Masjid Agung Bergaya
Usmaniyah Terbesar Pertama di AS
Sabtu 2 April, Presiden Turki,
Recep Tayyip Erdoğan meresmikan Islamic Center pertama di wilayah
Maryland-Amerika dengan pendanaan 100% dari pemrintahTurki. Komplek Islamic
center yang dalam istilah Turki disebut Kulliye ini mencerminkan pemikiran dari
dunia Islam. Dengan pemahaman untuk membangun sebuah kota Islam Turki kuno di
Amerika. Struktur kota klasik dari masa Emperium Islam Usmaniyah menjadi
unggulan bagi masjid yang menjadi pusat untuk kota yang dibangun di sekitarnya.
9704 Good Luck Rd
Lanham, MD 20706
Amerika Serikat
Keseluruhan komplek Kuliye ini
seluas 60.000 meter persegi (64.600 kaki persegi). Bangunan masjid menjadi
pusatnya dibangun di atas lahan seluas 879 meter persegi (9.461 kaki persegi)
dan dilengkapi dengan halaman yang cukup besar untuk menampung sekitar 3.000
jamaah pada waktu yang sama, dilengkapi juga dengan taman Islam khas Turki di
depannya, tepat di sebelahnya, ada pusat budaya, yang merupakan harmoni antara
arsitektur klasik dan modern. Pusat kebudayaan meliputi perpustakaan, ruang
konferensi dan pameran, sebuah aula pertemuan dan ruang penyambutan.
Bangunan masjid megah dalam
komplek Islamic Center ini dibangun dengan arsitektur Imperium Usmani abad ke
16 yang sangat khas ditandai dengan bangunan berukuran tinggi besar dengan
Kubah berukuran besar di atapnya ditambah dengan dua bangunan menara lancip
tinggi menjulang seperti sebatang pensil yang diraut runcing di bagian
ujungnya. Ornamen Bulan Sabit menjadi ciri khas lainnya dari semua bangunan
masjid Khas Turki Usmani.
Taman di depan masjid |
Sedangkan Gedung Pusat Budaya
yang terdapat di dalam komplek Islamic Centers ini dibangun dengan model khas
arsitektur Imperium Islam Seljuk abad ke 11, yang terdiri dari ruang
perpustakaan, ruang konferensi, ruang-ruang pameran, ruang-ruang meeting, dan
ruang khusus untuk penyambutan para tamu.
Ada juga Pusat Penelitian Islam
dalam gedung yang akan memberikan layanan konsultasi untuk mahasiswa sarjana
dan pascasarjana yang berasal dari Turki di AS. Ada juga Museum Seni
Islam seluas 300 meter persegi (3.229 kaki persegi) di bawah masjid dan
10 rumah tradisional Usmaniyah, di mana para tamu dapat menginap. Rumah-rumah
di kompleks dibentuk seperti lingkungan Islam Turki. Komplek ini juga
dilengkapi dengan pemandian tradisional Turki (Hamam) untuk pria dan wanita,
kolam renang, ruang serbaguna, dan sebuah kompleks olahraga dalam ruangan.
Masjid di komplek islamic center atau Diyanet Center atau kuliye ini menjadi
masjid terbesar di Amerika Serikat.
Riwayat Pembangunan
Pembangunan komplek ini dimulai
tahun 1990 dengan pembelian tanah rawa rawa oleh Turkish Presidency of Religious
Affairs, sedangkan rancangan bangunnannya ditangani oleh arsitek Turki,
Muharrem Hilmi Senalp. Proyek konstruksinya dimulai tahun 2009 dengan proses
pembangunan
Pelataran tengah lengkap dengan area tempat wudhu nya |
Dalam membangun masjid, Dinasti
Usmaniyah menggunakan sistem pengukuran yang disebut yard Turki yang digunakan
selama beberapa masa bahkan oleh Republik Turki yang baru didirikan setelah keruntuhan
Dinasti Usmani. Sistem satuan pengukuran tersebut digunakan dalam pembangunan
komplek kulliye di Maryland ini disebut sebut untuk mematuhi gaya tradisional.
Meskipun bekerja sama dengan
perusahaan AS untuk pembangunan kulliye, semua bahan material diangkut melalui
laut atau udara dari Turki. Semua tenaga ahli juga datang dari Turki untuk
membangun kompleks ini. Bahkan seni dan kerajinan pada kulliye dikerjakan oleh
pengrajin Turki yang sangat istimewa dengan menggunakan teknik kuno dan hampir
punah.
Ada banyak koordinasi dengan
otoritas AS tentang rincian arsitektur dalam membangun kompleks dimana struktural
seperti ini belum pernah ada sebelumnya di Amerika, yang menjadikan proyek
pembangunan komplek ini terbilang cukup unik.
Di dalam masjid |
Wapres JK Ikut
Meresmikan
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla
hadir dan ikut meresmikan Dinayet Center of America ini bersama dengan Presiden
Turki Recep Tayyip Erdogan, Sabtu, 2 April 2016. Kehadiran Wapres Jusuf Kalla
dalam peresmian Dinayet Center of America ini usai mengikuti Nuclear Security
Summit (NSS/KTT Keamanan Nuklir) yang berlangsung di Washinton DC pada 31
Maret-1 April 2016. Dimana Erdogan juga ikut dalam KTT tersebut. NSS saat ini
beranggotakan 52 negara (termasuk Indonesia) dan 4 Organisasi Internasional.
Kritik Erdogan
Dalam upacara peresmian yang
dipadati ribuan orang di halaman masjid ini, Erdogan sempat melontarkan
penyataan yang cukup keras dengan menyebut “masih ada orang orang yang berjalan
berkeliling dan menyebut muslim sebagai teroris” sebuah pernyataan yang oleh
banyak pihak disebut sebut sebagai kritisi terhadap para elit dan masyarakat
Amerika.
Beliau menyalahkan kandidat presiden yang disebutnya turut
menyebarkan sentimen anti Islam dalam masyarakat Amerika. Pernyataan tersebut
mengesankan ditujukan kepada capres dari pantai Republik, Donald Trump yang
dalam kapanyenya menyerukan “pelarangan sementara bagi masuknya muslim ke
Amerika”. Bahkan kolega dekatnya. Ted
Cruz – meminta polisi di negara tersebut untuk berpatroli di lingkungan muslim
di Amerika.
Pak JK bersama Erdogan meresmikan masjid Turki di Amerika |
“suatu yang sangat menarik
perhatian dan sangat mengejutkan, bahwa beberapa kandidat presiden di Amerika
Serikat menggunakan Alegasinya dan menggunakan Label yang melekat pada diri
mereka untuk melawan Ummat Islam secara terbuka dan secara berkelanjutan.”
Ungkapnya. “tidak ada kaitan terorisme dengan komunitas muslim, bahkan faktanya
komunitas muslim justru berkontribusi membangun kekuatan Amerika Serikat”
imbuhnya dan “komunitas muslim sudah menjadi elemen primer masyarakat Amerika”
tambahnya.
Pemerintah Turki dibawah
pemerintahan Erdogan tekenal sangat agresif mengkampanyekan Islam ke seluruh
dunia, salah satunya dengan mendanai proyek pembangunan masjid di berbagai
negara termasuk di negara negara dengan komunitas muslim yang minoritas. Di
dalam negeri Turki sendiri pemerintahannya gencar mengupayakan mengembalikan
fungsi Hagia Sophia sebagai masjid setelah lebih dari 80 tahun di alih fungsi
menjadi museum oleh Kemal Attaturk paska penggulingan Khalifah Islam terahir
yang berpusat di Istambul pada tanggal 3 Maret 1922, dan kemudian mendirikan
Republik Turki yang sekuler.***
Sisi Kiblat |
Baca Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA