Tetangga yang tak akur |
Korea Utara adalah Negara yang
begitu tertutup dengan dunia luar sampai sampai begitu sulit mendapatkan
informasi tentang perkembangan di Negara tersebut apalagi menyangkut tentang
Islam. Haluan politik Korea Utara hingga
kini masih berhaluan komunis, menjadikan Negara tersebut sebagai salah satu
dari sedikit Negara komunis di dunia.
Ketertutupan Korea Utara Korea
Utara membuat dunia penasaran, ditambah lagi dengan fakta bahwa status
Negara tersebut dengan negara tetangga satu etnisnya, Korea Selatan, hingga
kini masih berstatus gencatan senjata yang ditandatangani tahun 1955, bukan
perdamaian. Dan anda pasti sangat mengerti bahwa gencatan senjata hanyalah
penghentian perang sementara yang semestinya dilanjutkan dengan pembicaraan
hingga kesepakatan damai. Wajar bila kemudian para pemimpin dunia memandang
semenanjung Korea senantiasa dengan hati berdebar. Karena dalam status gencatan
senjata, maka perang dapat meletus kapan saja.
Pemberitaan berbagai media
internasional tentang Korea Utara lebih di dominasi dengan kekhawatiran akan
perkembangan kekuatan bersenjata Negara tersebut, utamanya tentang pengembangan
senjata nuklir disana yang dalam perkembangan selanjutnya bahkan telah membuat
para petinggi Negara Amerika Serikat memperingatkan bahwa “Roket
Korut akan berdampak ke wilayah Indonesia”.
Nyatanya meski dunia
internasional begitu mengkhawatirkan perkembangan disana bahkan melakukan
pengucilan secara sistematik terhadap Korea Utara, justru perkembangan menarik
terjadi dalam kaitannya dengan Indonesia. Merasa Dikucilkan,
Korea Utara Pilih Indonesia. Sikap tersebut ditunjukkan dengan kunjungan
resmi ke Indonesia oleh Presiden Presidium Majelis Rakyat Tertinggi Republik
Demokratik Rakyat Korea (RDRK), Kim
Jong-Nam, mengadakan kunjungan kenegeraan ke Indonesia.
Selasa 15 Mei 2012, Kim
Jong-Nam selaku orang kedua terkuat di
Korea Utara setelah Kim Jong-un, Presiden muda Korea Utara saat ini, bertemu
dengan Presiden SBY di Istana Merdeka Jakarta. Dijadwalkan Kim Jong Nam juga
akan bertemu pimpinan DPR dan MPR RI serta para pengusaha Indonesia. Kim
Jong-Nam datang ke Indonesia atas undangan presiden SBY dalam kunjungan dari
tanggal 13 hingga 16 Mei 2012.
Agama Agama di Korea Utara
Di dunia maya, dapat dijumpai
satu blog bertajuk “Asosiasi Persahabatan
Korea di Indonesia” dengan semboyan “Langkah awal Menghubungkan Kembali 2
Poros yang berpisah”, sepertinya menjadi satu satunya sumber di dunia maya
tentang Korea Utara dalam bahasa Indonesia bercampur dengan bahasa Inggris, Meski
kami sama sekali tak menemukan informasi apapun tentang Islam di Negara
tersebut.
Pada topik “Religion” dalam
blog tersebut disebutkan bahwa “semua warga Negara menikmati kebebasan dan
memiliki hak untuk beragama. The Korean Federation of Buddhists, the Korean
Federation of Christians dan kelompok agama lain dengan bangga menjadi bagian
dari partai politik dan institusi publik.”
Disebutkan juga bahwa “selama
perang Korea, telah terjadi kehancuran luar biasa terhadap kuil, gereja dan
tempat tempat suci di Pyongyang dan bagian Negara lainnya. Namun setelah itu
telah dibangun kembali beberapa kuil seperti Kwangbop di Pyongyang, Pyohun di
Gunung Kumgang, Kuil Pohyon di Gunung Myohyang dan rehabilitasi kuil kuil Budha
lainnya serta pembangunan gereja.”
Di korea utara sebelum perang
korea pada tahun 1950 tercatat jumlah pemeluk agama budha mencapai 10.000.000
pemeluk dan untuk nasrani sebanyak 10.000 pemeluk, namun setelah perang korea
dan pemerintahan korea utara yang ber ideologi komunis menjadi penguasa
pemerintah mewajibkan untuk semua agama berada di bawah organisasi partai
pekerja korea, untuk sekarang pemeluk agama budha di korea sekitar 1.000.000
orang, dan pemeluk nasrani hanya berkisar ribuan orang.
Untuk agama lain seperti Islam di
korea utara, para pemeluknya hanya berasal dari para staff kedutaan maupun para
pekerja organisasi internasional. Rata rata penduduk di Korea utara adalah
atheis jadi pemeluk agama agama seperti nasrani maupun islam adalah para staff
maupun pekerja organisasi dari luar negri. Semuanya bersatu di bawah federasi
agama Korea.
Di jejaring sosial facebook dapat
dijumpai sebuah akun bertajuk “Islam In North Korea”
namun kami tak menemukan informasi apapun terkait muslim disana. Akun tersebut
lebih berfokus pada penyampaian informasi tentang agama Islam, tanpa memberikan
informasi tentang hal sebagaimana judulnya.
Islam di Korea Utara
Seperti disebutkan di awal
tulisan, sangat sulit untuk mendapatkan informasi tentang Islam di Korea Utara
di dunia maya. Satu satunya sumber yang cukup valid mengenai keberadaan muslim
di Korea Utara muncul dalam laporan PEW
Research center yang menyebutkan dalam daftarnya bahwa di Korea Utara
terdapat komunitas muslim sejumlah 2000 jiwa atau kurang dari 0.1% dari total
jumlah penduduknya, yang didasarkan pada data tahun 2005. Meski demikian, tak
informasi lainnya dari laporan tersebut terkait bagaimana kehidupan muslim
disana, sejarah masuknya Islam disana, sebaran komunitasnya dan lain sebagainya.
Masjid di Korea Utara
Pyongyang Mosqu. Inilah foto yang disebut sebagai satu satunya masjid di korea Utara. lokasinya berada di dalam komplek Kedutaan Besar Iran di kota Pyongyang bertetangga dengan Kedubes Rumania. |
Beberapa laporan di media massa
menyebutkan tentang keberadaan masjid pertama di Korea utara, salah satunya
laporan dari nknews.org
yang menyebutkan tentang keberadaan masjid yang dibangun di dalam komplek
kedutaan besar Iran di Pyongyang. Sejauh ini, Masjid tersebut merupakan satu
satunya masjid yang ada di ibukota Negara dan seluruh Korea Utara.
Tak ada penjelasan lanjutan dari
situs tersebut, menyangkut aktivitas di masjid satu satunya itu, apalagi ulasan
mendetil. Hanya disebutkan bahwa lokasi masjid tersebut berada di dalam komplek
kedubes Iran yang berdekatan dengan Kedubes Romania di kota Pyongyang. Dan bangunan
masjid ini menjadi tempat ibadah ke lima yang ada di kota Pyongyang.***
-------------