Patung
diri Omar Makram menghadap ke Tahrir Square, sementara Masjid Omar Makram
berada di latar belakang foto dengan menara tingginya itu.
|
Bila
anda memperhatikan berita video ataupun berita foto terkait demonstrasi besar
besaran rakyat Mesir menuntut
pengunduran diri presiden Hosni Mubarak beberapa waktu lalu yang dipusatkan di
lapangan Tahrir (Tahrir Square) di pusat kota Kairo, anda akan menemukan sebuah
masjid lengkap dengan sebuah bangunan menara tinggi-nya tak jauh dari lokasi
tersebut. Masjid tersebut bernama Masjid Omar Makram.
Meski
bangunan masjid ini bukanlah sebuah bangunan masjid kuno namun masjid ini
memiliki sejarah sendiri dalam proses reformasi Mesir. Selama terjadinya
demonstrasi besar besaran rakyat Mesir
di Lapangan Tahrir, masjid Omar Makram ini tidak saja menjadi sebagai tempat
ibadah bagi ummat Islam namun mendadak menjadi bangunan multi fungsi termasuk
di dalamnya sebagai rumah sakit lapangan untuk para demonstran.
Paramedis
begitu sibuk menjalankan tugas mereka merawat dan mengobati para demonstran yan
cidera selama demonstrasi. Masjid ini juga tak luput dari serbuan aparat
kepolisian Mesir yang menghalau para demonstran, termasuk menjadi sasaran
tembakan gas air mata untuk membubarkan demonstran.
Sebagian
ruangan masjid ini dijadikan tempat menginap, istirahat, ruang perawatan Lebih dari
2000 demonstran terluka akibat bentrokan dengan polisi, hingga menjadi gudang logistik
supply makanan dan obat obatan. Masjid ini juga menjadi tempat perlindungan
para demonstan selama proses demonstrasi masa besar besaran yang terpusat di
Lapangan Tahrir di depan masjid ini. sebuah saksi bisu atas sebuah tuntutan
besar bagi sebuah reformasi di negeri yang menjadi rumah bagi sebuah peradaban
kuno.
Lokasi
Masjid Omar Makram
Masjid
Omar Makram
Bab
al-Louk, Tahrir square
Cairo,
Egypt
Sejarah
Pembangunan Masjid Omar Makram
Masjid
Omar Makram dibangun untuk mengenang perjuangan Omar Makram atas jasanya
menentang tentara pendudukan Prancis
dibawah pimpinan Napoleon
Bonaparte yang berusaha menjajah Mesir pada masa Mesir masih menjadi bagian dari
wilayah Kekhalifahan Usmaniah yang berpusat di Istambul, Turki. Bedirinya
masjid ini menjadikan nama sang pejuang tetap hidup dalam masyarakat Mesir.
Masjid
Omar Pasha yang kini menjadi Ikon Lapangan Tahrir di pusat kota Kairo, dibangun oleh Raja Farouq di
tahun 1948 yang tak lain dan tak bukan adalah keturunan dari Muhammad Ali Pasha,
raja Mesir dari dinasti Muhammad Ali yang
naik ke kursi kekuasaan atas perjuangan Almarhum Omar Makram.
Lautan manusia di Tahrir Square semasa demonstrasi massa menentang pemerintahan Hosni Mubarak, Masjid Omar Makram ada disebelah kiri foto. |
Tak
hanya membangun masjid dengan nama Omar Makram, tokoh nasional Mesir ini juga dikenang dengan
dibuatkan sebuah patung diri Omar Makram di tahun 2003 dalam ukuran besar
menghadap ke lapangan Tahrir tak seberapa jauh dari Masjid Omar Makram. Dua
Ikon Omar Makram ini menjadi salah satu objek foto menarik bagi siapa saja yang
berkunjung ke Lapangan Tahrir.
Siapakah
Omar Makram
Naqib
al-Ashraf Sayyid ‘Umar bin Husayn Makram (1750 or 1755-1822) atau lebih dikenal
dengan nama Omar Makram adalah seorang pemimpin revolusi nasinal Mesir melawan invasi tentara Prancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte tahun
1798-1800, dimasa Mesir masih
menjadi bagian dari wilayah ke-Khalifahan Usmaniah yang berpusat di kota
Istambul, Turki.
Lukisan wajah Omar Makram |
Beliau
juga merupakan figur sentral yang berhasil mendapatkan dukungan relijius bagi
pengakuan terhadap Muhammad
Ali Pasha sebagai Raja Muda Mesir,
sekaligus pendirian dinasti Muhammad Ali sebagai
penguasa Mesir hingga tahun 1952
(dan berkuasa hingga tahun 1953). Namun nasib Omar Makram tak jauh berbeda
dengan nasib King Maker lainnya, beliau justru dijatuhkan oleh Muhammad Ali Pasha
yang telah diantarkannya ke kursi kekuasaan.
Omar
Makram lahir di Asyut di kawasan Upper Egypt sekitar tahun 1750 atau tahun 1755.
Beliau adalah lulusan dari Universitas Al-Azhar, beliau juga disebut sebut
merupakan keturunan Rosulullah S.A.W. Di tahun 1793 beliau berhasil mendapatkan
jabatan Naqib al-Ashraf, sebuah jabatan penting dimasa ke-Khalifahan Usmaniyah.
Sebuah
jabatan administratif yang memegang posisi penting dalam urusan keagamaan dan
jabatan sipil sebagai kepala lembaga keturunan Rosulullah. Beliau kemudian
berbagi kewenangan dengan pemimpin Al-Azhar dan pemimpin para Sufi. Beliau juga
dikenal sebagai tokoh penentang penerapan pajak tinggi bahkan jauh sebelum era
kedatangan pasukan Prancis
di Mesir.
Pahlawan Mesir Penentang Penjajahan
Tatkala
ekspedisi Napoleon
Bonaparte mendarat disekitar Alexandria tahun 1798, Omar Makram turut
membantu pengornaisasian gerakan perlawanan terhadap pendudukan Prancis. Setelah Prancis berhasil dikalahkan
oleh dinasti Mamluk di
Imbaba, Kairo tak terkalahkan
kecuali oleh milisi local yang dibentuk oleh Omar Makram bersama para pemuka
agama lainnya.
Lapangan Tahrir dengan menara Masjid Omar Makram dalam suasana normal, lapangan ini memang lapangan terbesar di kota Kairo. |
Beliau
melepaskan jabatannya tatkala Kairo
jatuh ke tangan Prancis dan
mundur ke Bilbays, memimpin perlawanan di propinsi Sharqiyya. Beliau mundur
hingga ke Gaza (kini di Palestina) kemudian ke Jaffa (juga di Palestina) sampai
kemudian tahun 1798 beliau tertangkap oleh pasukan Prancis saat penyerbuan Prancis ke Palestina dan
dipulangkan ke Mesir.
Omar
Makram kembali ke Kairo paska
kembalinya pasukan Napoleon
Bonaparte ke Prancis, di
tahun 1800 beliau memimpin sebuah organisasi perlawanan baru terhadap
penjajahan Prancis terhadap Mesir. Ketika Prancis meninggalkan Mesir Omar Makram sudah dikenal
luas sebagai aktivis pergerakan yang memiliki kemampuan memobilisasi masa
termasuk mengorganisir aksi boykot oleh para penjaga toko dan bentuk bentuk
protes jalanan lainnya, membuat dirinya begitu berpengaruh sepanjang tahun
tahun anarkis selama proses penarikan pasukan Prancis dari Mesir.
Pihak
pendudukan Prancis beberapa
kali berupaya melumpuhkan kekuasaan dinasti Mamluk, dan perjuangan untuk
mengembalikan kekuasan Mamluk
serta kekuasaan dinasti Umayyah yang berkali kali berupaya mengembalikan
kekuasan Mereka di wilayah Mesir
memicu perjuangan internal bagi Mesir
selama bertahun tahun.
lapangan Tahir dan Masjid Omar Makram dari sudut yang sama dengan foto sebelumnya dalam suasana siang hari di kondisi normal. |
The King Maker
Makram
dan para ulama lainnya memainkan peran aktif selama masa ini. di tahun 1805
beliau dan pemimpin agama lainnya berupaya mendepak Raja Muda Usmaniyah, Khurshid Pasha
dari tampuk kekuasaan di Mesir
dan menggantikannya dengan pemimpin militer Albania yang juga seorang petualang
sejati, Muhammad
Ali Pasha. Perjuangan tersebut berhasil menaikkan Muhammad Ali Pasha
ke tampuk kekuasaan dan mendirikan dinasti baru memimpin Mesir selama beberapa generasi
hingga pertengahan abad 20.
Persekutuan antara Omar Makram dan Muhammad Ali Pasha
terjalin selama beberapa tahun. Mereka juga memberikan dukungan kepada Muhammad
Ali Pasha untuk menolak semua perintah dari para Khalifah Usmaniyah yang
berpusat di Istambul mengakibatkan munculnya upaya untuk mengusirnya keluar
dari Mesir, tanah yang direbutnya dari dinasti Mamluk. (dinasti Mamluk sendiri
ahirnya berahir di tahun 1811.
Ketika Ekspedisi Inggris merebut Alexandria di tahun 1807
(Usmaniyah bersekutu dengan Prancis dalam perang Napoleon Bonaparte, sehingga
Inggris teribat dalam perang Porte tahun 1807 -1809), Makram membantu
mengorganisir perlawanan di Kairo sedangkan Muhammad ‘Ali Pasha berperang
melawan pemberontakan dinasti Mamluk di Upper Egypt.
Nasib Ironis Sang Pahlawan dan King Maker
Di sisi lain Muhammad Ali Pasha sendiri berkali kali
menggunakan Omar Makram dan lembaga keagamaan untuk melegalkan upayanya untuk
menaikkan pajak dan upaya mengambil alih pajak lahan pertanian (iltizam) milik
dinasti Mamluk. Upaya upaya Muhammad Ali Pasha untuk menjadikan dirinya sebagai
sentral kekuasaan memicu perpecahan aliansi-nya dengan Omar Makram. Berkali
kali Omar Makram memobilisasi massa di jalanan kota Kairo menentang kebijakan
para tokoh politik negara.
Akibatnya beliau mulai dicurigai oleh Muhammad Ali Pasha dan
koleganya, yang tadinya justru naik ke tampuk kekuasaan atas jasa Omar Makram
sang King Maker. Puncaknya terjadi di tahun 1809, Omar Makram memimpin
pemberontakan menentang Pajak namun justru membuatnya terpojok, beliau
kehilangan semua jabatannya lalu diasingkan ke Damietta kemudian dipindahkan ke
Tanta sampai beliau wafat ditahun 1822.
Nasib Omar Makram memang sangat ironis. Beliau adalah
seorang pejuang yang menentang pendudukan Prancis atas negerinya, menjadikan
beliau sebagai symbol bagi rakyat Mesir bagi perjuangan menentang penjajahan
asing atas Mesir, semangat yang sama muncul ketika menentang penjajahan
Inggris. Beliau yang memperjuangkan bedirinya dinasti Muhammad Ali berkuasa di
Mesir namun Ironisnya justru beliau terjungkal oleh sang raja yang
diperjuangkannya.
Lebih ironisnya lagi, Masjid Omar Pasha yang kini menjadi
Ikon Lapangan Tahrir di pusat kota Kairo itu justru dibangun oleh Raja Farouq
(1920-1965) yang tak lain dan tak bukan adalah keturunan dari Muhammad Ali
Pasha, sang raja yang dulu menyingkirkannya sampai beliau wafat di pengasingan.
Dirayakan di Prancis, sepi di Mesir
Perayaan mengenang Omar Makram senantiasa diselenggarakan di
Louvre, Prancis meskipun tak ada perayaan yang sama di Mesir. Dalam perayaan
mengenang Omar Makram pemerintah Kota Louvre mengundang Mahmoud Makram yang
merupakan cucu dari Omar Makram untuk menghadiri perayaan tersebut. Dalam satu
kesempatan mahmoud Makram sempat berujar “saya senang dapat melihat sebuah
perayaan mengenang sejarah dan pencapai kakek saya di Louvre, namun disaat yang
sama saya juga sedih karena tidak adanya perayaan serupa yang diselenggarakan
di Mesir”.
Dia melanjutkan “kami ini tidak saja sebagai anggota
keluarga dari Omar Makram, namun juga merupakan keturunan dari Al-Mahdi, Sheikh
Al-Azhar”. Keturunan Omar Makram merasa pemerintah Mesir kurang memberikan
penghormatan kepada Omar Makram. Pihak keluarga sempat meminta pemerintah Mesir
untuk merenovasi bekas kediaman Omar Makram, termasuk membangun museum untuk
menyimpan dan menampilkan seluruh perjuangan dan catatan pencapaian beliau. .
rangkaian foto yang diambil dari berbagai sumber diatas meenggambarkan suasan di masjid Omar Makram selama demonstrasi besar besaran yang berpusat di lapangan Tahrir, pusat kota Kairo. |
Makam
Omar Makram sendiri hanya mendapatkan sedikit perhatian dari pemerintah, pihak
kementerian kebudayaan Mesir
berdalih bahwa makam Omar Makram tidak tercatat sebagai situs bersejarah
karenanya tidak mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah, meskipun begitu sebuah
makam keluarga dalam ukuran kecil di daerah Azramk Dome masuk dalam dafta benda
bersejarah. Akibatnya, pihak keluarga melakukan renovasi sendiri tanpa merasa
perlu mendapatkan izin dari Kementrian kebudayaan.
Cucu
Omar Makram mengakui bahwa pihak keluarga menerima dana bulanan dari dinas
purbakala untuk biaya perawatan dan renovasi namun diserahkan sepenuhnya kepada
pihak keluarga untuk pengelolaannya. Pihak keluarga bahkan melakukan publikasi
sendiri untuk membukukan biografi Omar Makram.
Aktivitas
Masjid Omar Makram
Dikondisi normal
Masjid Omar Makram ini dibawah kendali kementrian Agama dan Wakaf. Selain sebagai
tempat ibadah, pengelola masjid juga menjadi pusat pendidikan salah satunya
adalah menyelenggarakan pendidikan komputer untuk umum dengan biaya murah.
dan ini kondisi Masjid Omar Makram dalam suasana normal. |
Karena
lokasinya yang berada di lokasi strategis menjadikan masjid ini begitu masyur
sebagai tempat penyelenggaraan jenazah bagi tokoh tokoh politik, actor hingga
tokoh ternama dan selebriti Mesir
yang meninggal dunia, hingga ke proses pemakaman, meskipun biaya
penyelenggaraan prosesi tersebut tidaklah murah, satu prosesi penyelenggaraan
jenazah di masjid ini mencapai 4000-an Pound Mesir, dana tersebut nantinya
dipakai oleh pengurus masjid bagi kepentingan amal.
Masjid
Omar Makram juga menjadi lokasi akad nikah pavorit bagi keluarga kaya dan
terpandang, mengingat lokasinya yang berada di lokasi paling begengsi di kota Kairo, menyelenggarakan
pernikahan di masjid ini menjadi momen luar biasa bagi setiap pasangan
pengantin dan keluarganya. Dua ruang hall berukuran besar di masjid ini yang
dijadikan ruang resepsi.
Dalam
kondisi normal jemaah masjid ini mencapai hingga 3000 jemaah perhari, maklum
lokasinya memang berada di kawasan bisnis super sibuk di pusat kota Kairo, di
kawasan ini berdiri perhotelan kelas atas termasuk kantor kantor pejabat tinggi
pemerintahan Mesir. Namun di hari Jum’at jumlah jemaah tersebut melonjak
berkali lipat.
Paska
demonstrasi massa besar besaran yang melibatkan Masjid Omar Makram ini ke dalam
catatan sejarah reformasi Mesir itu, tentunya dengan sendirinya akan semakin menaikkan
rating masjid ini sebagai pilihan paling menarik bagi pasangan pasangan muda
dari keluarga muslim kaya kota Kairo untuk melaksanakan upacara akad nikah mereka
di masjid ini.***