Minggu, 31 Maret 2013

Masjid Pusat Studi dan Dakwah Islam (PUSDAI) Jawa Barat (Bagian-2)

Sisi depan Masjid PUSDAI di Bandung - Jawa Barat

Fasilitas Dan Sarana Pendukung PUSDAI

Fitur utama komplek PUSDAI ini adalah bangunan Masjid yang biasa disebut dengan nama Masjid PUSDAI berkapasitas 4.600 orang dan dilengkapi dengan fasiltas pendukung berupa  Ruang Seminar Besar (Ruang Cendekia C) berkapasitas 100 orang, Ruang Seminar Kecil (Ruang Cendekia D) berkapasitas 40 orang, Gedung  Bale  Asri (Gedung Serba Guna) berkapasitas 2.000 orang untuk acara pertemuan, seminar, resepsi, pameran, dan sebagainya, Ruang Pameran Mushaf Sundawi, Ruang Perkantoran, Tempat Wudhu Pria dan Wanita, Perpustakaan dan Lembaga Bahasa, Kantin, Wartel, dan CafĂ©, Area Parkir, Ruang Multimedia, Ruang Lumbung Zakat Pusdai dan Ruang Galeri Pusdai.

Sumber dana Pembangunan

Pembangunan seluruh bangunan kompleks Pusdai Jawa Barat itu telah menghabiskan biaya sebesar Rp 27 Milliar. Sebagian besar sumber dana diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat, dimulai dari tahun anggaran 1991-1992  sampai  dengan  tahun  anggaran 1997/1998. Dan menghabiskan biaya sekitar Rp 49 Milliar.

Aireal View Masjid Pusdai Bandung - Jawa Barat

Kiblat dan Uswah Dakwah Islam

Pembangunan Pusdai di kota Bandung ini dilatarbelakangi keinginan untuk menjadikannya sebagai kiblat dan uswah (teladan) dakwah Islam yang mengemban dua fungsi utama yakni sebagai sarana pengembangan dan penyebaran Islam serta kebudayaan Islam di Jawa Barat dan sebagai pusat penggodokan sumber daya manusia umat Islam yang berdaya cipta dan berdaya pembaharuan yang beriman, bertakwa, serta berilmu pengetahuan.

Disamping dua fungsi utama tersebut, Purdai juga memegang lima fungsi lainnya yang begitu penting yaitu sebagai mediator silaturahim antar umat  dengan ulama, umat  dengan umaro, ulama dengan ulama, ulama dengan umaro, dan umat dengan masyarakat umum. Sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan berbagai aktivitas umat dalam merealisasikan sebagian progamnya. Sebagai Inovator terdepan dalam pengembangan pemikiran dan aktualisasi ajaran Islam. Sebagai koordinator yang mengkoordinir aktivitas lembaga umat Islam Jawa Barat. Dan mengemban fungsi dinamisator, sebagai salah satu lokomotif dakwah Islamiyah di Jawa Barat.

Arsitektur Indonesia sangat kental pada struktur atap masjid dipadu dengan arsitektur kontempore pada menara, dan bagian bagian bangunan lainnya.

Arsitektur Masjid PUSDAI Jawa Barat

Dirancang oleh arsitek Slamet Wirasonjaya. Masjid dua lantai dan dilengkapi satu menara ini dapat menampung sekitar 4000 jamaah. Bentuk kubah pada masjid ini berbeda dengan kubah pada umumnya, kubah berbentuk atap kayu simpang susun bertingkat. Rangka atapnya menggunakan struktur baja dengan mengadopsi bentuk atap bangunan tradisional Indonesia.

Secara keseluruhan arsitektur masjid PUSDAI dilihat sekilas pun langsung menyiratkan muatan lokal yang begitu kental, dengan sentuhan modern. Gedung yang cukup megah tanpa kehilangan ke arifan lokal.

Ruang Utama Masjid Pusdai

Interior masjid didominasi oleh batu marmer dan profil kayu serta dihiasi dengan sejumlah tulisan kaligrafi dengan hiasan motif etnis di beberapa bagian. Bagian mihrab yang dihiasi ornamen kayu dibuat leluasa dengan luas lebih kurang 30m2.

Selain bangunan utama masjid, PUSDAI ini dilengkapi pula dengan berbagai sarana untuk kepentingan syiar ummat diantaranya adalah Plaza, ruangan seminar besar dan kecil, perpustakaan elektronik, pusat bahasa, auditorium, Galeri Al Qur’an dan Laboratorium Al Qur’an, klinik kesehatan, kafetaria, dan area parkir yang luas. Koneksi antara bangunan satu dan lainnya dihubungkan oleh sejumlah koridor yang berfungsi untuk melindungi jamaah dari panas dan hujan.

salah satu sisi Masjid Pusdai dari balik lengkungan koridor

Salah satu sarana unik yang ada di sini adalah galeri AI Qur’an mushaf sundawi yang berada di bagian timur bangunan. Al Qur’an ini dibuat dengan tulisan yang diperkaya dengan motif-motif Islami khas Sunda, seperti misalnya motif batik Sunda dan motif tanaman-tanaman khas Jawa Barat.

Selain menyelenggarakan berbagai aktivitas ibadah sejumlah kegiatan lainnya rutin diselenggarakan oleh Pusdai, di antaranya adalah kuliah dhuha tiap hari Ahad di ruang seminar (09.00-10.30 WIB), kursus berbagai bahasa asing, kajian tafsir, diskusi keislaman, dan seminar, dan sebagainya .

Pengelolaan Pusdai

Awal April 2010, pengelolaan aset Pusat Dakwah Islam (Pusdai), diambil alih oleh Pemprov Jabar. Melaluai Surat Keputusan Gubernur Jabar tentang penarikan kembali aset Pusdai ke Pemprov Jabar, yang menetapkan tim pengelola transisional Pusdai Jabar yang selama ini dikelola oleh Yayasan Pusdai. walaupun aset Pusdai Jabar ditarik kembali oleh Pemprov Jabar, tetapi fungsi-fungsi yang telah melekat di Pusdai Jabar tetap akan berjalan seperti biasa.

RIBUAN umat Muslim melaksanakan shaalat Jumat pertama di Bulan Ramadan, di Masjid Pusdai, Jln. Diponegoro, Kota Bandung.

Penarikan aset Pusdai itu sebagai bagian dari program Pemprov Jabar untuk menata dan menertibkan aset-aset yang dikerjasamakan, dipinjamkan, atau digunakan oleh yayasan. Hal itu dilakukan sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat, yang mengharuskan keseimbangan antara neraca aset dan neraca keuangan, yang nantinya akan disebut sebagai neraca daerah. Di sisi lain, undang-undang tentang yayasan pun mengatur bahwa yayasan tidak boleh lagi menggunakan aset pemerintah.

Selain alasan tersebut, juga ada masukan dari Kantor Perwakilan BPK RI di Bandung bahwa pengelolaan aset Pusdai oleh yayasan tidak memberikan keuntungan yang jelas bagi Pemprov Jabar. Pengelola pusat pengembangan itu akan berupa unit tersendiri di bawah Pemprov Jabar. Namun, untuk masa transisi akan ditetapkan tim transisional yang terdiri dari unsur pemerintah dan yayasan yang mengelola Pusdai. Tim itu bekerja, setelah Gubernur Jabar mengeluarkan SK pembentukannya. ***

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan di Masjid Pusdai


----------------------------------oooOOOoo-------------------------------------

Baca Juga Artikel Masjid Lainnya


Masjid Pusat Studi dan Dakwah Islam (PUSDAI) Jawa Barat - (Bagian-1)

Masjid di Komplek PUSDAI Bandung

Pusat Dakwah Islam atau biasa disingkat PUSDAI, merupakan pusat pengembangan Islam milik pemerintah provinsi Jawa Barat di kota Bandung. Lokasinya berdiri memang tak seberapa jauh dari Gedung Sate, yang menjadi pusat pemerintahan provinsi Jawa Barat sekaligus landmark kota Bandung. Selain itu gedung PUSDAI ini juga berjejer dengan gedung Geologi Bandung yang juga merupakan satu dari bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh di kota Bandung.

PUSDAI dibangun selesai dibangun tahun 1998 menghabiskan dana sekitar Rp. 49 Milyar Rupiah. Sejarah pembangunannya cukup panjang dan berliku. Ide pembangunannya sendiri sudah mencuat sejak masa pemerintahan gubernur H. Aang Kunaefi antara tahun 1977-1978 namun proses pembangunannya sendiri baru mulai berjalan empat belas tahun kemudian atau di tahun 1991.

Masjid Pusdai dibangun dalam arsitektur asli Indonesia dengan bentuk bentuk atap limas yang diaplikasikan di semua atap bangunannya di padu dengan berbagai gaya arsitektur masjid masjid dunia Islam.

Komplek yang berdiri di atas lahan seluas 4,5 hektar ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung untuk menjalankan dua fungsi utamanya sebagai sarana pengembangan dan penyebaran Islam serta kebudayaan Islam di Jawa Barat dan sebagai pusat penggodokan sumber daya manusia umat Islam yang berdaya cipta dan berdaya pembaharuan yang beriman, bertakwa, serta berilmu pengetahuan.

Lokasi Masjid PUSDAI Jawa Barat

Sejumlah rute angkutan kota maupun bis kota melewati Kompleks Pusdai, di antaranya: Angkot jurusan Cicaheum-Ciwastra, Riung Bandung-Dago, Cicaheum-Ciroyom, Cicaheum-Ledeng, ST Hall-Sadang Serang, Caringin-Dago, Gedebage-Awiligar, dan bis kota jurusan Dipatiukur-Jatinangor.

            Alamat : Jalan Diponegoro 63 Bandung 40115 Jawa Barat, Indonesia

 

PUSDAI – Pusat Dakwah Islam Jawa Barat

PUSDAI sendiri adalah lembaga dakwah atas fasilitas Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menjadi sentral pemrograman, pembinaan, dan pengembangan syiar Islam di wilayah Jawa Barat. Lembaga ini bersama Masjid At-Ta’wun Puncak Bogor dan Gedung Bale Asri, berada di bawah kendali Yayasan Darma Asri (dahulu bernama Yayasan Dharma Bhakti), sebuah yayasan yang berada di bawah naungan Pemprov Jabar.

Dalam struktur organisasi, Pusdai dipimpin oleh seorang Direktur (kini dijabat oleh Drs. H. Zaenal Abidin, M.Ag) yang membawahkan empat bidang: Bidang Kajian Informasi dan Kemasyarakatan (KIK), Bidang Administrasi dan Keuangan (Adkeu), Bidang Pelayanan Ibadah dan Haji (PIH), serta Bidang Pendidikan dan Dakwah (Dikda).

4.5 hektar, cukup luas untuk sebuah pusat pengembangan Islam, wajar bila kompleks PUSDAI ini dilengkai dengan berbagai fasilitas pendukung.

Masjid Pusdai adalah bangunan utama di Kompleks Pusdai. Di sekeliling masjid terdapat berbagai ruang –termasuk ruang seminar, perpustakaan, dan sebagainya– sebagai kantor pengurus dan aktivis Pusdai.

Sejarah Pusdai

Gagasan  pendirian Pusat Dakwah Islam (Pusdai) atau Islamic Center di Jawa Barat muncul tahun 1977-1978 , saat pemerintahan Provinsi Jawa Barat dipimpin  oleh Gubernur H. Aang Kunaefi (1975-1985 ).

Gagasan tersebut kemudian mulai menjadi pembicaraan hangat  di kalangan umat Islam Jawa Barat,  terutama sejak munculnya instruksi  bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 9  dan  30/1979   tertanggal  29  Oktober  1979  tentang perlunya umat Islam menyambut Abad XV Hijriyah dengan meningkatkan kegiatan dakwah guna menyongsong  “Abad Kebangkitan Kembali Umat Islam.”

Interior Masjid PUSDAI

Tanggal  19  Oktober 1997, sejumlah ulama, da’i, pakar, cedekiawan, dan pejabat dari berbagai organisasi di Jawa Barat mengadakan diskusi di kantor Bappeda Jabar.  Dalam diskusi itu antara  lain berbicara Gubernur Jawa Barat, Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar,  Kakanwil  Departemen Agama Jabar,  perwakilan Angkatan  ‘45,  dan lain-lain. Pada  intinya, mereka mendukung  rencana  pendirian Islamic Center di Jawa  Barat dan meminta pembangunannya segera dimulai.

Diskusi dilanjutkandalam di berbagai  kesempatan dan mencapai puncaknya pada Musyawarah Ulama dan Pemuka Agama Islam seluruh Jawa Barat tanggal 11  September 1980 di kampus Uswatun Hasanah, Nagrek, Kabupaten Bandung. Dalam musyawarah disepakati untuk segera merealisasikan gagasan pembangunan Islamic Center tersebut.

Exterior Masjid Pusdai

Bersambung ke Bagian 2

----------------------------------oooOOOoo-------------------------------------

Baca Juga Artikel Masjid Lainnya


Minggu, 24 Maret 2013

Islam dan Masjid di Puerto Rico

Masjid Al-Faruq and Islamic Center of Vega Alta merupakan masjid dengan kapasitas terlengkap dan terbesar di Puerto Rico.

Puerto Rico, secara resmi merupakan wilayah seberang lautan Amerika Serikat di laut Karibia. Pulau ini awalnya merupakan koloni spanyol lalu di invasi Amerika Serikat dan dikuasai hingga kini. Meski ukuran Puerto Rico tidaklah terlalu besar, namun berpenduduk relative padat dengan mencapai 5 juta jiwa. Maklumlah, Puerto Rico adalah satu satunya wilayah Amerika Serikat yang berada di kawasan tropis lengkap dengan kawasan hutan hujan tropisnya.

Merujuk kepada ahli arkeologi, peradaban di Puerto Rico sudah dimulai sejak sekitar 2000 tahun sebelum masehi. Pulau yang merupakan negerinya Ricky Martin sang penyanyi pop dunia itu awalnya dihuni oleh suku Ortoiroid lalu kemudian diikuti oleh suku Igneri dari Amerika Selatan sekitar tahun 120.

lokasi Puerto Rico di Karibia

Sebelum kedatangan Colombus, Puerto Rico didiami oleh suku Taino di awal abad ke 7 masehi. Suku para penjelajah laut ini berkerabat dekat dengan suku Arawak di Amerika Selatan. Ketika Christopher Columbus tiba disana tahun 1493 diperkirakan ada sekitar 50 ribu orang suku Taino disana. Colombus yang kemudian memberinya nama Pulau San Juan Bautista sebagai bentuk penghormatan kepada St. John the Babtist.

Pemukiman Spanyol pertama dibangun di Cappara pada tanggal 8 Agustus 1508 menyusul beberapa tahun kemudian Spanyol mencaplok keseluruhan pulau dan para penjelajah laut berdatangan ke pulau ini tertarik dengan pelabuhan San Juan yang semakin maju dan ramai. Orang orang suku Taino yang merupakan suku pribumi kemudian malah menjadi korban perbudakan dan kerja paksa oleh penguasa Spanyol hingga jumlah populasi mereka terus menurun.

Islamic Center Ponce, satu dari delapan masjid di Puerto Rico

Perkembangan kota turut diwarnai dengan kedatangan para budak afrika yang di datangkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja diikuti dengan semakin ramainya para pedagang. Hingga ke pertengahan abad ke 17 Spanyol berhasil mempertahankan Puerto Rico dari upaya pencaplokan oleh Belanda, Inggris dan prancis. Termasuk keberhasilan memadamkan upaya untuk merdeka dari dua koloni nya di Puerto Rico dan Cuba di abad ke 18. Termasuk dengan cara menawarkan lahan secara gratis bagi orang Eropa yang mau mukim disana dengan dua syarat yakni bersumpah setia kepada tahta Spanyol dan setia kepada gereja Katholik Roma.

Gerakan kemerdekaan sempat mencuat di Puerto Rico pada tahun 1868 namun kemudian menghilang seiring dengan dibentuknya pemerintahan Spanyol di Puerto Rico dan menjadikannya sebagai propinsi seberang lautan dan di kepalai oleh seorang gubernur.

Tampak depan Islamic Center Ponce, Puerto Rico

Dicaplok Amerika Serikat

Mendekati penghujung abad ke 19, dalam upaya memperkuat kendalinya terhadap kekuatan maritim dan posisi strategis di Karibia, pemerintah Amerika Serikat menawarkan dana 160 juta dolar kepada Spanyol untuk membeli Puerto Rico dan Cuba. Tawaran yang langsung ditolak mentah mentah oleh Spanyol.

Tahun 1898 pemerintah Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Spanyol dipicu oleh pertikaian berkepanjangan di Cuba serta tragedi tenggelamnya kapal perang Amerika di lepas pantai Havana. Dan pada tanggal 25 Juli 1898 selama perang antara kedua negara, Amerika berhasil menginvasi Puerto Rico dan berujung kepada kekalahan perang Spanyol terhadap Amerika dan berakibat pada penyerahan kekuasaan Spanyol atas Puerto Rico, Cuba, Pilipina dan Guam kepada Amerika Serikat sebagaimana diatur dalam pernjanjian Paris.

Islamic Center Fajardo, Puerto Rico

Sejak itu hingga awal abad ke 20 Puerto Rico berada dibawah kekuasaan militer Amerika, seorang gubernur ditunjuk untuk mengepalai pulau ini langsung oleh presiden. Pemerintahan setempat juga diberikan kekuasaan untuk mengontrol Puerto Rico termask anggota dewan perwakilan yang dipilih serta sistem pengadilan namun pemerintah pusat Amerika tetap memiliki kewenangan hak Veto.

Sejak tahun 1917 warga Puerto Rico mendapatkan hak sebagai warga negara Amerika secara kolektif dan dengan sendirinya beberapa ribu warga pulau ini ditarik ke dalam dinas ketentaraan Amerika semasa perang dunia pertama.

Penembakan Demonstran Anti Amerika

Sebagian warga Puerto Rico tidak senang dengan Invasi Amerika terhadap pulau mereka, ketidakpuasan itu memuncak pada aksi protes di tahun 1937 yang dilaksanakan di Ponce. Aksi protes tersebut berujung pada terbunuhnya 19 orang demonsran dan ratusan lainnya terluka. Insiden tersebut berujung kepada keluarnya permintaan dari Senator Millard Tyding kepada kongres Amerika agar memerdekakan Puerto Rico, meski permintaan tersebut ditolak.

Islamic Center Hatillo, Puerto Rico

Pada tahun 1947 pemerintah Amerika memberikan hak kepada warga Puerto Rico untuk membentuk pemerintahannya sendiri. Dan pada 30 Oktober 1950 untuk kedua kalinya terjadi penolakan atas penguasaan Amerika di Puerto Rico, kala itu pecah pemberontakan di berbagai kota di Puerto Rico dan Amerika menanggapinya dengan kekuatan militer.

Sejak tahun 1950-an perekonomian negeri pulau itu bergeser dari agrikultur kepada sektor manufaktur yang terus tumbuh hingga tahun 1960-an. Kini Puerto Rico telah berkembangan menjadi salah satu tujuan wisata pavorit di kawasan Karibia diiringi dengan petumbuhan industri petrokimia, farmasi serta teknologi industri.

Islamic Center Aguadilla, Puerto Rico

Meski warga Puerto Rico merupakan warga negara Amerika mereka tidak dapat ikut serta dalam pemilihan presiden karena kongres amerika masih mempersyaratkan berbagai aspek bagi Puerto Rico untuk hal tersebut, sebuah perdebatan yang masih terus berlanjut hingga hari ini.

Islam di Puerto Rico

Islam bersemi di Puerto Rico relatif masih baru dan kebanyakan muslim disana merupakan bagian dari komunitas para imigras. Selain Islam dijumpai begitu banyak penganut agama agama minoritas di Puerto Rico.

Islamic Center Rio Piedras, Puerto Rico

Wikipedia menyebut jumlah muslim disana mencapai 5000 jiwa atau setara dengan sekitar 0.10% dari total jumlah penduduk. Sebagian besar dari sekitar 3500 jiwa merupakan imigran dari Palestina yang tiba disana dalam kurun tahun 1958 hingga 1962. Pada saat itu sejumlah besar muslim tinggal di Caguas bagian dari kawasan tengah pulau Puerto Rico di sebelah selatan San Juan mereka membuka rumah makan, toko permata dan pakaian.

Kala itu hanya ada satu toko di depan masjid di Calle Padre ColĂłn distrik RĂ­o Piedras, San Juan, yang menyediakan berbagai macam kebutuhan muslim setempat pada masa masa awal. Kini sudah bertebaran masjid masjid dan Islamic Center disana, yakni di AguadillaArecibo, HatilloPonceVega Alta, dan San Juan The American Muslim Association of North America (AMANA) juga membuka kantor di Cayey.

Islamic Center Montehiedra, Puerto Rico

Selain dari para imigran ada sekitar 1500 muslim lainnya merupakan mualaf dan dari 1500 jiwa tersebut terdapat 300 jiwa yang menemukan Islam justru selama mereka mendekam di dalam penjara. Dahwah Islam di dalam penjara ini memang unik. Sebagaimana dijelaskan oleh imam Zaid, imam masjid Al-Faruq dan Islamic Center Vega Alta sekitar 20 kilometer sebelah timur San Jaun.

Merujuk kepada penjelasan beliau, pada mulanya hanya ada satu atau dua muslim di dalam penjara lalu mereka yang kemudian mensyiarkan Islam disana sehingga perkembangan Islam di penjara penjara Puerto Rico justru berawal dari dalam penjara itu sendiri. Imam Zaid yang kemudian menemui otoritas penjara untuk memberikan layanan dakwah kepada segelintir muslim di dalam penjara dan sejak itu perkembangan Islam di dalam penjara pun kian gencar.

Imam Zaid sendiri merupakan salah satu tokoh terkemuka di Puerto Rico, beliau mahir berbahasa Inggris dan Spanyol, beliau berasal dari Chicago yang kemudian pindah dan menetap di Puerto Rico. Hal menarik ketika hari raya Idul Fitri tiba, Imam Zaid menemui otoritas penjara untuk memintakan izin bagi muslim di penjara agar diperkenankan untuk mengikuti sholat Idul Fitri di luar penjara, dan permintaan tersebut dikabulkan sehingga 40 orang Napi muslim dapat menikmati hawa kebebasan di Idul Fitri untuk menjalankan Sholat Idul fitri di luar penjara bersama muslim lain-nya.

Tak hanya pelaksanaan sholat Idul fitri, imam Zaid juga memintakan izin khusus untuk pengaturan makan sahur selama bulan suci Ramadhan bagi para Napi muslim dan permintaan tersebut pun juga mendapatkan izin dari otoritas penjara. Selama perayaan Idul Fitri sendiri tidak hanya kaum muslimin yang merayakan-nya tapi juga diikuti oleh kelompok non muslim yang turut serta dan berpartisipasi untuk menunjukkan sikap toleransi dan penghormatan mereka.

Masjid Masjid di Puerto Rico

Situs Muslim Students Association dari Politeknik Puerto Rico dengan apik menyusun sebuah database masjid masjid yang ada di Puerto Rico. Merujuk kepada situs tersebut, saat ini ada 7  Masjid masjid dan Islamic Center di Purto Rico. Masjid masjid tersebut adalah sebagai berikut ini lengkap dengan alamatnya masing masing :

(1). Islamic Center of Aguadilla
Alamat : Carretera 111, Aguadilla, PR 00603
Dibangun pada : bulan Agustus 2002
Luas lahan : sekitar 100 m2
Kapasitas : 35 jemaah.

(2). Islamic Center of Fajardo
Alamat : AA14 Calle 1, Monte Brisa 2, Fajardo, PR 00738,
Dibangun pada : 1995
Luas lahan : 500 m2.
Kapasitas ruang sholat : 50 jemaah pria dan 15 jemaah wanita

(3). Islamic Center of Hatillo.
Alamat : Intersection of Hwy 22 with Hwy 2, Hatillo, PR 00659,
Dibangun pada : 1998
Kapasitas ruang sholat : 200 jemaah pria dan 30 jemaah wanita

(4). Islamic Center of Jayuya.
Alamat : Jayuya, PR 00664,
Dibangun pada : 1993
Luas Lahan : 15 m2.
Kapasitas ruang sholat : 25 jemaah

(5). Islamic Center of Rio Piedras.
Alamat : 215 Padre ColĂłn Street, Rio Piedras, San Juan, PR 00925,
Dibangun pada : April 1981
Luas lahan : 400 m2
Kapasitas ruang sholat : 200 jemaah pria dan 40 jemaah wanita

(6). Islamic Center of Montehiedra.
Alamat : 9329 Camino Luciano Vasquez, Montehiedra, San Juan, PR 00926,
Dibangun pada : September 2007
Luas lahan : 2.5 Acre
Kapasitas ruang sholat : 400 jemaah pria dan 50 jemaah wanita
Dilengkapi dengan Picnic Area dan area parkir yang cukup luas

(7). Islamic Center of Ponce.
Alamat : 7 Luna Street, Ponce, PR 00717
Dibangun pada : 1987
Kapasitas ruang sholat : 200 jemaah pria dan 20 jemaah wanita

(8). Masjid Al Faruq & Islamic Center of Vega Alta.
Alamat : Calle Caiman, Vega Alta, PR 00692
Dibangun pada : 1992
Kapasitas ruang sholat : 1200 jemaah pria dan 120 jemaah wanita
Dilengkapi dengan perpustakaan, kantor dan Meeting room

Dari delapan masjid dan Islamic center tersebut, Islamic Center of Rio Piedras. Merupakan masjid pertama yang dibangun pada bulan April 1981. Dan Islamic Center of Montehiedra. Yang paling belakang, dibangun pada bulan September 2007. Dan Masjid Al-Faruq di Vega Alta merupakan bangunan masjid terbesar di Puerto Rico dengan daya tampung 1320 jemaah sekaligus.***

Baca Juga


Jumat, 22 Maret 2013

Islam di Macau

Gerbang masjid dan pemakaman muslim di Macau.

Bagi sebagian orang Macau adalah sarangnya tempat maksiat dan perjudian. Kota bekas koloni terahir Portugis ini memang terkenal dengan perjudian resmi dan dunia hiburan. Portugis menjadikan koloni terahirnya ini sebagai surganya bagi para penjudi dan para pencari kesenangan. 

Ketika diserahkan kembali kepada pemerintah china, Macau menjadi wilayah kedua di China dengan sistem satu Negara dua sistem setelah Hongkong. Hongkong dan Macau kembali menjadi wilayah kedaulatan China setelah lepas dari Inggris dan Portugis namun tetap menjalankan sistem pemerintahannya sendiri berstatus Special Authority Region dalam kerangka Negara kesatuan Republik Rakyat China. 

Kemajuan perekonomian ditunjang dengan infrastruktur yang luar biasa menjadikan Macau begitu berkilau. Jaringan jalan raya lintas laut dengan jembatan jembatan panjang nan megah memberikan gambaran kesiapan macau. Seperti halnya Hongkong, bandara di Macau pun dibangun di atas sebuah pulau buatan. 

Begini bentuk bangunan masjid satu satunya di Macau

Masuknya Islam di Macau 

Islam telah hadir di Macau jauh sebelum berkuasanya Dinasti Ming. Namun demikian kapan tepatnya dan bagaimana Islam diperkenalkan di negeri judi tersebut masih belum ada kata sepakat diantara para sejarawan. 

Sejarah tutur menyebutkan bahwa Islam masuk ke Macau dibawa oleh para saudagar Arab dan Parsi. Semasa perang dunia ke dua, sejumlah besar muslim dari etnis Hui dari Zhaoqing, propinsi Guangdong hijrah ke Macau untuk menghindari kehancuran akibat perang yang terjadi di daratan China. 

Saat ini ada sekitar 400 muslim di Macau, mereka memiliki satu masjid dan pemakaman khusus muslim. Keseluruhan muslim di Macau bergabung dalam satu organisasi bernama “The Macau Islamic Society”. 

Interior masjid Macau

Tahun 2007 lalu masjid satu satunya di Macau ini direnovasi untuk diperbesar dan diperindah menjadi sebuah masjid modern di jantung kota Macau. Muslim di Macau langsung dapat dikenali dari nama mereka yang menggunakan nama nama Islami seperti Fatimah, Umar, Soraya dan lain lain. 

Menurut berbagai laporan media, kehidupan toleransi beragama di Macau cukup baik. Islam bersama agama agama minoritas lainnya, seperti Falun Gong yang terkadang melaksanakan ritual rutin mereka di taman taman umum dan beberapa kali dipergoki oleh aparat kepolisian yang kemudian memeriksa identitas mereka satu persatu, meskipun demikian tidak ada laporan penahanan ataupun tekanan dari aparat keamanan bagi pelaksanaan peribadatan. 

Antar pemeluk agama disana juga saling hormat menghormati satu dengan lainnya dan tak aneh bila dalam sebuah upacara upacara publik pelaksanaan do’a nya dilaksanakan oleh wakil kelompok kelompok beragama yang ada disana. 

Aktivitas jemaah Masjid Macau

Masjid Di Macau 

Macau hanya memiliki satu satunya masjid bagi sekitar 400 jiwa muslim disana, masjid yang terkenal dengan nama Macau Mosque ini beralamat di Ramal Dos Moros, Macau S.A.R. (China), teleohon (853) 28337273 dan Fax : (853) 337273. Untuk menuju ke masjid ini melalui rute melalui Macau Grand Prix Track. 

Di sebelah kanan jalan dari Hoi-Fu Garden kea rah CEM. Macau Mosque, selain memiliki pemakaman umum khusus muslim, sekaligus menjadi tempat berkantornya Islamic Association serta Muslim Community Centre. Lokasi masjid ini berada di tempat yang cukup nyaman di bagian kota Macau yang paling bersejarah, menghadap ke bendungan Macau, pelabuhan feri dari dan ke Hongkong serta landasan helikopter.

 

Berbagai sumber menyebutkan bahwa masjid ini dibangun pertama kali oleh muslim yang tiba di Macau bersama pasukan Portugis. Mereka direkrut oleh oleh Portugis dari wilayah anak benua India (Goa, Bombay, Karachi dan bagian utara Pakistan). Namun bangunan masjid yang kini berdiri dibangun sekitar awal tahun 1980-an. 

Pemakaman umum disekitar masjid ini telah berumur lebih dari se-abad. Beberapa diantara yang bermakam diasana adalah beberapa muslim Parsi dan dari berbagai suku bangsa lainnya. Keberadaan makam muslim dari berbagai bangsa tersebut menjadi bukti keanekaragaman suku bangsa di Macau dan juga menjadi bukti keterkaitan Islam dengan Macau yang sudah terjalin sejak lebih dari se-abad sekaligus telah turut mewarnai sejarah Macau. 

Masjid di Sarang Judi 

Satu satunya masjid di Macau ini menjadi masjid yang berada di sudut kota judi. Kehadirannya memang memberikan makna yang begitu dalam bagi muslim disana dan bagi muslim yang datang ke Macau. 

Merujuk kepada muslim Indonesia yang pernah kesana disebutkan bahwa ukuran masjid ini tidak terlalu besar hanya sekitar 6,5 m x 12 m. Suasana masjid justru lebih ramai di hari minggu mengingat sebagian besar jemaah masjid ini adalah para pekerja asing yang memiliki jadwal kerja yang ketat dan baru menikmati libur di hari minggu. 

Wajar bila kemudian mereka menikmati suasana libur termasuk dengan meramaikan masjid satu satunya di Macau ini, termasuk para pekerja asal Indonesia yang mengadakan pengajian rutin di masjid ini. Kehidupan Sosial Muslim Macau Pada perayaan idul adha tahun 2010 yang lalu komunitas muslim di macau sebagian memutuskan untuk menyumbangkan dana mereka untuk korban bencana alam di berbagai Negara Islam seperti Pakistan, china daratan dan Indonesia menggantikan rencana mereka untuk menyembelih hewan kurban. 

 Muslim macau menyelenggarakan sholat idul fitri maupun idul adha di masjid satu satunya yang ada di macau di Ramal Dos Mauros bersama dengan muslim dari berbagai Negara yang ada disana beberapa dari Negara Negara Afrika dan Asia tenggara termasuk Indonesia.***



Senin, 18 Maret 2013

Islam di Barbados

Masjid Pertama di Barbados. Tempat ibadah muslim pertama di Barbados adalah masjid di Kensington New Road, Masjid Jumma atau Jumma Masjid - Bridgetown, yang dibangun tahun 1950.

Bila anda mengenal Rihana atau nama lengkapnya Robyn Rihanna Fenty, penyanyi pop dunia itu, mestinya anda juga akan mengenal negara asalnya, Barbados. Barbados, negara pulau yang terkenal dengan sebutan The Little England atau Inggris Kecil ini adalah sebuah pulau di Laut Karibia berjarak sekitar 218 kilometer sebelah timur laut pulau Trinidad & Tobago. Pulau ini merupakan rantai paling selatan dari rangkaitan gugus pulau pulau Karibia bagian timur. Secara defacto dan de jure pulau Barbados merupakan sebuah negara merdeka sejak tahun 1966 berbentuk monarki parlementer dengan Ratu Elizabeth II sebagai kepala negara, diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal, sedangkan pemerintahannya dikepalai dan dikelola oleh seorang Perdana Menteri.

Luas keseluruhan negaranya hanya 430 kilometer persegi atau setara dengan hanya sekitar 64% dari luas propinsi DKI Jakarta (664.01 Km2). Penduduk negara ini biasa menyebut diri mereka sebagai Barbadian atau Bajan. 93% dari penduduk negaranya berkulit hitam, hanya 3,2% saja yang berkulit putih sisanya dari etnis campuran 2,6%, menyusul berbagai suku India 1% dan etnis lainnya 0,2%. Dengan jumlah penduduk di bulan Juli 2012 lalu sebanyak 287.733 jiwa, dan hampir separuhnya menetap di kota Bridgetown (122.000 jiwa) sebagai ibukota negara.

Lokasi Barbados di Karibia

Agama di Barbados

Merujuk kepada world fact book disebutkan bahwa rasio pemeluk agama di Barbados terdiri dari Protestant 63,4% (Anglican 28,3%, Pentekosta 18,7%, Methodist 5,1%, lain lain 11.3%), Katholik Roma 4,2%, Kristen Lainnya 7%, agama lainnya 4,8%, sisanya 20,6% tak beragama atau tak menyebutkan agamanya secara jelas. world fact book sama sekali tak menyebutkan rasio pemeluk pemeluk agama lain.

Wikipedia tentang Barbados sedikit menyinggung keberadaan pemeluk agama minoritas di Barbados termasuk hindu, Islam, Baha’i dan Yahudi meskipun tak menyebut dengan pasti angka dari jumlah pemeluk agama agama minoritas tersebut. Masih dari situs Wikipedia dibawah judul Islam in Barbados menyebutkan bahwa populasi muslim di negara tersebut mencapai 4000 ribu jiwa. Angka yang memang tak terlihat bila dibandingkan dengan jumlah total penduduk negara Barbados.

Jumma Masjid - Jumma Masjid, Kensington New Road, Bridgetown, St. Michael. Barbados. 

Rekaman Sejarah Islam di Barbados

Berdasarkan pada hasil riset diketahui bahwa muslim pertama yang tiba di Barbados lebih dari 90 tahun yang lalu, ketika di tahun 1913 Abdul Rohul Amin seorang pedagang sutera dari Benggala Timur (India bagian timur atau Bangladesh) tiba di Barbados. Segera setelah itu beberapa orang Bengali menyusul datang ke Barbados dan secara bersama sama berbagi tempat tinggal di Wellington Street di pusat kota. beberapa dari mereka juga menetap di Milk Market dan Tudor Street di lantai atas toko sepatu Bata di Bridgetown.  Sebagian besar imigran dari Bengali tersebut menikah dengan wanita setempat dan memulai membina keluarga disana. Kini begitu banyak orang orang Barbados yang merupakan keturunan dari pertalian pernikahan tersebut.

Kaum muslimin pertama di Barbados ini menjalani kehidupan mereka sebagai pedagang keliling dan masih berlanjut hingga hari ini. pada tahap awal proses perniagaan mereka dilakukan dengan warga Barbados yang tinggal di kawasan pedesaan yang memang menemui kesulitan untuk pergi ke Bridgetown guna membeli kebutuhan hidup mereka. Para pedagang ini pergi ke wilayah pedesaan menggunakan Bis untuk membawa barang dagangan mereka, ketiadaan angkutan umum terkadang membuat mereka harus berjalan kaki menembuh jarak yang begitu jauh.

Madina Masjid di Sobers Lane, masjid kedua di Barbados dibangun tahun 1957

Pada masa itu orang orang Barbados memiliki kesulitan untuk membayar tunai, itu sebabnya para “coolie Man” (orang Kuli – sebutan bagi muslim keturunan Bengali) menawarkan pembelian dengan berhutang untuk barang dagangan mereka. selama bertahun tahun berlalu terjalin hubungan yang sangat baik antara para imigran muslim dengan warga Barbados lainnya hingga hari ini, dalam sebuah hubungan yang saling menguntungkan satu dengan yang lainnya.

Gelombang kedatangan muslim berikutnya adalah kedatangan muslim dari beberapa desa di Gujarat, India Timur. kedatangan pertama mereka ke Barbados pada tahun 1929. Kelompok ini kemudian bertolak ke Brazil sebagai penebang pohon kemudian meneruskan perjalanan mereka hingga ke Guyana lalu menetap beberapa lama disana. Dari sana mereka mengetahui bahwa mereka dapat mendapatkan uang dengan berdagang batubara dengan Barbados, sampai kemudian mereka melakukan perjalanan beberapa kali ke Barbados sampai kemudian memutuskan untuk menetap di Barbados.

Makki Masjid di 6th Avenue Belleville, St. Michael. Masjid ketiga di Barbados

Kebanyakan dari muslim Gujarat ini pada awalnya menetap di Tudor Steet di Milk Market. Seiring dengan keberhasilan yang mereka peroleh sebagian dari mereka berpindah ke berbagai lokasi di kota Bridgetown. Keberhasilan bisnis yang mereka kelola mengikuti pola bisnis yang telah lebih dulu dijalankan oleh muslim Bengali beberapa dari mereka kemudian memiliki toko di kawasan Swan Street dan Tudor Street serta memiliki rumah di pusat kota.

Organisasi Islam di Barbados

Beberapa Organisasi Islam telah berdiri dan beroperasi di Barbados, mengorganisir dan melayani kebutuhan ummat Islam disana. Organisasi organisasi tersebut berada dibawah naungan The Barbados Muslim Association (B.M.A). B.M.A adalah organisasi payung bagi seluruh masjid dan Mushola di Barbados, saat ini ada empat masjid ditambah satu Mushola di seluruh negara pulau Barbados.

 Masjid Ibn Umar, Harts Gap, Hastings, Chrsit Church, Barbados. Tel: 427-0120 

Empat Masjid yang dimaksud adalah : Jumma Masjid – Kensington New Road, Bridgetown, Madina Masjid – Sobers Lane, Bridgetown, Makki Masjid – 6th Avenue Belleville di St. Michael, Masjid Ibn Umar di Harts Gap, Hastings, Christ Church, dan Musalla Wanstead di Cave Hill, St. James. Selain itu BMA juga membawahi lembaga lembaga Islam lainnya yakni : Al-Falah School, Barbados Association of Muslim Ladies (BAML), Barbados Association of Muslim Youth (BAMY), Islamic Academy of Barbados (IAB), Jamiatul Ulama (Barbados), The Medinah Foundation, Muslim Funeral Trust dan UWI Cave Hill Islamic Society.

The Barbados Muslim Association (B.M.A) dibentuk tahun 1997 untuk mewakili seluruh masjid yang ada di Barbados yang kala itu mencapai sekitar 2000 jiwa. Masing masing masjid memiliki pengurusnya sendiri dan terdaptar di pemerintahan secara mandiri. Masing masing masjid menempatkan perwakilannya dalam dewan kepengurusan B.M.A. sebagai tambahan ada lima orang muslim yang dipilih oleh dewan dalam rapat umum tahunan yang dihadiri oleh seluruh komunitas muslim setempat.

Musholla Wanstead Gardens, St. Michael, Barbados

BMA juga bertindak sebagai juru bicara nasional bagi Muslim Barbados kepada pemerintah dalam semua hal terkait dengan kehidupan muslim Barbados termasuk di dalamnya penggunaan Jilbab bagi muslimah, mengorganisir dan memfasilitasi donasi ke berbagai lembaga amal hingga menghadiri berbagai acara nasional yang diselenggarakan pemerintah. Dalam kesempatan hari kemerdekaan yang lalu, tokoh muslim disana diundang untuk memimpin do’a dalam peringatan hari kemerdekaan Barbados.

Masjid di Barbados

Tempat ibadah muslim pertama di Barbados adalah sebuah bangunan masjid di Kensington New Road, Masjid Jumma atau Jumma Masjid - Bridgetown, yang dibangun tahun 1950. Menyusul kemudian Masjid kedua, Madina Masjid di Sobers Lane tahun 1957. Saat ini ada sekitar 4000 muslim tinggal di pulau Barbados, sebagian besar dari mereka tinggal di Bridgetown menempati properti milik mereka sendiri. Masjid Jumma telah mengalami perluasan di penghujung tahun 1980-an hingga mampu mengakomodir lebih dari 600 jemaah sekaligus. Peribatan dilakukan di masjid Jumma dan Masjid di Sober Lane Lima kali sehari termasuk penyelenggaraan sholat Jum’at berjamaah.

Suasana di masjid Jumma sesaat setelah sholat idul fitri

Dikemudian hari menyusul pembangunan dua masjid lainnya yakni Makki Masjid di 6th Avenue Belleville, St. Michael, dan Masjid Ibnu Umar di Harts Gap, Hastings, Christ Church ditambah dengan Musholla Wanstead di Cave Hill, St. James. Makki Masjid di 6th Avenue Belleville dibangun pada era 1990-an oleh beberapa keluarga muslim yang memutuskan untuk pindah dari Bridgetown ke Belleville dan sekitarnya. Pembangunan masjid masjid dan musholla tersebut untuk memenuhi kebutuhan muslim setempat akan tempat ibadah yang semakin meningkat.

Pusat pendidikan Islam mulai dibuka tahun 1970 dan kini telah memiliki gedung permanen di kawasan Harts Gap, Hastings. Lembaga pendidikan ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan lembaga pendidikan bagi warga muslim disana.  Di rentang waktu awal tahun 60-an hingga tahun 70-an sejumlah warga Barbados keturunan Afrika mulai memeluk Islam. trend tersebut terus berlanjut hingga hari ini dengan begitu banyak individu yang menunjukkan ketertarikannya kepada Islam dan sebagian lagi pada ahirnya benar benar memeluk Islam.

Perdana Menteri Barbados, Freundel Stuart menjabat tangan seorang jemaah cilik di Masjid Jumma Bridgetown sesaat setelah sholat Idul Fitri. 

Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Muslim Barbados

Beragam aktivitas dijalankan oleh komunitas muslim Barbados untuk menyebarkan informasi tentang Islam. aktivitas tersebut termasuk didalamnya dengan menuliskan artikel di berbagai surat kabar, pemberitaan media nasional melalui radio dan televise, kuliah kuliah umum dan pengajaran di sekolah sekolah serta lembaga pendidikan lainnya. Kaum muslimin dari negara negara sekitarnya seperti Muslim Trinidad & Tobago serta Guayana yang ber-migrasi dan kemudian menetap di Bridgetown turut menjadi bagian dari Komunitas muslim Barbados.

Kini, setelah hampir seabad berlalu anak cucu dan keturunan dari muslim muslim pertama di Bridgetown terlibat secara aktif dalam semua segmen kehidupan masyarakat serta menyumbangkan  kontribusi yang cukup signifikan bagi perkembangan Bridgetown secara khusus dan Barbados umumnya. Beberapa dari mereka berprofesi sebagai dokterm pengacara, insinyur hingga pegawai negeri.

Miranda Sealy, satu dari mualaf Barbados yang ingin mendalami Islam dan menjalankannya dalam kehidupan secara kaffah. 

Sebuah kehormatan ditunjukkan oleh senator sekaligus Menteri Dalam Negeri Barbados, Mr. Glyne Murray pada tahun 2002 yang lalu. Beliau berkenan berkunjung dan menghadiri perayaan hari raya Idul Fitri yang diselenggarakan di Jumma Masjid, Kensington New Road – Bridgetown. Beliau menyempatkan diri menyampaikan sambutan dari Perdana Menteri Barbados yang kutipannya sebagai berikut :

. . . “pada saat ini kita tahu bahwa dunia seakan terjerembab dalamkecurigaan dan kebencian terhadap Islam, tapi saya fikir kita di Barbados justru memiliki kesempatan emas untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita bisa hidup bersama sama sebagai saudara karena kita tahu bahwa kita semua bekerja untuk satu hal yakni kehidupan yang lebih baik bagi diri kita sendiri dan bagi Barbados yang lebih baik, tempat kita berbagi bersama.***

---------------

Baca Juga