jemaah sholat jum'at di masjid jummah Port Louis |
Menurut sejarawan, kehadiran
muslim di Mauritius sudah dimulai sejak tahun 1722. Mereka terdiri dari para
seniman, pelaut dan pedagang dari India. Satu data pasti bahwa di tahun 1724
Ali Khan mengeluarkan petisi kepada Gubernur de Nyon (1722-1725) untuk
kebebasan istrinya dari perbudakan. Selama periode 1768-89, disebutkan bahwa
disana ada 12 muslim india asli yang lahir di pulau Mauritius. Kemudian di
tahun 1758 sekelompok pedagang India membentuk koloni dalam menjalankan bisnis
mereka di tahun 1758. Keluarga Gassy Sobedar tercatat dalam catatatan resmi
sebagai keluarga muslim pertama yang tinggal di Mauritius di tahun 1791. Dan
masih di masa kolonial Perancis keluarga keluarga seperti Dina, Goumany dan
Sakir telah menetap di Mauritius.
Masjid Masjid di Mauritius
Di Mauritius terdapat banyak
masjid baik di pusat kota hingga ke wilayah pedesaan. Dia masjid yang dikenal
secara luas adalah Masjid Al-Aqso di di Camp des Lascars sebagai bangunan
masjid pertama dan tertua di Mauritius dan Masjid Jummah di pusat kota Port
Louis yang merupakan masjid sentral. Konsentrasi muslim tertinggi berada di kota
Port Louis selaku ibukota negara, terutama di daerah Plaine Verte, Ward IV,
Valle Pitot dan lingkungan Camp Yoloff. Terdapat juga muslim cukup banyak di
daerah Plaine Wilhems tertutama di Phoenix.
Kepengurusan masjid di Mauritius,
secara hukum diakui oleh negara dan Imam masjid menerima gaji bulanan dari pemerintah.
Pernikahan dengan hukum Islam di akui oleh negara, termasuk juga pengakuan
pertalian keluarga berdasarkan nazab dari garis Bapak. Para janda dan yatim
piatu berhak mendapatkan tunjangan bulanan dari negara. Mereka yang masuk Islam
memiliki hak untuk mengganti nama mereka berikut nama keluarganya. Muslim di
Mauritius juga mendapatkan kebebasan untuk menunaikan ibadah umroh dan haji ke
tanah suci Mekah.
Masjid Al-Aqso
Bangunan pertama yang difungsikan
sebagai tempat ibadah muslim di Mauritius adalah Masjid di Camp des Lascars di
sekitar tahun 1805. Bangunan tersebut sempat hancur akibat bencana angin topan
di tahun 1818. Dalam waktu singkat bangunan tersebut kemudian diperbaiki dan
kembali berfungsi dengan baik dengan dana dari para jemaah, salah satu donatur
pembangunan kembali masjid tersebut merupakan anggota keluarga Sobedar. Selama
beberapa tahun setelah itu yang bertindak sebagai imam masjid tersebut juga
dari keluarga Sobedar.
Masjid di Camp des Lascars atau Masjid Al-Aqso |
Adalah Haji Sobedar yang kemudian
membuat mihrab di masjid Jummah Port Louis pada saat masjid tersebut dibangun
tahun 1850, beliau merupakan salah satu tokoh muslim di Camp des Lascars. Beliau
wafat pada tanggal 29 April 1881 dan dimakamkan di samping masjid Camp des
Lascars yang kini dikenal dengan nama Masjid Al-Aqsha atau Al-Aqso merujuk
kepada Kiblat pertama ummat Islam di Al-Quds (Jerusalem), Palestina.
Bangunan masjid ini secara
berkelanjutan terus berkembang dibangun dan diperluas disesuaikan dengan
kebutuhan jemaah yang semakin meningkat. Kini bangunan masjid ini tidak lagi
berupa bangunan kecil sebagaimana dimasa kolonial Perancis di Mauritius,
bangunannya sudah diperluas dan di renovasi secara berkala selama beberapa
tahun meskipun masih berdiri di lokasi yang sama sejak pertama kali dibangun.
Masjid Jummah Port Louis
Kemudian menyusul masjid Jummah
di Port Louis yang dibangun tahun 1850 dan tercatat di kementrian pariwisata
Mauritius sebagai salah satu bangunan tempat ibadah terindah di Mauritius.
Masjid Jummah Port Louis ini juga merupakan Otoritas Islam yang diakui oleh
pemerintah layaknya sebagai masjid nasional yang mewakili kepentingan ummat
Islam Mauritius termasuk Dewan urusan Halal serta Lembaga Riset Halal yang
konsen terhadap makanan halal serta berwenang menerbitkan sertifikat halal. Artikel
lengkap masjid Jummah ini dapat dibaca di posting Masjid Jummah Mauritius.
Masjid Suni di Rose Hill
Masjid Suni di Rose Hill atau
Rose Hill Suni Mosque dibangun tahun 1863 untuk memenuhi kebutuhan muslim yang
semakin meningkat jumlahnya. Adalah Ismail Jeewa yang membeli sebidang lahan di
Remono Street dan kemudian dihibahkan kepada komunitaa Muslim untuk kepentingan
pembangunan masjid setelah itu bangunan masjid berdiri disana. Perluasan
bangunan masjid dilakukan tahun 1893, 1912 dan 1915.
Salah satu sudut Masjid Jummah Port Louis |
Di pergantian abad ke 20, Rose
Hill ini seakan berubah menjadi pusat bagi debat masalah agama, debat tersebut
dikenal dengan istilah Religious Repartees. Perhelatan tersebut menarik
perhatian banyak orang untuk turut menghadiri. Tujuan dari debat tersebut
justru merupakan ajang untuk melatih secara sehat untuk membawa masayarakat
yang berasal dari beragam agama dan kepercayaan bersama sama secara sosial dan
membantu mempromosikan toleransi dan saling pengertian diantara sesama warga
negara.
Lembaga Lembaga Islam di Mauritius
Madad-ul-Islam Society atau
setingkali disingkat menjadi Madad merupakan lembaga Islam pertama yang
dibentuk di Mauritius pada tanggal 22 Januari 1902 bergerak dibidang pendidikan
Islam dan merupakan salah satu lembaga nirlaba pertama di Mauritius. Kemudian
menyusul dibentuknya Dewan Wakaf pada tahun tahun 1938 dan disahkan
menjadi undang undang pada tanggal 25 April 1941, Lembaga wakaf ini menjadi
penanggungjawab bagi pendistribusian dana sunsidi dari pemerintah untuk semua
masjid di Mauritius sejak tahun 1959.
Ditahun 1959 Prof. Mohammed
Hussein Malik mendirikan lembaga yang disebut The Qur’an House yang bergerak
dibidang pendidikan dalam upaya meningkatkan standard kehidupan muslim
Mauritius. Lemaga ini juga merupakan Gerakan Islam Pertama di Mauritius. Masjid
Sayyidah Khadijah Mosque merupakan masjid yang dibangun oleh The Qur’an House
sebagai masjid khusus untuk jemaah wanita yang juga dilengkapi dengan
perpustakaan Islam.
Islamic welfare Foundation dibentuk tahun 1969 dengan tujuan
untuk membantu pembiayaan bagi pengusaha muslim, pemberian beasiswa, donasi,
simpan pinjam, promosi pendidikan Islam, publikasi dan penerbitan majalah dan
buku buku Islam. World
Islamic Mission Mauritius dibentuk tahun 1975 sebagai bagian dari
organisasi Islam yang dibentuk tahun 1972 di Mekah Almukarromah dan berpusat di
Bradford, Inggris. Islamic Cultural Centre Mauritius dibentuk Pada tahun 1987 dan akta pendirian nya
secara resmi diumumkan pada 15 Desember 1989 dengan tujuan untuk memelihara dan
mempromosikan seni dan budaya Islam, menyelenggarakan pendidikan bahasa Arab
dan Urdu dan aktivitas keIslaman lainnya, termasuk pengawasan dan
penyelenggaraan ibadah haji.
Di tahun 1990 pemerintah
Mauritius dibawah pimpinan Perdana Menteri Sir Aneerood Jugnauth, mengajukan perubahan
perundang undangan yang memberikan status legal bagi pernikahan muslim dan
membantu pembentukan lembaga Muslim Family Council (MFC). Undang undang ini
memberikan kewenangan kepada lembaha ini untuk menyelenggarakan, merayakan,
mencatat, mengeluarkan dan menyimpan catatan pernikahan sesuai dengan hukum
Islam. Lembaga ini merupakan lembaga resmi pemerintah bagi muslim Mauritius.
Lembaga Pendidikan Islam di Mauritius
Darul Ulum atau Rumah Ilmu
pengetahuan, merupakan lembaga pendidikan yang mengelola pendidikan resmi
berbasis Islam, meski tidak banyak namun ada beberapa sekolah yang dikelola
lembaga ini di mauritius yakni Darul Uloum Aleemiah, Darul Uloum Majlis Raza dan
Ahmad Raza Khan Academy. Muslim Mauritius juga memiliki Madrasah
serta Islamic
Cultural College khusus bagi siswa laki laki dibuka tahun 1949
dengan hanya 35 siswa dan kini berkembang hingga 2500 siswa. Selain itu muslim
disana juga memiliki lembaga pendidikan yang bernama Madadul Islam, Muslim
Girls College, dan lembaga pendidikan yang bernama Doha dibentuk tahun 2003 dan
didanai oleh Pemerintah Qatar.
---------------
Baca Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA