Kontroversi Bar di
Halaman Masjid di Pulau Sengketa
Tahun 2009 lalu
masjid Hala Sultan Tekke atau Masjid Ummu Haram di Larnaca, Cyprus (Selatan) ini
sempat menjadi pusat perhatian dunia Islam akibat keputusan aneh dari
pemerintah Cyprus (Selatan) akan membangun sebuah bar yang menyajikan minuman
keras di halaman masjid bersejarah ini, akibatnya, gelombang protes mengalir
deras ke pemerintah Republik Cyprus yang berkuasa di bagian selatan dari pulau sengketa itu. Pemerintah setempat
pada ahirnya menghentikan rencana gila itu.
Pemerintah Cyprus
berdalih pembangunan bar itu sama sekali tidak bermaksud untuk menghina ummat
Islam namun semata mata sebagai fasilitas bagi para pelancong non muslim yang
sedang berkunjung ke area tersebut. Sebagai bagian dari destinasi wisata sudah
sewajarnya dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung termasuk Bar yang
menyediakan aneka minuman termasuk minuman beralkohol.
Saya sebut Cyprus sebagai
pulau sengketa karena memang pulau yang
tak lebih luas dari pulau Tidore di Maluku Utara ini secara de fakto dan de
jure sejak tahun 1955 terbagi menjadi empat wilayah dengan penguasa yang
berbeda, yakni : (1). Republik Cyprus (selatan) di bagian selatan atau dikenal juga sebagai Cyprus Yunani, (2).
Cyprus Utara atau juga biasa dikenal sebagai
Cyprus Turki di sisi utara pulau Cyprus, (3). Wilayah pangkalan militer serdadu Inggris di Dhekelia & Akrotiri Serta (4). wilayah zona
netral atau UN Buffer Zone yang dikuasai oleh PBB membentang diantara kedua negara bersengketa
tersebut.
Pulau Cyprus
merupakan bekas wilayah jajahan Inggris dan memperoleh kemerdekaan dari Inggris
di tahun 1960 namun inggris mendapatkan hak atas wilayah Dhekelia & Akrotiri yang memang
merupakan pangkalan militer serdadu Inggris disana. Masalah baru muncul paska
kemerdekaan, menyusul ketegangan antara etnis Yunani yang mayoritas dengan
etnis Turki yang minoritas.
Di bulan Desember 1963 pecah kerusuhan di Ibukota negara, Nicosia. PBB mengirimkan pasukan perdamaian ke Cyprus di tahun 1964 dalam upaya meredakan pertikaian, namun ketegangan dan kekerasan tak mereda. Kekerasan sporadis memaksa Etnis Turki terkepung dalam wilayah wilayah kantong mereka di seantero pulau tersebut.
Ketegangan memuncak di tahun 1974 setelah 11 tahun ketegangan berlangung. Kelompok nasionalis etnis Yunani berupaya melakukan kudeta dalam upaya menggabungkan pulau Cyprus menjadi bagian Yunani, ditambah upaya dari pemerintahan Yunani sendiri yang turut campur dalam kekisruhan tersebut.
Gerah dengan situasi
tersebut ditahun yang sama (1974) pemerintah Turki mengirimkan pasukan perang menginvasi
pulau Cyprus dan dalam waktu singkat berhasil menduduki lebih dari sepertiga
wilayah Cyprus di utara. Tahun 1983 etnis Turki di utara, memproklamirkan
negara baru dengan nama "Turkish Republic of Northern Cyprus"
("TRNC") atau Cyprus Utara di dukung penuh dan hanya diakui oleh Turki.
Keindahan masjid
Hala Sultan Tekke dipandang dari arah Danau
|
Berbagai upaya telah dilakukan oleh PBB untuk menyatukan kembali dua pulau yang terpisah ini. Termasuk momen pemilu presiden di tahun 2008 yang lalu yang dijadikan sebagai janin unifikasi Cyprus oleh PBB, dengan berupaya menjadikan momen pemilu tersebut sebagai pemilu bersama bagi dua wilayah negara.
Meski perundingan
terus berlangsung dan pemilu presiden pun telah usai, namun hingga ahirnya
keseluruhan pulau Cyprus diterima sebagai anggota Uni Eropa pada tanggal 1 Mei
2004 yang lalu namun kedua pemerintahan di pulau tersebut masih bersikukuh dan
hingga kini Cyprus masih berdiri sebagai dua negara.
Uni Eropa hanya mau
mengakui keanggotaan Cyprus Selatan yang diakui oleh PBB. Sedangkan penduduk Cyprus
Utara tetap dapat menikmati fasilitas sebagai warga Uni Eropa dengan mengganti
dokumen kewarganegaraan mereka sebagai warga negara Cyprus Selatan. Sebuah
keputusan yang memojokkan pemerintahan Cyprus Utara sekaligus pemerintah Turki yang
hingga kini pun masih belum di akui sebagai anggota Uni Eropa.
Tentang Larnaca
Kota Larnaca, Larnaca Salt Lake dan Masjid Hala - Sultan Tekke |
Larnaca adalah salah
satu distrik di pulau Cyprus. Paska pembagian wilayah tahun 1955 Distric
Larnaca terbagi dua, sebagian wilayahnya masuk ke dalam wilayah Cyprus utara
sebagian lagi masuk ke dalam Cyprus selatan. Sama halnya dengan distrik Nicosia
yang dulunya merupakan ibukota Cyprus (bersatu), dan distrik Famagusta yang kini sebagian besar masuk
ke dalam wilayah Cyprus Utara.
Masjid Halla Sultan
Tekke, berada di dalam wilayah distrik Larnaca di Cyprus selatan. Tepatnya
berdiri tepat berada ditepian Danau Air Asin Larnaca atau Larnaca Salt Lake. Sebagai danau air asin, pada saat membeku di musim
dingin bongkahan yang terjadi sama seperti halnya bongkahan dan butiran garam.
Larnaca Salt Lake bukanlah satu satunya Salt Lake di Cyprus masih ada beberapa
danau lainnya seperti Akrotiry Salt Lake yang berada di dalam Wilayah pangkalan militer serdadu Inggris di Akrotiri, Cyprus Selatan.
Masjid Hala Sultan Tekke atau
Masjid Ummu Haram
Masjid Hala Sultan
Tekke di Larnaca ini biasa juga disebut sebagai Masjid Ummu Haram, merupakan
salah satu masjid bersejarah Islam di Pulau Cyprus. Di Masjid ini merupakan
tempat dimakamkannya Ummu Haram yang wafat pada masa penyerbuan pasukan Islam
yang pertama ke pulau Cyprus antara tahun 647-649M, yang ahirnya
menjadikan Cyprus sebagai bagian dari wilayah Islam.
Ummu Haram tak lain
adalah salah satu Sohibah dari baginda Rosulullah S.A.W. Meskipun orang orang
Shi’ah menyakini makam beliau bukanlah di Halla Sultan Tekke tapi di pemakaman
para sahabat di Jannatul Baqi, Madinah, Saudi Arabia. Namun demikian, muslim setempat percaya bahwa makam di Masjid Halla
Sultan Tekke adalah makam dari Ummu Haram dan hal itu sudah berlaku sejak masa Muawiyah Hingga masa Usmaniyah.
Masjid Hala Sultan Tekke setelah renovasi. Bangunan pendo[o dibagian depan adalah bangunan tempat berwudhu. |
Ummu Harram adalah saudari dari Ummu Sulaim, beliau juga merupakan istri dari ‘Ubaadah ibnu Saamit yang juga salah satu sahabat Nabi. Ummu Harram bersama suaminya bergabung dalam perang laut menaklukkan pulau Cyprus. Ummu Harram menjemput syahid yang dicita citakannya di tengah kancah perang penaklukan Cyprus, jatuh dari tunggangannya dan dimakamkan di lokasi tersebut, yang dikemudian hari (sekitar tahun 1816) dibangun sebuah masjid dan kini dikenal dengan nama Masjid Halla Sulta Tekke.
Komplek Masjid Halla
Sultan Tekke terdiri bangunan masjidnya sendiri, lalu Maosoleum Ummu Haram, Bangunan
menara dan komplek pemakaman muslim serta tempat tinggal bagi jemaah muslim dan
muslimah. Tekke sendiri berasal dari terminologi bahasa Turki, sebutan bagi
sebuah tempat yang digunakan untuk berkumpul bagi anggota jemaah tariqot Sufi.
Meskipun pada awalnya
Halla Sultan Tekke digunakan oleh tariqot Sufi namun kini masjid ini terbuka
untuk umum dan tidak terkait dengan gerakan tariqot manapun. Sebagai bangunan
bersejarah masjid Halla Sultan Tekke juga sudah diakui oleh pemerintah setempat
dan Unesco sebagai situs bersejarah. Komplek masjid ini juga mendapat perhatian
dari Aga Khan dalam salah satu program rehabilitasi yang mereka selenggarakan.***
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA