Bangunan masif berdinding marmer di pusat kota Madrid ini adalah sebuah masjid dan juga sekaligus sebagai pusat kebudayaan Islam. |
Spanyol yang kini
beribukota di Madrid, salah satu Negeri yang pernah menjadi pusat kekuasaan
Islam di Eropa semasa kekuasaan Khalifah Bani Umayah yang berkuasa di Andalusia
selama 700 tahun sejak penaklukan Tariq Bin Ziyad di tahun 711M. Keruntuhan
kekuasaan Islam di Andalusia menjadi titik balik masa keemasan tersebut ketika Raja
Ferdinant dan Ratu Issabel memberi dua pilihan kepada ummat Islam Andalusia :
tetap tinggal di Andalusia menjadi Kristen atau pergi meninggalkan negeri itu.
Dua bangunan mahakarya kejayaan Islam Spanyol masih berdiri kokoh hingga kini
Masjid Cordoba dan Istana Alhambra, meski sudah di alihfungsi oleh pemerintah
Spanyol.
Kini seiring perjalanan
waktu, ummat Islam di Spanyol pelan tapi pasti terus tumbuh, salah satunya
disebabkan oleh terus bertambahnya muslim migran dari Negara Negara Islam
kawasan Afrika Utara ke Negara tersebut. Saat ini Ada dua Masjid Besar di pusat
Kota Madrid yang menjadi pusat Islam di kota yang menjadi markas klub bola Real
Madrid tersebut, Yaitu masjid dan Pusat Kebudayaan Islam Madrid (yang akan kita
ulas dalam artikel ini) dan Madrid Central Mosque atau Masjid Abu Bakar, Insya
Allah kita bahas dalam artikel berikutnya.
Masjid dan Pusat
Kebudayaan Islam Madrid, dalam
bahasa Spanyol disebut Centro Cultural Islámico de Madrid atau warga kota Madrid lebih
popular menyebutnya dengan Mezquita M.30 (Masjid M-30). Disebut Mezquita M.30
karena lokasi masjid ini yang bersebelahan dengan jalur M-30 kota Madrid.
Masjid M-30 merupakan salah satu masjid dan pusat kebudayaan Islam terbesar di
Eropa saat ini.
Mezquita
M-30 / Centro Cultural Islámico y Mezquita de Madrid
Calle Salvador de
Madariaga, 7, 28027 Madrid, Spanyol
Sejarah
Masjid M-30
Komplek masjid ini
dirancang oleh tiga arsitek Polandia dan di danai oleh Pemerintah Saudi Arabia. Diresmikan
pada tanggal 24 Rabiul Awal 1413H bertepatan dengan tanggal 21 September 1992M.
Peresmian Masjid M-30 dihadiri oleh Raja Spanyol Juan Carlos I dan Pangeran
Salman Bin Abdul Aziz dari Kerajaan Saudi Arabia.
Pembangunan Masjid M-30
ini merupakan wujud dari komitmen pemerintah Kerajaan Saudi Arabia bagi syiar
Islam terutama penyediaan sarana ibadah bagi kaum muslimin yang tinggal di
negeri negeri non muslim serta komitmen pemerintah Kerajaan Spanyol bagi
penyediaan fasilitas peribadatan bagi warganya termasuk warga muslim Spanyol
yang kini menjadi minoritas di negeri tersebut.
Arsitektural
Masjid M-30
Masjid M-30 dirancang
dalam gaya modern dengan tidak meninggalkan ciri khas sebuah masjid universal
dengan tetap dilengkapi dengan bangunan menara dan balkon. Tanpa bangunan
menara dan tulisan besar di fasad depannya akan sulit mengenali bangunan ini
sebagai masjid. Dengan bentuknya yang massif dan tak jauh berbeda dengan
kebanyakan bangunan disekitarnya.
Interior Masjid Madrid |
Hampir keseluruhan
dinding bangunan ditutup dengan batu pualam. Interior masjid inipun dihias
dengan batu pualam. Jendela jendela di Masjid M-30 di tutup dengan kaca patri
warna warni, dengan sentuhan Islami. Satu sisi bangunan masjid yang menghadap
ke halaman tengah dilengkapi dengan jendela kaca berukuran besar dengan sentuhan
seni Islami. Mozaik islami juga dapat ditemui pada beranda masjid, tampilan
luar jendela jendela masjid terutama pada bangunan mihrab sisi luar, serta pada
bangunan menara.
Pilar pilar pualam yang
ramping penyangga lengkungan lengkungan besar mendomonasi interior masjid ini,
layaknya masjid Cordoba dan Istana Alhambra namun lebih sederhana tanpa ukiran
seperti di dua bangunan legenda peninggalan dinasti Ummayah tersebut. Lampu
lampu Kristal turut memperindah interior masjid ini. halaman tengah Masjid M-30
dirancang terbuka berlantai pualam warna terang dengan sedikit pola sederhana
berwarna gelap. Halaman tengah yang dapat difungsikan untuk berbagai perhelatan
termasuk sebagai area tambahan bagi jemaah.
Mihrab masjid M-30
dirancang berbentuk setengah lingkaran dengan lengkungan berukir di bagian
atasnya. Pualam hijau muda dan merah hati mendominasi mihrab Masjid M-30. Ukiran
geometris diaplikasikan di sisi kiri dan kanan mihrab. Kaligrafi alqur’an menghiasi
sisi atas mihrab. Sementara mimbar di masjid ini cukup unik, dibuat dari kayu
dengan bentuk podium setengah lingkaran.
Pelataran tengah di Masjid Madrid |
Satu satunya kubah yang
ada di Masjid M-30 ini berada di puncak menaranya. Di ujung tertinggi kubah
menara ini dipasang lambang bulan sabit, lambang universal Islam sedunia.
sedangkan bangunan utama masjid dan bangunan penunjangnya menggunakan atap
genteng tanpa kubah. Masjid M-30 dilengkapi dengan gedung perkuliahan, bangunan
tempat wudhu, gymnasium, kafe serta restoran halal (Arabian restaurant) bernama
Zahara.
Teror bom Madrid pada
11 Maret 2004 sempat membuat warga muslim Spanyol dan pengurus Masjid M-30 was
was. 11 warga muslim turut menjadi korban tewas dalam teror bom tersebut
diantara 200 korban tewas lain nya. Meski polisi menduga teror tersebut
dilakukan oleh separatis Basque ETA. Namun keterkaitan 3 muslim Maroko yang
diduga turut terlibat dalam teror Madrid dan serangan di Cassablanca (Maroko)
tak urung membuat warga muslim Spanyol khawatir atas keselamatan diri dan
keluarganya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA