Halaman

Selasa, 09 Juli 2013

Islam di Paraguay (Bagian 2)

Proyek pembangunan masjid baru yang lebih besar dengan fasilitas yang lebih lengkap di kawasan Ciudad Del Este, kota Assuncion, Ibukota Paraguay.

“Sebuah fakta menarik terungkap saat kunjungan kerja Gubernur Aceh ke Paraguay, di Paraguay  terdapat komunitas suku asli setempat yang bernama Suku Ache dan mereka mengaku berasal dari Provinsi Aceh, Indonesia.”

Suku Aceh di Paraguay

Sebuah fakta mengejutkan terungkap dalam kunjungan Gubernur Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Irwandi Yusuf ke Paraguay, beliau dipertemukan dengan suku Ache, salah satu suku asli Paraguay yang mengaku sebagai keturunan Aceh, Sumatera, Indonesia. Meski masih dibutuhkan penelusuran lebih jauh bagaimana dan bilamana mereka tiba ke Paraguay. Juru bicara suku Ache di Paraguay Maria Luisa Duarte, mengakui suku Ache di Paraguay berasal dari Aceh, Sumatera – Indonesia.

Hal tersebut batu diketahui oleh Pak Gubernur beberapa saat sebelum keberangkatan beliau ke Paraguay dalam sebuah kunjungan kerja. Pertemuan dengan pimpinan suku Ache di Paraguay tersebut dilaksanakan di kantor Kementrian Luar Negeri Paraguay pada tanggal 19 Juli 2011 yang lalu. Menurut Dr. Augusto Fagel Pedrozo, ahli antropologi budaya yang juga Presiden Del Indi, pertemuan tersebut telah lama diimpika-nnya saat bersama rekan lainnya melakukan penelitian mendalam tentang keberadaan suku Ache di Paraguay.

Dr. Augusto Fagel Pedrozo juga yang merancang pertemuan tersebut ketika mengetahui rencana kunjungan Gubernur NAD ke Paraguay. Langkah awal yang ditempuh menyampaikan niat itu kepada pihak Kementerian Luar Negeri Paraguay. Kemudian rencana itu disampaikan kepada Kepala Perwakilan Pemerintahan RI di Argentina. Sampai ahirnya digelarlah Pagelaran Seni Budaya Aceh di Asuncion. Dalam pertemuan mengharukan tersebut Gubernur NAD, Irwandi Yusuf menyerahkan cenderamata berupa rencong kepada pimpinan suku Aceh di Paraguay yang diterima Maria Luisa Duarte. Sedangkan pimpinan suku Aceh menyerahkan cenderamata pada Gubernur NAD hasil kerajinan mereka berupa ikan yang terukir dari kayu.

Beberapa tokoh masyarakat yang hadir dalam upacara peletakan batu pertama pembangunan Masjid baru di Ciudad Del Este - Paraguay

Hadir dalam pertemuan tersebut pimpinan suku Aceh di Paraguay antara lain, Maria Luisa Duarte dan Alba Portillo Maximo dari Propinsi Central, Margarita Mbywangi, Antonio Pepagi dan Roberto Achepurangi dari Provinsi Canindeyu dan Ramona Takuarangi dari Provinsi Caazapa. Merujuk kepada penjelasan Aidi Kamal (Staf Biro Keistimewaan Aceh Setda NAD), suku Aceh di Paraguay sekarang berjumlah 1.300 orang yang tersebar di tiga provinsi di Paraguay, yaitu Provinsi Central, Provinsi Canindeyu dan Provinsi Caazapa. Sebagian besar berprofesi sebagai pedagang dan petani.***

Perkembangan Islam di Paraguay

Islam di Paraguay dan negara negara Amerika Latinnya menemukan tempat yang nyaman untuk tumbuh dan berkembang. Haluan politik beberapa negara Amerika Latin yang tidak sejalan dengan Amerika memicu kecurigaan dan berbagai tuduhan mengalir deras ke berbagai institusi di negara negara tersebut termasuk muslim di Paraguay. Jurnalis Amerika dengan lantang menyebut Amerika Latin sebagai Hot Bed bagi ektrimis dan teroris. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa imigran muslim dari berbagai negara arab terkonsentrasi di Wilayah Triple Frontier Brazil, Paraguay dan Argentina yang disebut sebut oleh media Amerika sebagai sarang pembinaan para ekstrimis Islam.

Tuduhan seperti itu tidak hanya datang dari A.S. tapi juga dari sekutu dekatnya, Israel, yang jaraknya terpisah ribuan mil dari Paraguay. Organisasi Yahudi dunia sempat geram dan meminta pemerintah Paraguay untuk menutup Masjid Nabi Muhammad di kota AsunciĆ³n sebagai respon dari aktivitas jemaah masjid ini yang mendukung penuh perjuangan rakyat Palestina. Namun permintaan tersebut diabaikan oleh pemerintah Paraguay. Organisasi Yahudi juga melobi pemerintah setempat untuk tidak mengizinkan pembangunan Masjid baru bagi muslim Asuncion. Namun, alih alih memenuhi permintaan tersebut pemerintah Paraguay malah mengikuti langkah negara negara Amerika Latin lainnya mengakui secara resmi Negara Palestina.

MEGAH. Bangunan masjid baru di Ciudad Del Este ini memang dibangun cukup megah dengan kubah tunggal yang begitu besar, menampilkan pemandangan tak biasa bagi ibukota Paraguay.

Pembangunan Masjid baru di kawasan Ciudad del Este, pusat kota Asuncion terus berjalan dan dengan restu dari pemerintah Paraguay. Peletakan batu pertamanya telah dilaksanakan pada bulan April tahun 2012 yang lalu dan diperkirakan akan selesai dua tahun ke depan. Proyek pembangunan masjid baru ini direncanakan sebagai masjid berlantai empat lengkap dengan ruang basement dan lantai mezanin untuk jemaah wanita. Nantinya setelah selesai masjid seluas 3500 meter persegi ini akan mampu menampung sekitar 5000 jemaah sekaligus. Dan nantinya masjid ini sekaligus menjadi tempat bertemunya dua aliran Islam yang ada di Paraguay baik Suni maupun Shiah yang selama ini memiliki dan mengelola masjid mereka masing masing.

Perkembangan Islam di Paraguay memang turut di tunjang dengan kehadiran beberapa tokoh muslim maupun non muslim imigran dan keturunan Arab yang masuk ke dalam jajaran pemerintahan negara tersebut, ditambah dengan dorongan untuk menjalin kerja sama lebih erat dengan negara negara kaya di jazirah Arab dan negara Islam lainnya turut memacu perkembangan Islam di negara ini. Menjadi sangat wajar bila kemudian komunitas muslim disana memutuskan untuk membangun masjid yang lebih besar guna mewadahi seluruh aktivitas mereka yang terus berkembang dari waktu ke waktu.***

Baca Juga Artikel Islam dan Masjid di Negara Berdekatan



1 komentar:

  1. terima kasih pak kerana adanya blog bapak nie memberikan saya informasi berguna mengenai saudara seagama kita di negara amerika selatan. Terima kasih pak!!

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA