh stasiun televisi Al-Jazeera dan stasiun televisi Nasional Qatar.
Sumber Pendanaan
Muslim Dernmark yang bergabung di dalam wadah organisasi Konsul Islam
Denmark pada awalnya melakukan penjajakan permintaan bantuan dana dari Negara
Kuwait dan Saudi Arabia, sampai kemudian melalui pemberitaan stasiun Televisi
Al-Jazeera keinginan muslim Denmark untuk membangun masjid tersebut menarik
perhatian (mantan) Emir Qatar, Emir
Hamad bin Khalifa Al Thani.
Bermula dari sanalah kemudian semua pendanaan pembangunan masjid
tersebut ditanggung oleh pemerintah Qatar, dan nama masjid ini pun kemudian
mengabadikan nama (mantan) Emir Qatar, Emir
Hamad bin Khalifa Al Thani. Emir Qatar, Emir Hamad bin Khalifa Al Thani
mengundurkan diri dari jabatannya karena faktor usia dan kemudian menyerahkan
jabatan Emir kepada putranya di bulan Juni 2013.
Bersanding antara Menara Masjid Covenhagen yang mungil dengan bendera Denmark dan Qatar. |
Selain membantu pembangunan masjid, pihak donor juga berharap berdirinya
masjid tersebut menjadi satu landasan bagi terbukanya sebuah dialog antara
muslim Denmark dengan para pemeluk agama lainnya di negara tersebut, dan itu
sebabnya pada momen peresmian masjid ini, panitia juga mengundang perwakilan dari
berbagai tokoh lintas agama.
Sebagai salah satu negara di Timur Tengah yang terkenal sebagai negara
yang kaya minyak, Qatar memang aktif memainkan perannya di Eropa baik di bidang
da’wah maupun dibidang bisnis. Di kancah sepakbola selain telah terpilih
sebagai penyelenggara Piala Dunia tahun 2022, Qatar juga membeli klub sepakbola
liga Eropa salah satunya adalah Klub Paris Saint-German, di bidang industri,
Qatar diketahui telah memborong saham peruhaaan raksasa otomotif Eropa
Volkswagen (VW), dan di kancah media Qatar juga memiliki stasiun tivi
Al-Jazeera yang cukup terkemuka di dunia internasional.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA