# Masjid di Atap Dunia
Masjid Shah Hamdan |
Kashmir merupakan sebuah lembah di India dan
Pakistan yang dikenal sebagai dunianya orang shaleh dan kaum sufi. Lembah di ketingggian Himalaya, hingga seringkali di sebut sebagai negeri atap dunia. Berbagai
masjid yang berhubungan dengan tokoh sufi masih berdiri hingga kini di wilayah
ini dan menjadi salah satu daya Tarik wisata tersendiri bagi para pelancong.
salah satunya adalah Masjid Shah Hamdan di Srinagar yang dibangun di
“petilasannya” Mir Sayyid Ali Hamadani.
Masjid Shah Hamadan atau lebih dikenal dengan nama Khanqah-e-Moula
adalah sebuah masjid tua di Distrik
Srinagar, Negara Bagian Jammu & Kashmir, India. Masjid ini merupakan masjid
tertua di kawasan Kashmir India. Dibangun tahun 1395 oleh Sultan
Sikander. Masjid ini beri nama
Masjid Shah Hamadan sebagai bentuk penghormatan kepada Mir Sayyid Ali Hamadani atau Shah Hamdan yang
merupakan tokoh sufi sekaligus
penyebar Islam di
Kashmir.
Shamswari,Srinagar,
Jammu and Kashmir 190001 India
Riwayat Pembangunan
Masjid Shah Hamadan merupakan masjid pertama yang dibangun di Srinagar. Dulunya tempat tersebut
merupakan kediaman Shah Hamdan di tepian sungai Jhelum, disana beliau melakukan aktivitas sehari hari termasuk sholat
lima waktu, dan pusat penyebaran dan pengajaran Islam
di daerah itu. Konon,
batu pondasi tempat masjid ini berdiri dulunya dari bekas kuil yang pendetanya telah
ber-Islam dan menjadi murid pertama Syah Hamdan di Kashmir.
Sejak pertama kali dibangun, masjid ini telah
beberapa kali mengalami kerusakan lalu dibangunan kembali. Pada tahun 1480
masjid tersebut hancur akibat kebakaran, kemudian di restorasi oleh Sultan
Hassan Shah. Kemudian tahun
1493 bangunan tersebut lagi lagi hangus
terbakar, bangunan nya kemudian dibangun ulang menjadi bangunan dua lantai. Namun
lagi lagi hancur oleh kebakaran tahun 1791 yang kemudian dibangun ulang secara
total dalam bentuknya saat ini oleh Abul Barkat Khan. Beberapa perbaikan setelah
itu dilaksanakan sebagai akibat kebakaran di tahun 2012 menyusul kemudian kerusakan
akibat gempa bumi dan banjir di tahun 2015.
Ditepian sungai Jhelum |
Siapakah Shah Hamdan
Mir Syed Ali Hamadani (1314- 1384) atau Shah Hamdan atau Ameer-e-Kabir, adalah seorang ulama yang berasal dari daerah
Hamadan, Persia (Iran) dan datang ke Kashmir di sekitar tahun 1372 untuk
menyebarkan ajaran Islam. Cukup lama tinggal di
Kashmir sebelum kemudian melanjutkan perjalanannya ke asia tengah melalui
Ladakh di tahun 1381 dan membangun masjid pertama di Ladakh.
Selain Khanqah e Mu’alla di Srinagar beliau
juga membangun masjid di Tral, Doru dan Shey (Ladakh) serta beberapa mushola di Sopore dan Pampore. Shah Hamdan kemungkinan wafat di Hazara
(Pakistan) atau di Kafiristan.
Namun demikian, diketahui
bahwa makam tempat jenazah beliau dimakamkan berada di Khatlan
(Tajikistan). Salah satu
masjid peninggalan Shah Hamdan di wilayah Kashmir yang kini masuk ke dalam
wilayah negara Pakistan adalah Masjid Chaqchan yang merupakan salah satu masjid
tua yang berdiri di “negeri negeri atap dunia”.
Struktur kayu yang rumit |
Shah Hamdan mengunjungi dan menetap di Kashmir dalam tiga periode,
periode pertama adalah di masa kekuasaan Sultan Shihab-ud-Din tahun 774H/1372M. Setelah menetap sebentar beliau kemudian pergi berhaji ke Mekah.
Kunjungan keduanya ke Kashmir tahun 781H/1379M dimasa kekuasaan Sultan
Qutbu’d-Din. Kala itu beliau
menetap sekitar dua setengah tahun lalu melanjutkan perjalanan ke Turkistan
melalui Ladakh tahun 783H.
Kunjungan beliau ketiga kalinya ke Kashmir
tahun 785H/1383M menetap di Kashmir sebentar lalu pindah dari sana karena
masalah kesehatan dan menetap di Pakhli selama sepuluh hari atas permintaan
dari penguasa setempat yang bernama Sultan Muhammad. Shah Hamdan Wafat tahun 786H di usia 73 tahun di kota Kanar, di dalam wilayah Pakhli. Namun jenazah beliau dibawa ke Khattalan
(kini di Tajikistan) di makamkan disana pada tanggal 25
Jamadil Awwal, 787H (14 July 1385). Dakwah beliau di Kashmir kemudian
dilanjutkan oleh putranya Mir Mohammad Hamadani.
Berjamaah |
Tradisi Masjid Shah Hamdan
Di masjid ini ada satu tradisi tahunan untuk
mengenang hari kematian almarhum Shah Hamdan. Ribuan Jemaah memadati
masjid ini disetiap hari ke enam bulan Bulan terahir kalender Hijriah untuk menghormati
Syed Ali Hamdani, Seperti acara “haul” di Indonesia. Sama seperti tempat tempat ibadah
bernuansa sejarah di Indonesia, di masjid ini pun para Jemaah luar kota,
ataupun pelancong akan bertemu dengan para peminta minta yang ramai disekitar
masjid ini.
Warisan Rosulullah
Menurut kabar yang beredar di masjid ini
tersimpan beberapa relik yang berhubungan dengan Nabi Muhammad s.a.w,
diantaranya adalah bahwa di masjid ini tersimpan Bendera Rosulullah yang
dipakai dalam beberapa pertempuran semasa hidup Rosulallah, serta sebatang
tiang tenda Rosulullah. Di masjid ini juga masih disimpan tongkat Shah Hamdan.
Interior Masjid Shah Hamdan |
Aristektural Masjid Shah Hamdan
Masjid Shah Hamdan tidak sekedar sebagai masjid tapi juga merupakan
salah satu tujuan ziarah bag kaum sufi. Secara umum bangunan masjid ini
dibangun berupa bangunan kubus dengan atap piramida lancip yang ditopang dengan
beberapa pilar. hich represents the minaret. Dibangun dengan
tipologi bangunan setempat dengan ukuran sekitar 23 meter di setiap sisinya dan
berdiri di tempat yang tak biasa, berupa material batuan dari sebuah bangunan
kuil yang sudah tak terpakai.
Dibangun berlantai dua dengan
atap limas lancip bertumpang satu sama lain dengan ukuran yang berbeda di
setiap tumpukannya. Bagian kayu penopang atap masjid ini kemudian di perindah
dengan begitu padatnya ukiran ukiran indah. Bangunan lantai dasarnya memiliki
beranda ber-arkade ganda kecuali pada bagian pintu utamanya. Bagian lantai dua
dibangun dengan balkoni ber-arkade yang menjorok keluar di ke-empat sisi
struktur utama bangunan.
Arkade beranda dan balkoninya
dengan beberapa pilar kecil dari kayu berukir dan kolom kolom bundar tidak saja
menjadi penopang struktur atapnya tapi juga cukup impresif dengan ukurannya
yang mencapai 16 meter membuat masjid ini terlihat menjulang. Atap piramida di
lantai duanya di buat terbuka sebagai tempat bagi muazin mengumandangkan azan
di berikan atap berbentuk piramida.
Terpana |
Sejarawan menyebut masjid ini
meskipun kecil namun sangat menarik, selain sebagai masjid pertama di Srinagar,
mengingat atap masjid ini memiliki kemiripan dengan bagian atap kuil yang
bertebaran di Kashmir hingga ke Nepal. Angka tahun 1384M/786H terukir di atas
bagian pintu masuk sebagai peringatan tahun
wafatnya Shah Hamdan.
Dinding ruang sholat masjid ini
dibuat dari panel panel kayu dengan sedikit sentuhan batuan. Beberapa ornamen
bertuliskan lafadz Allah di ukir di lempengan ke-emasan menghias bagian dalam
masjid. Di tengah ruang sholat berdiri empat batang pilar besar dari kayu
setinggi 7 meter dalam konfigurasi segi empat yang menopang lubang angin di
atasnya. Di hias dengan lukisan dari kayu yang di tata membentuk seperti tulang
ikan pada batangan pilar sedangkan dasar pilar diukir berbentuk bunga teratai.
Diantara ribuan merpati |
Pengaruh Shah Hamdan Bagi Kashmir
Shah Hamdan memiliki peran begitu besar dalam
tradisi dan budaya Kashmir. Beliau yang berasal dari Iran, telah membawa agama
dan tradisi Islam Persia ke wilayah Kashmir dan sekitarnya. Termasuk juga seni
bina bangunan, ukiran, pahatan, lukisan dan sebagainya yang kemudian berbaur
dengan tradisi dan budaya Kashmir yang kala itu masih menganut Hindu dan Budha, sehingga menghasilkan tradisi dan budaya
Islam Kashmir yang unik. terlihat dari bangunan masjid Shah Hamdan atau Khanqah-e-Moula
ini.
Bangunan masjid dari kayu dengan beragam fitur
artistik
bernilai tinggi yang menjadi
keindahan dari pahatan ukiran serta lainnya di masjid ini. Interiornya kaya
dengan ukiran dan lukisan tangan dengan corak aneka warna dalam dominasi warna
hijau dan kuning serta ditambah dengan lampu gantung antik dan tua memberikan
nuansa kejayaan masa lalu yang teramat kental dengan pengaruh budaya Persia. Wajar bila kemudian seniman Muhammad
Iqbal Menyebut Kashmir sebagai ‘The Little Persia”. Sedangkan Unesco menyebut Shah Hamdan
sebagai tokoh pembentuk tradisi dan budaya
Kashmir.***
----------------------
Baca Juga
Artikel Masjid di Atap Dunia Lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA