Megah, Masjid Agung H. AHmad Bakrie Kisaran dengan empat menara menjulang |
Masjid Agung H. Ahmad Bakri
merupakan masjid agung kabupaten Asahan. Masjid ini berdiri di lahan seluas
empat hektar, bekas lahan Hak Guna Usaha (HGU) PT. Bakri Sumatera Plantation
(BSP) di kota Kisaran. Adapun nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan
kepada mendiang H. Ahmad Bakri, ayahanda dari ARB. Pembangunan masjid ini
menghabiskan dana sekitar Rp. 68 Milyar di danai dari APBD Asahan secara
bertahap sejak tahun 2011 hingga tahun 2015.
Lokasi Mesjid Agung H. Ahmad Bakrie
Jalan Lintas Sumatera, Desa
Sidomukti
Kec. Kisaran Barat, Kabupaten
Asahan
Provinsi Sumatera Utara –
Indonesia
Masjid Agung H. Ahmad Bakrie
berada di ruas jalan lintas sumatera di desa Sidomukti, kecamatan Kisaran
Barat, Kabupaten Asahan. Lokasinya berseberangan dengan komplek kantor Bupati
Kabupaten Asahan dan bersebelahan dengan Alun Alun Kota Kisaran dengan bangunan
pendoponya yang unik.
Pembangunan masjid ini bersamaan
dengan pembangunan kawasan disekitarnya termasuk pembangunan taman kota dan
Alun Alun Kota Kisaran, nantinya di komplek masjid ini juga akan dilengkapi
dengan Islamic Center, Perpustakaan serta tempat persinggahan bagi para musafir.
Pembangunan komplek ini sejaran dengan visi dan misi Pemkab Asahan yakni “Terwujudnya
Asahan Yang Religius, Sehat, Cerdas dan Mandiri”.
Masih dari Jaya Prana, Masjid
Agung Ahmad Bakrie yang juga mempunyai Islamic Center dalam kurun waktu 2017
direncanakan akan dibangun tempat perpustakaan dan juga tempat persinggahan
para musafir yang dari luar Asahan saat menunaikan salat lima waktu dengan
berbagai tempat pembangunan makanan dan minuman.
Pemkab Asahan sangat menyadari
pembagunan masyarakat seutuhnya harus dimulai dari masjid, masjid bukan hanya
sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat pengkajian dan kegiatan agama Islam,
pusat pendidikan dan pusat pelayanan kesehatan, pusat kegiatan sosial ekonomi
dan juga dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi.
Sejarah Pembangunan Masjid Agung H. Ahmad Bakrie
Rencana pembangunan masjid Agung
bagi kabupaten Asahan sudah digaungkan sejak masa kepemimpinan mendiang Bupati
Risuddin sekitar tahun 2006, namun ide itu hampir tidak terlaksana karena
membutuhkan dana yang begitu besar dan beberapa persoalan lainnya. Di masa
kepemimpinan Bupati Drs H Taufan Gama Simatupang MAP, rencana pembangunan
masjid Agung kembali digulirkan. Sebuah rencana yang sempat menimbulkan pro dan
kontra.
Masjid dan Alun alun. di sebelah kiri foto adalah bangunan pendopo alun alun kisaran |
Dalam sebuah kunjungannya ke
Jakarta, Bupati yang akrab dipanggil Buya Taufan ini, menyempatkan diri bertemu
dengan Ibu Roosniah Nasution, Ibunda dari tokoh nasional Ir. H. Aburizal
Bakrie, yang juga pemilik grup usaha Bakri. Dalam pertemuan tersebut beliau
(Buya Taufan) menyampaikan niat untuk membangun Masjid Agung Bagi Kabupaten
Asahan yang rencananya akan di bangun di atas lahan bekas HGU PT. BSP. Dalam
kesempatan tersebut Ibu Roosniah menyambut baik rencana tersebut dan menyatakan
bahwa lahan untuk pembangunan yang dimaksud tidak perlu dibayar.
Dengan demikian Pemkab Asahan
tidak perlu lagi memikirkan dana untuk pembelian lahan bagi pembangunan masjid
yang akan dibangun. Proses pembangunan dimulai dengan Peletakan batu pertama
yang dilaksanakan pada hari Kamis 19 Mei 2011 oleh Ir. H. Abu Rizal Bakrie
(ARB) selaku pemilik dan pimpinan dari Grup Bisnis Bakrie.
Upacara peletakan batu pertama
tersebut turut dihadiri oleh Bupati Kabupaten Asahan, Drs H Taufan Gama
Simatupang, para petinggi PT BSP, muspida Asahan serta para tokoh masyarakat.
Dalam kesempatan itu Bupati Asahan mengucapkan terima kasih Ir H Aburizal
Bakrie atas bantuan yang diberikan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan.
Sebelumnya, Bupati Asahan juga menghadiri pelantikan DPD Golkar Kabupaten
Asahan dan peresmian gedung Golkar yang baru bersama Ketua Umum Partai Golkar,
Ir H Aburizal Bakrie.
ARB. Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung H. Ahmad Bakrie Kisaran dilakukan oleh Ir. H. Aburizal Bakrie (ARB) |
Sumber Dana
Biaya pembagunan masjid Agung dan
Islamic center kabupaten Asahan pada awalnya diperkirakan sekitar Rp 48 milyar
yang bersumber dari dana APBD Asahan, dana sumbangan ummat dan sumber dana
lainya, sedangkan biaya untuk pembagunan alun-alun dan hutan kota diperkirakan
sekitar Rp 30 milyar yang direncanakan akan selesai dalam empat tahun,
Seiring pembangunan yang terus
berjalan, terjadi fluktuasi harga terhadap bahan-bahan perlengkapan pembangunan
Masjid Agung. Sehingga dana yang tadinya Rp45 miliar tidak cukup. Kemudian
diajukan kembali dana tambahan menjadi Rp68 miliar dan kebijakan itu mendapat
persetujuan DPRD Asahan.
Peresmian Masjid Agung Kisaran dan MTQ Sumut 2015
Masjid ini resmi digunakan
sebagai tempat ibadah pertama kalinya pada hari Rabu 5 Agustus 2015, bertepatan
dengan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Sumatera
Utara ke 35. Acara peresmian ditandai dengan salat zuhur berjamaah bersama
Bupati Asahan Drs H Taufan Gama Simatupang MAP serta silaturahmi Pemkab Asahan
bersama SKPD, FKUB, Forkopinda, Tokoh Masyarakat dan Agama, Camat, Lurah dan
kepala desa bersama ratusan masyarakat.
Interior Masjid Agung H. Ahmad Bakrie |
Puncaknya saat Salat Idul Fitri
1437 Hijiriah pada 6 Juli lalu, Masjid Agung Ahmad Bakrie disesaki warga hampir
lima ribuan jamaah. Ini sebagai bukti bahwa Masjid Agung ini merupakan salah
satu Masjid yang mendapat tempat di hati masyarakat dan digunakan untuk
menyiarkan agama Islam di Kabupaten Asahan. Saat ini, Masjid Agung Ahmad Bakrie
diharapkan akan menjadi penyiaran umat Islam dimana setiap salat Jumat, ribuan
umat Islam selalu mendatangi Masjid Agung untuk melakukan salat, baik salat
Jumat maupun salat lima waktu.
Arsitektur Masjid Agung Kisaran
Meski dibangun dengan mengadopsi
gaya masjid masjid modern, bangunan masjid ini memiliki aksen melayu yang
sangat kental pada pernik ornamen nya dibagian atas dinding luar masjid dengan
warna kuning, ditambah lagi dengan cincin penopang kubah utama dan cincin yang
melingkar batangan menara juga dengan warna kuning. Sementara sisi kerawangnya mayoritas
menggunakan pola geometris dengan warna hijau lumut.
Sentuhan melayu sangat terasa di bagian interior masjid ini |
Melewati tangga masuk ke masjid
ini langgam melayu semakin kental, tangga lebar yang cukup tinggi mengesankan
rumah rumah panggung tradisional melayu, ditambah lagi dengan penggunaan
jendela jendela berukuran besar serta lengkungan dan ornamen di atas jendela
yang juga menggunakan warna kuning menghadirkan nuansa melayu yang teramat
kental.
Interior masjid dirancang lega
dan minimalis tanpa banyak ornamen. Bagian yang sarat dengan ragam hiasan hanya
pada bagian bingkai mihrabnya, satu lampu gantung berukuran besar menjuntai
dibagian bawah kubah ke tengah tengah ruang masjid ini. dengan dominasi warna
putih ditambah dengan banyaknya bukaan dari jendela jendela kecil di atap
masjid dan jendela jendela lebar disekeliling masjid ini menghadirkan suasana
terang benderang di dalam masjid ini disiang hari. Atapnya yang tinggi
menghadirkan suasana yang teduh.
Masjid Agung ini terdiri dari 3
Lantai. Lantai pertama merupakan tempat wudhu serta kantor pengurus Masjid. Kamar mandi untuk wudhu juga
begitu luas. Ruang sholatnya ditempatkan di lantai 2 dan 3. Untuk jemaah wanita
ditempatkan di bagian shaf belakang dengan partisi dari kain bewarna hijau. Untuk
kepengurusan masjid, Bertindak sebagai Ketua BKM Jaya Prana Sembiring dan Imam
Besar HM Syafii. (dirangkum dari berbagai sumber)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA