Arsitektural
Masjid Nizamiye
Keseluruhan
komplek masjid ini memang sangat unik dengan arsitekturnya yang khas Usmaniyah
Turki ditengah kota Johanesburg yang dalam sejarahnya tak pernah tersentuh
kekuasaan Emperium Usmani. Berbagai rancangan interior yang unik, lantai dari
batu pualam, seni rancangan Ebru serta seni lukis yang semua materialnya di
datangkan langsung dari Turki, termasuk keramik Blue Iznik yang digunakan pada
tembok masjid.
Secara
keseluruhan komplek masjid nizamiye di Johanesburg ini dirancang berdasarkan
rancangan masjid Selimiye di Edirne, Turkey. Lebih tepat rancangan masjid
Nizamiye ini menjiplak masjid Selimiye dengan skala 80%. Rancangan aslinya
dibuat di Turki oleh Arsitek Turki, kemudian diterjemahkan oleh arsitek Afrika
Selatan untuk menyesuaikannya dengan standar setempat.
Kubah
besar di atap masjid menjadi fitur utama bangunannya. Kubah utama tersebut
bergaris tengah 24 meter dan tingginya 31 meter. Kubah utamanya dilengkapi
dengan empat semi kubah yang menempel ke kubah utama ditambah dengan 21 kubah
yang lebih kecil. Keseluruhan kubah kubah masjid ini dilapis dengan timah
hingga menghabiskan 48 ton bahan timah. Bagian dalam kubahnya di cat secara
manual disesuaikan dengan warna dan pola karpet yang digunakan diruang utama di
bawah kubah tersebut.
Empat
menaranya menjulang masing masing setinggi 55 meter mendominasi pemandangan
ditempatnya berdiri dan terlihat jelas dari ruas jalan bebas hambatan yang
menghubungkan Ibukota negara di Pretoria ke pusat kota Johanesburg. Masing
masing menara ini dilengkapi dengan tangga untuk menuju puncak menara.
Sedangkan bangunan utamanya sendiri dilengkapi dengan 232 jendela yang dihias
dengan kaca patri. Pihak berwenang setempat menyebut bahwa masjid ini merupakan
masjid terbesar di kawasan southern hemisphere.
Berdirinya
masjid baru dengan gaya Turki secara utuh di Johanesburg ini seakan akan
menghadirkan Turki di tanah Afrika Selatan. Wajar bila kemudian menteri
Perekonomian Turki, Zafer Caglayan yang turut hadir dalam upacara peresmian,
berkata “kita tidak terpisah 1000 kilometer, karena kita sudah memiliki rumah
kita disini”.
Inner Court yard Masjid Nizamiye |
Nama Nizamiye yang diberikan kepada masjid ini berasal dari Nizam Al-Mulk, seorang pahlawan dari dinasti Seljuk yang hidup di abad ke 11 Masehi. Dengan diresmikannya komplek bangunan masjid ini diharapkan dapat membantu mempererat rasa saling pengertian dan toleransi antar pemeluk agama di Afrika Selatan, sebagaimana disampaikan oleh presiden Afrika Selatan Zuma dalam sambutannya.
Pelataran Tengah
Semua Masjid besar bergaya Turki dan Arabia dilengkapi dengan pelataran Tengah. halaman yang cukup luas yang biasanya dilengkapi dengan pancuran air tempat berwudhu. Sedangkan area pelatarannya sendiri dapat digunakan sebagai area sholat tambahan pada saat jemaah membludak tak tertampung di ruang dalam masjid seperti selama bulan Suci Ramadhan, Sholat Jum'at dan sholat dua hari raya.
Pelataran tengah yang kini dipakai di sebagian besar masjid masjid besar dunia pada awalnya merupakan area terbuka di kediaman para bangsawan Arab hingga Afrika utara yang memiliki tempat tinggal cukup luas, dan halaman tengah ini berfungsi sebagai bukaan ruang yang dilengkapi taman kecil sebagai pemasok udara segar ke dalam ruang rumah. Kemudian fungsi tersebut berkembang lebih luas ketika di aplikasikan ke dalam bangunan masjid.
Ruang Utama Masjid Nizamiye |
Interior Masjid Nizamiye
bila anda pernah menyaksikan film Turki berjudul New York 'ta Bes Minare atau Five Minaret in New York, dalam salah satu adegan muncul sekumpulan jemaah yang sedang berzikir di dalam masjid dibawah siraman cahaya lampu yang melingkar di atas ruang utama masjidnya, pastinya anda akan sangat familiar dengan foto di atas. Foto itu adalah ruang utama Masjid Nizamiye di Johannesburg. Seperti telah disebutkan di awal tulisan bahwa bangunan masjid ini memang menjiplak bangunan Masjid Sultan Selim di Turki dengan Skala yang lebih kecil (80%).
Rancangan interior masjid masjid besar Turki di seluruh dunia nyaris serupa, lengkap dengan lampu gantung melingkat itu, hamparan karpetnya yang selalu merah, bahkan meski tak lagi difungsikan sebagaimana aslinya, bagian dalam masjid yang baru dibangun inipun tetap dilengkapi dengan area mezanin (disebelah kanan foto) yang pada zamannya merupakan tempat khusus untuk seorang wakil imam yang menyuarakan kembali suara imam agar terdengar oleh seluruh jemaah.
Interior Masjid Nizamiye |
Dalam foto di atas telihat lebih jelas keindahan dan kemegahan interior Masjid Nizamiye ini. Hamparan karpet merahnya, mezanin, mihrab dan mimbar masjid serta ornamen detil pada setiap bagian di dalam masjid ini dibuat dengan begitu teliti oleh para profesional yang sengaja didatangkan dari Turki. Sebagai sebuah negara, Turki memang memiliki warisan yang tak ternilai dari era kejayaan ke-khalifahan Usmaniyah yang merupakan ke-khalifahan Islam terahir.
Kehadiran bangunan masjid masjid dalam ukuran raksasa di beberapa negara dengan penduduk muslimnya yang minoritas kadangkala dianggap sebagai sebuah ancaman oleh berbagai pihak, namun pihak yang lainnya menganggapnya sebagai sebuah keniscayaan dalam sebuah peradaban, dimana keragaman adalah bagian dari sebuah rangkaian yang menhasilkan harmoni.*** selesai
-------------------------------
Baca Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA