Masjid Internasional Dubai Phnom Penh atau Masjid Nurul Ihsan |
Perjalanan Sejarah Masjid Internasional Dubai Phnom Penh
Paska
peristiwa berdarah yang dilancarkan oleh rezim Khmer Merah pimpinan Pol Pot di Kamboja tahun 1975-1979, bantuan dari
berbagai negara mengalir masuk ke Kamboja termasuk dari negara negara Timur
Tengah yang paling banyak berperan dalam pembangunan kembali negara tersebut
dari kehancuran akibat perang. Bantuan dari negara negara Timur tengah ini
terutama ditujukan kepada pembangunan kembali infrastruktur ummat Islam
termasuk di dalamnya pembangunan kembali masjid masjid yang hancur ataupun yang
rusak.
Salah
satunya adalah pembangunan Masjid Nurul Ihsan di tepian Danau Boeng Kak
di pusat kota Phnom Pen, dilakukan tahun 1990 yang lalu. Saya belum menemukan tanggal pasti, kapan masjid ini
dibangun (kembali), Hampir semua sumber sumber di intenet menyebutkan bahwa
pembangunan masjid ini di danai oleh sumber pendanaan dari Ke-emiran Dubai, Uni
Emirat Arab.
penandatanganan kesepakatan pembangunan Masjid Nurul Ihsan Phnom Pen antara pendonor dana dari Uni Emirat Arab dan perwakilan komunitas muslim Kamboja. |
Para
pendonor dana pembangunan tersebut bernama Mahmoud Abdallah Kasim and Hisham
Nasir (mungkin yang dimaksud adalah Sheik Eisa Bin Nasser bin Abdullatif
Al-Serkal). mereka yang mendanai pembangunan masjid Nurul Ihsan ini, dan tidak
itu saja mereka juga membantu memberangkatkan 30 muslim cham setiap tahun
menunaikan ibadah haji, itu sebabnya masjid ini juga sering disebut sebagai
Masjid internasional Dubai Phnom Penh. Sedangkan satu sumber yang lain
mengatakan bahwa masjid internasional dibangun dengan sumbangan dari Saudi
Arabia sebesar US$350,000.
Namun
demikian informasi terahir ini sepertinya meragukan mengingat pada bulan Juni
2011 lalu dilaksanakan penandatangan nota kesepahaman antara Pemerintah Kamboja dengan Perwakilan Pemerintah Uni
Emirat Arab, bagi bantuan dana untuk pembangunan ulang Masjid Nurul Ihsan di
tepian danau Beung Kak. Tim dari UEA setelah meninjau masjid tersebut
menyatakan bahwa kondisi masjid ini sudah terlalu lama tidak terawat,
pondasinya sudah amblas, dan terancam akan roboh.
Pembongkaran dan Pembangunan Kembali Masjid Nurul Ihsan
Masjid Nurul Ihsan atau masjid Internasional Dubai Phnom Penh, Dulu dan Nanti |
Disebutkan
bahwa masjid Nurul Ihsan ini pertama kali dibangun tahun 1968 kemudian
dilakukan perbaikan besar besaran di tahun 1990, namun dalam kurun waktu yang
cukup lama masjid ini tidak mendapatkan perawatan memadai mengakibatkan
kerusakan parah disana sini. Penandatangan kesepakatan pembangunan masjid ini ditandatangani
oleh Usman Hasan, Presiden CMDA (Cambodia Muslim Depelovement Association) sekaligus
sebagai sekretaris menteri tenaga kerja Kamboja bersama dengan Sheik Eisa Bin Nasser
bin Abdullatif Al-Serkal dari Uni Emirab Arab. Dana yang dianggarkan untuk
pembangunan masjid ini sebesar US$ 1 (satu) Juta Dolar Amerika.
Merujuk
kepada penjelasan Usman Hasan, Sheik Eisa Bin Nasser bin Abdullatif Al-Serkal
selama ini juga turut membantu syiar Islam di Kamboja termasuk memberangkatkan 30-an muslim
Kamboja
ber-haji setiap tahun dan membangun masjid Nurul Ihsan ini sebelumnya.
Sementara imam Masjid Nurul Ihsan, San Muhammad (80 thn) menyambut baik
pembangunan ulang masjid yang dipimpinnya karena memang selama ini masjid
tersebut jauh dari sentuhan perawatan, bagian atapnya sudah mengalami kebocoran
di berbagai tempat.
Masjid Nurul Ihsan Phnom Penh, Dulu, Kini dan Nanti |
Masjid
baru yang akan dibangun di lokasi ini sama sekali berbeda dengan bangunan
masjid sebelumnya. Nantinya masjid baru ini dibangun dalam gaya arsitektural
Turki yang menonjolkan menara menara tinggi dan kubah kubah besar di atap
masjid. Tim ahli dari Uni Emirat Arab akan terlibat langsung dalam penanganan
proses pembangunan maupun pendanaannya. Proses pembangunan masjid baru tersebut
diperkirakan akan memakan waktu selama 18 (delapan belas) bulan. Kemungkinan
besar nama masjidnya juga akan diganti menjadi Masjid Al-Serkal, sesuai dengan
nama pembangunnya. Setelah selesai nanti masjid ini akan mampu menampung lebih
dari 1000 (seribu) jemaah sekaligus dan akan menjadi masjid terbesar dan
termegah di Kamboja.
Kontoversi Danau Boeng Kak
Seiring
dengan perkembangan kota, pemerintah Kamboja dibawah kepemimpinan perdana menteri
Hun Sen, sedang gencar gencarnya memoles kota Phnom
Penh sebagai ibukota negara.
Sebuah rencana yang tak popular dilancarkan oleh pemerintah Kamboja dengan menimbun keseluruhan Danau Boeng Kak
untuk dijadikan kawasan bisnis dan pemukiman kelas atas. Kawasan reklamasi ini
disewakan ke pengelola dengan hak konsesi selama 99 tahun. Sumber sumber dari
media setempat menggambarkan dengan gamblang perkembangan proyek tersebut. Aksi
protes dari masyarakat miskin yang sudah sekian lama tinggal di kawasan
tersebut namun harus menerima kenyataan rumah rumah mereka digusur oleh
pemerintah tanpa dispensasi apapun.
Proses
penimbunan danaunya pun terbilang tak lazim. Pemeritah setempat melakukan
penimbunan menggunakan pasir yang disedot dari danau Tonle Sap
dan Sungai Mekong, pasir sedot bercampur air tersebut di alirkan langsung
menggunakan pipa ke Danau Boeng Kak.
Akibatnya sudah dapat diduga, air danau Boeng Kak
tumpah kemana mana mengakibatkan banjir di sekitar area tersebut. Danau alami
ini berubah menjadi pemandangan aneh ketika ada beberapa kapal kayu yang
teronggok di tengah lapangan pasir, rumah rumah sederhana milik penduduk yang
separuhnya tenggelam dalam pasir, dan tentu saja adalah Masjid Nurul Ihsan yang
sejak berdiri berada ditepian danau sontak berganti pemandangan latarnya dengan
lapangan kosong hasil reklamasi.
Gelombang
protes dari para korban terus menggema hingga ke Amnesti Internasional, namun
pemerintah Kamboja tetap melanjutkan proses pembangunan
di kawasan tersebut. Seluruh permukaan danau kini sudah berubah menjadi kawasan
siap bangun. Sebagian sudah memulai proses pembangunan termasuk pembangunan
kembali Masjid Nurul Ihsan di lokasi aslinya di sisi timur (bekas) danau Boeng Kak.
Nantinya di komplek masjid ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas pendidikan
dan Islamic Center. Kita tunggu saja kabar berita perkembangan pembangunan
Masjid terbesar di Kamboja ini. (selesai).
Kembali ke bagian 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA