BAHAMA adalah negara kepulauan di laut Karibia dengan sistem pemerintahan berbentuk commonwealth Inggris Raya. Ratu Elizabeth II adalah kepala negara Bahama diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal. |
Tahukah Kamu Dimanakah letak Bahama
Bahama atau Bahamas
atau nama resminya The Commonwealth of The Bahamas, adalah sebuah negara pulau
yang berbentuk persemakmuran di Karibia. Sebagai negara persemakmuran, Ratu
Elizabeth II merupakan kepala negara Bahama sedangkan kepala pemerintahannya di
pegang oleh Seorang Perdana Menteri. Ratu Elizabeth II menunjuk seorang
gubernur Jenderal untuk mewakili dirinya di Bahama. Wilayah Bahama memiliki
lebih dari 700 pulau yang terdiri dari pulau pulau besar dan kecil serta pulau
karang. Luas keseluruhan wilayah daratan-nya adalah 13.878 km2, hampir
setara dengan luas provinsi Sulawesi Utara (13,851.64 km2), sedangkan
luas keseluruhan Bahama termasuk wilayah lautnya adalah 470,000 km2.
Bahama beribukota di
Nassau yang terletak di pulau New Providence. Keseluruhan pulau di Bahama
memiliki permukaan datar dengan ketinggian tak lebih dari 15-20 meter dari permukaan
laut (mdpl). Titik tertinggi di Bahama hanya 63 mdpl, berada di puncak gunung
Alvernia di Cat Island. Bahama bertetangga dengan Cuba, Pulau Hispanola
(Republik Dominika dan Haiti) di sebelah selatan, di sebelah tenggaranya
berbatasan dengan pulau Turks and Caicos, sedangkan disebelah timur lautnya
berbatasan dengan negara bagian Florida Amerika Serikat. Bagi yang biasa
membaca artikel misteri, hampir keseluruhan wilayah Bahama masuk dalam wilayah
yang disebut segitiga Bermuda.
Sekilas Tentang Bahama
Columbus dari
Spanyol merupakan pelaut Eropa pertama yang menemukan kepulauan Bahama, namun
demikian Bahama tidak pernah menjadi koloni Spanyol, justru pada tahun 1718
Bahama menjadi Koloni Inggris. Suku asli disana sudah menjadi korban perbudakan
sejak masa Portugis menancapkan kukunya disana sampai ahirnya dihapuskan pada
tahun 1834 pada masa penjajahan Inggris. Bahama memperoleh kemerdekaan dari
Inggris pada tanggal 10 Juli 1973, namun tetap mempertahankan hubungan dengan
Inggris sebagai sebagai sebuah negara Commonwealth. Saat ini keturunan para
budak dan suku Afrika merdeka yang mendiami Bahama mencapai 90% dari
keseluruhan populasi negara itu.
Jumlah penduduk
Bahama di tahun 2013 mencapai 319.031 jiwa, terdiri dari 83% etnis Afro-Bahamian, 15% kulit putih,
0.7% tidak tercatat, 0.6% etnis Asia dan 0.3% dari etnis lainnya. Bahasa resmi
Bahama adalah bahasa Inggris dan Bahamian. Bahama memiliki mata uang Bahamian
dollar (BSD) namun dolar Amerika digunakan secara luas di negara ini. Penduduk
asli Bahama disebut Lucayan yang merupakan bagian dari suku Arawakan yang
berbahasa Taino, tempat dimana Columbus mendarat untuk pertama kalinya di dunia
baru (benua Amerika) pada tahun 1492.
Dalam hal pendapatan
perkapita, Bahama merupakan salah satu negara terkaya di benua Amerika setelah
Amerika Serikat dan Kanada. Dengan sumber pendapatan utamanya berasal dari
pariwisata dan sektor finansial. Nama Bahama berasal dari bahasa Spanyol ‘Baja
Mar’ (laut dangkal) yang mencerminkan kondisi perairan di kepulauan tersebut,
dan Bahama (The Bahamas) merupakan satu dari ‘hanya’ dua negara di dunia yang
nama resminya dimulai dengan awalan “The” bersama dengan “The” Gambia di benua
Afrika.
Agama Agama di Bahama
Merujuk kepada wikipedia tentang
Bahama Agama yang dianut penduduk Bahama di dominasi oleh agama Kristen,
terdiri dari Baptis 35.4%, Anglikan 15.1%, Katholik Roma 13.5%, Pentekosta
8.1%, Gereja Tuhan 4.8%, Methodist 4.2%, Kristen lainnya 15.2%, Protestan
lainnya 12%, tidak beragama atau tidak diketahui 3%, dan pemeluk agama lain nya
terdiri dari 2% termasuk di dalamnya Yahudi, Islam, Baha’I, Hindu, Rastafaria, dan
penganut Obeah.
Islam di Bahama
Muslim di Bahama
merupakan kelompok minoritas, namun belum ada angka pasti tentang jumlah muslim
yang ada di Bahama. Wikipedia dan CIA World
Fact Book tidak menyebutkan jumlah ataupun rasion muslim di
Bahama secara spesifik sebagaimana disebutkan di alenia sebelumnya. Hanya
laporan PEW Forum di
halaman 32 yang menyebut jumlah muslim di Bahama dengan sedikit spesifik yakni
0.1% dari total penduduk Bahama. Beberapa laporan perjalanan muslim yang pernah
singgah ke Bahama menyebutkan ada sekitar 60 orang jemaah yang menhadiri sholat
Jum’at berjamaah di Masjid kota Nassau.
Kecilnya jumlah
tersebut merefresentasikan besarnya tantangan bagi muslim disana yang
kesehariannya hidup ditengah tengah lingkungan non muslim. Namun demikian cukup
menggembirakan bahwa di Bahama sudah ada satu Masjid yang cukup megah di kota
Nassau meski masih dalam upaya untuk kemungkinan menyuarakan azan dari
menaranya 5x sehari. Sejarah Islam di Bahama di mulai sejak awal 1970-an ketika
beberapa mahasiswa yang sudah memeluk Islam selama kuliah di luar negeri
kembali ke kampung halaman dan mulai berkumpul untuk mendalami Islam bersama
sama.
Sejarah Awal
Sejarah setempat
menunjukkan bahwa Islam sudah ada Bahama sejak masa perbudakan dan banyak dari
mereka yang cukup terdidik, namun kerasnya perbudakan membuat Islam tidak
bertahan melalui masa teramat sulit tersebut. Informasi tentang keberadaan
muslim di Bahama selama masa perbudakan dapat ditemukan di kantor Pencatatan
Umum Pemerintah dibawah Kementrian pendidikan Budaya. Di dalam sebuah buklet
berjudul “Aspek Perbudakan” halaman
15, catatan itu menyebutkan bahwa, “….di
tahun 1802 diantara para jemaah gereja terdapat 140 orang kulit putih, 35 orang
bebas dan 1078 Negro dan budak lainnya. Pada saat pertama kali datang banyak
diantara orang Negro tersebut menyebut diri mereka
pengikut Muhammad. Namun kemudian
mereka semua telah dibabtis sebanyak 93 orang dewasa dan 41 orang bayi dalam
waktu kurang dari setahun…”.
MASJID di Kota Nassau, Ibukota Bahama |
Pada halaman 25 buklet yang sama ditemukan bukti lebih lanjut dari sebuah surat yang ditulis dalam hurup Arab oleh Budak Afrika yang sudah diimerdekakan dan tinggal di Carmichael 1831 CO23/84 415-20. Surat tersebut ditujukan kepada Gubernur Sir James Carmichael Smyth, dari Budak Afrika merdeka yang tinggal di Adelaide. Budak Afrika yang sudah merdeka tersebut diyakini bernama Abul Keli, seorang bangsawan Afrika dari suku Ibo yang kemudian ditangkap oleh pedagang budak karena dianggap sebagai dagangan potensial, namun kemudian dia diselamatkan oleh intervensi berkali kali oleh angkatan laut kerajaan Inggris Raya yang menangkap kapal pedagang budak tersebut dan membawanya ke Bahama. Surat berbahasa Arab tersebut juga mengutip ayat Al-Qur’an dan sangat menarik karena kemampuan-nya menulis surat tersebut menghapus mitos bahwa semua budah Afrika adalah buta hurup.
Sejarawan terkenal, Michael Kraton,
menyatakan dalam bukunya "A History
of the Bahamas," "Dengan
mempertimbangkan rute pengiriman yang
biasa digunakan;
besar kemungkinan bahwa sebagian besar orang Negro Bahama berasal dari bagian utara Afrika. Diantara mereka ditemukan berkulit
sawo matang dari suku Mandingoes,
Fulani dan Hausa .. " Fakta
historis dan sosiologis menujukkan bahwa Mandingoes, Fulani dan Hausa suku yang mayoritas beragama
Islam.
Timbuktu adalah nama
yang seringkali di ucapkan oleh lidah orang orang tua Bahama dari Abaco hingga
ke Inagua. Namun demikian sebagian besar orang Bahama sendiri tidak tahu bahwa
Timbuktu adalah kota tua di Afrika yang sudah ada sejak sekitar tahun 1000 oleh
nenek moyang orang Afrika yang kini menjadi orang Bahama. Disebutkan di dalam encyclopedia Britannica bahwa, “pada tahun 1310 Raja Mandingo, Kankan (Gongo) Musa memiliki masjid baru dibangun dan Timbuktu
menjadi pusat
pembelajaran Islam dan Budaya”.
Dan diyakini muslim
yang sama pula yang memberi alasan mengapa Christopher Columbus berlayar ke arah timur. Karena sudah di sebutkan
di dalam Al-Qur’an, sehingga setiap muslim sangat faham bahwa bumi itu bundar
dan sangat mungkin untuk menjelajahinya melalui jalur laut. Perjalanan global
sudah menjadi pembicaraan biasa diantara kaum muslimin pada saat Eropa masih
bersikukuh bahwa bumi itu datar. Bangsa
Moors dari wilayah Timbuktu telah menguasai Spanyol dari tahun 711 hingga tahun
1492.
Basil Davidson dalam bukunya "Africa", mencatat bahwa, “dalam perjalanannya ke Mekah melewati Kairo di
tahun 1324, Mansa
Musa yang Agung dari Mali telah menceritakan dongeng perjalanan petualangan laut
yang dramatis. Dia mengatakan bahwa
pendahulunya telah mengirimkan 2 kali ekspedisi besar, yang pertama empat ratus
kapal dan yang berikutnya dua ribu kapal, menyeberangi lautan dalam upaya
mengetahui ada apa disisi dunia yang lain namun hanya satu kapal saja beserta
kru nya yang kembali.*** Bersambung ke bagian
2
Assalamualaikum kak
BalasHapusSaya mau nanya, kakak ada teman dari kepulauan bahama?
waalaikumsalam
Hapusmaaf blm punya teman dari sana
Alhamdulillah saya pernah sholat di masjid itu, terharu rasanya, saat ketemu orang dari berbagai penjuru dunia, apalagi ketemu orang Indonesia yang kerja di sana, diajakin mampir kerumah kontraknya serasa di Indonesia waktu itu.... Dulu Imam nya dari miami florida
BalasHapus..