MASJID satu satunya di kota Nassau - Bahama |
Awal dari Gerakan Islam di Bahama
Di penghujung tahun
1960-an hingga awal 1970-an ada orang Bahama yang menyebut dirinya sendiri
sebagai Bashan Saladdin tinggal di kota Nassau,
sehari hari selalu menggunakan jubah
panjang dan penutup kepala khas bangsa Arab. Orang orang disana memanggilnya
dengan sebutan “Allah” karena kata itu yang selalu saja di ucapkannya setiap
kali berbicara dengan siapapun yang dijumpainya. Nama beliau sebenarnya adalah Charles Cleare, dia tinggal di area Fort Fincastle dan mulai
mengalihfungsikan rumah miliknya sebagai masjid.
Beberapa penduduk
setempat yang kemudian awal awal sekali memeluk Islam termasuk adalah Zubair Ali (sebelumnya bernama Howard Clarke) dan Mustafa Khalil Khalfani 1 (anggota pendiri
Jamaat-ul-Islam, Gerakan Islam Revolusioner Bahama) yang masuk Islam di Bahama
bersama dengan Bashan Salddin setelah
bersekolah di New York. Mustafa Khalil Khalfani 1 menikah
dengan muslimah dari Senegal.
Pada bulan Juli
1974, Dr.Vivian X
Russell (juga anggota pendiri Jamaat-ul-Islam, Gerakan Islam Revolusioner
Bahama) pulang kampung ke Bahama sebagai dokter spesialis gigi dan juga anggota
dari organisasi Nation of
Islam, organisasi Islam di Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Elijah Muhammad. Beliau berencana mendirikan Nation of Islam di Bahama dan
diseluruh kawasan Karibia. Sedangkan Mustafa Khalil Khalfani I adalah seorang
muslim suni anggota dari Organisasi yang bernama Islamic Party of North America (Partai Islam Amerika Utara). Dua organisasi yang sama sama mengaku sebagai
organisasi Islam namun memiliki akidah dan kepercayaan yang berbeda.
Bashan Saladdin sendiri sebenarnya
adalah muslim suni namun juga mengikuti ajaran Elijah
Muhammad dan mencoba untuk menggabungkan keduanya dalam kesehariannya.
Namun demikian sudah dapat difahami bahwa Bahama memang terlalu kecil untuk
mencoba mengokohkan agama yang sejak awal sudah menjadi barang aneh dan asing
bagi sebagian besar orang orang disana.
Dr. Munir Ahmad |
Dengan sendirinya
bagi muslim di Bahama yang juga menjadi target bagi Nation Of Islam terbuka
peluang untuk bersama sama bergerak mendirikan ajaran Islam sebagaimana
mestinya, membangun komunitas Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai
ajaran Islam yang sebernarnya sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad s.a.w.
Muslim disana mulai mempelajari ajaran Islam yang benar termasuk dengan membaca
buku ‘Towards Understanding
Islam’ karya Maulana
Maududi yang
menjelaskan dengan detil tata cara pelaksanaan sholat wajib 5 waktu dengan baik
dan benar, dan mulai melaksanakan sholat sebagaimana ajaran Rosulullah secara
berjamaah dipimpin oleh Mustafa Khalil Khalfani 1, yang pernah mempelajari nya selama kuliah di New York.
Tahun
1977 seorang dokter muslim dari Bangladesh bernama Ghulam
Muazzam datang ke Bahama untuk bekerja sebagai Patologis di Rumah Sakit Princess Margaret Hospital, manakala dia
bertemu dengan beberapa muslim disana dia menawarkan diri untuk mengajarkan
Al-Qur’an dan dasar baca tulis aksara Arab. Muslim disana kemudian berkumpul di
Apartemennya di di Cable Beach setiap
hari minggu sore untuk belajar. Beliau membacakan Al-Qur’an dalam bahasa arab
kemudian menterjemahkannya ke dalam bahasa Inggris untuk memudahkan
pemahaman bagi jemaah.
Pertemuan lainnya
dilakukan di kediaman Mustafa Khalil Khalfani 1, yang menyewa rumah di Albury
lane, Shirley Street. Saat
itulah Pascal Vergilius Hepburn kembali
dari Inggris Raya setelah menyelesaikan kuliahnya disana. Beliau kemudian
bertemu dengan Dr.
Munir Ahmad (Dr.Vivian X) sebagai
Pasien dan mendapatkan penjelasan tentang Islam selama proses operasi gigi di
mulutnya. dikemudian hari Pascal
Vergilius Hepburn masuk Islam dan berganti nama menjadi Faisal AbdurRahman Hepburn dan menjadi pemimpin dari Jamaat-ul-Islam, Gerakan Islam
Revolusioner Bahama). Dr. Munir Ahmad (Dr.
Vivian X) masuk Islam saat menempuh pendidikan tinggi di Inggris Raya, beliau
kemudian menikah dengan seorang muslimah dari Malaysia teman kuliahnya semasa
di Inggris Raya.
Masih di tahun 1977,
Mustafa Khalil
Khalfani 1 mengundang
seorang Maulana (guru
agama Islam) dari Pakistan bernama Khurshid Abdullah (80 tahun) , beliau datang ke
Bahama bersama istrinya, seorang muslimah Inggris dari Manchester. Maulana Khurshid Abdullah kemudian
tinggal di rumah Mustafa Khalil Khalfani 1 di Albury Lane dan mulai
mengajarkan pelaksanaan Islam dalam kehidupan sehari hari, mengajarkan
bagaimana cara menghafal sepuluh surah terahir Al-Qur’an untuk keperluan sholat
lima waktu. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sejak ba’da magrib hingga
tiba waktu sholat Isya. beliau juga mengajarkan cara membaca huruf hijaiyah
serta baca tulis hurup Arab. Sementara istrinya mengajar para muslimah. Meski
usianya sudah lanjut Maulana Khurshid Abdullah sangat
enerjik, setiap habis subuh beliau masih menyempatkan diri jalan jalan pagi
ditemani oleh staff nya.
Berdirinya Komunitas
Islam Bahama
Karena perbedaan latar belakang ke-Islaman dari
muslim yang di dapat dari lingkungan selama belajar di luar negeri, maka
kemudian disepakati untuk membentuk Komunitas Muslim di Bahama yang disandarkan
kepada Kemurnian ajaran Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad
S.A.W serta para Sahabatnya.
Di bulan september
1978 pertemuan dilaksanakan di partemen Dr. Muazzam’s membahas tentang pembentukan komunitas Islam di
Bahama. pada saat itu kebanyakan muslim yang datang ke Bahama adalah para
pekerja profesional dari anak benua India dan Pakistan. Setiap orang yang
belajar Islam akan mengenal tentang mazhab yang terdiri dari mazhab hanafim
Syafi’i, Maliki dan Hambali. Sebagian besar muslim dari India dan Pakistan
bermazhab Hanafi. Mazhab sendiri baru terbentuk setelah wafatnya Rosulullah
(609-632) dan menjadi rujukan sebagian besar muslim di dunia. Bahkan muslim di
Bahama pun pada awal Islam masuk kesana juga menganut mazhab Hanafi, namun
dalam pertemuan untuk pembentukan komunitas Islam di Bahama, dengan sengaja
tidak untuk menganut salah satu mazhab yang ada dan setuju untuk membentuk
Jemaah yang berdasarkan ajaran Islam yang murni dengan pemahaman sebagaimana
dilaksanakan oleh Rosulullah dan para sahabatnya.
Interior Masjid Di Nassau - Bahama |
Di awal tahun 1980-an utusan muslim Bahama berangkat ke berbagai tempat di Amerika Serikat untuk menghadiri Ijtimah atau pertemuan sesama muslim yang diselenggarakan oleh organisasi Islam Jemaah Tabligh yang biasanya berkumpul bersama di fasilitas fasilitas publik selama masa libur nasional termasuk selama libur Paskah, Hari Buruh, Thanksgiving dan Natal. Selama pertemuan, fasilitas publik menjelma menjadi sebuah kamp besar dengan ratusan hingga ribuan muslim dari berbagai bangsa berkumpul untuk sholat berjamaah, ta’lim, tadarus, makan dan minum dan merasakan suasana di lingkungan Islami selama tiga atau empat hari. Jemaah Tabligh bermarkas di India dengan misi mengirimkan muslim untuk berda’wah ke berbagai negara untuk mengajak ummat Islam memperbaharui dan menghidupkan kembali akidah dan peribadatan mereka.
Tiga muslim Bahama
kemudian tinggal di India selama empat bulan bergabung dengan Jemaah Tabligh.
Dua diantaranya kemudian kembali ke Nassau sedangkan Abu
Saeef Umar Barnett (atau sebelumnya bernama Carlos
Barnet) menetap disana untuk belajar bahasa Arab dan Urdu di Pakistan,
dia kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Madinah (Saudi Arabia) lalu dikirim
ke Yaman dan menetap disana selama tujuh tahun. Beliau kemudian menikan dengan
muslimah dari Malaysia dan sudah dikaruniai putra dan putri yang semuanya hafiz
Al-Qur’an.
Seorang muslim
lainnya bernama Fareed Abdullan (atau
sebelumnya bernama Frederick Sturrup, anggota pendiri Jamaat-ul-Islaam, Gerakan
Revolusioner Islam Bahama) berangkat ke Guyana untuk mengikuti kursus bahasa
Arab selama setahun sebagai persiapan untuk kuliah di Universitas King Abdul
Aziz (Riyadh, Saudi Arabia) hingga memperoleh gelar sarjana dibidang Syari’ah.
beliau kemudian kembali ke Nassau tahun 1991 kemudian pergi ke Amerika Serikat
untuk menjadi imam dan mengajar komunitas muslim disana.
Di awal awal periode
Islam di Bahama, ada dua lagi muslim yang patut dicatat yakni Haneef Abdul Haq (John Russell) dan seorang
muslimah bernama Najah Baker, yang menikah
dengan Daoud Shabazz (sebelumnya bernama
David Armbrister). Daoud Shabazz adalah salah satu dari pengawal pribadi Malcom X di era tahun 1960-an. Haneef Abdul Haqq dan
Najah Baker juga merupakan
anggota pendiri Jamaat-ul-Islaam, Gerakan
Revolusioner Islam Bahama.
Perkembangan Islam
di Bahama sejak tahun 1970-an merupakan masa yang sangat penting. Nenek moyang
muslim Bahama dibawa ke Bahama sebagai budak dan tidak dapat menjalankan
ke-Islaman mereka dan berakibat tidak berkembangnya Islam di Bahama. Namun
suasana-nya berbeda di era 70-an dengan kondisi sudah lebih kondusif bagi
perkembangan dan pertumbuhan agama Islam.
Bulan Oktober 1992, Jamaat-ul-Islam menyelenggarakan Simposium
yang berjudul “Deeper Roots’ di
Auditorium Kampus di Bahama dengan pembicara utama menghadirkan Dr. Abdullah Hakeem Quick, seorang sarjana Islam dan sejarawan yang
mempresentasikan bahwa muslim dari benua Afrika telah berkelana ke dunia baru (Benua
Amerika) satu abad sebelum Columbus.
Informasi ini menjadi tajuk utama dalam buku berjudul “Deeper Roots 1” yang diterbitkan
tahun 1990. Kemudian disusul dengan buku berikutnya berjudul “Deeper Roots-Muslims in the Americas and
the Caribbean From Before Columbus to the Present” terbitan tahun 1997.
Komunitas muslim Bahama juga cukup beruntung dengan kehadiran Daud Abdul Haqq dari Barbados yang merupakan
seorang imam sekaligus pendidik. beliau datang ke Nassau di awal tahun 1990-an.
Beliau sangat berperan dalam pembuatan dokumen yang berjudul ‘Recommendations for Crime and Punishment in
the Bahamian Society” tahun 1995. Sebuah
dokumen yang dipaparkan kepada pemerintah, media dan masyarakat Bahama,
berisikan rekomendasi penanganan tindak kriminal dan sangsinya dalam masyarakat
Bahama.
Muslim Bahama |
Upaya Da’wah
Pertumbuhan dan
perkembangan komunitas Islam di Bahama berkaitan langsung dengan jumlah dan
upaya da’wah yang telah dilakukan. Hal yang tidak mungkin terjadi tanpa terus
menerus mendakwahkan Islam secara konsisten. Komunitas muslim Bahama meskipun
dalam jumlah yang relatif kecil namun cukup aktif dan terlihat berkembang
dengan baik keanggotaannya sepanjang tahun dan memang dikarenakan oleh
bertambahnya orang orang Bahama yang masuk Islam. Da’wah tidak hanya dilakukan
di Nassau tapi juga dilakukan di kota terbesar kedua di Bahama yakni kota Freeport.
Pendekatan da’wah
yang dilakukan meluas di Bahama. Komunitas muslim disana secara aktif
menyampaikan pesan kepada khalayak luas melalui berbagai cara. Seperti program “street Da’wah” yakni da’wah yang
disampaikan dengan mengujungi area tertentu dan berbicara langsung kepada
masyarakat disana tentang Islam, secara aktif menyampaikan pesan tentang Islam
melalui acara radio termasuk melaksanakan forum diskusi dan pameran sejarah
Islam.
Isu Sosial dan
Komunitas Islam
Muslim Bahama juga
aktif melibatkan diri dalam kerja kerja sosial termasuk di dalamnya membagikan
pakaian kepada yang membutuhkan serta berbagai aktivitas amal lainnya.
berkaitan dengan isu sosial, komunitas muslim telah bersuara dengan keras dalam
hal krimilitas dalam masyarakat untuk memperbaiki pandangan negatif masyarakat
disana tentang Islam dan muslim di media masa. Komunitas muslim juga bekerja
keras dalam menampilkan Islam sebagai obat bagi berbagai penyakit masyarakat.
Secara historis
muslim Bahama senantiasa melibatkan diri dalam setiap gagasan pemerintah yang
ber-orientasi aktivitas sosial. Saat pemerintah membentuk National Social development council (Dewan
Perkembangan Sosial Nasional), Komunitas
muslim Bahama langsung terjun untuk berkontribusi. Dewan tersebut merupakan
amalgamasi dari lembaga lembaga amal yang ada untuk bersama sama menangani
berbagai permasalahan sosial negara.*** Kembali
ke bagian pertama
------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA