Berada cukup jauh dari ibukota negara di Nicosia, Masjid Lala Pasha di Famagusta ini terlihat menawan berdiri kokoh ditengah kota berlatar laut mediterania. |
Cyprus adalah sebuah pulau yang
berada di laut mediterania, laut yang memisahkan benua Afrika di selatan dengan
benua Eropa di sebelah utara. Pertikaian politik masa lalu telah membagi
wilayah pulau Cyprus menjadi empat wilayah yakni dua entitas negara, masing
masing adalah Republik Cyprus di bagian selatan dan Republuk Cyprus Turki di
sisi utara pulau tersebut. Diantara dua entitas negara tersebut dipisahkan oleh
satu zona netral yang di kontrol oleh PBB dan sebagian kecil lagi wilayahnya yang
berada disisi Cyprus selatan menjadi wilayah enclave militer Inggris yang
mendapatkan mandat dari PBB untuk menjaga wilayah zona netral diantara kedua
negara tersebut.
Secara administratif kedua negara
tersebut sama sama beribukota di Nicosia, kota tua yang juga terbagi dua ke
dalam dua entitas negara tersebut, diantara dua bagian kota yang terbelah
tersebut juga membentang wilayah zona netral yang dikontrol oleh PBB. Karena
masa lalunya juga, Cyprus di selatan kadangkala juga disebut sebagai Cyprus
Yunani untuk membedakannya dengan negara Cyprus disebelah utara.
sebelum menjadi masjid bangunan ini sebelumnya adalah Katedral Santo Nikolas |
Berawal sebagai Katedral
St Nicholas
Di Famagusta sejak tahun 1298
sudah berdiri sebuah bangunan tua yang kini dikenal dengan nama Masjid Lala
Mustafa Paşa. Bangunan ini sebelumnya merupakan sebuah Katedral, yang bernama
Katedral Santo Nicholas. Bangunan tersebut kemudian di-ubah-suai-kan menjadi
masjid. Bangunan ini memiliki sejarah yang kuat terkait dengan kerajaan Cyprus
di masa lalu, di ruangan utama masjid ini saat masih menjadi Katedral disebut
ruang Nave merupakan tempat penobatan dinasti Lusignans sebagai raja Cyprus.
Cerita tutur menyebutkan gereja
ini juga merupakan tempat penobatan Dinasti Lusignan dari Prancis sebagai Raja Jerusalem
di pengasingan, meskipun hal tersebut hanyalah seremonial belaka karena
faktanya pasukan tentara Salib (Crusader) gagal menaklukkan pasukan Islam,
dalam upaya mereka merebut Jerussalem di Palestina di tahun 1291, kemudian para
bangsawan Prancis melarikan diri ke Cyprus untuk membentuk Kerajaan Jerusalem
di pengasingan.
Lala Mustafa
Paşa Camisi
Mahmut Celaleddin Sk, Gazimağusa
Gaya gotik yang kental pada
bangunan ini sangat mirip dengan Katedral Agung Rheims di kota Paris, Prancis
terutama menara kembarnya. Mirip dengan Katedral St. Sophia di Nicosia (kini
menjadi Masjid Selimiye) dan Bellapais Abbey, semuanya terlihat seperti sebuah
karya agung dari Arsitek Prancis, hal tersebut dapat difahami manakala satu
realita bahwa Raja dari Cyprus dari tahun 1190 hingga 1489 dimana semuanya
berasal dari dinasti Lusignan Prancis, setidaknya gereja mereka merupakan
Cyprus yang sudah ter-Prancisi-sasi.
Di Konversi Menjadi
Masjid
Bagian atas menara masjid ini
mengalami rusak parak akibat bombardir pasukan dinasti Usmani yang menyerbu
Cyprus tahun 1571 dan ketika pasukan Turki Usmani mengambil alih kota Famagusta
dari kekuasaan Venesia yang berkuasa di Cyprus sejak tahun 1489. Sejak saat itu
wilayah Cyprus menjadi bagian dari wilayah dinasti Turki Usmani. Di tahun yang
sama bangunan Katedral Santo Nikolas di-ubahsuai-kan menjadi Masjid, semua
pernik kristiani berganti Islami. Konon dulunya disekitar bangunan ini ada
begitu banyak makam makam kuno yang kemudian di bongkar di tahun yang sama
menyisakan hanya beberapa.
Interior Masjid yang sudah di ubah suai |
Beberapa diantaranya adalah makam
para bangsawan termasuk James II the Bastard dan Bayi laki-laki-nya, James III,
dan dua penguasa terahir dinasti Lusignan tahun 1473 dan 1474, dan kini menjadi
bagian dari masjid tersebut. Gempa telah beberapa kali merusak bangunan ini salah
satunya gempat tahun 1735 sehingga ahirnya ditambahkan tiang tiang penopang
untuk menahan beban struktur atap dan dinding bangunan. Bangunan ini juga
memiliki pernik bersejarah diantaranya adalah Jendela James II yang berisi
pernyataan hak keningratannya menyerahkan Cyprus kepada Dinasti Doge dari
Vanisia tahun 1489.
Sebuah bangunan menara kemudian
ditambahkan yang merupakan penyesuaian dari bangunan menara asli di sisi utara,
sementara menara yang lain hanya tersisa bagian bawahnya saja. Nama lengkap
bangunan itu kini berubah menjadi Masjid
Lala Mustafa Pasha. Beberapa bagian bangunan telah diubahsuaikan sebagai
masjid, semua bentuk gambaran manusia termasuk patung, ukiran dinding maupun
mozaik kaca jendela disingkirkan dari masjid atau ditutup dengan plester semen,
namun demikian semua aspek jejak jejak gaya Gotik tetap terjaga pada bangunan
ini hingga kini, termasuk pintu masuk berkanopi di sisi timur bangunan yang
berkarakter Katetdral Prancis. Interior bangunan berubah total sebagaimana
layak nya ruang sholat, dengan hamparan karpet sajadah, lengkap dengan mimbar
dan mihrab. Ruang dalam masjid ini berukuran panjang 55m dan lebar 23m.
Pohon tertua di Cyprus ada di depan masjid Lala Mustafa Pasha ini. |
Sebagaimana kebanyakan bangunan
tua di mediterania, bangunan masjid ini dibangun dengan atap yang rat. Fasad
nya terdiri dari batu batu bewarna madu tua, membuatnya tampak begitu impresif
diantara jalanan kota Famagusta yang sempit. Muka sisi baratnya dilengkapi
dengan tiga bentuk beranda, salah satunya dibuat lebih lebar dibandingkan
dengan dua lainnya.
Pohon Tertua di
Cyprus
Salah satu pernik menarik lainnya
dri Masjid Lala Mustafa Pasha ini adalah sebatang pohon yang berada di halaman
depan masjid. Menurut penuturan para ahli botani, pohon tersebut ditanam di
tempat tersebut berbarengan dengan pembangunan masjid tersebut sebagai Katedral
di tahun 1298 yang berarti pohon tersebut sudah berumur lebih dari 700 tahun
sebagaimana bangunan masjidnya. Ukurannya sangat besar dan menjadi peneduh bagi
siapa saja yang sedang berada disana.
Masih menurut ahli botani, pohon
tersebut masuk katagori Fig Tree yang merupakan tanaman tropis dari Afrika
Timur, nama Ilmiahnya dalah “Ficus Sycomorus”. Uniknya pohon ini akan
kehilangan semua daunnya di bulan Februari dan memberikan kesan bahwa pohon
tersebut sudah mati, namun sebulan kemudian perlahan lahan bermunculan daun
daun baru dan pohon tersebut kembali menghijau royo royo. Karena sejarahnya,
pohon tersebut didastarkan sebagai cagar budaya oleh Department of Culture's
National Heritage dan berada dibawah pengawasan Department of Forestry
Famagusta Office.***
Baca juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA