Halaman

Selasa, 09 Juli 2013

Islam di Paraguay (Bagian 1)

Lokasi Paraguay di Amerika Latin

“Sebuah fakta menarik terungkap saat kunjungan kerja Gubernur Aceh ke Paraguay, di Paraguay  terdapat komunitas suku asli setempat yang bernama Suku Ache dan mereka mengaku berasal dari Provinsi Aceh, Indonesia.”

Paraguay adalah salah satu negara Republik di Amerika Selatan yang terkurung daratan terkucil dari laut. Wilayah paraguay membentang di dua sisi Sungai Paraguay, yang sekaligus menjadi batas alami bagi Paraguay dengan Argentina dan Brazil. Paraguay berbatasan dengan Argentina di sebelah selatan dan barat daya, Brasil di timur laut dan timur, serta Bolivia di barat daya. Negara ini kadang disebut juga dengan julukan Corazón de América atau Jantung Amerika.

Secara etimologi, nama negara ini bermakna "air yang mengalir ke samudra", berasal dari bahasa Guaraní yang merupakan bahasa penduduk setempat : PARA berarti "samudera", GUA berarti "ke atau dari", dan Y berarti “AIR", "sungai", atau "danau"). Belum ada kesimpulan akhir tentang nama asli dari "Paraguay". Meski begitu ada bermacam-macam perkiraan lain, diantara-nya adalah Fray Antonio Ruiz de Montoya yang mengatakan bahwa Paraguay berarti "sungai yang ramai" sedangkan seorang mantan Militer dan ilmuwan Spanyol, Félix de Azara mengatakan bahwa Paraguay berarti "air dari Payaguas (Payaguá-dan Payagua-i), merujuk kepada keanegaraman hayati di sepanjang pesisir sungai Paraguay.

Paraguay ber-ibukota di Asunción yang juga merupakan kota terbesar di Negara itu. Mayoritas penduduk negaranya ber-etnis Mestizoa yang mencapai 95% dari total populasinya, serta suku suku lainnya yang hanya 5%. Bahasa resminya adalah bahasa Spanyol dan Bahasa Guarani yang merupakan Bahasa Asli penduduk setempat. Bahasa Spanyol menjadi salah satu bahasa resmi karena memang Paraguay merupakan bekas jajahan Spanyol.

Mezquita Del La Profeta Muhammed atau Masjid Nabi Muhammad di kawasan Ciudad del Este di kota Asuncion, satu dari dua masjid di ibukota Paraguay.

Islam di Paraguay

Merujuk kepada artikel Islam in Paraguay di Wikipedia, diperkirakan ada 507 orang muslim disana atau hanya sekitar 0.008% dari total penduduknya. Sebagian besar dari muslim disana merupakan keturunan dari para imigran muslim dari Suriah, Lebanon dan Palestina yang terkonsentrasi di kota Asuncion dan sekitarnya. Organisasi Islam paling berpengaruh di Paraguay adalah Centro Benéfico Cultural Islámico Asunción, yang dipimpin oleh Faozi Mohamed Omairi. Data tersebut sangat berbeda dengan data di islamicpopulation.com yang menyebutkan bahwa muslim di Paraguay mencapai 2750 jiwa pada tahun 2000.

Islam telah mencapai Amerika Latin dibawa oleh para imigran dari Andalusia (kini Spanyol) jauh sebelum Cristhoper Colombus tiba disana. Kehadiran imigran dari wilayah Islam Andalusia di Amerika Latin termasuk Paraguay ini memberikan pengaruh yang begitu kuat bagi tersebarnya budaya Arab dan Andalusia di benua baru tersebut. Imigran Andalusia dari provinsi Seville dan Huelva antara tahun 1493-1508 memberikan kontribusi hingga 78% dari total imigran dan 37% antara tahun 1508-1519. Ada dua gelombang masuknya imigran Andalusia ke Paraguay yang dimulai tahun 1872 dan gelombang kedua dimulai tahun 1960 dan lebih intensif setelah 1980.

Gelombang pertama imigran Arab masuk ke Paraguay mulai pada tahun 1872, mereka merupakan warganegara Emperium Usmaniah Turki, itu sebabnya mereka seringkali disebut sebagai orang Turki. Kebanyakan dari mereka berasal dari wilayah yang kini menjadi Negara Suriah dan Lebanon. Kebanyakan dari mereka merupakan laki laki muda di usia 16 -18 tahun beragama Kristen Ortodok dan Maronit serta sebagian kecil beragama Islam Shiah dan Alawi.

Mezquita Del La Profeta Muhammed atau Masjid Nabi Muhammad di kawasan Ciudad del Este kota Assuncion, di lihat dari salah satu bar yang berdiri tak jauh dari masjid ini.

Gelombang kedua imigran Arab yang masuk ke Paraguay dimulai tahun 1960-an, sebagian besar dari imigran ini tinggal di kawasan Alto Paraná, terutama di Ciudad del Este. Di kawasan tersebut terdapat sekitar 15,000 warga arab Lebanon dan sebagian kecil dari Suriah, Mesir dan Palestina, yang hijrah kesana sebagai akibat pecahnya perang di Negara asal mereka.

Imigran gelombang kedua ini menetap di kawasan yang seringkali disebut sebagai Triple Frontier, yang terdiri dari Paraguay, Brazil dan Argentina. Karena memang kawasan tempat mereka menetap berada di sekitar perbatasan tiga Negara tersebut. Arab Paraguay yang menetap di Ciudad del Este  memiliki keterikatan dengan Arab dan muslim yang tinggal di Foz do Iguaçu, kota wisata air terjun di Brazil.

Organisasi Islam di Paraguay

Komunitas arab di Paraguay mendirikan organisasi pertama mereka pada tanggal 13 Oktober 1919 dengan nama Syria Union, sebuah lembaga amal dan bantuan bagi imigran Suriah dan Lebanon di Paraguay. Tahun 1942 organisasi amal ini berubah menjadi Lebanese and Syrian Club, bermarkas di kota Asuncion. Beberapa organisasi juga didirikan oleh komunitas Arab di Paraguay termasuk Central Committee Arab pro-Palestinian aid.

fasad depan Mezquita Del La Profeta Muhammed, Ciudad del Este

Imigran arab ini juga mendirikan berbagai organisasi ke agamaan di Paraguay. Tahun 1991 mereka mendirikan Islamic Center dengan komunitas muslim sekitar 100 jiwa. Setelah sebelumnya mendirikan Islamic Cultural Center Benefit di tahun 1990, dengan kantor pusat di Asunción dan Encarnación. Organisasi ini bekerjasama dengan Masjid Khalid bin Al Walid, yang dibangun dengan dana dari Muslim World League / Rabithah Alam Islami yang berkantor pusat di Saudi Arabia.

Muslim Shiah di Paraguay juga mendirikan organisasi Islam di kawasan Upper (Alto) Paraná tahun 1988. Sebuah organisasi dengan nama Arab-Islamic Center Paraguayan didirikan oleh seorang pebisnis Lebanon Hussein Taijen dengan tujuan untuk menyatukan muslim yang ada di Alto Parana.

Masjid terbesar di Paraguay dibangun di kawasan pusat kota Asunción dengan nama The Mosque of the Prophet Muhammad, atau Masjid Nabi Muhammad ditahun 1994. Bersamaan dengan terbentuk secara resminya organisasi Benevolent Association of Alto Paraná, yang dikelola oleh muslim Lebanon. Masjid dan organisasi tersebut sudah mendapatkan pengesahan dari Kementrian Pendidikan dan Budaya Paraguay serta berbagai lembaga pendidikan di Paraguay.

Berdirinya berbagai lembaga Islam di Paraguay secara langsung berdampak kepada perkembangan Islam di Paraguay. Islam mulai dipeluk oleh penduduk pribumi setempat, termasuk didalamnya melalui pernikahan wanita setempat dengan pria muslim Imigran Arab yang ada disana.

Dan sudah barang tentu dengan kehadiran berbagai komunitas muslim maupun komunitas Arab di Paraguay menjadi titik tolak kedekatan dengan dunia Arab. Dan menjadi tidak aneh ketika pemerintah Paraguay bergabung dengan beberapa negara Amerika Latin lainnya yang dengan tegas mengakui eksistensi Negara Palestina.***

Bersambung ke Bagian 2

Baca Juga Artikel Islam dan Masjid di Negara Berdekatan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA