Mengenal Azerbaijan
Azerbaijan adalah negara Eropa Timur yang sekuler dengan mayoritas
penduduknya beragama Islam. Secara geografis Azerbaikan berada kawasan
pegunungan Kaukasus di tepian laut Kaspia, Baku nama ibukotanya, berada di
semenanjung Absheron yang
menjorok ke laut Kaspia. Sebelum merdeka, Azerbaijan merupakan bagian dari Uni
Soviet. Berbatasan dengan Rusia dan Georgia di sebelah utara, laut Kaspia di
sebelah timur, Iran disebelah selatan serta Armenia disebelah timur. Azerbaijan
memiliki wilayah Exclave atau wilayah yang terpisah jauh dari wilayah induk negaranya, yakni wilayah Nakhchivan yang yang terpisah dari wilayah induk
Azerbaijan oleh wilayah negara Armenia, berbatasan dengan Iran dan sedikit
dengan wilayah Turki.
Azerbaijan pertama kali di memproklamirkan kemerdekaannya di tahun 1918
sebagai Republik Democratik Azerbaijan, menjadikannya sebagai negara
berpenduduk mayoritas muslim pertama yang berbentuk demokratik dan sekuler,
sekaligus juga menjadi negara mayoritas muslim pertama yang memiliki gedung
operas, teater dan universitas modern. Tahun 1920 atau dua tahun setelah proklamasi
kemerdekaan, Azerbaijan bergabung dengan Uni Soviet, namanya pun berubah
menjadi Azerbaijan Soviet Socialist Republic. Seiring dengan runtuhnya Uni
Soviet, Azerbaijan kembali memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 30
Agustus 1991, satu bulan sebelum dibubarkannya Uni Soviet secara resmi.
Di tahun yang sama
pecah perang yang dipicu oleh keinginan penduduk di wilayah Nagorno-Karabakh untuk
mendirikan negara sendiri dibantu oleh Armenia karena memang mayoritas penduduk
di wilayah tersebut mayoritas dari etnis Armenia. hingga perang usai, Wilayah Nagorno-Karabakh secara de fakto
telah menjadi sebuah Republik Independen namun tidak memiliki pengakuan dari
dunia Internasional kecuali oleh Armenia. Azerbaijan menjadi anggota PBB di
tahun 1992.
Keseluruhan wilayah
Azerbaijan, termasuk wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri dan exclave Nakhchivan adalah seluas 86,600 km2 atau kira kira hampir sama dengan luas
wilayah propinsi Sumatera Selatan (85.679 km2). sedangkan penduduk Azerbaijan
sejumlah 9,165,000 jiwa di tahun 2011, atau hampir setara dengan penduduk
Jakarta (9.607.787 jiwa, tahun 2010). Dari total penduduknya hampir 52% tinggal
di kawasan perkotaan. Orang orang Azerbaijan biasa disebut Azeri atau Azeris.
Mayoritas penduduknya
ber-etnis Azerbaijani (91.60%), Lezgian (2.02%), Armenian (1.35%), Russian (1.34%)
dan Talysh (1.26%), lain lain (2.43%).
Sebagian besar penduduk ber-etnis Armenia tinggal di wilayah yang
memisahkan diri Nagorno-Karabakh. Bahasa resmi Azerbaijan adalah Bahasa Azerbaijan
yang digunakan oleh 92% penduduk, Bahasa Azerbaijan sendiri merupakan bagian
dari Bahasa Turki karena memang memiliki keterkaitan etnis dengan Turki. Selain
itu juga digunakan Bahasa Rusia dan Bahasa Inggris.
Kehidupan Beragama di Azerbaijan
Sebagai sebuah negara
sekuler, Konsitusi Azerbaijan tidak menetapkan agama resmi yang diakui negara.
Namun menjamin kebebasan beragama bagi penduduknya. Azerbaijan tercatat sebagai
negara yang memiliki tingkat pengembangan SDM yang sangat tinggi dibandingkan
dengan negara negara eropa timur lainnya, termasuk dalam perkembangan ekonomi
dan tingkat pengangguran yang rendah begitu pula dengan tingkat buta aksara.
Sekitar 95% dari
total populasi Azerbaijan memeluk agama Islam. Dan diperkirakan 85% dari muslim
disana menganut Syi’ah, karena memang secara geografis bertetangga langsung
dengan Republik Islam Iran, menempatkan Azerbaijan sebagai negara dengan
penganut Syi’ah terbesar kedua di dunia, setelah Iran. Hanya sekitar 15% muslim disana yang menganut
Islam Suni.
Selain Islam,
sebagian kecil penduduk Azerbaijan memeluk agama Kristen (3.1%) sebagian besar
adalah Kristen Ortodox Rusia, Georgia dan Russian Armenian Apostolic, sebagian
kecil lainnya memeluk agama Katholik Roma, Protestan, dan penganut Ajaran
Yahudi Kuno yang di anut oleh sekitar 10,000-20,000 yang tinggal di Azerbaijan
Islam di Azerbaijan
Berbagai laporan
menyebutkan hal senada tentang jumlah muslim di Azerbaijan yang merupakan
mayoritas di negara tersebut. CIA World Fact Book menyebutkan angka 91.6%, Berkley
Center ditahun 2012 menyebutkan angka 93.4%), dan di tahun 2009 Pew Research
Center mengumumkan hasil penelitian mereka bahwa 99.2% penduduk Azerbaijan
merupakan penganut agama Islam. Sebagian besar muslim disana menganut Syi’ah.
Syi’ah memiliki akar
yang kuat di daerah selatan yang berbatasan dengan Iran termasuk kota Baku
selaku ibukota negara dan wilayah Lenkoran, sedangkan Suni yang merupakan
minoritas di negara tersebut sebagian besar tinggal dibagian utara yang
bertetangga dengan Republik Dagestan, Rusia.
Selama 71 tahun
negara tersebut berada dibawah Uni Soviet membuat kehidupan beragama memang
menjadi sesuatu yang terlarang, setelah merdeka sejak tahun 1991, para pemimpin
di negara tersebut menjadikan Azerbaijan sebagai negara sekuler namun tetap
memberikan jaminan bagi kebebasan beragama. Namun pemerintah tidak mengambil
bagian kebijakan dalam pendidikan agama Islam dengan tidak memasukkan mata
pelajaran agama di dalam kurikulum pendidikan.
Dari laporan laporan
media masa menyebutkan bahwa pemerintah negara tersebut juga tidak
memperkenankan digunakannya symbol symbol agama di sekolah maupun di kantor
kantor pemerintahan termasuk di dalamnya tidak diperkenankan untuk menggunakan
hijab bagi para muslimah. Akumulasi dari semua permasalahan tersebut menjadikan
agama lebih banyak dijalankan sebagai sebuah tradisi turun temurun.
Masuknya Islam Ke Azerbaijan
Islam pertam akali
masuk ke Azerbaijan dibawa oleh muslim awab di abag ke tujuh masehi, secara
berkelanjutan menggantikan ajaran Kristen dan kultus kultus paganism yang
pernah ada sebelumnya. di abad ke enam belas, Shah pertama dari Dinasti
Safavid, Islamil I (1486-1524) menjadikan Syi’ah sebagai agama negara,
kendatipun sebagian muslim disana mengana Suni. Dijadikannya syi’ah sebagai
agama negara menimbulkan ketegangan antara penguasa dinasti Safavid dengan
Penguasa dinasti Usmaiyah (Turki) yang menganut Suni.
di abad ke
sembilanbelas, terjadi gelombang migrasi besar besaran dari Azerbaijan yang
berada dibawah kendali Rusia sebagai akibat serangkaian perang antara Russia
dengan dinastia Usmani (Turki) dan dengan sendiri nya sejak saat itu, populasi
syi’ah di Azerbaijan menjadi mayoritas hingga saat ini. Antagoni antara Suni
dan Syi’ah menyurut di penghujung abad ke sembilanbelas seiring dengan
ditumbuhkannya rasa nasionalisme serta seiring dengan kebijakan pengusa yang
meulai menekankan pada warisan budaya Turki dan berupaya menolak pengaruh dari
Iran. [Bersambung]
Wah
BalasHapus