Ingat
Brazil, Ingat Sepakbola, saking lengketnya negara tersebut dengan sepakbola. Brazil, negara di amerika latin itu
yang namanya memang telah begitu identik dengan tiga hal yakni sepakbola,
karnaval dan bikini, terkait dengan hamparan pasir pantainya yang mempesona.
Brazil juga menyandang predikat sebagai negara dengan hutan hujan tropis
terbesar di dunia bersama Indonesia, negara berbahasa Portugis terbesar di
dunia, negara Katholik terbesar di dunia, Negara terluas sekaligus berpenduduk
terbanyak di Amerika Latin. Kekatholikan Brazil di tandai dengan pembangunan
patung Cristo Redentor yang begitu besar di puncak Bukit Corcovado, Rio de
Janeiro di tahun 1850-an.
Negeri satu ini
memang salah satu negeri gila bola, dari segi prestasi juga memang pilih
tanding. Sebagian pecinta bola yang cukup cermat pastinya masih ingat pada
momen kemenangan 2-0 Brazil atas Australia di Piala Dunia 2006 di Jerman. Kala itu
18 Juni 2006 pencetak Gol Brazil, Frederico Chaves Guedes mengejutkan dunia
ketika merayakan gol kemenangannya dengan melakukan sujud syukur, sebuah
celebrasi khas para pesepakbola muslim. Fred memang salah satu warga muslim
Brazil.
Fred bukanlah satu
satunya pesohor muslim di Brazil, di tataran pemerintahan negara tersebut juga
terdapat beberapa tokoh muslim yang cukup disegani diantaranya Muhammad Murad
yang merupakan anggota dewan kota São Paulo yang sehari harinya berprofesi
sebagai pengacara. Islam memang telah hadir di Brazil seumur dengan sejarah
negara itu, meski dalam perjalanannya memang tak mulus.
Dalam
sejarahnya semasa masih dijajah oleh Portugis, Brazil dikenal sebagai pengimpor
budak Afrika terbanyak di dunia, lebih dari tiga juta budak hitam Afrika telah
di datangkan ke negara itu selama penjajahan Portugis, untuk dijadikan pekerja
paksa di lahan lahan perkebunan milik Portugis. Sebagian dari para budak hitam
Afrika itu adalah Muslim, dan dengan sendirinya gelombang kedatangan tiga juta
budak afrika ke Brazil ini menjadi titik awal masuknya Islam ke Brazil.
Populasi
Muslim di Brazil
Data resmi di world
fact book sama sekali tak menyebut Islam dalam deretan agama yang di anut
di Brazil. Selain menyebut data sensus tahun 2000 yang terdiri dari 73.6%
Katolik, 15.4% Protestan, 1.3% Aliran kepercayaan, 0.3% Bantu/voodoo, 1.8% lain
lain, 0.2 tidak jelas, dan sisanya 7.4 tidak beragama.
Data yang lain muncul
di Wikipedia yang menyebutkan
bahwa pemeluk agama di Brazil terdiri dari Katolik Roma 64.6%, Protestan 22.2%,
Tak beragama mencapai 8%, aliran kepercayaan 2% dan 3.2 dikatagorikan sebagai
lain lain.
PEW
Research Center dalam artikel Mapping
the Global Muslim Population, menyebutkan bahwa populasi muslim di Brazil
mencapai angka 191-ribu jiwa didasarkan pada data tahun 2009. Angka tersebut
setara dengan 0.1% dari total populasi di negara tersebut.
Sensus penduduk di
Brazil memang tidak memasukkan Islam sebagai salah satu agama yang di sensus
tapi memasukkan Islam, Budha dan agama minioritas lainnya dalam kolom “lain
lian”. Maka wajar bila kemudian tidak ada data yang benar benar valid dan up to
date terkait angka pasti jumlah muslim di negara tersebut.
Otoritas muslim di
Brazil menyakini pemeluk Islam di Brazil mencapai antara 1 juta hingga 2 juta
jiwa didasarkan kepada data etnografi yang mereka ketahui. Namun Professor
Paulo G. Pinto da Rocha, seorang profesor Antropologi dan Direktur Pusat
Studi Timur Tengah di Universidade Federal Fluminense (Brazil), dengan yakin
mengatakan bahwa ada sekitar 1 juta muslim di Brazil saat ini, jumlah yang
memang terlalu kecil dibandingkan 200 jutaan penduduk negara tersebut. Angka 1
juta itu pun di sebut berbagai pihak sebagai angka yang terlalu dibesar
besarkan.
Bangunan masjid kini sudah mencapai 127 masjid diseluruh Brazil. Salah satunya adalah Masjid di Lajes pada foto di atas yang dikelola oleh Sociedade Beneficente Muçulmana de Lajes. |
Masuknya
Islam di Brazil
Seperti
disebutkan dimuka bahwa Islam pertama kali mencapai Brazil dibawa oleh para
budak belian dari Afrika. Mereka dibawa ke Brazil secara paksa oleh tentara
Portugis ke wilayah tersebut untuk dijadikan kuli di perkebunan perkebunan yang
dibuka disana.
Di
abad ke 16 tepatnya sejak tahun 1550, Portugis menggunakan budak Afrika untuk
bekerja di perkebunan tebu yang sebelumnya dimusnahkan oleh penduduk setempat.
Brasil tercatat menerima sekitar 37% dari seluruh budak Afrika yang
diperdagangkan ke benua Amerika atau berkisar 3 juta orang. Jumlah tersebut
menjadikan Brazil sebagai Negara penerima budak terbesar.
Sebagian
dari para budak hitam Afrika yang diboyong kesana adalah kaum muslimin afrika
dari berbagai suku. Sejarah Brazil mencatat pada tahun 1835 sempat terjadi
pemberontakan oleh kaum budak muslim di kota Bahia. Pemberontakan oleh gabungan
muslim dari berbagai bangsa tersebut mengakibatkan korban jiwa namun berahir
pada kekalahan.
Akibatnya
penguasa Portugis menerapkan upaya kristenisasi terhadap para budak yang
beragama Islam dengan berbagai cara. Berbagai tekanan dan paksaan serta
pelarangan yang dilakukan sepanjang abad 19 terbukti tak mampu memupus Islam
dari benak para budak disana. Terbukti pada tahun 1910 tercatat masih terdapat
sekitar 10 ribu budak afrika yang masih mempertahankan Islam sebagai agamanya.
Perkembangan Islam disana memasuki era baru dengan kebijakan pembebasan
perbudakan di penghujung abad ke 16 yang kemudian memunculkan berbagai
komunitas muslim disana dan dikemudian hari bergabung dengan muslim imigran
dari India dan Pakistan. Perkembangan Islam juga diperkuat dengan masuknya imigran
muslim dari Timur tengah (Arab) yang masuk ke Brazil di sekitar tahun 1850 hingga
tahun 1860.
Gelombang
masuknya imigran arab ini meningkat di era 1970-an seiring dengan terjadinya
perang saudara di Lebanon (1975-1990) serta berlanjutnya pendudukan wilayah
Palestina oleh Israel. Meskipun sebagian besar muslim di Brazil merupakan para
imigran arab serta keturunan mereka namun di decade terahir telah tumbuh dengan
pesat pemeluk Islam mualaf dari kalangan non arab yang turut menjadi bagian
dari komunitas muslim disana.
Komunitas
muslim di Brazil memang mayoritas merupakan para muslim pendatang mencapai
99.04% dengan konsentrasi populasi berada di negara bagian São Paulo, Paraná,
Rio Grande do Sul dan Rio de Janeiro. Sebagian besar dari mereka menganut faham
shiah yang bermukim di São Paulo dan wilayah selatan Brazil, seperti di Curutiba
dan Foz do Iguaçu. Sementara muslim Suni kebanyakann tinggal di Paulo, Paraná,
Rio Grande do Sul, Rio de Janeiro dan Distrito Federal.
Organisasi
Islam di Brazil
Institusi
Islam di Brazil menggunakan nama resmi “Islamic Mutual-Aid Associations”
(Sociedades
Beneficentes Muçulmanas - SBM). Organisasi tertuanya pertama kali dibentuk di São
Paulo tahun 1929. Organisasi ini juga yang kemudian membangun masjid pertama di
Brazil dengan nama the Mesquita Brasil (Brazil Mosque). Masjid yang dibangun
dengan dana bantuan dari keluarga kerajaan Mesir dimulai pada tahun 1942 dan di
resmikan pada tahun 1960.
Sociedade Beneficente Muçulmana do Paraná |
Dalam
kurun waktu yang cukup lama antara 1929-1969 organisasi ini menjadi satu
satunya organisasi payung bagi muslim disana baik Suni maupun Shiah, baru kemudian
wilayah Druses dan Alaouites membentuk organisasi mereka sendiri di negara
bagian Minas Gerais, Rio de Janeiro dan São Paulo. Sedangkan organisasi Islam
lainnya dibentuk di Rio de Janeiro dan Paraná selama tahun 1950-an.
Pembangunan
tempat tempat ibadah bagi muslim di wilayah Brazil lainnya baru dimulai di
kurun tahun 1980-an. Sejak itu beberapa masjid sebagian besar dari muslim Suni
mulai berdiri di negara bagian Paraná, São Paulo, Mato Grosso, Goiás dan Minas
Gerais. Masjid masjid tersebut dibangun dengan gaya arsitektural Arab yang
sangat kental, sebagai respon meningkatnya imigran arab ke negara tersebut.
Sampai permulaan abad ke 21 berbagai organisasi Islam sudah bertebaran di
seantero negeri.
Perkembangan
cukup menarik bagi komunitas muslim di Rio de Janeiro yang tergabung dalam
organisasi SBJR (Sociedade Beneficente Muçulmana do Rio de Janeiro), 85% dari 500
keluaga muslim disana justru bukan dari Etnis Arab atau keturunannya tapi
berasal dari beragam latar belakang, dibandingkan dengan organisasi Islam di
bagian lain negara tersebut. Karenanya komunitas muslim di Rio de Janeiro tidak
bertendensi untuk menonjolkan identitas Arabia dalam kehidupan beragama
keseharian mereka.
Merujuk
kepada penjelasan Antropologis Brazil bernama Silvia Montenegro diseluruh
Brazil telah berdiri 58 organisasi Islam di tahun 2000, 90% mewakili muslim
suni dan sisanya shiah.
Intreior ataupun interior masjid masjid di Brazil ini tak jauh berbeda dengan masjid masjid lainnya diseluruh dunia seperti pada interior Mesquita Omar ibn Khattab - Foz do Iguaçú pada foto di atas. |
Masjid
di Brazil
Komunitas
muslim Brazil terkonsentrasi di beberapa kota besar seperti kota Sao Paolo yang
merupakan kota terbesar di Brazil, di kota ini pula masjid pertama di Brazil
dibangun dengan nama Brazil Primeira Mesquita do Brasil di Av. do Estado, yang dibangun
di atas lahan yang dibeli secara patungan tokoh-tokoh muslim Brasil ditahun
1939.
Peletakan
batu pertamanya dilakukan pada tahun 1948 dan baru berakhir pembangunannya
tahun 1960. Lamanya pembangunan masjid tak lepas dari sulitnya upaya
penggalangan dana yang dilakukan umat Islam di negeri tersebut. Begitu
pembangunan masjid rampung, umat Islam sudah tersebar ke seantero Brasil yang
kini sudah mencapai 127 masjid.
Madrasah
mulai berdiri di Brasil sejak tahun ‘60-an. Madrasah pertama berdiri di Sao
Paulo, Setelah itu, berdiri pula madrasah di wilayah Cortiba dan beberapa
tempat lainnya. Madrasah digunakan sebagai semacam diniyah, yaitu untuk
mengajarkan ilmu agama dan bahasa Arab.
Dampak Positif Telenovela
Perkembangan
Islam di Brazil justru terjadi ledakan paska serangan teroris terhadap menara
kembar WTC New York pada 11 September 2009 yang dikait kait kan dengan
terorisme Islam. Sebuah efek yang tak disangka sangka, warga setempat justru
menjadi penasaran dengan ajaran Islam yang senantiasa disebut sebut dalam semua
pemberitaan peristiwa 911 tersebut.
satu masjid nyetrik di Brasil, Mesquita de Mogi das Cruzes. |
Tiga
minggu paska serangan tersebut stasiun tivi the Globo Channel meluncurkan seri
perdana telenovela berjudul “Clone series”. Sebuah serial tivi berlatar belatar
belakang kehidupan muslim di Maroko yang menampilkan kehidupan muslim dan arab
yang sebenarnya. Tanpa disangka sangka tayangan tersebut justru menjadi
tontonan pavorit warga setempat dan berdampak pada melonjaknya ketertarikan
untuk mempelajari Islam ke berbadai Islamic Center disana.
Hal
tersebut diakui oleh Professor
Paulo G. Pinto da Rocha dan Francirosy Feirreira, pemerhati Islam di University
of Sao Paulo sebagai salah satu bahan bakar utama meledaknya minat untuk
berislam di Brazil, dan berdampak langsung kepada membengkaknya komunitas
muslim disana.
Indikator
lain adalah semakin bertambahnya masjid di negara tersebut sebagai pusat
peradaban bagi muslim atau dalam bahasa setempat disebut “Turcos” merujuk
kepada Emperium Turki selaku emperium Islam terahir.**
---------------
Baca Juga
Subhanallah :))
BalasHapusmashallah
BalasHapusSubhanallah.., Allahuakbar..
BalasHapusAlhadulillah
BalasHapusSubhanalloh allohu akbar
BalasHapusSubhanallah allahu akbar
BalasHapus