Estonia berada di kawasan Laut Baltik, Sebelumnya negara ini merupakan bagian dari Uni Soviet. Setelah merdeka, kini malah bergabung dengan NATO yang dulunya merupakan musuh bebuyutan nya Uni Soviet. |
Estonia adalah adalah
sebuah negara berdaulat berbentuk Republik di kawasan Baltik di Eropa Utara. yang
kembali memproklamirkan kemerdekaannya setelah lepas dari Uni Soviet. Estonia
ber-ibukota di Tallin sekligus menjadi kota terbesar di negara itu. Secara
geografis Estonia berbatasan dengan Teluk Finlandia di utara, dengan Laut
Baltik di barat, dengan Latvia dan Teluk Riga di selatan, dan Danau Peipus
(Peipsi) dan Rusia di timur. Estonia turut menandatangani perjanjian Schengen
1985 yang menghapuskan pengawasan perbatan diantara negara negara Eropa.
Wilayah Estonia seluas
45,227 km2 sedikit lebih kecil dari luas provinsi Sulawesi Selatan (46,717.48km2).
Namun dari jumlah penduduk, Estonia merupakan anggota Uni Eropa dengan penduduk
paling sedikit dengan hanya 1.34 juta jiwa. Bandingkan dengan penduduk provinsi
Sulawesi Selatan yang mencapai 8.034.776 jiwa, dengan luas wilayah yang hampir
sama.
Estonia memiliki produk
domestik bruto per kapita yang tinggi di antara bekas republik-republik Soviet,
terdaftar sebagai Ekonomi Berpendapatan Tinggi oleh Bank Dunia, sebagai Ekonomi
Maju oleh Dana Moneter Internasional dan anggota OECD berpendapatan tinggi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan Estonia sebagai negara maju dengan Indeks
Pembangunan Manusia yang "Sangat Tinggi". Negara ini juga
berperingkat tinggi dalam hal kebebasan pers, ekonomi, demokrasi dan politik,
dan pendidikan.
Muslim
di Estonia
Berdasarkan hasil
sensus yang diselenggarakan tahun 2000 jumlah muslim di Estonia yang
menyatakan diri mereka sendiri sebagai Muslim ada 1,387 jiwa. Namun demikian
beberapa sumber mengklaim bahwa jumlah muslim disana jauh lebih banyak dari
jumlah tersebut dengan perkiraan jumlah mencapai 10 ribu atau bahkan hingga 20
ribu jiwa.
Muslim di Estonia kebanyak
merupakan kaum Sunni Tatars dan Syi’ah Azeri yang
merupakan keturunan dari para imigran yang datang ke Estonia setelah
melintasi Livonia Estonia
masuk ke dalam Emperium Russian di tahun 1721 dan mereka
(yang secara mayoritas) berimigrasi selama periode Soviet (1940–1991).
Sejak tahun 1860, KomunitasTatar
menunjukkan aktivitas mereka, yang berpusat di kota Narva. Jemaah muslim
((Narva Muhamedi Kogudus) telah terdaftar di pemerintahan berdiri sendiri Republic of Estonia tahun 1928 kemudian
yang kedua adalah (Tallinna Muhamedi Usuühing) di Tallinn tahun
1939. Sebuah bangunan yang dibangun untuk menerima donasi dari jemaah kemudian
di gunakan sebagai masjid di kota Narva.
Di tahun 1940 Estonia
berada dibawah otoritas Uni Soviet, pemerintahan komunis saat itu melarang
aktivitas kedua kelompok jemaah tersebut dan gedung yang digunakan sebagai
masjid dihancurkan selama perang dunia kedua berlangsung (tahun 1944).
Ketiadaan masjid di Tallinn, jemaah muslim disana kemudian menggunakan apartment yang
di fungsikan sebagai ruang sholat berjamaah. Muslims di Estonia di dominasi
oleh muslim Volga Tatars (2,363), kemudian disusul oleh muslim
dari etnis lainnya Azeri (818), Uzbek (394),
Kazakh (233),
Turkish (43),
Georgian (25)
dan dari berbagai etnis lain lain nya (129).
Jejak
Islam di Estonia
Temuan arkeologis yang
cukup menarik terkait dengan jejak Islam di Estonia. Di Museum Sejarah Estonia di
Kota Tallim (Estonian History Museum, Great Guild Hall) menyimpan koin
mata uang dari berbagai dinasti Islam. Koin koin tersebut berasal dari dinasti
Abasiah, Samaniah dan Karachi. Sejarawan menyakini bahwa koin koin
tersebut terjatuh diwilayah Estonia oleh para pedagang bangsa Viking di abad ke
delapan masehi.
Beberapa koin dari berbagai dinasti Islam yang ditemukan di wilayah Estonia, kini menjadi salah satu artefak penting yang tersimpan di musium nasional Estonia. |
Minoritas dan Marjinal
Sebelum kedatangan Islam,
Kristen merupakan agama resmi bagi hampir keseluruhan penduduk Estonia bersama
negara negara Baltik lainnya. Sejak tahun 533 masehi setelah Romawi menaklukkan
Bizantium dan kemudian Islam tiba di daerah tersebut sekitar tahun ke 25
Hijriah, setelah menaklukkan Armenia dan namanya kemudian dikenal dengan nama
Islam sebagai negeri Al-Krj atau Kyrgystan.
Muslim Estonia |
Kemudian setelah itu
seluruh area kaukasus menjadi wilayah muslim dan kemudian terhubung dengan ke
ke-khalifahan Umar Bin Khatab r.a sampai ahirnya benar
benar terbuka di masa khalifah Usman Bin Affan r.a. Islam
benar benar hadir di wilayah Baltik dimasa kekuasaan dinasti Umayyah berlanjut
ke Dinasti Abasiyah. Sampai kemudian menjadi daerah taklukan bangsa Seljuk
Turki yang kemudian mengambil alih daerah tersebut, sebelum kemudian diserbu
oleh bangsa Mongol. Semanjung Baltik kemudian tercabik
cabik dalam kendali tiga dinasti; Mongol, Turki Usmani dan Dagestan.
Manakala kendali tiga
negara tersebut pecah menjadi pertikaian dan konflik, wilayah ini kemudian di
caplok oleh Tsar Rusia.yang awalnya menawarkan bantuan dan perlindungan kepada
negara tersebut termasuk Estonia setelah perang usai. Perlakuan buruk menimpa
muslim disana yang berhadapan dengan pembersihan etnis dan upaya kristenisasi
paksa oleh rezim tsar Rusia.
Setelah pecah revolusi, komunisme
berkuasa di Rusia dan mulai memaksakan penggunaan bahasa Rusia sebagai bahasa
resmi, pelarangan agama dan segala aktivitasnya termasuk juga pelarangan bahasa
arab yang benar benar menjadi terlarang di masa itu, serta penyebaran faham
atheisme, Muslim estonia menjadi korban termasuk juga seluruh muslim di
seantero kekuasaan Uni Soviet hidup dibawah tekanan Komunis dan terancam pengusiran
paksa.
Setelah ambruknya rezim
Komunis Soviet muslim di Estonia dapat kembali menghirup kebebasan untuk meski
dalam jumlah yang semakin marginal setelah puluhan tahun terindas. Konstitusi
Estonia menjamin kebebasan beragama namun pemerintah tidak memberikan bantuan
apapun kepada kelompok agama minoritas termasuk kepada muslim disana. Jumlah
yang minoritas ditambah dengan kondisi perekonomian mereka yang hidup dibawah
garis kemiskinan serta pemahaman tentang islam yang semakin menipis setelah
selama puluhan tahun digerus oleh kekuasaan anti Islam membuat
perkembangan islam disana cukup memprihatinkan.
Beberapa laporan
menyebutkan kondisi diskriminasi pemerintah terhadap warganegara Estonia non
pribumi terutama terhadap warga muslim cukup menambah permasalahan
muslim disana. Reformasi pendidikan di negara tersebut telah dilakukan namun
tidak memberikan ruang kepada warga non pribumi untuk
mendapatkan pendidikan yang berkualitas dalam bahasa ibu mereka masing masing.
Pemerintah
Estonia Haramkan Masjid
Di tahun 2001 rencana
pembangunan masjid pertama di Ibukota Tallin terhenti. Partai Rakyat Kristen
Estonia memenangkan kampanye pengumpulan tanda tangan untuk menghentikan
pembangunan masjid dimaksud. Gerakan yang dilakukan
sebagai bagian dari keinginan partai sayap kanan untuk membatasi dan
meminimalkan kehadiran Muslim di negara tersebut, mendapatkan dukungan penuh
dari para anggota parlemen Estonia.
Namun demikian,
kelompok-kelompok Kristen lainnya menentang keras kampanye ekstrimis tersebut,
mereka mengatakan bahwa Partai Rakyat Kristen sama sekali tidak ada hubungannya
dengan para penduduk negara tersebut, oleh karena itu mereka tidak sudi
dikait-kaitkan dengan Partai ekstrimis tersebut.
Bereaksi terhadap
kampanye diskriminatif Kristen tersebut, mufti Estonia, Sheikh Ahmed Harsinov, mengatakan
bahwa pembangunan masjid sama sekali tidak akan membahayakan kepentingan agama
lain di negara tersebut. Islam adalah ajaran
agama yang penuh dengan kedamaian, sama sekali tidak mengajarkan tindakan
rasisme terhadap umat Kristiani, apalagi sampai mengajarkan kekerasan.
Dia kembali
mengingatkan pada sejarah Estonia. Umat Muslim kali pertama menginjakkan kaki
di negara tersebut sejak 100 tahun yang lalu dan sejak saat itu sama sekali
tidak pernah membuat masalah, hal tersebut sebenarnya adalah alasan yang kuat
bagi warga Estonia untuk tidak memperlihatkan ketakutan berlebihan terhadap
Islam.
Ibukota Tallinn hanya
memiliki 13 ruangan yang bisa dipergunakan untuk shalat, namun negara tersebut
sama sekali tidak memiliki masjid. Setengah
dari 10.000 orang penduduk Muslim di Estonia – yang mana jumlahnya nyata-nyata
lebih besar dari umat Katolik Roma – menetap di Tallinn.
Namun nyatanya pemerintah yang dikuasi oleh partai Kristen Estonia telah
mengeluarkan keputusan yang menentang konstitusi negara-nya
sendiri.
Masjid
Pertama di Estonia Berdiri di Tallin
Tahun 2009 setelah
melalui perjuangan bertahun tahun, muslim Estonia ahirnya memiliki sebuah
bangunan masjid di Ibukota negara tersebut. bangunan masjid yang sama sekali
tidak mirip dengan bangunan masjid yang biasa kita kenal. Hal tersebut
merupakan kompromi terhadap sekian banyak kepentingan termasuk syarat yang
diajukan pemerintah kota yang meminta agar masjid yang dibangun bentuknya harus
menyelaraskan dengan bangunan disekitarnya dan tidak menyolok.
MASJID PERTAMA DI ESTONIA, diberi nama Masjid Turath. Sama sekali tidak mirip dengan masjid yang biasa kita kenal. |
Masjid dan Islamic
Center Estonia berada tidak jauh dari bandara Ülemiste kota Tallin, Dibelakang
gedung Universitas. pembangunannya digagas oleh muslim Azeri (muslim
Azerbaijan) yang sudah menjadi warga negara Estonia. sementara inisiator
pembangunan masjid tersebut, Habib Gulijev menyebutkan bahwa kemungkinan
wilayah Prita di Kota Tallin sebagai lokasi yang dipilih dengan pemandangan
yang baik ke arah laut. Habib Gulijev adalah muslim keturunan Azerbaijan yang
meraih sukses di Tallin dengan bisnis import jus pomegranad dari Azerbaijan ke
Estonia.
Masjid ini menjadi
masjid satu satunya di kota Tallin dan bahkan mungkin satu satunya di Estonia.
namun setidaknya kini muslim disana kini sudah memiliki tempat berkumpul resmi
dan permanen untuk menyelenggarakan sholat berjamaah, pengajian dan aktivitas
lainnya.
Waktu
Puasa Ramadhan Yang Panjang
Bila muslim di negara
negara wilayahnya tidak jauh dari garis khatulistiwa melaksanakan ibadah puasa
di bulan Ramadhan dalam waktu terbilang normal sekitar 12-14 jam sejak dari
waktu imsak hingga tiba waktu magrib. Lain hal nya dengan muslim yang tinggal
di negara negara yang jauh dari garis Khatulistiwa termasuk muslim yang tinggal
di Estonia.
Muslim Estonia harus
menjalani puasa Ramadhan sekitar 20.5 jam setiap harinya. waktu yang cukup
panjang tentunya. Disamping waktu yang begitu panjang, saudara saudara muslim
disana masih harus berhadapan dengan lingkungan yang tak bersahabat seperti di
negara negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. di Estonia semua berjalan
seperti biasa tidak ada warung atau rumah makan yang tutup selama bulan
Ramadhan atau himbauan dari pemerintah untuk menghormati orang yang sedang
berpuasa.
Namun terlepas dari
semua itu, muslim disana tetap menjalankan ibadah puasa. Bulan Ramadhan
tetaplah bulan yang spesial. Selama bulan Ramadhan muslim dis Tallin secara
bergiliran dan sukarela menjadi juru masak di Masjid kota Tallin, untuk menyediakan
makanan berbuka dan sahur bagi sekitar 200 muslim yang secara rutin berkumpul
di masjid tersebut. Mereka semua memiliki kekerabatan yang sangat dekat satu
sama lain meski berasal dari berbagai latar belakang bangsa yang berbeda beda.
Sesuatu yang tidak akan kita temukan dikampung halaman sendiri bukan.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA