Bolivia adalah salah satu negara di Amerika Selatan,
yang memperoleh namanya dari nama pahlawan besar Amerika Latin asal Venezuela, Simon Bolivar. Wilayah
Negara Bolivia terkunci ditengah benua amerika bagian selatan, tanpa ada akses
menuju ke laut. Di sebelah utara hingga ke timur berbatasan dengan Brazil, di
selatannya berbatasan dengan Paraguay dan Argentina sedangkan disebelah selatan
berbatasan dengan Peru dan Chile. Pemerintahan bolivia berbentuk "Social Unitarian
State", membuat politik negara ini berseberangan dengan haluan politik Amerika
Serikat dan lebih dekat dengan negara negara yang tidak sefaham dengan negara
adi daya tersebut.
Bolivia beribukota di La Paz, kota yang terkenal
sebagai Ibukota negara tertinggi di dunia, disebut demikian karena kota La Paz
merupakan Ibukota Negara yang berada di elevasi mencapai 3000 hingga 4100 meter
dari permukaan laut, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Gunung Semeru (3.676
mdpl) yang merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa. La Paz dalam Bahasa
Spanyol berarti "damai". Kota ini terletak di Pegunungan Andez dan
dikelilingi beberapa gunung seperti Illimani, Huayna Potosi, Mururata, &
Illampu. Karena lokasinya itu, La Paz pernah dilarang oleh FIFA untuk
menyelenggarakan pertandingan sepakbola internasional terkait dengan tipisnya
lapisan udara disana akan sangat mempengaruhi kesehatan bahkan keselamatan para
pemain dari negara yang berada di dataran rendah.
Bolivia berpenduduk 10,461,053 jiwa dengan luas wilayah negaranya 1,098,581 m2. Grup etnis di
negara ini terdiri dari Quechua 30%, mestizo (campuran kulit putih dan keturunan Amerindian) 30%, Aymara 25%, kulit putih 15%. Mayoritas penduduknya beragama katholik (95%),
disusul oleh Protestant (Evangelical Methodist). Dan data statistik yang menunjukkan bahwa Islam di
Bolivia diperkirakan ada sekitar 2000 jiwa atau setara dengan sekitar 1% dari
total penduduk mereka.
Islam masuk ke Bolivia dibawa oleh imigran muslim
yang masuk kesana dari berbagai negara Islam termasuk di dalamnya muslim dari
Palestina, Iran, Suriah dan Lebanon. Imigran Palestina yang datang kesana di
era tahun 1970-an yang kemudian mendirikan organisasi Islam pertama di Bolivia,
Centro Islamico Boliviano di Santa Cruz yang berdiri tahun 1986 oleh Mahmud Amer Abusharar yang
sudah memulai dakwahnya sejak pertama kali tiba disana tahun 1974.
Haluan politik Bolivia yang anti Amerika dengan
sendirinya menggiring negara ini untuk menjalin kerja sama yang erat dengan
negara negara dengan haluan serupa termasuk dengan Republik Islam iran yang
secara berkelanjutan menawarkan berbagai program pengembangan ekonomi hingga
kerjasama militer diantara kedua negara. Kedutaan Besar Iran di La Paz menjadi
motor penggerak dakwah Islam di Bolivia terutama dakwah Islam Shiah.
Pemerintah Bolivia memang menunjukkan sikap yang
baik terhadap dunia Islam terbukti dengan dukungan yang kuat bagi kemerdekaan
Palestina dari penjajahan Israel. Tercermin dengan sikap pemerintahan presiden
Evo Morales yang mengusir duta besar Israel pada bulan Maret 2009, sebagai
reaksi terhadap tindakan Israel di wilayah Palestina. Para pengamat politik
melihat tindakan tersebut bukanlah atas pengaruh komunitas muslim Bolivia namun
lebih karena kedekatan politik Bolivia dengan Iran dan Saudi Arabia. Sikap tersebut
kemudian merembet kepada berbagai tuduhan yang di arahkan kepada para tokoh
muslim Bolivia oleh berbagai pihak di Amerika, termasuk tuduhan tindak
terorisme.
Berapa Besar Komunitas Muslim di Bolivia ?
Berapa banyak jumlah muslim di Bolivia memang tak
ada data pasti, Institut Statistik Nasional Bolivia (INE) sendiri tidak
memiliki data tersebut. Namun pada 24 Februari 2008 lalu harian El-Nueva Dia di
Santa Cruz memperkirakan jumlah muslim di Bolivia ada sekitar 1000 jiwa,
sebagian besar tinggal di kota La Paz dan Santa Cruz. Data dari INE tahun 2001
menunjukan bahwa dari sekitar 8 juta atau setengah dari penduduk Bolivia
merupakan etnis asli kelompok Amerindian, dua kelompok terbesarnya adalah
Indian dari suku Aymara
dan Quechua. Dari berbagai sumber
yang ada, tidak ada satu kelompok etnis pun yang menjadi target utama
Islamisasi di Bolivia oleh organisasi Islam manapun.
Di bulan Oktober 2005 majalah Saudi Arabia,
Al-Mujtamma menghimbau komunitas muslim Bolivia untuk menggalang kerjasama
solidaritas dengan kalangan media, tokoh politik, organisasi perdagangan serta
lembaga Hak Asasi serta organisasi buruh dalam upaya mengatasi upaya
Islamphobia yang ditebarkan oleh musuh musuh Islam disana. Majalah tersebut
juga menghimbau kepada kementrian agama Kuwait, Saudi Arabia, Mesir dan
Universitas Al-Azhar di Kairo untuk mengirimkan guru agama dan para Da’i ke
Bolivia.
Masjid Masjid di Bolivia
Meskipun komunitas muslim di Bolivia hanya sekitar 1000 hingga 2000 jiwa
namun perkembangan dakwah Islam di negara ini cukup mengagumkan. Ketertarikan penduduk
setempat kepada ajaran Islam membuka peluang dakwah selebar lebarnya di negara
tersebut. Ada beberapa masjid di Bolivia meski tidak semuanya berbentuk
bangunan masjid sebenarnya. Beberapa merupakan ruang di gedung gedung apartemen
atau berupa bangunan biasa, semua masjid tersebut di kelola oleh berbagai
organisasi Islam Bolivia.
Masjid Islamic Center Bolivia di Santa Cruz merupakan
masjid pertama di Bolivia dibangun tahun 1992 oleh Centro Islamico Boliviano
(CIB). Pembangunan masjid ini bermula dari kedatangan Mahmud Amer Abusharar dari Palestina tahun 1974. Beliau
yang kemudian mendirikan organisasi Islam pertama sekaligus Masjid pertama di
Bolivia di kota Santa Cruz yang merupakan ibukota komersil bagi Bolivia. Sampai
hari ini Masjid di kota Santa Cruz ini menjadi satu satunya masjid dalam bentuk
sebenarnya seperti yang biasa kita kenal. Sebuah bangunan masjid dengan kubah
besar dan menara tinggi.
Di komplek masjid ini juga dibangun beberapa
bangunan penunjang lainnya termasuk ruang kelas untuk pelajaran akidah Islam
dan Bahasa Arab secara gratis bagi muslim maupun non muslim yang berminat. Kehadiran
masjid ini memang terlihat aneh di tengah kota di negara berpenduduk mayoritas
Katholik Roma, ditambah lagi masjid ini bebas menyuarakan azan dengan pengeras
suara dari puncak menaranya dan hingga terdengar oleh seantero kota.
Masjid As-Salam dan Masjidum Jbelnnur di La Paz
Masjid As-Salam ini menurut laporan islamicbulletin.org
merupakan gedung yang dibeli oleh seorang pemuda muslim Inggris bernama
Muhammad Kamal Uddin untuk dijadikan masjid. Disebutkan bahwa pemuda muslim
Inggris ini suatu hari tiba di La Paz dan mengetahui saudara saudara disana
sangat membutuhkan masjid, segera setelah dia kembali ke Inggris dia menggalang
dana untuk keperluan tersebut. Dan segera setelah dia kembali ke La Paz proses
pembelian gedung tersebut dilaksanakan.
Plakat penghormatan untuk (Alm) Muhammad Kamal Uddin yang telah menyumbangkan dana bagi pembelian gedung masjid ini. |
Bangunan Masjid ini merupakan gedung tiga lantai termasuk di dalamnya ruang
sholat yang cukup besar untuk jemaah pria dan wanita, ruang dapur, ruang kelas
untuk anak anak, serta tempat tinggal untuk imam. Tujuh hari setelah membeli
masjid itu, Saudara kita, muslim dari Inggris tersebut meninggal dunia,
meninggalkan warisan dan kenangan yang begitu indah bagi muslim kota La Paz. Sebuah
plakat kecil digantung diatas pintu masuk utama masjid As-Salam untuk mengingat
mendiang pemuda muslim Inggris tersebut.
Masjid kedua di kota La Paz adalah Masjidum Jbelannur merupakan masjid kecil
yang hanya berupa sebuah ruang mushola kecil, dikelola di kota La Paz yang
dikelola oleh Asociacion de la Comunidad Islamica de Bolivia – ACIB. Selain itu
masih ada ruang ruang masjid lainnya di beberapa kota di Bolvia termasuk Islamic Center Sucre yang dikelola oleh Asociacion Cultural Boliviana Musulmana (ACBM). Masing masing
organisasi Islam ini akan di ulas dalam posting berikutnya.
Baca Juga Masjid dan Islam di Negara Berdekatan
izin kopas y gan :)
BalasHapusklinikbaca.wordpress.com