Halaman

Sabtu, 29 Desember 2012

Masjid Amru Bin Ash, Kairo – Mesir (Bagian 1)

Suasana sholat tarawih di Masjid Amru Bin Ash, ketika jemaahnya membludak hingga ke luar areal masjid selama bulan suci Ramadhan,

Republik Arab Mesir, orang Melayu termasuk Indonesia mengenalnya dengan nama Mesir dari kata Bahasa Arab, ‘Misri’ sedangkan orang Eropa terbiasa menyebutnya Egypt, Negeri tua yang beribota di Kairo. Kairo sendiri merupakan sebuah kota tua yang seringkali dijuluki sebagai kota seribu menara saking banyaknya menara di kota tua satu ini. Kota yang menjadi salah satu tujuan pavorit mahasiswa Islam seluruh dunia untuk melanjutkan pendidikannya ke sana.

Sebagai kota seribu menara, Kairo memiliku begitu banyak masjid masjid megah, tua dan bersejarah. Satu dari sekian banyak masjid bersejarah di kota ini adalah Masjid Amru bin Ash. Masjid tua yang dinamai sesuai dengan nama pendirinya Amru bin Ash. Beliau adalah Sahabat Baginda Rosulullah S.A.W. Beliau juga adalah panglima perang Islam pembebas dan penakluk Mesir dari kekuasaan Kekaisaran Romawi. Atas jasanya beliau mendapatkan kedudukan sebagai Gubernur Mesir pertama dimasa Khalifah Umar Bin Khattab. Selama memertinah Amru Bin Ash sempat membangun beberapa masjid diantaranya adalah Masjid Amru bin Al Ash, masjid Atiq, masjid Tajul Jawami’ dan masjid Ahli Arrayah.


Masjid Amru Bin Ash ini seringkali disebut oleh sejarawan arab abad pertengahan sebagai 'Taj Al-Jawami' atau 'Mahkotanya Masjid'. Meskipun bangunan masjid yang kini berdiri bukanlah bangunan asli yang dulu pertama kali dibangun oleh Amru Bin Ash tahun 641-642M namun perjalanan sejarahnya lah yang menjadikan masjid ini tak ternilai. Catatan sejarah juga menyebutkan bahwa pembangunan masjid ini juga melibatkan Al-Muqawqis yang merupakan keponakan dari Wali Mesir di masa kekuasaan Romawi dan kemudian masuk Islam. Beliau turut serta dalam proses perancangan masjid ini.

Mesjid ini berada di wilayah Fusthath dibagian kota tua Kairo. Di lokasi ini dulunya pada masa penyerbuan pasukan Amru bin Ash, beliau mendirikan tenda komando, konon di seekor burung dara liar kemudian bersarang dan bertelur di atap tenda beliau. Paska penaklukan Mesir, Amru bin Ash mendapat arahan dari Khalifah Umar untuk mendirikan pusat pemerintahan baru tak jauh dari kota Alexandria.

Sisi depan Masjid Amru Bin Ash 

Dan pilihan Amru bin Ash adalah lokasi dimana tendanya pertama kali di didirikan, maka dimulailah pembangunan kota baru yang dinamai Misri Al- Fustat atau kota tenda di lokasi tersebut. Dikemudian hari di lokasi tempat tenda beliau yang atapnya dijadikan sarang oleh burung dara tersebut menjadi tempat berdirinya Masjid Amru bin Ash yang masih berdiri kokoh hingga kini. Kini di salah satu sudut masjid ini terdapat makam Abdullah, putra Amru bin Ash.

Arsitektural Masjid Amru Bin Ash

Seperti umumnya masjid-masid kuno lainnya di mesir, bangunan masjid Amr berdenah empat persegi panjang, Dilengkapi dengan halaman tengah yang dibiarkan terbuka tanpa atap tapi berlantai marmer. Ditengah halaman tengah ini berdiri sebuah bangunan kubah bertiang delapan tempat disediakannya air siap minum bagi jemaah, airnya segar dan dingin. Lokasi ini pernah diabadikan dalam adegan Film Ketika Cinta Bertasbih yang diangkat dari novel karya Habiburrahman El-Shirazy.

bagian depan Masjid Amru Bin Ash.

Secara keseluruhan bangunan masjid Amru Bin Ash ini merupakan bangunan besar berdinding tembok massif dengan atap datar seperti kebanyakan bangunan tradisional arabia lainnya. Jendela jendela masjid dibangun cukup tinggi dengan bukaan lebar. bagian tembok luar masjid ini yang begitu tinggi sekilas tampak seperti bangunan benteng. Masing masing jendelanya tidak dilengkapi daun pintu tapi ukiran kerrawang berpola simetris.

Masuk ke dalam masjid, berjejer pilar pilar batu pualam bergaya romawi menopang struktur atap masjid. masing masing pilar dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan sebatang palang kayu dan bentuk lengkungan. Bentuk pilar yang memang serupa dengan pilar pilar Masjid Agung Damaskus di Syria ataupun Masjid Al-Aqso di Palestina. Ke arah manapun kita memandang di dalam masjid ini akan ditemukan pemandangan yang serupa.

Interior masjid Amru Bin Ash

Lampu lampu gantung antic ukuran kecil menghias bagian dalam masjid ini. sementara hamparan karpet merah berpola sajadah menutup seluruh permukaan lantai. Atapnya yang tinggi, jendela dengan bukaan lebar namun ditempatkan pada posisi yang cukup tinggi menghasilkan suasan yang sejuk dan tenang di dalam masjid ini meskipun ditengah panasnya cuaca di luar masjid.

Mihrabnya dibangun berdenah setengah lingkaran dengan ornament ukiran warna emas. Sedangkan mimbarnya sangat khas mihrab masjid masjid Mesir, berupa mimbar kayu yang cukup tinggi tanpa podium. Bila memandang ke atas, sisi langit langit masjid ini memang dibiarkan terbuka tanpa plafon, jejeran balok kayu tertata rapi di bawah atap. Di bagian dalam masjid ini juga ditempatkan beberapa bangku panjang yang disediakan khusus bagi jemaah yang tidak mampu duduk di lantai ataupun berdiri dengan baik.

Hal lain yang cukup menarik bagi jemaah yang pernah ke masjid ini adalah area tempat wudlu-nya. Tempat wudhlunya dibagi menjadi dua. Tempat pertama diperuntukkan bagi yang menggunakan sandal, sementara yang menggunakan sepatu bisa melepasnya dan tanpa alas kaki langsung mengambil wudlu di tempat yang disediakan.

Bersambung ke bagian-2

Gerbang utama Masjid Amru Bin Ash 
Fasad depan bangunan masjid Amru Bin Ash 

----------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid di Dunia Arab Lainnya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA