Halaman

Sabtu, 19 Januari 2013

Islam dan Masjid di Trinidad & Tobago (bagian-2)

Masjid Nazir Ahmad Seemab Memorial 

Berdirinya Organisasi Islam di Trinidad & Tobago

Sayad Abdul Aziz dikenal sebagai tokoh dan karakter penting dalam sejarah Islam di Trinidad. Dan lebih dikenal sebagai tokoh stabilitas Islam di Trinidad. Ia salah satu orang yang bisa membaca, menulis dan memahami bahasa urdu. Disamping keahliannya di bidang matematika dan bidang teknis lainnya. Sayad datang ke Trinidad pada tahun 1883 sebagai mantan buruh dari Afghanistan untuk menyebarkan Islam.

Sayad tinggal di Princes Town, bagian selatan Trinidad. Tapi pengaruhnya terasa di seluruh koloni. Keramahannya membuat setiap orang bisa merasakan atmosfir Islam yang terpancar dari dalam dirinya. Ia pun mendirikan perkumpulan Islam pertama di Trinidad & Tobago yang dikenal dengan "Islamic Guardian Association of Princes Town" pada tahun 1906.

Sejak kemerdekaannya pada 1962, perekonomian Trinidad & Tobago membaik, dari sebelumnya bergantung pada ekspor gula, kemudian bergeser ke minyak bumi dan menjadikan negara ini sebagai negara paling makmur dan paling maju industri-nya diantara negara-negara di wilayah Laut Karibia. Namun, kemakmuran ini tak menjamin adanya kesamaan sosial dan juga stabilitas negara. Termasuk di dalamnya pengakuan atas agama-agama yang dianut oleh warga negaranya.

Hingga ahirnya pada tanggal 27 Juli 1990, 114 anggota kelompok muslim keturunan Afrika, Jemaah Al-Muslimin dibawah pimpinan Yasin Abu Bakar, menggempur Red House (Gedung parlemen) di Kota Port of Spain dan mengancam membunuh Perdana Menteri ANR Robinson serta pejabat tinggi negara lainnya, setelah sebelumnya meledakkan markas kepolisian negara.

Selama kudeta tersebut kelompok Yasin Abu Bakar juga menguasai stasiun televisi nasional yang merupakan satu satunya stasiun televisi disana saat itu. Selama tujuh hari pemerintahan Trinidad & Tobago lumpuh total sampai ahirnya Yasin Abu Bakar beserta anggotanya menyerahkan diri. Berdasarkan desas-desus kegiatan Jemaah Al-Muslimin ini dibiayai oleh pemimpin Libya, Muamar Qadafi.

Masjid Caroni, Trinidad & Tobago

Setelah huru hara berahir Yasin Abu Bakar dan pengikutnya tidak pernah dihukum karena mendapatkan amnesti dan diakui oleh pengadilan setempat, meskipun akibat dari kudeta tujuh hari tersebut telah mengakibatkan korban tewas 24 orang serta mengakibatkan kerugian jutaan dolar dari kerusakaan properti dan fasilitas umum yang terjadi selama kudeta tersebut.

World fact book menyebut populasi muslim di Trinidad & Tobago hanya sekitar 60% atau setara dengan kira kira 81 ribu jiwa, namun banyak pihak menyebut bahwa muslim disana mencapai sekitar 8% atau sekitar 100 ribu jiwa. Mereka merupakan keturunan dari muslim India Timur, Afrika dan lain-nya, dan sebagian besar dari mereka tinggal di pulau Trinidad terutama di kota Port of Spain. Dengan jumlah tersebut, Trinidad & Tobago disebut sebut sebagai negara Karibia dengan penduduk muslim terbanyak.

Organisasi Islam lainnya adalah Liga Muslim yang berdiri pada tanggal 15 Agustus 1947. Di hari yang sama dengan hari lahirnya negara Pakistan. Organisasi ini diprakarsai dan dibentuk oleh tiga orang tokoh muslim setempat yang berasal dari Pakistan, mereka adalah Moulvi Ameer Ali (1898-1973), Mohammed Hakeem Khan (1902-1957) dan Mohammed Rafeeq (1904-1962).

Bertempat di garasi di kediaman Mohammed Hakeem Khan, tiga orang tersebut mendeklarasikan pendirian Trinidad Muslim League Inc (TML). pada tanggal 21 April 1950, dan mendapatkan pengesahan dari Parlemen dengan nomor 26 tahun 1950. Kelompok ini merupakan organisasi muslim Ghair-Mukallid yang tidak mengikuti salah satu dari empat mazhab yang ada, sementara kebanyakan muslim disana mengikuti mazhab Syafi’i dan Hanafi.

Organisasi Islam di Trinidad & Tobago

Terbentuknya Islamic Guardian Asociation (IGA) sebagai organisasi Islam pertama, juga mengawali terbentuknya East Indian National Association (EINA), yang beranggotakan Muslim India. Bersatunya kaum Muslim ini mendorong terbentuknya organisasi yang lebih besar lagi, yaitu Tackveeyatul Islamia Association (TIA), organisasi untuk memperkuat Islam) yang terbentuk pada 1931. Menyusul kemudian berdiri organisasi Anjuman Sunnat-ul-Jamaat Association (ASJA) pada tahun 1936, yang mayoritas beranggotakan muslim keturunan anak benua India. ASJA menjelma menjadi organisasi Islam paling berpengaruh di Trinidad & Tobago.

Dengan komposisi penduduk muslim yang cukup besar, pemerintah setempat telah menetapkan Idul Fitri sebagai hari libur nasional bersama 7 hari libur nasional lainnya yang telah ditetapkan pemerintah. Saat Idul Fitri datang, shalat Idul Fitri berjemaah dilaksanakan di stadion nasional Port of Spain. Dan sedikitnya 100 orang Muslim Trinidad & Tobago menjalankan ibadah haji tiap tahunnya.

Tokoh Tokoh Muslim Trinidad & Tobago

Beberapa tokoh muslim Trinidad & Tobago turut memainkan peran penting di pemerintahan maupun di parlemen. Satu diantaranya sempat menjadi pusat perhatian karena merupakan muslimah Mualaf yang menduduki jabatan sebagai Menteri Dalam Negeri dan Pengembangan Sosial. Beliau adalah Madame Fatima Mik Davidson sebelum masuk Islam bernama Mrs. Model Donafarnik Davidson, beliau berikrar masuk Islam di tahun 1975 meninggalkan agama lamanya.

Masjid Muhammad Ali Jinnah di abadikan dalam Franko Trinidad & Tobago

Para petinggi organisasi organisasi Islam disana juga memainkan peran penting di dalam masyarakat. Selain itu Nizam Mohammed salah satu tokoh muslim disana juga pernah menduduki jabatan juru bicara parlemen. Dokter ahli bedah ternama di Trinidad & Tobago juga seroang muslim, beliau adalah Almarhum Senator Dr. Wahid Ali. Semasa hidupnya beliau pernah menerima bintang kehormatan tertinggi Trinity Cross serta anugerah the Clinical Prize in Surgery bergelar Distinguished Graduate, UWI, 1998. Juga menerima anugerah medali emas untuk layanan umum dari Vishva Hindu Parishad.

Selain itu juga menerima anugerah Sir Thomas Taylor Award untuk pertama kalinya. Semada hidupnya beliau pernah menduduki jabatan sebagai senator dari tahun 1971 hingga tahun 1986 dan sebagai Presiden pertama dari Inter-Religious Organisation. Beliau wafat pada tanggal 9 Agustus 2008 lalu karena sakit jantung yang sudah di-idapnya sejak tahun 1996.

Tokoh muslim lainnya yang begitu di hormati adalah sosok almarhum Sheik Mohamed Shafik Rahaman (1917-1984). Beliau merupakan pendiri dari inter-religious organization bersama dengan Dr. Wahid Ali. Beliau pernah menjabat sebagai sekjed OKI untuk wilayah Amerika Selatan dan Karibia, ketua dewan senat, anggota dewan Liga Muslim Dunia (Rabitat al Alam al Islami), sekaligus Chairman di organisasi tersebut, ketua dari the Anjuman Sunnat-ul-Jamaat Association (ASJA) hingga tahun 1970.

Untuk mengenang jasa jasa beliau, kini dipuncak bukit San Fernando, dibangun sebuah taman bermain dengan nama Haji Shafick Rahaman Play Park. Taman bermain ini diresmikan oleh Lincoln Myers selaku menteri Produksi Pangan dan Eksplorasi laut, kehutanan dan Lingkungan pada tangggal 17 Desember 1988. 

Dan hal yang teramat penting dicatat dalam sejarah pemerintahan Trinidad & Tobago adalah bahwa Trinidad & Tobago adalah negara pertama di benua Amerika yang pernah dipimpin oleh seorang presiden Beragama Islam. Beliau adalah Noor Mohamed Hassanali, (13 August 1918 – 25 August 2006) yang merupakan presiden kedua Republik Trinidad & Tobago dengan masa jabatan 10 tahun dari 1987 hingga tahun 1997.

Masjid di Trinidad & Tobago

Trinidad & Tobago setidaknya memiliki 87 Masjid di seluruh negara. 85 Masjid berada di pulau Trinidad dan 2 Masjid di pulau Tobago. Hal ini dapat dimengerti mengingat sebagian besar penduduk negara ini memang terkonsentrasi di pulau Trinidad. Kota Port of Spain sebagai ibukota negara juga berada di pulau ini. merujuk kepada situs resmi ASJA, Masjid Calcuta di Calcutta Village – Freeport, merupakan masjid tertua di Trinidad & Tobago yang didirikan tahun 1863.

Diantara 87 masjid yang ada di Trinidad & Tobago, Masjid Mohammed Ali Jinnah memorial di Saint Joseph merupakan masjid terbesar di negara tersebut yang dibangun tahun 1954, pembangunan masjid ini didanai oleh pemerintah Pakistan, dan nama masjid ini sendiri merupakan nama pemimpin besar Republik Islam Pakistan. Masjid Mohammed Ali Jinnah memorial kini dikelola oleh Trinidad Muslim League Inc (TML). Karenanya Masjid ini kadangkala juga disebut sebagai Masjid TML

Masjid penting lainnya adalah Masjid Nur Ul Islam juga di Port of Spain, kemudian ada masjid Tua Marabella di San Fernando, Masjid Jami’ Port of Spain yang karena lokasinya biasa juga disebut sebagai Queen Street Mosque, Masjid-Ul-Ahad di Princes Town, Jamia Madinatul Uloom di Marabella dan Masjid Al Tawbah di Scarborough.

Masjid Al Tawbah di Scarborough
Noor Muhammed Hasanali 
dibangun pada tahun 1970 dibangun dengan donasi dari para jemaah muslim setempat dibawah pimpinan Mansoor Ali. Saat ini masjid yang berada di ujung barat pulau Tobago ini selain sebagai tempat peribadatan juga menyelenggarakan pendidikan bagi anak anak muslim disana. Sebagaimana dijelaskan oleh Kameel Ali, pengurus masjid ini, ada sekitar 25 anak anak yang belajar di masjid tersebut dibawah bimbingan 5 orang guru.

Sekolah di Masjid Al-Tawbah ini bermula dari pendidikan untuk anak anak usia dini dengan peserta didik hanya tujuh anak yang diselenggarakan di ruang pertemuan yang terhubung dengan masjid. sekolah tersebut kemudian berkembang menjadi Sekolah Dasar Islam yang terbuka untuk umum, tidak saja untuk anak anak muslim setempat sebagai, sebagai kontribusi bagi dunia pendidikan di negara tersebut.

Sholat Jum’at di Trinidad & Tobago dimulai pada kira kira pukul 12.30 dan khutbah serta bahasa pengantar yang dipakai menggunakan Bahasa Inggris. Sama seperti di belahan dunia Islam lainnya, masjid masjid di Trinidad & Tobago juga menyediakan tempat khusus untuk jemaah wanita.

Selain sebagai pusat peribadatan, Masjid masjid disana juga menjadi pusat pendidikan Islam, menyelenggarakan kursus tafsir Al-Qur’an dan pemahaman Islam. Beberapa dari masjid masjid tersebut juga menyelenggarakan pendidikan untuk menjadi penghafal Al-Qur’an (Hafiz), termasuk juga terlibat aktif dalam pendidikan khusus untuk anak anak dan remaja seperti yang dilakukan oleh Masjid Darul Ulum.

Bersamaan dengan geliat pembangunan desa yang semakin mantap di tahun 1870, setiap desa atau wilayah membangun masjid masing-masing dan dipimpin oleh seorang imam. Dalam catatan harian seorang misionaris bernama John Morton, disebutkan bahwa masjid mulai bermunculan di Trinidad & Tobago pada 1860-an. Ia mendeskripsikannya sebagai 'sebuah bangunan mungil yang cantik beratapkan galvanized'.

Imigran-imigran pertama yang datang dan keturunannya bertambah makmur. Mereka membangun masjid yang biasanya terbuat dari kayu. Masjid yang terbentang di sepanjang wilayah yang dihuni oleh kaum Muslimin biasanya digunakan beribadah oleh kaum laki-laki. Hal ini terus berlangsung sampai 1928, di mana jemaah perempuan mulai datang ke masjid di hari hari besar Islam, seperti shalat saat Idul Adha dan Idul Fitri.

Di awal 1930, maktab (kelas agama) mulai diadakan di masjid-masjid. Di dalam kelas ini yang menjalankan peran guru adalah para imam atau jemaah dewasa yang sudah menguasai ilmu agama dan mengajarkannya pada anak-anak. Kelas keleas agama ini mengajarkan bahasa Arab, bahasa Urdu, cara beribadah dan juga pengetahuan dasar Islam. Selain datang ke maktab, anak-anak laki-laki dan perempuan juga mendapatkan pengajaran tentang Islam dari pendahulu mereka. Dan hal ini terus mereka dapatkan, meskipun mereka sudah menjadi murid di maktab. .**kembali ke bagian-1)

1 komentar:

  1. Alhamdulillah.....tetap semangat wahai saudaraku.

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA