Yaman adalah negara berbentuk
republik di ujung paling selatan jazirah Arabia yang kini (sampai tulisan ini diposting) sedang
dalam kondisi darurat perang. Sejarah Indonesia di masa lalu berkaitan erat
dengan Yaman, Yaman juga memiliki kaitan sejarah yang teramat kental dengan
sejarah Islam sejak awal dan
begitu banyak peristiwa sejarah Islam yang menghubungkan langsung Yaman dengan
baginda Rosulullah S.A.W. Dalam catatan sejarah serta catatan hadist,
Rosulullah mengutus beberapa orang sahabat untuk berdakwah ke Yaman termasuk
sepupu beliau sendiri yakni Ali Bin Abi Thalib. Para sahabat yang berdakwah di
Yaman kemudian juga membangun masjid sebagai pusat aktivitas dakwah Islam.
salah satu masjid yang dibangun pada masa itu adalah Masjid Agung Sana’a.
Masjid Agung Sana’a dan Mukjizat Rosulullah ?
Masjid Agung Sana’a diperkirakan
dibangun pada masa Ali Bin Abi Thalib berdakwah disana, mengingat hampir semua
perawi hadist meriwayatkan bahwa yang di utus Rosulullah berdakwah ke Sana’a
adalah Ali Bin Abi Thalib. Namun demikian, Masjid ini begitu populer di dunia
maya karena disebut sebut sebagai salah satu mukjizat Rosulullah dalam menuntun
pembangunnya untuk menentukan arah kiblat masjid tersebut dengan akurat
meskipun pada masa itu belum ada peralatan navigasi secanggih saat ini. Hampir
semua tulisan yang beredar saat ini di dunia maya tentang masjid ini merupakan
copy paste dari satu sumber yang sama yang berawal dari video di situs youtube yang
disebut sebagai hasil penelitian Syeikh Abdul Majid Al-Zandaney.
Pelataran tengah masjid Agung San'a. dengan bangunan tua di tengahnya sebagai tempat penuimpanan artefak kuno yang ditemukan di sekitar halaman ini. |
Disebutkan bahwa :
“Salah satu sahabat yang di utus ke
Sana’a Wabr ibn Yuhanas Al Khozaee yang diutus sebagai pelindung
(Sana’a). Kemudian Muhammad Saw memerintahkannya untuk membangun Masjid
untuk Sanaa dengan ketentuan dari Rasulullah saw sendiri. At-Tabrani di dalam Al-Mu’jam Al-Awsat
berkata: “Wabr ibn Yuhanas Al Khozaee berkata: “Rasulullah SAW berkata padaku:
” jika kamu mendirikan masjid di Sana’a, bangunkanlah di kanan sebuah gunung
bernama Deyn”.
Al-Hafez
Al-Rahzey dalam bukunya “History of Sana’a” mengatakan, Rasulullah saw
memerintahkan Wabr ibn Yuhanas Al-Ansarey ketika ia mengutusnya ke Sana’a untuk
menjadi pelindung dengan berkata, ”Panggillah mereka kepada Iman (kepercayaan /
untuk membuktikan kebenaran). Jika mereka mentaatimu tentang hal itu maka
aturlah mengenai solat. Jika mereka mentaatimu mengenai hal itu, bangunlah
masjid di taman Bathan, di mana di situ ditemukan sebuah batu di Gamdan dan
arahkan ke sebuah gunung bernama Deyn”. Dan Al-Rahzey berkata: ”Rasulullah saw
menulis kepada Wabr untuk membangun dinding masjid Bathan dan mengarahkannya ke
gunung Deyn”.
Dari penjelasan tersebut bila ditelusur
menggunakan aplikasi google earth memang menunjukkan bahwa masjid Agung Sana’a,
Gunung Deyn dan Ka’bah berada pada satu garis lurus. hal itu yang disebut oleh Syeikh
Abdul Majid Al-Zandaney dalam
video nya sebagai salah satu mukjizat Rosulullah. Karena pada masa itu belum
ada peralatan navigasi canggih seperti di masa kini. Sesuatu yang memang sangat
menarik untuk dibahas, bagaimana para sahabat yang membangun masjid di masa
tersebut menentukan arah kiblat dengan begitu akurat ?. Berikut ini saya gunakan
aplikasi google map untuk menandai garis yang dimaksud, ini adalah peta
interaktif sehingga anda dapat menggerakkannya.
Hanya saja manakala mulai menelusur
siapakah gerangan sahabat nabi yang bernama Wabr ibn Yuhanas Al Khozaee ?. nyaris tidak ada jawaban sama
sekali, searching di internet dengan nama itu hanya berputar putar di berbagai
situs dan blog dengan tulisan yang sama. Padahal seperti yang sudah diketahui
bersama bahwasanya semua ucapan dan tindakan rosulullah adalah teladan dan
terekam dalam catatan hadist, namun sulit sekali menemukan hadist tentang hal
yang disebutkan dalam petikan tulisan di atas. Situs situs resmi pemerintah
Yaman pun menyebut cerita bahwa masjid ini dibangun atas arahan langsung dari
Rosulullah sebagai legenda belaka karena tidak dapat diverifikasi
kebenaran-nya.
Lokasi Koordinat Masjid Agung Sana’a
Titik koordinat : 15.353140,
44.214976
Lokasi : Bab al Yaman
Masjid ini berada di kawasan kota
tua Sana’a diantara gedung gedung tua khas negara Yaman.
Masjid Agung Sana’a
Ada beberapa nama yang dinisbatkan
kepada masjid ini diantaranya adalah Jami' Kabeer atau Great Mosque of Sana’a atau Al-Jāmiʿ
al-Kabīr bi-Ṣanʿā, adalah
masjid tua di kota Sana'a, Republik Yaman. Lokasinya berada di di sebelah timur bekas Istana tua Ghumdan
Palace. Pertama kali dibangun
di masa Rosulullah masih hidup dan atas arahan langsung dari beliau. Di masa pemerintahan
khalifah Usman Bin Affan Masjid ini sempat dihancurkan karena dikhawatirkan
akan digunakan oleh para pemberontak.
Setelah itu masjid ini telah
mengalami beberapa kali renovasi selama beberapa abad yang telah berlalu.
Beberapa benda benda arkeologi yang ditemukan di masjid ini diantaranya adalah
‘manuskrip Sana’a” yang ditemukan ditempat ini selama proses restorasi di tahun1972,
beberapa diantaranya adalah naskah naskah awal mushaf Al-Qur’an, dan temuan
arkeologis lainnya yang berasal dari masa sebelum Islam.
Pertama kali dibangun sekitar tahun
ke 6 Hijriah (630M) atas arahan langsung dari Rosulullah Muhammad S.A.W
mengingat sudah banyaknya penduduk Yaman yang beriman, dan Sana’a sudah menjadi
pusat syiar Islam di Yaman paska Hijrah nabi ke Madinah. banyaknya temuan
arkeologis di sekitar masjid yang berasal dari sisa sisa bangunan sebelum Islam
memang mengindikasikan bahwa masjid ini dibangun dimasa rosulullah masih hidup.
Secara tradisi, cerita tutur masyarakat setempat menyebutkan bahwa di tempat
tersebut sebelumnya terdapat bangunan Istana Ghundam (dari era Himyarite) dan sebuah Katedral yang kemudian
dirobohkan dan bahan bahan dari kedua bangunan itu sebagian digunakan untuk
membangun masjid ini.
Pada masa pemerintahan Khalifah
Al-Walid I dari Bani Umayyah (705-7015) melakukan perluasan bangunan masjid
berkali lipat dari ukuran nya semula, dari bangunan hasil perluasan tersebut
ditemukan beberapa artefak yang ditengarai berasal dari fitur arsitektur masa
Byzantium di masa Kekaisaran Axumite (kini Ethiopia). Seperti contoh adalah
batu arcade dari bagian atap yang rata dari masjid dan batu batu penopang
lengkungan yang masih ada tulisan tulisan dari masa sebelum Islam. Beberapa
inskripsi juga ditemukan dipelataran tengah masjid ini berasal dari tahun 753
masehi, pada masa kekuasan Bani Abas.
Dua Menara kemudian dibangun, satu
Menara di sisi timur dibangun pada awal abad ke 9, kemudian Menara satu lagi di
sisi barat dibangun sekitar abad ke 12 masehi. Dua kali banjir yang menggenangi
masjid ini telah menimbulkan kerusakan yang cukup substansial terhadap masjid
ini yang kemudian di renovasi total. Namun demikian masjid ini kembali
mengalami rusak parah ketika terjadi serbuan dari Karmatis ke Sana’a tahun 911
masehi.
Restorasi kemudian dilakukan di
tahun 1130 oleh seorang ratu dari Era Isma’ili yang bernama Arwa binti Ahmad.
Beliau yang kemudian mengubah masjid ini lebih elegan termasuk menghadirkan
ukiran ukiran pada langit langit masjid sisi timur, barat dan utara. Beliau
memiliki hubungan yang erat dengan dinasti Fatimiah di Mesir, itu sebabnya
Menara masjid yang ada di sisi barat memiliki kemiripan dengan Menara masjid di
Kairo (Mesir) yang dibangun di era yang sama. Di awal abad ke 16 masjid ini
kembali di renovasi terhadap struktur persegi pada kubahnya dan pemasangan batu
paving blok di pekarangannya.
Masjid Agung San’a kembali di
restorasi tahun 2006 oleh pemerintah Yaman dibantu oleh para ahli
berpengalaman. Restorasi kali ini selain berupaya mengembalikan kondisi masjid
Agung Yaman ke kondisi aslinya namun juga bertujuan memberikan pendidikan
kepada para pekerja muda Yaman tentang konservasi. Para tenaga muda ini
diberikan pengetahuan dan pengalaman langsung dengan membantu para ahli dari
Italia dan kemudian diserahi tanggung jawab konservasi seiring dengan keahlian
mereka yang semakin meningkat.
Proses restorasi memang tidak mudah,
termasuk mengembalikan bentuk ukiran atau lukisan yang sebagian sudah rusak
atau hilang ke bentuknya semula. restorasi di masjid Agung Sana’a ini meliputi
total luasan yang harus disentuh mencapai 3000 meter persegi, mencakup plataran
tengah masjid dimana terdapat manuskrip Qur’an kuno ditambah dengan dua
bangunan Menara. belum lagi bagian interior masjid yang terdiri dari beberapa
gang; lima di utara, empat di selatan, tiga di timur dan tiga di barat,
sedangkan untuk langit langitnya saja mencapai 5200 bagian ukiran atau lukisan.
Proses restorasi memang berjalan
lamban dan butuh kesabaran ekstra, proses transfer keahlian dari para tenaga
ahli dari Italia yang mendukung restorasi masjid ini kemudian terasa begitu
bermanfaat ketika semua orang asing harus meninggalkan Yaman seiring konflik
yang terjadi disana di tahun 2011, termasuk seluruh staf ahli dari Italia yang
menjalankan proyek restorasi di masjid ini harus keluar dari Yaman dan
menyerahkan kelanjutan restorasi kepada pekerja muda Yaman.
Situs Warisan Dunia
Masjid Agung Sana’a merupakan salah
satu warisan dunia Unesco dan sudah disyagkan sejak tahun 1986 dalam daftar
bernomor 345 bersama dengan 103 masjid, 14 Hammam (pemandian umum khusus pria)
dan 6000 rumah tua yang ada di kota Sana’a yang dibangun pada abad ke 11
masehi. Unesco telah melakukan upaya pelestarian terhadap Masjid Agung Sana’a termasuk
perbaikan terhadap kondisi bangunan yang dilakukan sejak tahun 2003. ***
----------ZZZ----------