Prince Edward Island (P.E.I) adalah salah satu provinsi di Kanada dengan luas dan jumlah penduduk terkecil. Provinsi juga merupakan satu satunya provinsi di Kanada yang seluruh wilayahnya merupakan jajaran pulau pulau terdiri dari pulau terbesarnya adalah Prince Edward Island atau Pulau Pangeran Edward serta 231 pulau pulau kecil disekitarnya. Keseluruhan wilayah daratan pulau pulau di provinsi ini bila disatukan luasnya sekitar 5,685.73 km2, sedikit lebih luas dari pulau Bali 5.561 km2 ataupun pulau Madura 5.290 km2.
Pulau Prince Edward terhubung
langsung dengan daratan besar Kanada melalui sebuah jembatan laut sepanjang 13
kilometer bernama Jembatan Konfederasi (Confederation Bridge / Pont De La
Confederation). Provinsi P.E.I beribukota di Charlottetown. Nama pulau ini
dinisbatkan kepada Pangeran Edward, Duke of Kent and Strathearn (1767–1820)
yang merupakan putra ke empat dari Raja George III dan Ratu Victoria.
Penjelajah Prancis Jacques
Cartier merupakan orang Eropa pertama yang melihat pulau tersebut di tahun 1534
menyusul kemudian menjadi bagian dari Koloni Prancis, dan kemudian menjadi
koloni Inggris sejak 1763. Pulau Pangeran Edward ini memiliki sejarah penting
bagi Kanada Karena di pulau inilah sejarah awal pembentukan negara Kanada di
tahun 1867, itu sebabnya Pulau ini juga seringkali disebut sebagai Pulau
Konfederasi.
Di provinsi P.E.I Kanada ini
terdapat sekelompok kecil kaum muslimin yang tinggal disana, Komunitas kecil muslim
di P.E.I ini kebanyakan berasal dari Timur Tengah termasuk Mesir. Sejak tahun
1990 mereka telah membentuk organisasi resmi dengan nama Muslim Society of
Prince Edward Island. Mereka juga telah memiliki satu bangunan Masjid lengkap
dengan sarana pendukungnya dan masjid tersebut merupakan masjid pertama di
provinsi P.E.I. Masjid tersebut bernama Masjid Dar-As-Salam.
Masjid Dar
As-Salam
15 MacAleer Drive, Charlottetown,
PE C1E 2A1, Canada
Masjid Dar As Salam P.E.I ini
berada di 15 MacAleer Drive. Kota Charlottetown, Propinsi Prince Endward
Island, Kanada. Lokasi masjid ini berada di ujung barat daya Bandara
Charlottetown, dan hanya terpaut sekiat 200 meter dari Gereja Good News Baptist
Church-Fundamental, atau sekitar 100-an meter dari gerbang Bandara
Charlottetown.
Masjid Dar-As-Salam dibangun
seperti kebanyakan bangunan setempat,
tidak seperti bangunan masjid yang kita kenal dengan kubah besar dan menara.
Seperti kebanyakan bangunan setempat lainnya, Masjid Dar-As-Salam inipun
dilengkapi dengan ruang basement yang menjadi ruang pendukung bagi aktivitas
masjid ini, di lantai ini merupakan area ruang pengelola, tempat wudhu hing
dapur untuk keperluan masjid.
Pembangunan masjid ini
diselenggarakan oleh The Muslim Society of P.E.I yang merupakan Komunitas
Muslim setempat dengan dana swadaya jemaah, proses pembangunannya dimulai sejak
empat tahun 2008. Gagasan pembangunannya sudah dicetuskan sejak pertama kali
pembentukan komunitas Muslim P.E.I di tahun 1990 dimulai dengan dengan
penggalangan dana dari seluruh jemaah.
Masjid Dar-As-Salam pada saat dalam proses tahap ahir pembangunan |
Pada saat rencana pembangunan masjid pertama kali digulirkan, panitia pembangunan hanya mengantongi dana kurang dari $100 ribu, rasanya tidak mungkin dapat dilakukan untuk mengumpulkan dana hingga setengah juta dolar hanya dalam waktu enam bulan. Namun berkat kerja keras dari panitia penggalangan dana yang diketua oleh Dr. Suleiman Sefau, sukses menangguk dana dari berbagai kalangan.
Metoda penggalangan dana
dilakukan dengan mengirimkan ratusan surat, menelepon semua pihak yang dianggap
dapat membantu termasuk kolega, sahabat dan saudar, malam penggalangan dana,
bazaar makanan, permintaan dana dari individu ke individu lainnya sampai
ahirnya berhasil mendapatkan dana yang dibutuhkan. setelah melalui masa
pembangunan selama hampir 4 tahun Masjid Dar As Salam diresmikan hari Sabtu 14 Juli
2012 dihadiri oleh seluruh muslim di propinsi pulau tersebut.
Pada saat peresmian masjid
seluruh anggota komunitas berkumpul disana dengan membawa anggota keluarga
mereka. Upacara peresmian ditandai dengan pemotongan kue oleh presiden
komunitas muslim P.E.I, Najam Chishti. Dalam sambutannya beliau mengatakan
bahwa pembangunan masjid tersebut tidak akan terwujud tanpa kerjasama dari
seluruh komponen masyarakat P.E.I.
Interior Masjid Dar-As-Salam |
Acara peresmian tersebut turut dihadiri Walikota Charlottetown, Clifford Lee yang hadir dalam acara open house di masjid tersebut. Beliau sempat berujar bahwa masjid tersebut merupakan satu contoh pengakuan akan pentingnya para imigran di P.E.I dan bagaimana masjid tersebut menjadi contoh sempurna bagi sebuah tempat dimana semua orang dari komunitas masyarakat dapat datang dan berkumpul disana.
Jum’atan di Gereja
Sebelum masjid ini dibangun
komunitas muslim disana meyelenggarakan ibadah sholat berjamaah dengan
menumpang di aula gereja. Di hari minggu gereja dipakai oleh umat Kristen dan
tiba di hari Jum’at digunakan oleh muslim disana untuk menunaikan ibadah sholat
fardhu Jum’at.
Kini setelah masjid Dar As Salam
resmi dibuka komunitas muslim disana dapat dengan leluasa menjalan aktivitas
komunal mereka termasuk sholat berjamaah, aktivitas sosial dan budaya termasuk
pendidikan bagi putra putri mereka, di masjid yang baru berdiri tersebut.
Area tempat wudhunya yang unik |
Masjid Dar As Salam tidak saja menyelenggarakan kegiatan ibadah rutin, tapi juga berfungsi sebagai Islamic Center dengan menyelenggarakan program pendidikan Sunday School (Sekolah Minggu untuk anak anak –mirip dengan program Gereja), halaqoh, belajar membaca Al-Qur’an serta ta’lim bagi jemaah muslim dan muslimah. Masjid ini juga terbuka bagi non muslim dalam suasana yang bersahabat guna menciptakan iklim yang baik bagi dialog lintas kepercayaan, perdamaian dan saling pengertian.
Komunitas kecil muslim di P.E.I
yang sebagian besar adalah imigran telah menjadi bagian integral dari pulau
tersebut, mereka secara aktif terlibat dalam semua aktivitas sosial
kemasyarakatan termasuk dalam berbagai aktivitas penggalangan dana bagi
pembangunan rumah sakit, Bank makanan, hingga penggalangan dana untuk palang
merah Kanada.(dari
bujanglanang)***
--------------------------------------
Baca Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA