Halaman

Minggu, 06 Januari 2013

Masjid Hala Sultan Tekke, Cyprus (bagian-3)

Masjid Hala Sultan Tekke ditepian danau Air Asin Larnaca, di bagian selatan pulau Cyprus dilihat dari seberang danau, tampak begitu indah dengan latar depan hamparan air asin danau tersebut.

Sejarah Pembangunan Masjid Hala Sultan Tekke

Masjid Hala Sultan Tekke atau Masjid Ummu Haram berada tanah semenanjung di sisi bagian barat danau air asin di kota Larnaca, Cyprus bagian selatan. Dibangun untuk mengenang dan menghormati Ummu Haram binti Milhan yang merupakan Istri dari Ubaidah Bin Syamit. Mereka berdua adalah sahabat Rosulullah Muhammad S.A.W.

Ummu Haram Wafat dalam ekspedisi militer pasukan Islam ke pulau Cyprus tahun ke 28 hijrah atau sekitar tahun 647M atas perintah Gubernur Muawiyah Bin Abu Sufyan selaku gubernur Syria berkedudukan di kota Damaskus, atas izin dari Khalifah Usman bin Affan di Madinah.

Jenazah Ummu Haram dimakamkan persis di lokasi kematiannya. Makam tersebut dikemudian hari ditemukan dan dibangun oleh seorang darwis atau pengikut aliran sufi yang bernama Sheikh Hasan.  Beliau yang kemudian pertama kali mendirikan bangunan yang melindungi makam Ummu Haram setelah mendapatkan izin dari otoritas setempat pada tahun 1760. Bangunan tersebut juga diperindah dengan ukiran dekorasi di bagian dalam.

Makam Ummu Haram berada di bagian sisi kiblat Masjid Hala Sultan Tekke. Makam beliau berada di dalam bangunan berkubah seperti terlihat pada bagian depan foto di atas.

Selanjutnya di abad ke 19, Gubernur Cyprus, Seyyid Elhac Mehmed Agha membangun pagar sekeliling bangunan makam menggunakan pagar kayu. Pagar pagar kayu tersebut kemudian diganti dengan pagar dari kuningan pada masa pemerintahan gubernur Acem Ali Agha, penerus dari Seyyid Elhac Mehmed Agha. Sedangkan bangunan Masjid nya sendiri dibangun pada era kekuasaan dinasti Usmaniyah yang berpusat di Istambul, Turki.

Dalam catatan Giovanni Mariti disebutkan bahwa saat dia mengunjungi Cyprus antara tahun 1760-1767 dijelaskan bahwa Masjid Hala Sultan Tekke dibangun pada masa gubernur Cyprus dijabat oleh Ali Agha. Menurut Mariti, pembangunan masjid ini turut menggunakan batu batu dari sebuah bangunan bekas gereja terbengkalai di antara reruntuhan kampung di sekitar lokasi masjid ini.

Sumber lain menyebutkan bahwa pembangunan masjid tersebut digagas oleh Gubernur Cyprus Seyyid Mehmed Emin Efendi dalam bentuk bangunan klasik dinasti Usmani dan selesai dibangun pada bulan November tahun 1817. Kedua sumber tersebut sepertinya sama sama valid, hanya saja sepertinya sumber pertama tak pernah lagi mengikuti perkembangan selanjutnya dari yang pernah dicatatnya sedangkan sumber kedua tidak melihat ke masa sebelum tahun 1817.

Bangunan tambahan di masjid ini diperbaiki tahun 2004. Sedangkan bangunan masjid dan menaranya juga baru saja selesai di restorasi. Program perbaikan dan restorasi tersebut dilaksanakan dengan dukungan penuh dari program “Bi-communal Development Programme” yang dibentuk oleh USAID dan UNDP dan dijalankan melalui UNOPS.

Masjid Hala Sultan Tekke dibangun dengan gaya masjid tradisional dinasti Usmaniyah, pada masa kejyaaanya di Cyprus. Konon disebutkan bahwa batu batuan yang dipakai untuk membangun masjid ini diambil dari sebuah reruntuhan bangunan gereja diantara puing puing desa yang sudah tak berpenghuni disekitar lokasi tersebut.

Menjadi Sasaran Serangan

Masjid Hala Sultan Tekke telah beberapa kali menjadi sasaran Vandalisme hingga pelemparan bom molotov. Seperti yang terjadi pada tanggal 24 Juli 2010 lalu masjid ini diserang dengan bom molotov mengakibatkan kerusakan ringan, dan pernah juga dilempari dengan batu oleh orang tak dikenal hingga aksi pengurukan pasir di pintu masuk masjid juga pernah dilakukan oleh pihak yang tak bertanggung jawab.

Denah Bangunan Hala Sultan Tekke

Di atas gerbang menuju taman masjid ini terdapat tulisan dari masa Usmaniyah bertanggal 4 Maret 1813 berbunyi “Hala Sultan Teke dibangun oleh Gubernur Cyprus yang di Rahmati Allah”, tulisan ini di apit oleh monogram Sultan Mahmud II. Taman di masjid ini dirancang oleh Pasha dan itu sebabnya taman di masjid ini dikenal dengan nama “Pasha Garden”.

Bangunan pendudukung di komplek ini juga terhubung Masjid disebut sebagai “Gulzen Feys” atau “Taman Mawar yang mendapat pencerahan”. Di sisi utara atau disebelah kiri dan kanan pintu masuk merupakan bangunan guest house untuk jemaah pria (Selamlik). Sedangkan untuk jemaah wanita (Haremlik) guest housenya berada lebih ke dalam komplek. Menara masjid ini di perbaiki pada tahun 1959

Interior Masjid Hala Sultan Tekke. Sebagaimana masjid masjid dinasti Usmaniyah lainnya bagian dalam masjid Hala Sultan Tekke ini juga dibangun dengan atap tinggi, ruang utamanya berada dibawah kubah utamanya yang mendominasi bangunan masjid. di dalam masjid ini juga dilengkapi dengan mezanin tempat wakil imam menyuarakan ulang suara imam kepada jemaah.

Makam Ummu Haram berada didalam maosoleum yang berada di sisi kiblat masjid ini, arah menuju Kiblat dari pulau Cyprus adalah mengarah ke selatan. Di maosoleum ini terdapat inscripsi bertuliskan tahun 1760.  Selain makam Ummu Harram, ditempat tersebut juga terdapat empat makam lainnya, dua diantaranya merupakan Sheik.

Makam lainnya telah dibangun menggunakan batu pualam dua tingkatan, makam ini bertanggal 12 Juli 1929, makam tersebut merupakan makam Adile Huseyin Ali, istri dari Hussein bin Ali, Sharif kota Mecca dari keluarga Hasyimi, cucu dari Wazir Agung Usmaniyah, Koca Mustafa Reşid Pasha yang juga keturunan dari Nabi Muhammad S.A.W.

Di sudut timur komplek masjid Hala Sultan Tekke terdapat komplek pemakam tua yang sudah ditutup untuk aktivitas pemakaman sejak tahun 1899. Di pemakaman ini dimakamkan beberapa pejabat tinggi dari dinasti Usmaniyah, dinasti Islam terahir yang pernah berkuasa di pulau Cyprus.

Bangunan berbentuk oktagonal yang berada di depan masjid ini merupakan bangunan tempat berwudhu, bangunan ini dibangun pada tahun 1796-1797 oleh Gubernur dinasti Usmaniyah di Cyprus, Silahtar Kaptanbaşı Mustafa Agha. Tarikh penting terkait sejarah Komplek masjid ini ditemukan di taman Masjid ditulis di atas batu pualam bertarikh tahun 1895 yang merupakan tahun dibangunnya infrastruktur sistem pengairan ke masjid ini pada masa pemerintahan Sultan Abdülhamid II.

Di masa kekuasaan dinasti Usmaniyah ada suatu tradisi dimana semua kapal dari dinasti Usmani yang akan lego jangkar di pelabuhan Larnaca akan mengibarkan benderanya setengah tiang dan menembakkan meriam salfo sebagai bentuk penghormatan kepada para pejabat tinggi Usmaniyah yang dimakamkan di komplek masjid Hala Sultan Tekke ini. (selesai - dikumpulkan dari berbagai sumber).

1 komentar:

Dilarang berkomentar berbau SARA