Halaman

Minggu, 02 Oktober 2016

Masjid Agung Al-Serkal, Terbesar di Kamboja (Bagian 1)

IKON BARU. Masjid megah dengan gaya Turki yang kental menjadi ikon baru bagi kota Phnom Penh ibukota Kamboja. Masjid yang berdiri di tepian bekas Danau Boeng Kak ini sebelumnya bernama Masjid Internasional Dubai Phnom Penh yang kemudian dibongkar dan dibangun ulang lebih besar, megah dan modern oleh donatur yang sama.

Kamboja kini memiliki sebuah Masjid megah bergaya Turki Usmani. Berdiri megah di kawasan Boeng Kak di pusat kota Phnom Pehn, Ibu Kota Kamboja. Nama Al-Serkal bagi masjid ini merupakan nama dari seorang pebisnis sukses Uni Emirat Arab, Eisa Bin Nasser Bin Abdullatif Alserkal. Beliau mengucurkan dana US$ 2.5 juta dolar untuk pembangunan masjid ini. Total keseluruhan dana pembangunan masjid ini mencapai US$ 2.9 juta dolar, US$400 ribu dolar merupakan dana dari pemerintah Kamboja sebagai bentuk perhatian dari pemerintah kepada muslim disana.

Jauh sebelumnya di tempat ini sudah ada bangunan masjid yang sudah berdiri sejak tahun 1968 dengan nama Masjid Nurul Ikhsan, di tepian danau Boeng Kak yang begitu melegenda. Masjid tersebut sempat di perbaiki dan dibangun ulang tahun 1990 dengan dana dari Ke-Emiran Dubai - Uni Emirat Arab, sehingga lebih dikenal sebagai Masjid Internasional Dubai Phnom Pehn. Masjid tersebut kemudian di robohkan di tahun 2012 karena sudah mengalami kerusakan parah kemudian dibangun kembali sebagai sebuah masjid megah bergaya Turki Usmani di lokasi yang sama seperti yang kita lihat saat ini.

No. 1, Maot Chrouk (St. 86), 12201 Phnom Penh



Artikel lengkap tentang masjid Nurul Ikhsan dapat anda baca di artikel sebelumnya yang di posting di blog ini tahun 2012 yang lalu berjudul Masjid Internasinal Dubai Phnom Penh bagian 1 dan bagian 2. Artikel tentang Islam di Kamboja serta pahit getir nya perjalanan kehidupan muslim disana, juga sudah di posting di blog ini dengan judul Islam dan Masjid di Kamboja bagian 1 dan bagian 2.

Berawal dari masjid Nurul Ikhsan di tepian Danau Boeng Kak 

Danau Boeng Kak merupakan salah satu legenda bagi para pelancong bermodal pas pasan yang berkunjung ke Kamboja. Danau yang berada di tengah kota Phnom Pehn yang disekelilingnya dipadati oleh begitu banyak penginapan murah yang menjadi paforit bagi para pelancong backpacker. Di tepian danau tersebut berdiri sebuah masjid yang sudah ada sejak tahun 1968 kemudian di lakukan perbaikan besar besaran dan di perbesar ukurannya di tahun 1990 dengan nama Masjid Nurul Ikhsan, namun lebih dikenal dengan nama Masjid Internasional Dubai Phnom Pehn.

Masjid Al-Serkal saat pembangunan. Masjid Nurul Ikhsan atau Masjid Internasional Dubai Phnom Penh dibongkar tahun 2011 kemudian dibangun bangunan baru yang kemudian diberi nama Masjid Al-Serkal

Disebut dengan nama demikian karena memang digunakan oleh muslim dari berbagai bangsa yang tinggal atau sekedar singgah di kota Phnom Pehm dan dibangun dengan dana bantuan dari Ke-Emiran Dubai, Uni Emirat Arab. Berbagai sumber menyebutkan bahwa pembangun masjid tersebut bernama Mahmoud Abdallah Kasim dan Hisham Nasir (mungkin yang dimaksud adalah Sheik Eisa Bin Nasser bin Abdullatif Al-Serkal). Mereka tidak aja mendanai pembangunan masjid Nurul Ihsan ini, dan tidak itu saja mereka juga membantu memberangkatkan 30 muslim Cham setiap tahun menunaikan ibadah haji. 

Di sekitar tahun 2011-2012 pemerintah Kamboja membuat keputusan kontroversial dengan melakukan proyek reklamasi terhadap danau Boeng Kak. Keseluruhan danau tersebut ditimbun dengan pasir sedot yang dialirkan langsung dari Danau Tonle Sap dan sungai Mekhong menggunakan pipa. Protes keras dari warga setempat hingga ke lembaga amnesti Internasional tak mengentikan proyek tersebut. Danau Boeng Kak kini sudah tak ada lagi berganti menjadi lahan terbuka yang luas dan sudah mulai dibangun kawasan bisnis seperti yang direncanakan semula oleh pemerintah Kamboja.


Di tahun yang sama masjid Nurul Ikhsan yang sudah lama tidak terawat dengan baik karena masalah dana, sudah mengalami kerusakan parah disana sini, sebagian pondasinya bahkan sudah amblas dan terancam roboh sehingga membutuhkan dana cukup besar untuk perbaikan menyeluruh. Di Bulan Juni tahun 2011 dilaksanakan penandatangan nota kesepahaman antara Pemerintah Kamboja dengan Perwakilan Pemerintah Uni Emirat Arab, bagi bantuan dana untuk pembangunan ulang Masjid Nurul Ihsan.

Penandatangan kesepakatan pembangunan masjid ini ditandatangani oleh Usman Hasan, Presiden CMDA (Cambodia Muslim Depelovement Association) sekaligus sebagai sekretaris menteri tenaga kerja Kamboja bersama dengan Sheik Eisa Bin Nasser bin Abdullatif Al-Serkal dari Uni Emirab Arab, pada tanggal 22 Juni 2011.

Tak nampak seperti di Kamboja. Arsitektur masjid Al-Serkal di pusat kota Phnom Penh, Kamboja ini sangat mencolok perbedaannya dengan bangunan disekitarnya. Mengaskan kehadiran Islam di Negara tersebut.

Pembangunan Masjid Agung Al-Serkal

Proyek pembangunan Masjid dimulai dengan merobohkan total seluruh bangunan Masjid Nurul Ikhsan. Saat bangunan masjid Nurul Ikhsan di robohkan, sebagai ganti nya dibangun bangunan masjid darurat di halaman masjid ini sebagai tempat peribadatan sementara selama proyek pembangunan berlangsung. Sebuah bangunan bertulang baja berdinding dan beratap seng dengan lantai semen cor. Atap bangunan sementaranya dibuat cukup tinggi untuk mengurangi panasnya suhu di dalam masjid beratap seng tersebut, ditambah dengan jejeran kipas kipas angin gantung di dalam masjid.

Masjid baru yang akan dibangun di lokasi ini sama sekali berbeda dengan bangunan masjid sebelumnya. Nantinya masjid baru ini dibangun dalam gaya arsitektural Turki yang menonjolkan menara menara tinggi dan kubah kubah besar di atap masjid. Tim ahli dari Uni Emirat Arab akan terlibat langsung dalam penanganan proses pembangunannya. Proses pembangunan masjid baru tersebut memakan waktu selama 18 (delapan belas) bulan.

Peresmian Masjid Agung Al-Serkal

Masjid Agung Al-Serkal diresmikan oleh Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen pada tanggal 27 Maret 2015. Upacara peresmian tersebut di hadiri oleh lebih dari seribu jemaah yang memadati areal masjid ini. Wajah wajah sumringah penuh bahagia menyambut dibukanya masjid tersebut secara resmi. Masjid Al-Serkal menjadi masjid terbesar di Kamboja dan merupakan catatan penting dalam sejarah perkembangan Islam di Kamboja, sebagaimana disampaikan oleh Ahmad Yahya, selaku presiden Yayasan Pengembangan Muslim Kamboja atau the Cambodian Muslim Community Development Organization (CMDF).

Pada upacara peresmian masjid Al-Serkal ini, perdana menteri Hun Sen menyampaikan rasa bangga nya kepada muslim Kamboja yang hidup damai tanpa ada masalah dengan kelompok agama lain, dan juga tidak ada masalah dengan isue Suni dan Syiah seperti di kebanyakan negara lainnya. Muslim Kamboja pernah mengalami masa teramat sulit, manakala negara tersebut berada di bawah rezim Khmer Merah yang beraliran Ultra Maois, hampir separuh muslim disana menjadi korban pembantaian selama kekuasaan rezim tersebut.

Perdana Menteri Hun Sen saat peresmian Masjid Agung Al-Serkal

Dengan diresmikannya masjid Agung Al-Serkal ini, tidak saja menjadi pusat Ke-Islaman di Kamboja namun juga menjadi objek wisata ruhani bagi negara tersebut. Megahnya bangunan masjid dengan biaya pembangunan yang tidak sedikit dan lokasinya yang berada di pusat kota Phom Penh tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong yang datang kesana terutama bagi para pelancong muslim, dan disisi lain tentunya akan menambah ghirah bagi kaum muslimin disana.

Upacara peresmian masjid ini berlangsung meriah dihadiri muslim pria dan wanita dari segala usia tumpah ruah ke area masjid untuk menyaksikan momen penting tersebut. Selesai acara peresmian dilanjutkan dengan sholat Jum’at berjamaah. Pengunjung disana menyempatkan makan siang dan belanja di kios kios yang berjejer di halaman masjid. Masjid Al-Serkal menjadi masjid termegah diantara 500 masjid di Kamboja.

Bersambung ke bagian 2

-----------------

Artikel Terkait


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA