Lokasi Paraguay di Amerika Latin |
“Sebuah fakta menarik
terungkap saat kunjungan kerja Gubernur Aceh ke Paraguay, di Paraguay terdapat komunitas suku asli setempat yang
bernama Suku Ache dan mereka mengaku berasal dari Provinsi Aceh, Indonesia.”
Paraguay adalah salah satu negara
Republik di Amerika Selatan yang terkurung daratan terkucil dari laut. Wilayah paraguay membentang di
dua sisi Sungai Paraguay, yang sekaligus menjadi batas alami bagi Paraguay
dengan Argentina dan Brazil. Paraguay berbatasan dengan Argentina di sebelah
selatan dan barat daya, Brasil di timur laut dan timur, serta Bolivia di barat
daya. Negara ini kadang disebut juga
dengan julukan Corazón de América atau Jantung Amerika.
Secara etimologi, nama negara ini bermakna "air yang mengalir
ke samudra", berasal dari bahasa
Guaraní yang merupakan bahasa
penduduk setempat : PARA
berarti "samudera",
GUA berarti "ke atau dari", dan Y berarti “AIR",
"sungai", atau "danau"). Belum ada kesimpulan akhir tentang
nama asli dari "Paraguay". Meski begitu ada bermacam-macam perkiraan lain, diantara-nya adalah Fray
Antonio Ruiz de Montoya yang mengatakan
bahwa Paraguay berarti
"sungai yang ramai" sedangkan
seorang mantan Militer dan ilmuwan Spanyol, Félix de Azara mengatakan bahwa Paraguay berarti "air
dari Payaguas (Payaguá-dan Payagua-i)”, merujuk kepada keanegaraman
hayati di sepanjang pesisir
sungai Paraguay.
Paraguay ber-ibukota di Asunción yang juga merupakan
kota terbesar di Negara itu. Mayoritas penduduk negaranya ber-etnis Mestizoa yang mencapai 95% dari total populasinya, serta suku suku lainnya yang hanya 5%.
Bahasa resminya adalah bahasa Spanyol dan Bahasa Guarani yang merupakan Bahasa
Asli penduduk setempat. Bahasa Spanyol menjadi salah satu bahasa resmi karena
memang Paraguay merupakan bekas jajahan Spanyol.
Mezquita Del La Profeta Muhammed atau Masjid Nabi Muhammad di kawasan Ciudad del Este di kota Asuncion, satu dari dua masjid di ibukota Paraguay. |
Islam di Paraguay
Merujuk kepada artikel Islam in
Paraguay di Wikipedia, diperkirakan
ada 507 orang muslim disana atau hanya sekitar 0.008% dari total penduduknya.
Sebagian besar dari muslim disana merupakan keturunan dari para imigran muslim
dari Suriah, Lebanon dan Palestina yang terkonsentrasi di kota Asuncion dan
sekitarnya. Organisasi Islam paling berpengaruh di Paraguay adalah Centro Benéfico Cultural Islámico Asunción,
yang dipimpin oleh Faozi Mohamed Omairi.
Data tersebut sangat berbeda dengan data di islamicpopulation.com
yang menyebutkan bahwa muslim di Paraguay mencapai 2750 jiwa pada tahun 2000.
Islam telah mencapai Amerika Latin
dibawa oleh para imigran dari Andalusia (kini Spanyol) jauh sebelum Cristhoper Colombus tiba disana. Kehadiran
imigran dari wilayah Islam Andalusia di Amerika Latin termasuk Paraguay ini
memberikan pengaruh yang begitu kuat bagi tersebarnya budaya Arab dan Andalusia
di benua baru tersebut. Imigran Andalusia dari provinsi Seville dan Huelva
antara tahun 1493-1508 memberikan kontribusi hingga 78% dari total imigran dan
37% antara tahun 1508-1519. Ada dua gelombang masuknya imigran Andalusia ke Paraguay yang dimulai tahun
1872 dan gelombang kedua dimulai tahun 1960 dan lebih intensif setelah 1980.
Gelombang pertama imigran
Arab masuk ke Paraguay mulai pada tahun 1872, mereka merupakan warganegara
Emperium Usmaniah Turki, itu sebabnya mereka seringkali disebut sebagai orang
Turki. Kebanyakan dari mereka
berasal dari wilayah yang kini menjadi Negara Suriah dan Lebanon. Kebanyakan
dari mereka merupakan laki laki muda di usia 16 -18 tahun
beragama Kristen Ortodok dan Maronit serta sebagian kecil beragama Islam Shiah
dan Alawi.
Mezquita Del La Profeta Muhammed atau Masjid Nabi Muhammad di kawasan Ciudad del Este kota Assuncion, di lihat dari salah satu bar yang berdiri tak jauh dari masjid ini. |
Gelombang kedua imigran
Arab yang masuk ke Paraguay dimulai tahun 1960-an, sebagian besar dari imigran
ini tinggal di kawasan Alto Paraná, terutama di Ciudad del Este. Di kawasan
tersebut terdapat sekitar 15,000 warga arab Lebanon dan sebagian kecil
dari Suriah, Mesir dan Palestina, yang hijrah kesana sebagai akibat pecahnya
perang di Negara asal mereka.
Imigran gelombang kedua ini
menetap di kawasan yang seringkali disebut sebagai Triple Frontier, yang
terdiri dari Paraguay, Brazil dan Argentina. Karena memang kawasan tempat
mereka menetap berada di sekitar perbatasan tiga Negara tersebut. Arab Paraguay
yang menetap di Ciudad del Este memiliki
keterikatan dengan Arab dan muslim yang tinggal di Foz do Iguaçu, kota wisata
air terjun di Brazil.
Organisasi
Islam di Paraguay
Komunitas arab di Paraguay mendirikan organisasi pertama mereka pada
tanggal 13 Oktober 1919 dengan nama Syria
Union, sebuah lembaga amal dan bantuan bagi imigran Suriah dan Lebanon di
Paraguay. Tahun 1942 organisasi amal ini berubah menjadi Lebanese and Syrian Club, bermarkas di kota Asuncion. Beberapa organisasi juga didirikan oleh
komunitas Arab di Paraguay termasuk Central
Committee Arab pro-Palestinian aid.
fasad depan Mezquita Del La Profeta Muhammed, Ciudad del Este |
Imigran arab ini juga mendirikan berbagai organisasi ke agamaan di
Paraguay. Tahun 1991 mereka mendirikan Islamic Center dengan komunitas muslim sekitar 100 jiwa. Setelah
sebelumnya mendirikan Islamic
Cultural Center Benefit di tahun
1990, dengan kantor pusat di Asunción
dan Encarnación. Organisasi ini bekerjasama dengan Masjid Khalid bin Al Walid, yang
dibangun dengan dana dari Muslim
World League / Rabithah Alam Islami yang berkantor pusat di Saudi Arabia.
Muslim Shiah di Paraguay juga mendirikan organisasi Islam di kawasan Upper
(Alto) Paraná tahun 1988.
Sebuah organisasi dengan nama Arab-Islamic Center Paraguayan didirikan oleh seorang pebisnis Lebanon Hussein Taijen dengan tujuan untuk menyatukan muslim yang ada di
Alto Parana.
Masjid terbesar di Paraguay dibangun di kawasan pusat kota Asunción dengan nama The Mosque of the Prophet Muhammad, atau Masjid
Nabi Muhammad ditahun 1994. Bersamaan dengan terbentuk secara resminya
organisasi Benevolent Association
of Alto Paraná, yang dikelola
oleh muslim Lebanon. Masjid dan organisasi tersebut sudah mendapatkan
pengesahan dari Kementrian Pendidikan dan Budaya Paraguay serta berbagai
lembaga pendidikan di Paraguay.
Berdirinya berbagai lembaga Islam di Paraguay secara langsung berdampak
kepada perkembangan Islam di Paraguay. Islam mulai dipeluk oleh penduduk
pribumi setempat, termasuk didalamnya melalui pernikahan wanita setempat dengan
pria muslim Imigran Arab yang ada disana.
Dan sudah barang tentu dengan kehadiran berbagai komunitas muslim maupun
komunitas Arab di Paraguay menjadi titik tolak kedekatan dengan dunia Arab. Dan
menjadi tidak aneh ketika pemerintah Paraguay bergabung dengan beberapa negara
Amerika Latin lainnya yang dengan tegas mengakui eksistensi Negara Palestina.***
Bersambung ke
Bagian 2
Baca Juga Artikel Islam dan Masjid di Negara Berdekatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA