Tak mirip masjid. Bangunan masjid Jendral Sudirman ini memang sama sekali tidak mirip bangunan masjid seperti yang biasa sudah kita kenal. |
Kawasan bisnis supersibuk Jakarta
dan juga salah satu pusat bisnis dunia, World Trade Center kini memiliki satu
satunya masjid yang berada di ruas Jalan Jendral Sudirman Jakarta. Masjid ini
juga menjadi masjid besar pertama yang berdiri di kawasan bisnis dan
perkantoran di pusat kota Jakarta yang dibangun dan dimiliki oleh pihak swasta.
Kehadirannya memang sudah lama ditunggu tunggu. Sudah direncakan sejak lama,
peletakan batu pertama pembangunannya sudah dilaksanakan pada tahun 2012, mulai
dibangun tahun 2014 dan diresmikan pada tahun 2015.
Arsitektur bangunannya dirancang
sedemikian rupa sehingga senada dengan gedung gedung superjangkung yang berdiri
disekitarnya. Tak Ada kubah besar atau manara ramping yang tinggi menjulang
dengan dengan bentuk bundar ditambah kubah di ujungnya. Bangunan Masjid Jendral
Sudirman ini mengadopsi bentuk bentuk kubus
dengan konsep terbuka untuk memberikan pencahayaan dan sirkulasi udara
yang baik ke semua area di semua lantai masjid dari basement hingga ke lantai
empat.
Alamat Masjid Jendral Sudirman
Komplek World Trade Center
Jl. Jend. Sudirman Kav.29-31, Jakarta
Telp/Fax : (021) 5790 7788
Diantara gedung gedung pencakar langit dan
hingat binger keseharian pusat bisnis dunia di kawasan World Trade Center
Jakarta, berdiri satu satunya Masjid yang berada di Jalan Jendral Sudirman
Jakarta, sekaligus sebagai Masjid terbesar yang dibangun oleh pihak swasta. Masjid
tersebut bernama Masjid Jendral Sudirman. Hadirnya masjid ini seperti oase menyegarkan
bagi mereka yang sehari hari beraktivitas disekitar daerah tersebut yang selama
sekian tahun belakangan harus rela berhimpitan di mushola mushola kecil di
basement gedung untuk menunaikan sholat.
Sejarah Masjid Jendral Sudirman
Berdirinya Masjid Jendral Sudirman di Pusat
ekonomi dunia ini setelah melalui sebuah perjalanan panjang dari para
pemrakarsanya sampai ahirnya masjid ini berdiri. Berawal dari sebuah mushola di basement Gedung
Wisma Metropolitan 1 serta
beberapa mushala-mushala kecil lainnya yang tersebar di pelbagai gedung
di sekitarnya, impian untuk sebuah masjid besar sebagai sentral aktivitas ummat
mencuat.
Empat Lantai dengan rancangan modern namun tetap saja terlihat mungil dari gedung sekitarnya. |
Mushala di basement itu hanya berkapasitas 1000 lebih dan tidak mampu menampung
jamaah Jum’at yang membludak. ratusan orang terpaksa berdiri, sampai keluar
basement. Hingga PT Jakarta Land, pengelola WTC, pun membuatkan tenda-tenda
sementara setiap Jum’at. Ketua
Pengurus Harian Masjid Jenderal Sudirman sekarang, Muhammad Iskandar Umar, yang
saat itu aktif sebagai Ketua Badan Dakwah Islamiyah (BDI) TOTAL E&P
Indonesie bersama kawan-kawan sepemikiran dari PermataBank, dibentuk Forum
Silaturrahim sebagai wadah bertukar pikiran antara organisasi keislaman di tiap
perusahaan seperti Badan Dakwah Islmiyah (BDI), Kerohanian Islam (ROHIS), Kelompok
Studi Islam (KSI) dan membentuk Yayasan Masjid Raya Metropolitan,
Yayasan Masjid Raya Metropolitan
dengan para tokoh seperti Try Sutrisno, Hoesein Soeropranoto, Fuad
Bawazier, Ismail Sofyan, selalu mendorong dan berjuang agar pembangunan Masjid
disegerakan. Pada tanggal 23
Desember 2012 dilaksanakan
peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Wisma Metropolitan yang
dilakukan oleh Nasruddin Umar selaku Wamen Agama waktu itu bersama dengan Jend.
Purn. Try Sutrisno sebagai Pembina Yayasan dan Murdaya Poo (Owner PT. Jakarta
Land).
Fasad masjid Jendral Sudirman dan pintu masuk utama |
Bulan Agustus dan Oktober tahun 2013, diselenggarakan pertemuan
Senior Manajemen gabungan seluruh tenant di WTC dengan pimpinan PT Jakarta Land yang
menyampaikan akan segera membangun Masjid di kompleks WTC. Dan mulailah
dibangun pada bulan april
2014 oleh PT Jakarta Land dan
diresmikan oleh Basuki Tjahya Purnama Selaku Gubernur DKI Jakarta pada tanggal
27 Februari 2015,
bersama dengan Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno selaku ketua Pembina Masjid
Jenderal Sudirman, Walikota Jakarta Selatan Syamsuddin Noor, Tokoh Agama
hingga Dubes negara sahabat.
Pembiayaan Pembangunan Masjid
Pembangunan masjid dibiayai penuh
oleh pengembang (PT Jakarta
Land ) sebagai
kewajiban untuk memenuhi fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum), nilai lahan dan bangunan
sekitar Rp 120 miliar. Dibangun
di atas lahan seluas 1.336 meter persegi dengan luas bangunan 2.200 m2, terdiri dari empat lantai, mampu
menampung 2500 Jemaah.
Satu satunya ciri dari kejauhan yang mungkin terlihat bahwa bangunan ini masjid adalah adanya lambang bulan sabit diatas menaranya yang juga berbentuk persegi sama seperti bangunan utama masjidnya. |
Nama Masjid Jenderal Sudirman diberikan oleh Pembina
Yayasan, karena ingin
seperti semangat Sudirman, seorang syuhada muslim, dan menjadi lokomotif umat.
Dalam skala pusat bisnis di Sudirman, untuk menjadi pusat kajian ekonomi syariah sekaligus
implementasinya dalam amal sosial nyata. PT Jakarta Land mengurus fisik masjid dengan baik. Standar
Masjid sama dengan standar gedung. Baik keamanan maupun kebersihannya, bukan
tak mungkin Masjid ini akan menjadi masjid percontohan, bahkan menjadi rujukan,
seperti visi Masjid ini
Arsitektur
Masjid Jendral Sudirman
Masjid Jenderal Sudirman didesain
dengan konsep modern minimalis,
bergaya kontemporer dengan lebih menonjolkan sudut dan kotak. Juga
memasukkan unsur adat Betawi. dindingnya
dibuat transparan sehingga memungkinkan cahaya masuk ke dalam ruangan. Eksteriornya dihiasi
ornamen-ornamen geometris yang melambangkan keteraturan alam semesta. Sebagaimana Allah Ta’ala telah mengatur
alam semesta ini dengan sempurna, demikian pula seharusnya ummat manusia ikut
dengan aturan Allah agar hidupnya bahagia di dunia dan akhirat.
Ruang utama |
Bagian luar masjid juga ditanami
dengan rerumputan dan pohon-pohon palem. Setiap hari pepohonan tersebut dirawat
oleh tim pertamanan dari Jakarta Land sebagai pengelola komplek World Trade
Centre Jakarta. Ruang dalam masjid
Jenderal Sudirman dilengkapi dengan kipas angin dan jendela-jendela yang lebar,
yang memungkinkan sirkulasi udara berjalan dengan baik. Sebuah lampu gantung ukuran besar menjuntai dari
atap masjid tengah tengah ruang sholat menambah keindahan interior masjid ini.
Pada pelaksanaan ibadah sholat
Jum’at, empat lantai yang ada terisi penuh dengan jama’ah. Bahkan jama’ah
meluber hingga ke teras. Sedangkan
pada pelaksanaan sholat rawatib, jama’ah yang hadir memenuhi hingga hampir tiga
perempat lantai 1. Adapun jama’ah
wanita ditempatkan di lantai 2.
Pengurus
Masjid Jendral Sudirman
dari lantai empat |
Kepengurusan Masjid Jendral Sudirman ini
bertabur bintang, alias di isi oleh para tokoh tokoh masyarkat sipil maupun militer.
kepengurusan terdiri dari Dewan Pendiri, Dewan Pembina dan pengurus harian. Di
jajaran dewan pendiri dan dewan Pembina diketuai oleh Mantan Presiden RI,
Jendral (purn) Try Sutrisno dan tokoh tokoh nasional lainnya.
Pendiri : Gubernur DKI Jakarta (ex officio) | Try Sutrisno | Nasaruddin Umar | Hoesein Soeropranoto | Fuad Bawazier | Ismail Sofyan | KH. Moehammad Zain | Pudjojoko
PT Jakarta land
Ngaso, ba'da sholat Jum'at |
Dewan Pembina : Try Sutrisno (ketua) | Ibu Sylviana Murni | Walikota Jaksel (ex
officio) | Hoesein
Soeropranoto | Fuad
Bawazier | Ismail
Sofyan | Musyanif | Alex Sarmada | Judy Bandoro | Slamet Supriadi | M. Riza Deliansyah.
Pengurus Harian diketuai oleh M.Iskandar
Umar membawahi berbagai bidang
kerja. Selain itu dalam kepengurusan Masjid Jendral Sudirman ini juga di isi
oleh para perwakilan dari tenant tenant besar yang berkantor di World Trade
Center Jakarta, tempat dimana Masjid Jendral Sudirman ini berada.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA