Berlatar belakang pelabuhan di tepian laut at kaspia Masjid Bibi Hebat menyuguhkan pemandangan yang cukup menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke sana. |
Masjid Bibi Heybat adalah Masjid Megah di
pinggiran kota Baku, Azerbaijan. Masjid dengan kisah teramat panjang. Masjid
ini dibangun di tepian laut Kaspia di sekitar abad ke 13 untuk menghormati
seorang muslimah yang diyakini muslim setempat sebagai masih keturunan Nabi
Muhammad S.A.W. Awalnya hanya sebuah bangunan kecil dan kemudian dibangun
sebuah masjid besar yang indah. Bibi Heybat yang menjadi nama masjid ini
ternyata memang Berarti Bibi atau Tante Hebat. Sempat dihancurkan dimasa Uni
Soviet kemudian dibangun lagi dengan bentuk yang serupa setelah Azerbaijan
merdeka.
Dibangun Abad ke Tiga
Belas
Masjid Bibi-Heybat didirikan
pada abad 13 di pinggiran kota Baku – Ibukota Azerbaijan, dekat makam Ukeyma
Khanum, yang diyakini oleh masyarakat setempat masih merupakan keturunan
Nabi Muhammad SAW. Legenda masjid ini jauh mundur ke belakang ke Masa
Khalifah Harun Ar-Rasyid yang kekuasaannya berpusat di kota Bagdad (Iraq). Kala
itu terjadi perselisihan antara Khalifah dengan Ali Ibnu Musa yang diyakini
sebagai imam ke delapan oleh para pengikut Syi’ah. Pertikaian yang berujung hijrahnya
Ali Ibnu Musa beserta pengikutnya keluar dari Bagdad ke provinsi Khorasan (kini
Iran) dan menetap di sebuah desa kecil disana. Setelah wafat beliau di dimakam
di tempat tersebut sebagai martir oleh para pengikutnya. Dikemudian hari makam
beliau menjadi salah satu tempat tujuan ziarah utama bagi para penganut Syi’ah.
Kota Mashad kemudian berkembang pesat disekitar lokasi tersebut dan menjadi
salah satu kota Utama bagi Kaum Syi’ah.
Putri dari Ali Ibnu Musa yang bernama Okuma Khanim pindah ke kota Baku – Azerbaijan dalam upaya untuk menghindari perhatian
dari pihak penguasa, menetap tak jauh dari pantai Laut Kaspia di kota Baku dan menjalani
hidup sebagai wanita sholehah sesuai dengan keyakinan yang di anutnya. Beliau
wafat dan dimakam disana, masyarakat setempat kemudian mendirikan bangunan
kecil di atas pusaranya. Beberapa tahun berlalu, kabar tersebar kemana mana
tentang makam seorang muslimah keturunan Nabi di kota Baku dan kemudian tempat
tersebut-pun begitu dihormati.
Para Syeikh kemudian
mulai menetap di sekitar lokasi makam dan tempat itu kemudian diberi nama Sheikhovo
lalu menjadi Shikhovo. Disebutkan bahwa muslim dari berbagai daerah termasuk luar
negara mulai datang berziarah makam Okuma Khanim. Kemudian sebuah bangunan
masjid kecil dibangun dengan satu ruangan dengan satu tulisan kecil “dibangun
oleh Mahmud ibnu Sa’ad." Plakat lainnya mengindikasikan
bahwa bangunan masjid tersebut dibangun antara tahun 663H dan 665H atau
bertepatan dengan tahun 1264-1266M. Mahmud ibnu Sa’ad (adalah seorang arsitek, beliau juga yang
merancang Benteng Kuno Nardaran, tak jauh dari kota Baku serta Masjid Mullah
Ahmad di bagian kota tua Baku.
Komplek pemakaman di belakang masjid (dari arah jalan raya) |
Pada tahun 1911, Pelindung
kota Baku bernama Alasgar Agha Dadashov dengan arsitek Haji Najaf Kemudian
membangun masjid baru yang megah di lokasi tersebut termasuk merekonstruksi
bangunan makam. Bangunan masjid yang lama berbentuk kubus. Di dekat masjid ini
terdapat komplek pemakaman muslim, dan salah satunya dikenal dengan nama Haji Syeikh
Sharif, yang datang ke kota Baku untuk menyebarkan faham sufisme dan
menghabiskan hidupnya di masjid ini.
Di tahun 1840 masjid ini
dikunjungi oleh seorang petualang dan penulis dari Prancis bernama Alexander
Dumas dan menceritakan masjid ini didalam bukunya yang berjudul "The
World" dan mendeskripsikan masjid ini dalam buku nya sebagai “tempat
peribadatan bagi para wanita mandul, mereka datang dengan berjalan kaki,
berziarah dan dalam setahun mereka pun kemudian mampu memiliki keturunan”.
Alexander Dumas bukan satu satunya yang menulis tentang masjid ini dalam buku
perjalanan nya, diantaranya juga ada Abbasgulu Bakikhanov, Ilya Berezin,
Johannes Albrecht Bernhard Dorn, Nicholas Khanykov dan Yevgeni Pakhomov.
Asal Muasal Nama Bibi
Heybat
Nama Bibi Heybat berasal
dari Bahasa Azerbaijan yang maknanya nyaris sama persis dengan Bahasa Indonesia.
Bibi yang dimaksud dalam nama ini memang berarti Tante. Sedangkan Heybat yang
dimaksud adalah nama pembantu dari Okuma Khanim. Kala itu di kalangan
masyarakat setempat sangat tabu untuk memanggil seorang wanita dengan menyebut
nama depannya. itu sebabnya kemudian masyarakat disana menyebut masjid ini
dengan sebutan Masjid Bibi Heybat alias Masjidnya Si Bibi atau Tante Hebat.
Selain membangun ulang, pemerintah Azerbaijan juga mempercantik dan menambahkan fasilitas baru di area masjid ini salah satunya adalah pelataran luas lengkap dengan pancurannya. |
Dimasa Uni Soviet
Masjid Bibi Heybat pernah mengalami
kerusakan parah pada saat Azerbaijan berada di bawah kekuasaan Uni Soviet. Uni Soviet masuk ke Azerbaijan tahun 1920, Bolsheviks mulai
melancarkan gerakan anti keagamaan. Masjid Bibi-Heybat menjadi target
pertama serta Katedral Ortodoks Rusia Alexander Nevsky dan Gereja Katholik Roma
Immaculate Conception menjadi sasaran penghancuran berikutnya menggunakan bahan
peledak. Beberapa tempat ibadah lainnya yang tidak dihancurkan di alih
fungsi menjadi gudang, museum, bengkel ataupun menjadi fasilitas militer.
Ironisnya, setelah
penghancuran masjid tahun 1934, di tahun yang sama di Moskow, pemerintah Uni
Sovyet memutuskan untuk melakukan konservasi terhadap bangunan bangunan
bersejarah sebagai monumen arsitektur yang mengandung nilai sejarah
penting. Menyusul putusan itu, ketua Azkomstarisa Salamov dihukum 20 tahun di pengasingan di Siberia, karena telah menghancurkan
masjid masjid bersejarah.
Rekonstruksi Masjid
Bibi Heybat
Tahun 1994, setelah
Azerbaijan merdeka, Presiden Azerbaijan, Heydar Aliyev memerintahkan
pembangunan kembali masjid baru Bibi-Heybat persis di tempat masjid asli yang
sudah hancur. Denah dan ukuran kompleks masjid yang dipugar tahun 1980,
didasarkan pada foto-foto yang diambil sesaat sebelum masjid diledakkan,
termasuk catatan dari sejumlah penjelajah yang menggambarkan kondisi
masjid hingga pertengahan tahun 1920an juga turut memberikan kontribusi
teramat penting dalam restorasi Masjid Bibi-Heybat adalah artikel singkat yang
ditulis oleh Sadig tahun 1925.
Keindahan Masjid Bibi Heybat di malam hari |
Rekonstruksi masjid dan
komplek disekitarnya selesai dan diresmikan pada tanggal 11 Juli 1997 dalam
sebuah acara resmi yang dihadiri presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev. 63 Tahun
setelah dihancurkan masjid penuh legenda itu ahirnya berdiri kembali. Di tahun
2005 bangunan masjid ini diperluas dengan menambahkan ruangan baru dalam ukuran
besar dan selesai di tahun 2008, untuk memastikan kenyamanan Jema’ah.
Objek Wisata
Masjid berukuran besar ini menjadi salah
satu daya Tarik wisata Azerbaijan terutama di Kota Baku. beberapa rumah makan
khas kuliner setempat berdiri tidak jauh dari masjidi ini yang memang letaknnya
tidak terlalu jauh dari bibir panta. Bangunan Masjid Bibi Heybat ini serta
beberapa bangunan masjid lainnya di Azerbaijan memang lebih terlihat indah di
senja dan malam hari dengan taburan cahaya lampu yang menyinarinya. sementara
disiang hari yang tampak kemegahan bangunan dengan warna yang senada.
Aritektural Masjid
Bibi Heybat
Interior masjid ini di
dekorasi dengan keramik bewarna biru. sebuah lampu Kristal besar mengantung di
ruang utama. Manakala angina kencang kota baku berhembus masuk ke dalam masjid,
Kristal pada lampu gantung masjid ini mengeluarkan bunyi gemerincing. Bangunan
masjid ini dilengkapi dengan Menara setinggi 20 meter sebagai tempat muazin
menyuarakan azan. ada 40 anak tangga dari batu yang menghubungkan masjid ini
dengan pelabuhan kecil terdekat di pantai laut Kaspia sebagai tempat pengunjung
menambatkan perahu atau kapal mereka. Legenda menyebutkan bahwa dinding tebal
masjid Bibi Heybat ini teramat sulit untuk dihancurkan dengan cara manual
termasuk bangunan menaranya, itu sebabnya kemudian diledakkan dengan dinamit
oleh rezim komunis sPage 3 of 4aat itu.
dari arah yang lain |
Di tahun 1903 seorang
seniman membuat lukisan masjid ini. Orang Inggris pernah berupaya membujuk
seniman tersebut untuk menjual lukisan itu padanya. namun kemudian kabar itu
terdengar oleh seorang pengusaha minyak kaya raya bernama Taghiyev menemukannya
dan membawa kembali lukisan tersebut hingga tidak keluar dari Azerbaijan. Semasa
revosulis Bolshevik (1920) saat seluruh kekayaan Taghiyev's disita penguasa
komunis, lukisan tersebut lenyap tanpa jejak. 40 tahun kemudian atau di tahun
1964 setelah Stalin Wafat, seseorang yang tidak disebutkan namanya
menyumbangkan lukisan dimaksud ke Musium Seni Azerbaijan dan masih tersimpan
disana hingga kini.
Setelah di restorasi
masjid ini menjadi lebih besar dan lebih megah namun tetap dengan bentuk
arsitetur awal. Proses rekonstruksi melibatkan arsitek terkenal Sanan Sultanov yang merancang masjid ini dengan gaya Arsitektur
Shirvan, dengan mempertahankan pola tradisional bangunan aslinya. Bangunannya
dilengkapi dengan tiga kubah dan dua Menara mengapit bangunan utama. bagian
dalam kubah dihias dengan kaligrafi Al-Quran dengan paduan warna hijau dan biru
kehijauan.
Legenda Masjid Bibi
Heybat
Legenda masyarakat
setempat menyebutkan bahwa dua malam setelah masjid tersebut dihancurkan.
masyarakat disana tidak bisa tidur akibat menahan rasa marah karena tempat
ibadah mereka sudah dihancurkan. saat fajar tiba terdengar suara teriakan keras
diiringi suara benda jatuh yang begitu keras dari arah reruntuhan masjid.
Masyarakat yang kaget berlarian ke arah reruntuhan masjid tersebut dan
mendapati pasukan merah yang ditugaskan menjaga tempat itu berdiri dengan
mata terbelalak dalam ketakutan teramat
sangat, mereka menunjuk ke arah laut Kaspia sambil menyeracau dengan suara
keras.
Orang orang yang
berkumpul disana melihat seorang wanita berkerudung putih sedang berjalan turun
ke laut lalu menghilang ke dalam rona merah matahari yang sedang terbut dan
kilauan cahayanya di permukaan air laut. Seorang pria tua diantara mereka kemudian
bergumam “Dia pasti akan kembali lagi, kembali dalam waktu yang lebih baik”.
Sementara anggota tentara merah yang menjaga disana mengaku terbangun dari
tidur mereka oleh suara seperti benturan banturan batu yang teramat keras kemudian
melihat sesosok wanita berpakaian putih tiba tiba muncul begitu saja dari puing
puing reruntuhan dan saat melintasi mereka tercium aroma mawar yang semerbak.
legenda lainnya
menyebutkan bahwa tentara merah yang terlibat dalam penghancuran Masjid Bibi
Heybat semuanya mati dalam keadaan menggenaskan. Ada yang mati karena
tenggelam, tertimpa batu besar bahkan ada yang mati kesetrum. yang namanya
legenda tetaplah legenda dan teramat sulit untuk dipisahkan dengan fakta. namun
yang benar benar terjadi adalah 63 tahun setelah dihancurkan masjid itu memang
berdiri kembali alias dibangun ulang dalam bentuk yang lebih baik di masa yang
lebih baik seperti yang di ucapkan sosok wanita berpakaian putih sebagaimana
disebutkan dalam legenda tadi. Dan Nyatanya bahwa masjid ini memang telah menjadi
salah satu ikon yang memiliki kesan teramat mendalam bagi warga setempat.[Dari berbagai sumber]***