MASJID KAYU Telok Manok di provinsi Narathiwat, Thailand. Masih kokoh berdiri hingga kini meski sudah berusia ratusan tahun. |
Di provinsi Narathiiwat, salah satu
dari empat provinsi di wilayah selatan Thailand berdiri sebuah masjid kayu yang
sudah berumur sekitar 300 tahun bernama Masjid Telok Manok atau dikenal juga
dengan nama Masjid Taloh Manoh, Masjid Wadi Hussein, Masjid Talok Manok, Masjid Talo Mano Mosque, Masajid
Talomanoh, Masajid Vadialhussein, Vadilhusein Mosque, Masjid Wadi Al-Hussein, atau Al-Hussein Mosque. Beragam nama
namun merujuk kepada satu masjid yang sama.
Masjid Wadi Hussein dibangun pada
tahun 1768, menjadikannya sebagai masjid tertua yang masih berdiri di Thailand.
Telok Manok merupakan nama desa tempat masjid ini berdiri, sebuah desa kecil
berjarak sekitar 25 kilo meter dari ibukota provinsi Narathiwat. Sedangkan
Al-Hussein adalah ulama penyebar Islam di kawasan tersebut, dan beliau juga
yang (disebut sebut) membangun masjid kayu ini.
Tentang Telok
Manok
Desa Telok Manok merupakan salah
satu desa yang berada di ujung paling selatan wilayah Thailand berbatasan
dengan wilayah utara Malaysia di kawasan semenanjung. Desa ini menhadap ke
teluk Thailand, sekitar 4 km dari ibukota distrik Bacho dan 25 km dari ibukota
provinsi Natathiwat. Wilayah selatan Thailand ini seringkali disebut sebagai
wilayah Patani Raya karena memang sejarahnya wilayah ini merupakan bekas
wilayah kekuasaan kesultanan melayu Patani. Itu sebabnya hingga kini mayoritas
penduduk wilayah ini memiliki akar tradisi Islam dan melayu yang sangat kuat.
Sangat bertolak belakang dengan statistik Thailand secara nasional yang 97%
penduduknya beragama Budha dari etnis Siam.
Wilayah selatan Thailand dalam sejarahnya
merupakan wilayah dari Kesultanan Patani yang memiliki kemiripan dan kedekatan
khusus dengan Kesultanan Kelantan (kini bagian dari Malaysia). Islam masuk ke
wilauaj ini pada abad ke 12 masehi melaui perdagangan antara India, Arab dan
China . Keluarga Kerajaan Patani berubah menjadi Kesultanan Islam pada tahun
1457. Dinasti Patani kemudian berkembang menjadi satu wilayah dengan penduduk
terbesar dibandingkan dengan kerajaan kerajaan lain disemenanjung Malaya sampai
penghujung abad ke 17. Tahun 1688 Kesultanan Kelantan mengalami kemerosotan
pengaruhnya di kawasan dan tahun 1729 Patani di dera perang saudara
berkepanjangan. Hingga ahirnya takluk ke dalam kekuasaan kerajaan Siam di tahun
1786.
Dibawah kekuasaan Siam, Sultan
Kelantan dan Patani diwajibkan untuk menyerahkan upeti tahunan berupa Bunga Mas
ke Kerajaan Siam, namun ketegangan budaya dan agama berujung kepada
pemberontakan dari rakyat Patani hingga hari ini. Dalam upaya memecah kekuatan,
Kerajaan Siam kemudian membagi bagi wilayah Patani menjadi tujuh provinsi di
tahun 1816 dan tahun 1906 menjadi empat provinsi yang bertahan hingga hari ini.
Perjanjian antara Inggris Raya (saat berkuasa di Malaya) dengan Kerajaan Siam
tahun 1909 ahirnya mengukuhkan wilayah utara semenanjung Malaya itu menjadi
bagian dari Kerajaan Thailand.
Sejarah Masjid Telok Manok
Bangunan ini selesai dibangun tahun
1768 di penghujung masa kekuasaan Kesultanan Patani. Siapa pembangunnya masih
membutuhkan penelitian lebih lanjut mengingat beberapa peneliti belum dapat
memastikan apakah Al-Hussein atau Wadi Al-Hussein atau Wan Hussein Az-Sanawi
merupakan pembangun pertama masjid ini di abad ke 18 atau beliau yang melakukan
renovasi di tahun 1960-an.
Selain bagian depannya yang dilengkapi dengan atap bersusun, bagian lain Masjid ini sama persis dengan rumah rumah orang melayu lainnya. |
Namun demikian kesahihan sejarah
bahwa Al-Hussein As-Sanawi adalah ulama terkemuka di dan memiliki konstribusi
dalam penyeberan Islam disana sudah sama sama disepakati para sejarawan. Sosok
Al-Huseiun Al-Sanawi ini disebutkan juga pernah mengembara di berbagai pulau di
Nusantara termasuk beberapa tempat di Pulau Jawa hingga ke pulau Lombok hingga
ke Negeri Campa (kini Vietnam) sebelum kemudian menetap di wilayah yang kini
disebut Telok Manok di wilayah Patani Raya, Thailand.
Tak jauh dari masjid ini membentang
sebatang sungai membelah desa Telok Manok yang menjadi sumber air bersih utama
pada masanya untuk jemaah berwudhu. Diseberang batang sungai ini membentang
pemakaman Islam yang sudah sama tuanya dengan bangunan masjid ini. Meski sudah
berusia ratusan tahun, hingga kini Masjid Telok Manok masih berfungsi dengan
baik dan menjadi salah satu objek wisata rohani andalan daerah tersebut.
Arsitektural Masjid Telok Manok
Gaya arsitektural masjid ini
merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Thai, Melayu dan China, untuk masuk
ke masjid harus melewati jalan menanjak yang sempit ke arah masjid. Bangunan
utama masjidnya terdiri dari dua bangunan yang digabungkan menjadi satu.
Keseluruhan bangunnya merupakan bangunan rumah panggung sebagaimana rumah rumah
tradisional melayu. Rumah panggun dibangun selain untuk menghindari binatang
buas juga untuk mengantisipasi iklim lembab kawasan setempat.
Pembangunan masjid ini mirip dengan
pembangunan rumah rumah kayu di tanah jawa yang tidak menggunakan paku besi.
Keseluruhan struktur kayu bangunannya disatukan dengan sistem interloking satu
sama lainnya. Berbagai ukiran menghiasi masjidi ini dengan motif tumbuh
tumbuhan seperti ukiran daun dan sulur sulurm ukiran bunga serta ukiran ukiran
dengan sentuhan budaya Cina.
Ukiran kerawang menghias daun
jendela masjid ini, jendela kayu yang sangat menarik dan kreatif dalam
pembuatannya sebagaimana keseluruhan struktur bangunannya. Ukiran khas juga
menyentuh kayu kayu penopang atap masjid hingga ke bagian bagian ujung ujung
penopang atap.
Pada
awalnya bangunan masjid ini menggunakan atap daun palm, namun kemudian diganti
dengan atap genteng buatan lokal dalalam gaya Patani. Bentuk atap masjid ini
memang tak lazim, meski dibangun dalam bentuk atap bersusun dua namun atap
paling atasnya itu dibangun diatas struktur yang merupakan miror dari struk
atap dibawahnya. Di atap masjid sisi depannya dibangun sebuah menara kecil
tempat muazin mengumandangkan azan, sebuah menara kecil yang dilengkapi jendela
di keempat sisinya.***.
Jemaah Masjid Telok Manok |
Bagaimanapun bangunan dari kayu tapi mampu bertahan hingga ratusan tahun memang sangat luar biasa dan memiliki nilai estetika tersendiri |
Masjid Telok Manok dari sudut pandang yang lain |
Baca Juga
terima kasih
BalasHapus